• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA RASUL DENGAN METODE QUICK ON THE DRAW PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II SMPN 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA RASUL DENGAN METODE QUICK ON THE DRAW PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II SMPN 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI IMAN KEPADA RASUL

DENGAN METODE QUICK ON THE DRAW

PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II

SMPN 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

TRISNA WIDYAWATI

NIM: 11114147

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI IMAN KEPADA RASUL

DENGAN METODE QUICK ON THE DRAW

PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II

SMPN 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

TRISNA WIDYAWATI

NIM: 11114147

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

ٍراماث الَِب ِراج َّشلااك ٍلاماع الَِب ُمْلِعْلا

Ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon tak

berbuah

.

( Mahfudzot)

“Sebaik

-baik manusia adalah yang

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kepada kedua orang tuaku tersayang Bapak Mubakir & Ibu Mu’izah yang

telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran serta

menjadi motivasi motivasi dalam setiap langkah hidupku.

2. Kepada adik-adikku Muhammad Nashirul Haq dan Luluk Nadya Salma

yang sangat kusayangi, terimakasih atas kasih sayang, dukungan dan

motivasinya. Semoga kita bisa membahagiakan Bapak dan Ibu.

3. Kepada keluarga besar Bapak H. Zainudin dan Bapak Winarto (alm) yang

sangat kusayangi, terimakasih atas kasih sayang, dukungan dan

motivasinya

4. Kepada keluarga besar SMP Negeri 6 Salatiga terimakasih telah

membantu saya dalam penelitian skripsi.

5. Kepada keluarga besar Pondok Pesantren An-nida Kota Salatiga.

Terimakasih motivasi dan semangatnya.

6. Kepada teman-temanku Nur Hasanah, Nana Miftahul Hasanah, Puji

Nurhidayah, dan Istirokhah terimakasih telah memberikan motivasi serta

semangatnya, sukses buat kita semua.

7. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2014 terimakasih untuk

semangat dan motivasi yang telah diberikan. Sukses untuk semuanya.

8. Keluarga kecil saya PPL SMP Negeri 6 Salatiga dan KKN Posko 69

Jurang sambi, Watugede, Kec. Kemusu, Kab. Boyolali yang telah

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada uswah khasanah kita

Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir. Aamiin

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI IMAN KEPADA RASUL DENGAN METODE QUICK ON THE

DRAW PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018” Skripsi ini disusun guna

memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana progam studi Pendidikan Guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

(10)

x

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I Selaku dosen pembimbing yang telah

mengarahkan, membimbing, dan meluangkan wktunya dalam penulisan

skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Selaku dosen pembimbing akademik (PA).

6. Ibu Mudjiyati, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 6 Salatiga yang

telah memberi izin penelitian dalam skripsi ini.

7. Bapak Ahmad Noor Muhib H, S.Pd selaku guru mata pelajaran PAI di

SMP Negeri 6 Salatiga yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.

8. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah

membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

9. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Mubakir & Ibu Mu’izah

terimakasih atas kasih sayang, dukungan, doa restu kepada penulis

sehingga skripsi ini terselesaikan.

10.Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, doa restu kepada

penulis, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.

11.Keluarga besar Pondok Pesantren An-nida Kota Salatiga. Terimakasih

motivasi dan semangatnya.

12.Teman-teman satu angkatan tahun 2014 yang telah memberikan semangat

(11)

xi

13.Keluarga kecil saya PPL SMP Negeri 6 Salatiga dan KKN Posko 69

Jurang sambi, Watugede, Kec. Kemusu, Kab. Boyolali yang telah

(12)

xii ABSTRAK

Widyawati, Trisna 2018. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI

IMAN KEPDA RASUL DENGAN METODE QUICK ON THE DRAW

PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER II SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2107/2018. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I

Kata Kunci : Hasil belajar, Quick on the draw, Iman kepada rasul

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran Quick on The Draw dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi iman kepada rasul pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Salatiga yang terdiri dari 21 siswa yaitu 6 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapain nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN BERLOGO...ii

HALAMAN SAMPUL...iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iv

PENGESAHAN KELULUSAN...v

DEKLARASI...vi

MOTTO...vii

PERSEMBAHAN...viii

KATA PENGANTAR...ix

ABSTRAK...xii

DAFTAR ISI...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...6

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...7

(14)

xiv

G. Metode Penelitian...9

1. Rancangan Penelitian...9

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian...11

3. Langkah-langkah Penelitian...11

4. Instrumen Penelitian...15

5. Pengumpulan Data...15

6. Analisis Data...17

H. Sistematika Penulisan...18

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian teori...21

1. Peningkatan Hasil Belajar...21

a. Peningkatan...21

b. Hasil Belajar...21

2. Metode Quick on The Draw...34

a. Pengertian Metode Quick on The Draw...34

b. Manfaat Metode Quick on The Draw...36

c. Komponen Pendukung Metode Quick on The Draw...37

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quick on The Draw...37

e. Langkah-Langkah Metode Quick on The Draw...38

3. Pendidikan Agama Islam...39

a. Pengertian Pendidikan agama Islam...39

b. Dasar Pendidikan Agama Islam...41

(15)

