• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Metode Quick on The Draw

Metode quick on the draw adalah sebuah metode yang di dalamnya melakukan sebuah aktivitas riset dengan intensif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan. Metode pembelajaran ini lebih menekankan pada aktivitas dan kerja sama siswa dalam mencari, menjawab, dan

9

melaporkan informasi dalam sebuah permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya (Ginnis, 2008:164). Sehingga aktivitas dalam metode ini mendorong kerja kelompok semakin efesien, semakin cepat kemajuannya.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang peneliti laksanakan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif (Kemmis dalam Saminanto, 2010:2). Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kolaboratif dikarenakan dapat dilaksanakan dengan bantuan guru mitra.

Peneliti memilih jenis penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran PAI. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dianalisa menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Setelah penyebab masalah ditemukan, peneliti melakukan tindakan yang dianggap mampu memecahkan

10

masalah tersebut. Pada akhir tindakan dilakukan refleksi tentang keberhasilan dan kegagalan tindakan terhadap pemecahan masalah.

Model PTK yang peneliti pergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen tersebut adalah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelakanaan tindakan I Pengamatan/peng umpulan data I Refleksi I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan tindakan II Pelaksanaan tindakan II Pengamatan/pen gumpulan data II Refleksi II Dilanjut ke siklus berikutnya Apabila permasalahan belum terselesaikan

11

GB. 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 6 Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tegalrejo Raya, Salatiga

b. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih selama satu bulan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 6 Salatiga.

c. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek adaalah kelas VIII A SMP Negeri 6 Salatiga. Siswa kelas VIII A dipilih sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran supaya mereka lebih termotivasi dan hasil belajar merekapun meningkat.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas ini kegiatan perencanaan yang dilakukan meliputi:

12

1) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran.

2) Melakukan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan. 3) Membuat silabus dan rencana rancangan pembelajaran (RPP). 4) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan saran pendukung yang

dilakukan di dalam kelas.

5) Mempersiapkan lembar observasi.

6) Menyediakan alat evaluasi yang terdiri dari lembar tes dan lembar kerja siswa (LKS).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri dari beberapa langkah diantaranya:

1) Awal kegiatan pembelajaran a) Persiapan

(1) Melakukan pembelajaran pendahuluan

(2) Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa, dan menjelaskan tujuan yang dipelajarinya.

b) Materi

Materi pembelajaran kooperatif model quick on the draw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam satu kelompok serta banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.

13

c) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok

Kelompok dalam pembelajaran kooperatif model

quick on the draw beranggotakan 3-5 siswa yang heterogen baik dari kemampuan akademis maupun jenis kelamin. d) Menentukan skor awal

Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai akhir siswa individual pada semester sebelumnya atau pembelajaran sebelumnya.

2) Rencana kegiatan

a) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing, menetapkan anggota yang akan menjadi operator dan menentukan anggota sebagai penulis.

b) Anggota kelompok yang menjadi operator megambil soal yang telah disediakan oleh guru kemudian mendiskusikan dengan anggota kelompok.

c) Setiap kelompok menuliskan jawaban atas soal yang telah diberikan di kertas yang telah disediakan .

d) Setelah soal dijawab maka soal dan jawaban dikembalikan kepada guru untuk dikoreksi kemudian mengambil soal berikutnya.

e) Lakukanlah berulang kali hingga soal yang telah disediakan suda habis terjawab.

14 3) Sistem evaluasi

Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:

a) Mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik. b) Membuat laporan mandiri atau kelompok.

c) Presentasi.

Sedangkan materi evaluasi dalam sistem evaluasi mencakup beberapa hal berikut ini:

a) Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh siswa.

b) Proses belajar yang dilakukan oleh siswa. c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan, untuk mengamati kondisi dan reaksi serta keaktifan siswa terhadap tugas yang diberikan.

Aspek-aspek keaktifan siswa yang diamati antara lain: 1) Aktifitas siswa dalam menerima materi.

