• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 2 METODE SHOWING

Dalam dokumen Juniar Roza K - S1 S..> (Halaman 41-85)

Metode showing merupakan cara lain untuk menganalisis karakter tokoh utama pada cerpen Ushi Wo Tsunaida Tsubaki No Ki ini. Penganalisisan dengan menggunakan metode ini, mengabaikan kehadiran pengarang, sehingga para pembaca dan peneliti karya sastra dapat menganalisis sendiri karakter seorang tokoh secara bebas sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Penggunaan metode ini lebih banyak mengacu pada dialog yang diucapkan para tokoh dan tingkah laku mereka. Karakter seorang tokoh melalui dialog dan tingkah laku ini dapat diketahui dari lokasi dan situasi dimana percakapan itu terjadi, kualitas mental yang dimiliki tokoh tersebut, maupun motivasi yang melandasi seorang tokoh melakukan suatu tindakan.

3. 2. 1. Karakterisasi Melalui Dialog

Pada cerpen Ushi Wo Tsunaida Tsubaki No Ki, tokoh utama Kaizo yang memiliki keinginan membuat sumur, berusaha mewujudkan keinginannya tersebut. Mulai dari menemui salah seorang temannya yang bernama Shingoro, yang berprofesi sebagai seorang penggali sumur, untuk menanyakan beberapa hal yang harus ia persiapkan. Berikut kutipannya :

海蔵さんが人力曳きのたまり場へ来ると、井戸掘りの新五郎さんが いました。人力曳きのたまり場といっても、村の街道にそった駄菓 子屋のことでありました。そこで井戸掘りの新五郎さんは、油菓子 をかじりながら、つまらぬ話を大きな声でしていました。井戸の底 から、外にいる人にむかって話をするために、井戸新さんの声が大 きくなってしまったのであります。 「井戸ってもなア、いったいいくらくらいで掘れるもんかイ、井戸 新さ。」 と、海蔵さんは、じぶんも駄菓子箱から油菓子を一本つまみだしな がらききました。

Kaizo san ga jinrikihiki no tamariba he kuru to, idohori no Shingoro san ga imashita. Jinrikihiki no tamariba to ittemo, mura no kaidou ni sotta dagashiya no koto de arimashita. Sokode idohori no Shingoro san wa, aburagashi wo kajirinagara, tsumaranu hanashi wo ooki na koe de shiteimashita. Ido no soko kara, soto ni iru hito ni mukatte hanashi wo suru tameni, Idoshin san no koe ga ookikunatte shimattanode arimasu. “Idottemonaa, ittai ikura kurai de horerumonkai, Idoshin sa.”to, Kaizo san wa, jibun mo dagashi bako kara aburagashi wo ippon tsumami dashinagara kikimashita.

Saat Kaizo san datang ke tempat perkumpulan para penarik becak, Shingoro san si penggali sumur ada di sana. Yang dimaksud dengan tempat perkumpulan para penarik becak adalah sebuah toko permen yang terletak di sepanjang jalan utama desa. Lalu Shingoro san membicarakan hal-hal yang membosankan dengan keras, sambil mengunyah aburagashi. Untuk berbicara dari dasar sumur dan menghadap ke orang-orang yang ada di luar, suara Idoshin san harus keras.

“Idoshin-san, kalau mau menggali sumur baru itu, kira-kira perlu menggali

seberapa dalam ya” tanya Kaizo san sambil mengambil sebatang

aburagashidari kotak permen miliknya.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:95-96)

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Kaizo dalam cerita ini, selain memiliki rasa ingin tahu yang besar, ia juga merupakan seseorang yang jika mempunyai suatu maksud (keinginan), maka ia akan berusaha keras untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Sifat Kaizo yang memiliki tekad kuat seperti inilah yang membuat dia mampu mewujudkan impiannya, meskipun ia menemui berbagai macam kendala. Hal ini terlihat saat Kaizo yang

membutuhkan uang sebesar 30 yen merasa kesulitan, karena ia adalah orang miskin dan tidak memiliki uang sebanyak itu. Kaizo yang teringat akan Risuke yang baru saja mendapat uang banyak, menemui temannya tersebut. Namun Risuke tidak tertarik sedikitpun terhadap ide Kaizo. Akhirnya Kaizo berusaha mengumpulkan uang sebanyak 30 yen sendiri dengan membuat sebuah kotak persembahan, lalu ia gantungkan ke pohon camelia. Ia membuat kotak persembahan itu dengan maksud agar orang-orang yang melihatnya, bersedia menyumbangkan beberapa sen uangnya. Berikut kutipannya :

旅の人や、町へゆく人は、しんたのむねの下の椿の木に、賽銭箱の ようなものが吊るされてあるのを見ました。それには札がついてい て、こう書いてありました。 「ここに井戸を掘って旅の人にのんでもらおうと思います。志のあ る方は一銭でも五厘でも喜捨して下さい。」 これは海蔵さんのしわざでありました。。。

Tabi no hito ya, machi he yuku hito wa, shintanomune no shita no tsubaki no ki ni, saisenbako no youna mono ga tsurusarete aru no wo mimashita. Soreniwa fuda ga tsuiteite, kou kaitearimashita.