xv

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam...44

4. Tinjauan Materi Iman Kepada Rasul...45

a. Pengertian Iman Kepada Rasul...47

b. Tugas Para Rasul...47

c. Pengertian Ulul Azmi...48

d. Sifat-sifat Para Rasul...49

5. Penerapan Metode Pembelajaran Quick on The Draw Dalam Proses Belajar Mengajar Materi Iman Kepada Rasul...49

B. Kajian Pustaka...49

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...52

1. Tempat Penelitian...52

2. Profil Sekolah...52

3. Sejarah Berdirinya Sekolah...53

4. Visi dan Misi SMP N 6 Salatiga...54

5. Tenaga Pendidik...55

6. Data Peserta Didik...59

7. Fasilitas Pendidikan...59

B. Subjek Penelitian...62

C. Pelaksanaan Penelitian...63

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...63

1. Deskripsi Pra Siklus...64

(16)

xvi

3. Deskripsi Siklus 2...71

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian...76

1. Pra Siklus...76

2. Siklus 1...79

3. Siklus 2...82

B. Pembahasan...85

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN...91

B. SARAN...91

DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Tenaga Pendididik SMP Negeri 6 Salatiga...55

Tabel 3.2 Daftar Peserta Didik SMP Negeri 6 Salatiga...59

Tabel 3.3 Daftar Fasilitas Fisik SMP Negeri 6 Salatiga...60

Tabel 3.4 Data Siswa Kelas VIII A (Data Responden)...62

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus...77

Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus...78

Tabel 4.3 Data hasil belajar siswa siklus I...80

Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I...82

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II...83

Tabel 4.6 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus II...85

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Nilai-Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II...86

(18)

xviii

DAFTAR DIAGRAM

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Dokumentasi Kegiatan

3. Soal Siklus 1

4. Kunci Jawaban Siklus 1

5. Lembar Jawab Siswa Soal Siklus 1

6. Soal Siklus 2

7. Kunci Jawaban Siklus 2

8. Lembar Jawab Siswa Soal Siklus 2

9. Lembar Observasi Guru Siklus 1

10.Lembar Observasi Guru Siklus 2

11.Lembar Observasi Siswa Siklus 1

12.Lembar Observasi Siswa Siklus 2

13.Materi Pembelajaran

14.Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

15.Surat Ijin Penelitian

16.Surat bukti penelitian

17.Lembar Konsultasi Skripsi

18.SKK

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia baik

laki-laki maupun perempuan. Kewajiban manusia belajar sejak ia mulai lahir

sampai usia manusia itu berakhir. Selain itu belajar juga merupakan suatu

kebutuhan bagi setiap manusia. Tanpa belajar manusia tidak akan

mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Manusia belajar tidak hanya pada

hal-hal yang mudah saja, akan tetapi hal-hal yang sulit juga harus ia

pelajari.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:2).

Menurut Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (dalam

Susanto, 2013:2). Menurut Hamdani (2011:17) belajar terjadi ketika ada

interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah buku, alat peraga, dan

alam sekitar. Adapun lingkungan pembelajaran adalah lingkungan yang

merangsang dan menantang siswa untuk belajar. Sedangkan lingkungan

sosial yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar,

lingkungan sekolah baik itu guru, teman sebaya dan lain sebagainya yang

(22)

2

Sukmadinata (2011:5) mengemukakan bahwa lingkungan sosial

merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan anatar

pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat

dalam interaksi pendidikan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui pengalamannya sendiri

akibat interaksi dengan lingkungannya.

Belajar dapat dilakukan dalam lingkungan formal maupun

lingkungan non formal. Dalam lingkungan formal misalnya lingkungan

sekolah, belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dari keseluruhan

proses pendidikan. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pencapain tujuan

pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang

dialami siswa sebagai anak didik. Siswa atau anak didik merupakan subjek

yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa belajar merupakan

aktivitas yang dilakukan sehari-hari di sekolah. Dalam proses belajar

tersebut siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari

bahan belajar.

Sedangkan dalam lingkungan non formal misalnya pondok

pesantren, taman pendidikan Al-Qur’an dan lain-lain yang melibatkan

interaksi dengan lingkungan masyarakat, proses belajar bagi setiap

manusia itupun juga terjadi. Dengan melibatkan anggota masyarakat,

manusia belajar berinteraksi dengan masyarakat dengan baik, belajar

(23)

3

kerjasama dan lain sebagainya. Pendidikan non formal meliputi berbagai

usaha khusus yang diselanggarakan secara terorganisasi agar generasi

muda maupun dewasa, yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak

berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan

praktis dan berketerampilan dasar memilki pengetahuan dasar yang

mereka perlukan sebagai warga masyarakat yang produktif.

Tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran selain dilihat dari

perubahan tingkah laku siswa tersebut dapat dilihat pula melalui

pencapaian hasil belajar yang maksimal setelah diadakan evaluasi di akhir

proses pembelajaran. Dengan mengetahui hasil belajar setiap siswa maka

dapat dijadikan tolak ukur bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana

proses pembelajaran itu berlangsung, dan sejauh mana siswa tersebut

memahami dan mendalami materi pembelajaran yang telah diajarkan, serta

sejauh mana tujuan pendidikan yang telah ditetapkan itu tercapai.