2) Aktifitas siswa dalam belajar kelompok. 3) Kemampuan mengukangkap pendapat. 4) Kerjasama dengan teman.

d. Refleksi

Pada akhir evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti pada siklus 1, jika indikator

15

pembelajaran sudah tercapai maka tidak perlu siklus selanjutnya, tetapi jika belum tercapai maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.

d. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.

e. Soal evaluasi yang berupa post test.

5. Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Menurut Hadi (1996:136) mengemukakan bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung datang ke lokasi penelitian untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan tujuan peneliti di SMP Negeri 6 Salatiga.

b. Tes

Teknik pengumpulan data dalam tes, peneliti membuat dan mengemukakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan. Dengan demikian peneliti akan melakukan pengumpulan data mengguanakan tes ini

16

diakhir proses pembelajaran dengan membagikan lembar kerja siswa pada semua siswa kelas VIII A untuk mengetahui hasil belajar siswa sehingga data dapat diolah oleh peneliti.

c. Dokumentasi

Merupakan salah satu alat pengumpul data yang dapat berupa buku, notulen rapat, majalah, foto, rapor, buku transkip, agenda, buku, kitab, dan lain-lainnya. Dokumentasi digunakan untuk menemukan karakteristik populasi dan sampel. Di samping itu, dokumentasi juga berguna sebagai bukti pelaksanaan tindakan melalui pemotretan. Oleh karena itu metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil observasi, memperoleh data-data, proses pembelajaran, struktur organisasi SMP Negeri 6 Salatiga dan foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Instrumen yang dapat peneliti gunakan dalam teknik dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan nilai siswa sebelum diterapkan strategi quick on the draw pada mata pelajaran PAI.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, indikator, penilaian, alakosi waktu, dan sumber/bahan/alat ajar.

Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan pengorganisasian

17

pelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pelaksanaan pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu pertemuan atau lebih.

6. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Arikunto (2007:131) dalam penelitian tindakan kelas ketika menganalisis data menggunakan dua jenis data sebagai berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencari nilai rata-rata dan mencari presentase keberhasilan belajar dengan rumus sebagai berikut:

1) Rumus mencari nilai rata-rata 𝑀π‘₯ =𝛴π‘₯𝑁 Keterangan

𝑀π‘₯ = Mean (rerata)

𝛴π‘₯ = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya

18

2) Rumus mencari prosentase keberhasilan 𝑃 =𝑁 x 100%𝑓

Keterangan:

𝑃 = Angka presentase

𝑓 = frekuensi yang sedang dicari presentasenya 𝑁 = jumlah frekuensi atau banyaknya individu (Sudijono, 2010:43).

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian antusias dalam belajar kepercayaan diri motivasi belajar dan sejenisnya dapat dinilai secara deskriptif (Arikunto, 2007:131).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dalam penulisan skripsi sehingga dapat memudahkan dalam memahami atau mencerna masalah-masalah yang akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian

19

tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, hipotesis dan indikator pencapaian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan ruang lingkup hasil belajar, ruang lingkup pembelajaran aktif, strategi pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dan ruang lingkup PAI.

Bab III berisi tentang pelaksanaan penelitian yang menjelaskan deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian deskripsi per siklus dan pembahasan.

Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran. 3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat penulis.

20 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Peningkatan Hasil Belajar

a. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata β€œtingkat” yang kemasukan imbuhan

pe-an. Kata β€œtingkat” itu sendiri memiliki arti tinggi rendahnya

martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, pendapatan, dsb) pangkat, derajat, taraf kelas (depdiknas, 2007:1197). Sehingga ketika dimasuki imbuhan pe-an menjadi kata peningkatan, yang memiliki arti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb) (depdiknas, 2007:1198).

Jadi yang dimaksud peningkatan disini yaitu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari hasil sebelumnya dengan ketentuan dan tata cara yang telah ditentukan.

b. Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan lingkungannya (Usman, 2000:5).

