• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Perencanaan Kapasitas

dimana regresi merupakan suatu penyederhanaan pola hubungan suatu variabel dengan satu atau lebih variabel lain (Mulyono, 2000:53).

2.3.3. Kesalahan Taksir dalam Peramalan (Forecast Errors)

Ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kesalahan dalam peramalan (forecast error), yaitu sebagai berikut (Heizer dan Render, 2005:155).

1. Mean Absolut Error (MAE)

MAE merupakan suatu ukuran perbedaan atau selisih antara ramalan dengan aktual. MAE diperoleh dengan mengambil nilai absolute dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data. Umumnya semakin kecil nilai MAE, semakin akurat suatu ramalan.

2. Mean Square Error (MSE)

MSE merupakan rataan selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati.

3. Mean Absolut Percentage Error (MAPE)

MAPE dihitung dengan menemukan kesalahan absolute setiap periode, kemudian membaginya dengan nilai observasi pada periode tersebut dan merata-ratakan persentase absolute tersebut.

2.4. Perencanaan Kapasitas

Handoko (2000:298) menjelaskan bahwa salah satu masalah sehubungan dengan konsep kapasitas adalah unit (satuan) keluaran. Perusahaan penting mempertimbangkan konsep campuran produk (product mix) ketika menyusun

26 rencana untuk masa mendatang, yaitu dengan merinci kapasitas masing-masing jenis dan ukuran produk secara individual.

Menurut Assauri (2008:25), keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan penyediaan pada waktu yang tepat. Perencanaan kapasitas tidak hanya menentukan besarnya peralatan atau fasilitas, tetapi mengenai kebutuhan yang sebenarnya dari proses produksi dan operasi.

2.4.1. Pengertian Kapasitas

Menurut Handoko (2000:297), kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuatitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Sunyoto dan Wahyudi (2011:49) menjelaskan bahwa kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumber daya yang dimiliki, seperti : kapasitas mesin, tenaga kerja, bahan baku, dan modal. 2.4.2. Pemrogaman Linier

Sebagian besar persoalan manajemen berkenaan dengan penggunaan sumber secara efisien atau alokasi sumber-sumber yang terbatas (tenaga kerja terampil, bahan mentah, modal) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (desired

objective). Dalam keadaan sumber daya yang terbatas harus dicapai suatu hasil

yang optimum. Dengan perkataan lain adalah bagaimana caranya agar dengan masukan (input) yang serba terbatas dapat dicapai hasil kerja yaitu keluaran (output) berupa produksi barang atau jasa yang optimum. Linear programming

akan memberikan banyak sekali hasil pemecahan persoalan sebagai alternatif pengambilan tindakan (Supranto,2006:69).

27 Membuat program linier adalah membuat rencana kegiatan-kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal dimana suatu hasil yang mencapai tujuan yang mencapai tujuan yang ditentukan dengan cara yang paling baik (sesuai model matematis) di antara semua alternatif yang mungkin.

Menurut Handoko (2003:379) sebutan “linear” dalam linear programming

berarti hubungan-hubungan antara faktor-faktor adalah bersifat linear atau konstan, atau fungsi-fungsi matematik yang disajikan dalam model haruslah fungsi-fungsi linear. Hubungan-hubungan linear berarti bahwa bila satu faktor berubah maka faktor lain akan berubah juga dan dengan jumlah yang konstan secara proporsional.

Salah satu keputusan manajerial yang sangat penting ialah penyaluran sumber-sumber yang sangat langka. Sumber-sumber yang dimaksud dapat berupa bahan baku, peralatan dan mesin, ruang, waktu, dana dan orang. Semua ini dapat dipergunakan untuk menghasilkan komoditi tertentu. Siagian (1987:73) menjelaskan bahwa metode analisis yang paling bagus untuk menyelesaikan persoalan alokasi sumber ialah metode program linier. Pokok pikiran yang utama dalam menggunakan program linier adalah merumuskan masalah yang jelas dengan menggunakan sejumlah informasi yang tersedia.

Pemograman linier adalah suatu model matematis yang berkarakteristik linier untuk menentukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu susunan kendala. Model pemrogaman linier mempunyai tiga unsur utama (Siswanto,2007:25), yaitu :

28 1. Variabel Keputusan

Merupakan variabel persoalan yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai.

2. Fungsi Tujuan

Merupakan tujuan yang hendak dicapai yang diwujudkan dalam sebuah fungsi matematik linier.

3. Fungsi Kendala

Merupakan pembatas terhadap kumpulankeputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke dalam fungsi matematik linier. Ada tiga macam kendala, yakni :

a. Kendala berupa pembatas, dituangkan ke dalam fungsi matematika berupa pertidaksamaan dengan tanda “ ≤ ”

b. Kendala berupa syarat, dituangkan ke dalam fungsi matematika berupa pertidaksamaan dengan tanda “ ≥ “

c. Kendala berupa keharusan, dituangkan ke dalam fungsi matematika berupa persamaan dengan tanda “ = “

Program linier memiliki asumsi tertentu yang harus dipenuhi, yakni :

1. Proportional

Dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau pengunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proportional dipenuhi.

29

Additivity menyatakan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang di

antara berbagai aktivitas. Sifat ini berlaku bagi fungsi tujuan maupun kendala.

3. Divisibility

Asumsi ini menyatakan bahwa variabel keputusan diperbolehkan memiliki nilai yang tidak integrer.

4. Setiap parameter (koefisien fungsi objektif, ruas sisi kanan koefisien pembatas) diketahui secara pasti. Hal ini menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta.

2.5. `Penelitian Terdahulu

Widiasworo (2010:66) dalam hasil penelitiannya yang berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Bayam dan Kangkung Hidroponik di Parung Farm, keuntungan yang didapat adalah Rp. 1.393.885,- dari usahatani bayam dengan jumlah produksi total 997,25 kg dan kehilangan hasil 34,5% pada bulan April 2010. Sementara itu, untuk usahatani kangkung pada bulan April 2010 menghasilkan penerimaan sebesar Rp.13.975.473 dari jumlah produksi total 965 kg dengan kehilangan hasil 23,5%. Biaya yang paling besar persentasenya dalam usahatani bayam dan kangkung hidroponik di Parung Farm adalah biaya penggunaan nutrisi AB-Mix yaitu sebesar 26,21 % untuk bayam dan 30, 26 % untuk kangkung.

Penelitian tersebut, menunjukkan adanya penggunaan sumber daya yang begitu besar yaitu pada sumber daya nutrisi. berdasarkan hal tersebut kemudian penggunaan sumber daya yang efisien menjadi penting untuk diketahui sehingga

30 pendapatan maksimum dapat dimiliki oleh perusahaan. Penggunaan sumber daya efisien akan mempengaruhi besarnya biaya produksi dan pendapatan dari hasil produksi sehingga penjualan perlu diramalkan agar suatu rencana produksi alternatif dapat diperoleh untuk perusahaan.

Dokumen terkait