Pendidikan agama Islam (PAI) perlu ditanamkan sedini mungkin

karena dengan agama Islam manusia dapat membedakan mana yang benar

dan mana yang salah sehingga dapat menjadi insan yang kamil. Menurut Ramayulis (2014:21) pendidikan agama Islam (PAI) adalah upaya sadar

atau terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, mengimani, berakhlak mulia, bertakwa, dan

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur’an

dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta

penggunaan pengalaman. Dengan demikian dalam pembelajaran PAI

(24)

4

memberikan keluasaan berfikir siswa serta siswa diajak berfikir aktif

dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami dan

mendalami materi pembelajaran PAI serta dapat mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran PAI di

SMP Negeri 6 Salatiga menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa banyak

yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah

ditetapkan yaitu 75. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari

siswa maupun guru itu sendiri. Dilihat dari faktor siswa, siswa memiliki

hasil belajar yang rendah karena kurangnya minat untuk belajar PAI,

kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, rendahnya minat

baca siswa terhadap materi pembelajaran, ditambah di era sekarang ini

yang mana teknologi sudah sangat modern siswa-siswi lebih memilih

bermain gadget ataupun bermain internet sehingga minat baca terhadap

meteri pembelajaran itu terkalahkan dengan bermain android dan lain

sebagainya.

Dilihat dari aspek guru, selama ini dalam pembelajaran guru hanya

menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga siswa

kurang tertarik terhadap proses pembelajaran. Selain itu guru juga kurang

memanfaatkan media yang dapat menarik perhatian siswa. Proses

pembelajaran yang kurang baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,

bila guru hanya menggunakan metode yang monoton, menggunakan

pendekatan yang kurang tepat maka siswa akan merasa bosan dan enggan

(25)

5

sehingga memberikan dampak yang kurang baik terhadap hasil belajar

siswa.

Untuk memperbaiki kasus tersebut penulis menerapkan metode

pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode quick on the draw.

Dengan penggunaan metode ini maka diharapkan dapat menarik perhatian

siswa terhadap proses pembalajaran PAI sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Dari permasalahan di atas, maka penulis termotivasi untuk meneliti

tentang “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Iman

Kepada Rasul Dengan Metode Quick on The Draw Pada Siswa Kelas VIII

A Semester II SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah

penerapan metode quick on the draw dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada rasul pada siswa kelas VIII A Semester II SMP Negeri

6 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan di atas peneliti memiliki tujuan untuk

mengetahui penerapan metode quick on the draw dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI di kelas VIII A Semester II

(26)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pembangunan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan agama

Islam, dan dapat dijadikan informasi dan bahan pertimbangan

untuk melaksankan pembelajaran pendidikan agama Islam.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur kepustakaan dan sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

1) Memberikan motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran

PAI.

2) Melalui metode quick on the draw, diharapakan dapat memudahkan siswa untuk memahami materi iman kepada rasul

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

1) Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam penyajian

pembelajaran dan sebagai masukan bagi guru agar dapat

menumbuhkan kelas yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

2) Dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang

(27)

7

keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan

sekolah dalam meningkatkan hasil belajar khususnya untuk mata

pelajaran pendidikan agama Islam, sehinggan dengan keberhasilan

guru mengajar akan memberikan nama baik bagi sekolah.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan dorangan dan masukan

kepada peneliti untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatifnya

dalam melakukan penelitian.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat

teoritis. Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang

mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat

menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan yang ada

atau fakta, atau dengan kenyataan teori yang relevan (Sukardi,

2011:41). Jadi suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan

adanya fakta-fakta yang mebenarkan. Setelah menelaah berbagai

sumber, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan

metode quick on the draw dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada rasul pada siswa kelas VIII A

(28)

8 2. Indikator Pencapaian

Penerapan metode quick on the draw ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat

dirumuskan penulis adalah:

a. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 75.

b. Dari seluruh siswa yang ada 85% telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM).

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Secara sederhana,

hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh siswa

setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan

pembelajaran, biasanya telah ditetapakan tujuan belajar. Siswa yang

berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapi

tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Metode quick on the draw

Metode quick on the draw adalah sebuah metode yang di dalamnya melakukan sebuah aktivitas riset dengan intensif bawaan untuk kerja

tim dan kecepatan. Metode pembelajaran ini lebih menekankan pada

(29)

9

melaporkan informasi dalam sebuah permainan yang mengarah pada

pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya

(Ginnis, 2008:164). Sehingga aktivitas dalam metode ini mendorong

kerja kelompok semakin efesien, semakin cepat kemajuannya.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang peneliti laksanakan merupakan penelitian tindakan

kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan,

serta dilakukan secara kolaboratif (Kemmis dalam Saminanto, 2010:2).

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan,

memperdalam, dan memperbaiki proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian

kolaboratif dikarenakan dapat dilaksanakan dengan bantuan guru

mitra.

Peneliti memilih jenis penelitian tindakan kelas untuk memecahkan

permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran PAI.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dianalisa menggunakan jenis

penelitian tindakan kelas. Setelah penyebab masalah ditemukan,

(30)

10

masalah tersebut. Pada akhir tindakan dilakukan refleksi tentang

keberhasilan dan kegagalan tindakan terhadap pemecahan masalah.