Slameto (1991:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

21

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:2). Menurut Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah (dalam Suprijono, 2011:2-3). Menurut Hamdani (2011:17) belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah buku, alat peraga, dan alam sekitar. Adapun lingkungan pembelajaran adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar.

Sedangkan Djamarah (2011:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui pengalamannya sendiri akibat interaksi dengan lingkungannya.

22

Dalam belajar terdapat hasil belajar yang dapat menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Hasil belajar yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Hamalik, 2008:155). Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan.

Secara sederhana, hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar atau hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

Jadi yang dimaksud dengan peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan untuk menuju pada suatu proses yang lebih efektif dan signifikan melalui berbagai macam model pembelajaran demi mencapai hasil belajar yang maksimal dan meningkatkan taraf kemampuan siswa.

1) Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep atau aspek kognitif, keterampilan proses atau aspek psikomotor, dan sikap siswa atau aspek afektif (Susanto, 2003:6-11).

a) Pemahaman Konsep

Pemahaman adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan

23

oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Dengan demikian pehamanan konsep adalah sejauh mana siswa memahami dan mengerti terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru baik melalui pengalaman siswa dalam proses belajar mengajar.

b) Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

Oleh karena itu hasil belajar yang berupa keterampilan proses adalah kemampuan siswa dalam menggunakan pikiran dan nalar untuk memperoleh pendewasaan diri.

c) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu

24

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

Jadi sikap adalah perbuatan, perilaku, dan tindakan siswa setelah melakukan belajar, adakah perubahan sikap pada siswa antara sebelum dan sesuadah belajar.

2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai faktor kompleks yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, masing-masing faktor harus diperhatikan agar proses belajar dapat berbuah hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki setiap individu akan tetapi juga dipengaruhi dari faktor lain yang berasal dari luar individu yang belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, faktor internal dan faktor eksternal (Muhibbin Syah, 2006:144).

a) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

25

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Menurut Sriyanti (2013:24) faktor fisiologis terdiri dari:

(a) Keadaan jasmani pada umumnya. Keadaan jasmani (tegangan otot) secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar, misalnya tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung sebaliknya. Sebaliknya apabila badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat maka akan menghambat hasil belajar.

(b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan jasmani ini terutama terkait dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat menunjang belajar.

(2) Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.

26

(a) Kecerdasan (intelegensi) siswa

Kecerdasan adalah kemampuan belajar yang disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya (Hamdani, 2011:139). Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian hasil belajar yang dibawa sejak lahir.

(b) Sikap siswa

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan (Hamdani, 2011:140).

Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap positif siswa akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun sikap negatif siswa (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar. Oleh karena itu sikap siswa

27

akan mempengaruhi hasil belajar siswa baik sikap positif maupun sikap negatif.

(c) Bakat siswa

Menurut Chaplin (dalam Susanto, 2003:16) yang dimaksud bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

(d) Minat siswa

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberpa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara

28

dan belum tentu diikuti rasa senaang, sedangkan minat selalu diikuti rasa senang dan dari situlah diperoleh kepuasan (Slameto, 2003:57).

Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Apabila siswa memilki minat yang tinggi terhadap pelajaran tertentu maka ia akan terus berusaha untuk belajar dengan giat agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

(e) Motivasi siswa

Menurut Purwanto (2004:73) motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan manjaga tingkah laku seseorang agar dirinya terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Djamarah (2002:167) mengemukakan motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah

29

bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pulan, dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinstik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan belajar. Motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa, yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar (Hamdani, 2011:142).

b) Faktor eksternal

Adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

(1) Keluarga

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berlaku kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari

30

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Susanto, 2013:12-13).

(2) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajaranya (Hamdani, 2011: 144). Dengan demikian sekolah juga merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

(3) Masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

31

semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata, 2011:165).

Masyarakat dan lingkungan alam sekitar juga

Dokumen terkait