Model PTK yang peneliti pergunakan adalah model Kemmis & Mc

Taggart yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait.

Komponen-komponen tersebut adalah perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini akan

dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari

tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

(31)

11

GB. 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 6 Salatiga yang

beralamatkan di Jalan Tegalrejo Raya, Salatiga

b. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih selama

satu bulan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SMP

Negeri 6 Salatiga.

c. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek adaalah

kelas VIII A SMP Negeri 6 Salatiga. Siswa kelas VIII A dipilih

sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu

pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran supaya mereka lebih

termotivasi dan hasil belajar merekapun meningkat.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan dua siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas ini kegiatan perencanaan yang

(32)

12

1) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan kepala

sekolah dan guru mata pelajaran.

2) Melakukan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan.

3) Membuat silabus dan rencana rancangan pembelajaran (RPP).

4) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan saran pendukung yang

dilakukan di dalam kelas.

5) Mempersiapkan lembar observasi.

6) Menyediakan alat evaluasi yang terdiri dari lembar tes dan

lembar kerja siswa (LKS).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri dari beberapa

langkah diantaranya:

1) Awal kegiatan pembelajaran

a) Persiapan

(1) Melakukan pembelajaran pendahuluan

(2) Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum,

memotivasi siswa, dan menjelaskan tujuan yang

dipelajarinya.

b) Materi

Materi pembelajaran kooperatif model quick on the draw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam satu kelompok serta

banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai

(33)

13

c) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok

Kelompok dalam pembelajaran kooperatif model

quick on the draw beranggotakan 3-5 siswa yang heterogen baik dari kemampuan akademis maupun jenis kelamin.

d) Menentukan skor awal

Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara

individu pada kuis sebelumnya atau nilai akhir siswa

individual pada semester sebelumnya atau pembelajaran

sebelumnya.

2) Rencana kegiatan

a) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik

masing-masing, menetapkan anggota yang akan menjadi

operator dan menentukan anggota sebagai penulis.

b) Anggota kelompok yang menjadi operator megambil soal

yang telah disediakan oleh guru kemudian mendiskusikan

dengan anggota kelompok.

c) Setiap kelompok menuliskan jawaban atas soal yang telah

diberikan di kertas yang telah disediakan .

d) Setelah soal dijawab maka soal dan jawaban dikembalikan

kepada guru untuk dikoreksi kemudian mengambil soal

berikutnya.

e) Lakukanlah berulang kali hingga soal yang telah disediakan

suda habis terjawab.

(34)

14 3) Sistem evaluasi

Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:

a) Mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik.

b) Membuat laporan mandiri atau kelompok.

c) Presentasi.

Sedangkan materi evaluasi dalam sistem evaluasi mencakup

beberapa hal berikut ini:

a) Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh

siswa.

b) Proses belajar yang dilakukan oleh siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan, untuk mengamati

kondisi dan reaksi serta keaktifan siswa terhadap tugas yang

diberikan.

Aspek-aspek keaktifan siswa yang diamati antara lain:

1) Aktifitas siswa dalam menerima materi.

2) Aktifitas siswa dalam belajar kelompok.

3) Kemampuan mengukangkap pendapat.

4) Kerjasama dengan teman.

d. Refleksi

Pada akhir evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang

(35)

15

pembelajaran sudah tercapai maka tidak perlu siklus selanjutnya,

tetapi jika belum tercapai maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.

d. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

e. Soal evaluasi yang berupa post test.

5. Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Menurut Hadi (1996:136) mengemukakan bahwa observasi

adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki. Peneliti mengadakan pengamatan secara

langsung datang ke lokasi penelitian untuk mengamati

peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan tujuan peneliti di SMP

Negeri 6 Salatiga.

b. Tes

Teknik pengumpulan data dalam tes, peneliti membuat dan

mengemukakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana

siswa memahami materi yang telah diajarkan. Dengan demikian

(36)

16

diakhir proses pembelajaran dengan membagikan lembar kerja

siswa pada semua siswa kelas VIII A untuk mengetahui hasil

belajar siswa sehingga data dapat diolah oleh peneliti.

c. Dokumentasi

Merupakan salah satu alat pengumpul data yang dapat

berupa buku, notulen rapat, majalah, foto, rapor, buku transkip,

agenda, buku, kitab, dan lain-lainnya. Dokumentasi digunakan

untuk menemukan karakteristik populasi dan sampel. Di samping

itu, dokumentasi juga berguna sebagai bukti pelaksanaan tindakan

melalui pemotretan. Oleh karena itu metode dokumentasi

digunakan untuk mendukung hasil observasi, memperoleh

data-data, proses pembelajaran, struktur organisasi SMP Negeri 6

Salatiga dan foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti.

Instrumen yang dapat peneliti gunakan dalam teknik

dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), dan nilai siswa sebelum diterapkan strategi quick on the draw pada mata pelajaran PAI.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, indikator,

penilaian, alakosi waktu, dan sumber/bahan/alat ajar.

Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah

(37)

17

pelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan

dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana

pelaksanaan pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi

dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk

satu pertemuan atau lebih.

6. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis

data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Arikunto

(2007:131) dalam penelitian tindakan kelas ketika menganalisis data

menggunakan dua jenis data sebagai berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis

secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini

biasanya untuk mencari nilai rata-rata dan mencari presentase

keberhasilan belajar dengan rumus sebagai berikut:

1) Rumus mencari nilai rata-rata

𝑀𝑥 =𝛴𝑥𝑁

Keterangan

𝑀𝑥 = Mean (rerata)

𝛴𝑥 = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor

dengan frekuensinya

(38)

18

2) Rumus mencari prosentase keberhasilan

𝑃 =𝑁 x 100%𝑓

Keterangan:

𝑃 = Angka presentase

𝑓 = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

𝑁 = jumlah frekuensi atau banyaknya individu

(Sudijono, 2010:43).

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk

kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang

tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif),

pandangan atau sikap terhadap metode belajar yang baru (efektif),

aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian antusias dalam

belajar kepercayaan diri motivasi belajar dan sejenisnya dapat

dinilai secara deskriptif (Arikunto, 2007:131).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimaksudkan

sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dalam penulisan skripsi

sehingga dapat memudahkan dalam memahami atau mencerna

masalah-masalah yang akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai

berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar berlogo,

(39)

19

tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar diagram, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian,

hipotesis dan indikator pencapaian, definisi operasional, metode

penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan ruang

lingkup hasil belajar, ruang lingkup pembelajaran aktif, strategi

pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dan ruang lingkup PAI.

Bab III berisi tentang pelaksanaan penelitian yang menjelaskan

deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang

meliputi hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian

deskripsi per siklus dan pembahasan.

Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran,

dan daftar riwayat penulis.

(40)

20 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Peningkatan Hasil Belajar

a. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata “tingkat” yang kemasukan imbuhan

pe-an. Kata “tingkat” itu sendiri memiliki arti tinggi rendahnya

martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, pendapatan, dsb) pangkat,

derajat, taraf kelas (depdiknas, 2007:1197). Sehingga ketika dimasuki

imbuhan pe-an menjadi kata peningkatan, yang memiliki arti proses,

cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb) (depdiknas,

2007:1198).

Jadi yang dimaksud peningkatan disini yaitu usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari

hasil sebelumnya dengan ketentuan dan tata cara yang telah

ditentukan.

b. Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat

adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan

antara individu dengan lingkungannya (Usman, 2000:5).

Slameto (1991:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

(41)

21

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto,

1991:2). Menurut Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan

seseorang secara alamiah (dalam Suprijono, 2011:2-3). Menurut

Hamdani (2011:17) belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu

dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Lingkungan fisik adalah buku, alat peraga, dan alam sekitar. Adapun

lingkungan pembelajaran adalah lingkungan yang merangsang dan

menantang siswa untuk belajar.

Sedangkan Djamarah (2011:13) mengemukakan bahwa belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui pengalamannya

(42)

22

Dalam belajar terdapat hasil belajar yang dapat menjadi tolak

ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Hasil belajar yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati

dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan (Hamalik, 2008:155). Menurut Suprijono (2011:5) hasil

belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan.

Secara sederhana, hasil belajar siswa adalah kemampuan yang

diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar atau hasil yang

dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar

dalam jangka waktu tertentu.

Jadi yang dimaksud dengan peningkatan hasil belajar dalam

penelitian ini adalah usaha yang dilakukan untuk menuju pada suatu

proses yang lebih efektif dan signifikan melalui berbagai macam

model pembelajaran demi mencapai hasil belajar yang maksimal dan

meningkatkan taraf kemampuan siswa.

1) Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas

meliputi pemahaman konsep atau aspek kognitif, keterampilan

proses atau aspek psikomotor, dan sikap siswa atau aspek afektif

(Susanto, 2003:6-11).

a) Pemahaman Konsep

Pemahaman adalah seberapa besar siswa mampu

(43)

23

oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang

dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau

observasi langsung yang ia lakukan.

Dengan demikian pehamanan konsep adalah sejauh mana

siswa memahami dan mengerti terhadap materi pembelajaran

yang telah disampaikan oleh guru baik melalui pengalaman

siswa dalam proses belajar mengajar.

b) Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang

mengarah kepada pembangunan mental, fisik, dan sosial yang

mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi

dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan

menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan

efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

kreativitasnya.

Oleh karena itu hasil belajar yang berupa keterampilan

proses adalah kemampuan siswa dalam menggunakan pikiran

dan nalar untuk memperoleh pendewasaan diri.

c) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan

sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu

(44)

24

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,

perilaku, atau tindakan seseorang.

Jadi sikap adalah perbuatan, perilaku, dan tindakan siswa

setelah melakukan belajar, adakah perubahan sikap pada siswa

antara sebelum dan sesuadah belajar.

2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai faktor

kompleks yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu,

masing-masing faktor harus diperhatikan agar proses belajar dapat

berbuah hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Belajar tidak hanya dipengaruhi oleh potensi yang

dimiliki setiap individu akan tetapi juga dipengaruhi dari faktor

lain yang berasal dari luar individu yang belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu, faktor internal dan faktor

eksternal (Muhibbin Syah, 2006:144).

a) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan

faktor psikologis.

(45)

25

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat

dalam diri individu. Menurut Sriyanti (2013:24) faktor

fisiologis terdiri dari:

(a) Keadaan jasmani pada umumnya. Keadaan jasmani

(tegangan otot) secara umum yang ada dalam diri

individu sangat mempengaruhi hasil belajar, misalnya

tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk dan kebugaran

fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan

bugar dan sehat maka akan mendukung sebaliknya.

Sebaliknya apabila badan individu dalam keadaan

kurang bugar dan kurang sehat maka akan menghambat

hasil belajar.

(b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan

jasmani ini terutama terkait dengan fungsi pancaindra

dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam diri

individu. Pancaindra merupakan pintu gerbang

masuknya pengetahuan dalam diri individu.

Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat menunjang

belajar.

(2) Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang

dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan

pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat

(46)

26

(a) Kecerdasan (intelegensi) siswa

Kecerdasan adalah kemampuan belajar yang

disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan yang dihadapinya (Hamdani, 2011:139).

Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa. Kemampuan intelegensi

seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat dan

lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau

tidaknya suatu permasalahan. Kemampuan merupakan

potensi dasar bagi pencapaian hasil belajar yang

dibawa sejak lahir.

(b) Sikap siswa

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka,

tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan

keyakinan (Hamdani, 2011:140).

Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif

(menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya.

Sikap positif siswa akan menggerakkannya untuk

belajar. Adapun sikap negatif siswa (menolak) kepada

sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai

(47)

27

akan mempengaruhi hasil belajar siswa baik sikap

positif maupun sikap negatif.

(c) Bakat siswa

Menurut Chaplin (dalam Susanto, 2003:16) yang

dimaksud bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada

masa yang akan datang. Sebagaimana halnya

intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk

mencapai hasil belajar tertentu. Bakat adalah

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Dengan demikian tumbuhnya keahlian tertentu pada

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang

dimilikinya. Bakat mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam

proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat

memegang peranan penting dalam mencapai suatu

hasil akan prestasi yang baik.

(d) Minat siswa

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberpa kegiatan.

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus

menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda

(48)

28

dan belum tentu diikuti rasa senaang, sedangkan minat

selalu diikuti rasa senang dan dari situlah diperoleh

kepuasan (Slameto, 2003:57).

Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Apabila siswa memilki minat yang tinggi

terhadap pelajaran tertentu maka ia akan terus berusaha

untuk belajar dengan giat agar mendapatkan hasil yang

memuaskan.

(e) Motivasi siswa

Menurut Purwanto (2004:73) motivasi adalah suatu

usaha yang disadari untuk menggerakkan,

mengarahkan, dan manjaga tingkah laku seseorang

agar dirinya terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Djamarah (2002:167) mengemukakan motivasi adalah

kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah

kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk

belajar.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting

karena hal tersebut merupakan keadaan yang

mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

(49)

29

bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat

ditingkatkan. Demikian pulan, dalam kegiatan belajar

mengajar seorang anak didik akan berhasil jika

mempunyai motivasi untuk belajar.

Dalam perkembangannya, motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi

intrinstik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri

seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk

melakukan suatu pekerjaan belajar. Motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa, yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan

belajar (Hamdani, 2011:142).

b) Faktor eksternal

Adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat.

(1) Keluarga

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang

terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berlaku

(50)

30

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Susanto,

2013:12-13).

(2) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

pertama yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran,

dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang

kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajaranya

(Hamdani, 2011: 144). Dengan demikian sekolah juga

merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil

belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan

kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula

hasil belajar siswa.

(3) Masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu

berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas

belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warganya

memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat

lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di

(51)

31

semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya

(Sukmadinata, 2011:165).

Masyarakat dan lingkungan alam sekitar juga

merupakan faktor ekstrenal yang berpengaruh terhadap

belajar siswa dan juga hasil belajar siswa sebab dalam

kehidupan sehari-hari pertumbuhan pribadi anak akan lebih

banyak bergaul dalam lingkungan masyarakat dimana anak

itu berada.

3) Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu

kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi

pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan

memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan

mempunyai persfektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas

perilaku yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa

perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau

dua tahap, sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan

perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan (

Mulyasa, 2009: 243-244).

Menurut Mulyasa (2009: 53-256) penilaian pembelajaran

pada umumnya mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes.

(52)

32 a) Pre Tes (tes awal)

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran

dimulai dengan pre tes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan

dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Oleh karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting

dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikur:

(1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar,

karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus

pada soal-soal yang harus mereka dijawab/kerjakan.

(2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik

sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pres

tes dengan post tes.

(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki

peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan

topik dalam proses pembelajaran.

(4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses

pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan man yang telah

dikuasai peserta didik, daan tujuan-tujaun mana yang perlu

mendapat penekanan dan perhatian khusus.

b) Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas

(53)

33

didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.

Kualitas pembelajaraan dapat dilihat dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebesar

(75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,

maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar

yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari

segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (70%). Lebih

lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak

dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan,

perkembangan masyarakat dan pembengunan.

c) Post Tes

Pada umumnya pelakssanaan pembelajaraan diakhiri

dengan post tes. Sama halnya dengan pre tes, post tes juga

memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat

keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik

(54)

34

secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui

dengan membandingkan antara hasil pre tes dan post tes.

(2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang

dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar

dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan

dengan kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasai

ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu

dilakukan pembelajaran kembali (remedial teaching).

(3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti

kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan

pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam

mengerjakan modul (kesulitan belajar)

(4) Sebagai acuan untuk melakukan perbaikan terhadap

komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap

perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.

2. Metode Quick On The Draw

a. Pengertian Metode Quick On The Draw

Metode berasal dari bahasa yunani yaitu, methodos yang berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa inggris

dikenal dengan istilah method dan way yang diterjemahkan ke dalam

bahasa indonesia mejadi “metode dan cara”. Sedangkan dalam bahsa

(55)

al-35

wasilah (mediator). Kata arab yang paling dekat dengan metode adalah at-thoriqah (Ismail, 2008:7).

Ismail (2008:8) mengartikan metode pembelajaran sebagai suatu

cara atau jalan yang ditenpuh yang sesuai dan serasai untuk

menyajikan suatu hasil sehingga akan tercapai suatu tujaun

pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Sedangkan Hamdani (2011:80) mengartikan metode pembelajaran

sebagai cara yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan

pelajaran kepada siswa atau cara yang dipergunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran.

Jadi metode adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru untuk

menyampaiakan materi pembelajaran guna memperoleh pembelajaran

yang aktif, efetif, dan efesien sehingga dapat mencapai tujuan

pemebelajaran yang telah ditentukan.

Sedangkan metode quick on the draw secara etimologi quick on the draw dalam kamus quick diartikan dengan “cepat, lekas”, on

diartikan dengan “pada, atas, tentang”, sedangkan draw diartikan

sebagai “sangat cepat berpikir” (Echol dan Shadly, 1976: 197/461).

Jadi quick on the draw bisa diartikan sebagai kecepatan pada berpikir. Metode quick on the draw adalah sebuah metode yang di dalamnya melakukan sebuah aktivitas riset dengan intensif bawaan

untuk kerja tim dan kecepatan. Metode pembelajaran ini lebih

(56)

36

menjawab, dan melaporkan informasi dalam sebuah permainan yang

mengarah pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan

kecepatannya (Ginnis, 2008:164). Sehingga aktivitas dalam metode

ini mendorong kerja kelompok semakin efesien, semakin cepat

kemajuannya.

Metode ini memberikan pengalaman mengenai macam-macam

keterampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas,

ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain membaca

pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat,

membedakan materi yang penting dan yang tidak. Kegiatan ini

membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pad

sumber bukan guru. Siswa dituntut mempunyai tanggung jawab

terhadap diri dan kelompoknya. Dalam proses belajar siswa dituntut

mempunyai tujuan yang sama. Dalam pembelajaran siswa diberi tugas

individu dan tugas kelompok.

b. Manfaat Metode Quick On The Draw

Menurut Ginnis (2008:164-165) manfaat metode quick in the drw

adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pengalaman tentang macam-macam keterampilan

membaca yang didorong kecepatan aktivitas lainnya.

2) Mendorong anak didik untuk melakukan kerja kelompok dan

dengan semakin cepat kerja kelompok maka semakin cepat pula

(57)

37

3) Membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan pada

sumber bukan guru.

4) Sesuai bagi siswa dengan karakter yang tidak dapat duduk diam

dalam waktu yang relatif lama.

c. Komponen Pedukung Metode Quick On The Draw

Dalam metode ini terdapat beberapa komponen penting yang

cukup berperan dalam memperlancar jalannya metode quick on the draw pada pembelajaran, yaitu:

1) Guru yang berkompeten dan profesional.

2) Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran.

3) Buku bacaan yang sesuai dengan topik yang diajarkan dengan

jumlah yang banyak dan bervariasi.

4) Beberapa teknik pembelajaran yang mempunyai peranan cukup

penting dalam terlaksananya metode quick on the draw dalam pembelajaran, agar dapat tercapai tujuan yang telah ditentukan.

d. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Quick On The Draw

Kelebihan dari metode quick on the draw ini adalah mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, ia juga mengarahkan visualisasi,

untuk lebih rinci kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin cepat kerja

kelompok semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar

bahwa pembagian tugas lebih prodiktif daripada menduplikasi

(58)

38

2) Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan

membaca yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar

mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab

pertanyaan dengan cepat.

3) Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber,

tidak hanya pada guru.

4) Sesuai bagi siswa dengan karakteristiknya yang tidak dapat duduk

diam.

Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah:

1) Membutuhkan waktu yang relatif lama dari penerapannya.

2) Dalam kerja kelompok siswa akan mengalami keributan jika

pengelolaan kelas kurang baik.

3) Guru sulit untuk memantau sktivitas siswa dalam kelompok.

e. Langkah-Langkah Metode Quick On The Draw

Ginnis (2008:163) mengemukakan langkah-langkah metode quick on the draw adalah sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan satu set pertanyaan, misalnya lima mengenai

topik yang sedang dibahas. Guru membuat cukup salinan agar tiap

kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus di kertas terpisah.

Tiap set pertanyaan sebaiknya ditulis di kartu dengan warna yang

berbeda. Guru meletakkan set pertanyaan tersebut di atas mejanya,

(59)

39

2) Bagi kelas menjadi 3-5 kelompok. Beri warna untuk tiap kelompok

sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja

guru.

3) Guru memberi tiap kelompok materi sumber tentang pelajaran

yang diajarkan.

4) Ketika guru mengatakan mulai satu orang dari tiap kelompok lari

ke meja guru untuk mengambil pertanyaan pertama dan kembali

membawanya ke kelompok.

5) Dengan menggunakan materi sumber kelompok tersebut mencari

dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah.

6) Jawaban dibawa orang kedua ke meja gurunya. Guru memeriksa

jawaban. Jika jawaban benar maka diperbolehkan mengambil

kertas soal nomer 2. Tetapi jika tidak akurat atau salah maka harus

dibawa kembali ke kelompoknya dan memperbaiki jawaban.

Begitu seterusnya.

7) Kelompok yang pertama selesai menjawab semua pertanyaan

dianggap menang.

8) Guru kemudian membahas semua pertanyaan secara

bersama-sama.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Majid (2012:11-12) pendidikan agama Islam adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

(60)

40

berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Disertai dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain

dalam hubungannya dengan kerukunan antarumat beragama dalam

masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Sedangkan Zakiyah Daradjat (1987:87) mengemukakan bahwa

pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan

ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada

akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup.

Menurut Wulansari (2016:34) pendidikan agama Islam (PAI)

memainkan peran dan tanggung jawab yang sangat besar dalam ikut

serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional, terutama untuk

mempersiapkan peserta didik dalam memahami ajaran-ajaran agama

dan berbagai ilmu yang dipelajari serta melaksanakannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Jadi, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan

oleh pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan

Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang

telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan serta

(61)

41

b. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah memilki dasar

yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini (dalam Majid,

2012:13-15) dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu sebagai berikut:

1) Dasar Yuridis/hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang

berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat

menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di

sekolah secara formal. Dasar yuridis formal terdiri dari tiga macam

a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama

yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

b) Dasar stuktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam bab XI

pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: a) negara berdasarkan atas

Ketuhanan yang Maha Esa; b) negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan

beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

c) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No

IV/MPR/1973/ yang kemudian dikukuhkan dalam Tap

MPR/no. IV/MPR 1978 , ketetapan MPR No. II/MPR/1983,

diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No.

II/MPR 1993 tentang garis-garis besar haluan negara yang pada

pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama

(62)

sekolah-42

sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

tinggi.

2) Dasar religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam

yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Menurut ajaran Islam pendidikan

agama adalah perintah dari Tuhan dan merupakan perwujudan

ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang

menunjukkan perintah tersebut, antara lain:

a) Q.s An-Nahl ayat 125

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”

(Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2013:281).

b) Q.s Ali Imran ayat 104

umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”

(63)

43 3) Dasar psikologis

Psikolagis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa

dalam hidupnya, manusia baik secara individu maupun sebagai

anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat

hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan

adanya pegangan hidup. Pegangan hidup tersebut adalah agama.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang

agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

betaqwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadai, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Ramayulis,

2014:22).

Pendidikan agama Islam di sekolah /madrasah bertujuan untuk

menumbuhkam dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya,

berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2012:16).

Dengan demikian pendidikan agama Islam sangat perlu

dilaksanakan di sekolah ataupun di madrasah karena tujuan

Gambar

Tabel 3.1 Daftar tenaga pendidik di SMPN 06 Salatiga
Tabel 3.2 data peserta didik di SMPN 06 Salatiga
Tabel 3.3 daftar fasilitas fisik SMP Negeri 6 Salatiga
Tabel 3.4  Data Siswa Kelas VIII A
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses Streaming Melalui Jaringan Pada awalnya, data dari source (bisa berupa audio maupun video) akan di- capture dan disimpan pada sebuah buffer yang berada pada memori

Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan fitokimia tepung daun katuk dalam ransum berbasis pakan lokal tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana aktivitas guru dalam Praktik Menata Sanggul Up Style dengan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan pada

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilakukan bahwa susunan, bentuk dan tata cara pelaksanaan adat kematian di Sumba Timur sekarang ini masih sama dengan bentuk

Koordinator bidang penerimaan PNBP Biaya NR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e dijabat oleh Kepala Bagian Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan

Pengukuran putaran turbin dan beban kerja maksimal berdasarkan variasi kecepatan aliran sungai. Pengukuran beban kerja maksimal untuk mengetahui beban maksimal yang mampu

Berdasarkan perubahan level dan slope siswa terlihat dalam proses analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik time series analysis yang mana diperoleh

KONSUMEN, KUALITAS LAYANAN, SUASANA LOKASI, DAN HARGA PRODUK (STUDI PADA LURI RESTO PURWOKERTO)” dengan baik. Dengan ini pula penulis berharap hasil dari penelitian ini