“Kokoni ido wo hotte tabi no hito ni nonde moraou to omoimasu. Kokorozashi no aru kata wa ichisen demo gorin demo kishashite kudasai.” Kore wa Kaizo san no shiwaza de arimashita…

Orang-orang yang pergi ke kota, dan orang yang sedang dalam perjalanan akan melihat benda seperti kotak persembahan yang digantung pada pohon bunga camelia di bawah shintanomune. Di kotak itu ada sebuah catatan

yang tertulis seperti ini “Aku berniat menggali sumur di sini supaya orang

yang sedang dalam perjalanan, bisa minum di sini. Bagi yang mau, sumbanglah 5 rin atau satu sen”.

Ini adalah ulah Kaizo san…

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:102)

Usaha Kaizo tidak berhasil. Lalu ia memutuskan akan melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Ia akan mengumpulkan uang jajannya sehari-hari, agar uang sebesar 30 yen terkumpul, demi bisa membuat sumur. Usaha Kaizo

tidak berhenti hanya sampai di sini. Ia pun telah mendatangi rumah tuan tanah berkali-kali, karena sumur yang akan ia gali berada di sekitar tanah milik tuan tanah tersebut. Kejadian yang dialami Kaizo bersama Risuke di tengah gunung waktu lalu, membuatnya tidak mudah mendapatkan ijin untuk menggali sumur di shintanomune. Berikut kutipannya :

海蔵さんは、もう二タ月ほどまえから、たびたびこの家へ来たので した。井戸を掘るお金はだいたいできたのですが、いざとなって地 主が、そこに井戸を掘ることをしょうちしてくれないので、何度も 頼みに来たのでした。その地主というのは、牛を椿につないだ利助 さんを、さんざん叱ったあの老人だったのです。

Kaizo san wa, mou futatsuki hodo mae kara, tabitabi kono ie he kitanodeshita. Ido wo horu okane wa daitai dekitanodesu ga, iza to natte jinushi ga, soko ni ido wo horu koto wo shouchi shitekurenainode, nandomo tanomi ni kitanodeshita. Sono jinushi to iu nowa, ushi wo tsubaki ni tsunaida Risuke san wo, sanzan shikatta ano roujin dattanodesu. Kaizo san sudah dua bulan lebih sebelumnya, sering datang ke rumah ini. Uang untuk menggali sumur sebagian besar sudah terkumpul, tapi karena tuan tanah tersebut tidak menyetujui untuk menggali sumur di sana, ia pun datang berkali-kali untuk memohon. Yang dimaksud dengan tuan tanah tersebut adalah orang tua yang dulu memarahi Risuke san yang telah mengikatkan sapinya ke pohon camellia.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:108)

Namun Kaizo yang memiliki tekad kuat untuk mewujudkan keinginannya serta tidak menyerah begitu saja, akhirnya berhasil meluluhkan hati tuan tanah yang keras kepala. Semua usaha Kaizo tersebut dilakukannya agar dapat membuat sumur yang diinginkannya. Hal itu ia lakukan karena ia peduli terhadap orang banyak.

3. 2. 2. Karakterisasi Melalui Lokasi dan Situasi Percakapan

Kaizo yang merasa bersalah setelah berpikir yang tidak-tidak tentang tuan tanah yang sedang sekarat dan sebentar lagi akan meninggal, memutuskan pergi ke rumah pak tua itu lagi untuk meminta maaf. Berikut kutipannya :

老人はやつれて寝ていました。海蔵さんは枕もとに両手をついて、 「わしは、あやまりに参りました。昨日、わしはここから帰るとき、 息子さんから、あなたが死ねば息子さんが井戸を許してくれるとき いて、悪い心になりました。もうじき、あなたが死ぬからいいなど と、恐ろしいことを平気で思っていました。つまり、わしはじぶん の井戸のことばかり考えて、あなたの死ぬことを待ちねがうという ような、鬼にもひとしい心になりました。そこで、わしは、あやま りに参りました。井戸のことは、もうお願いしません。またどこか、 ほかの場所をさがすとします。ですから、あなたはどうぞ、死なな いで下さい。」 と、いいました。

Roujin wa yatsurete neteimashita. Kaizo san wa makura motoni ryoute wo tsuite, “washi wa, ayamari ni mairimashita. Kinou, washi wa koko kara kaeru toki, musuko san kara, anata ga shineba musuko san ga ido wo yurushitekureru to kite, warui kokoro ni narimashita. Moujiki, anata ga shinu kara ii nado to, osoroshii koto wo heiki de omotteimashita. Tsumari, washi wa jibun no ido no koto bakari kangaete, anata no shinu koto wo machinegau to iu youna, oni ni mo hitoshii kokoro ni narimashita. Sokode, washi wa, ayamari ni mairimashita. Ido no koto wa, mou onegaishimasen. Mata dokoka, hoka no basho wo sagasutoshimasu. Desukara, anata wa douzo, shinanaide kudasai.”to, iimashita.

Orang tua itu masih tidur. Kaizo san meletakkan kedua tangannya di dekat

tempat tidur dan berkata, “Aku minta maaf. Kemarin, saat pulang dari sini,

hatiku menjadi jahat, setelah mendengar putramu, seandainya kau meninggal, maka ia akan mengijinkanku menggali sumur. Sebentar lagi tiba waktu anda, anda akan meninggal, dan saya merasa membiarkan sesuatu yang mengerikan. Dengan kata lain, saat hanya memikirkan hal- hal tentang sumur, hatiku berubah menjadi seperti setan, seperti mengharap kematianmu. Jadi maafkan aku. Aku tidak akan meminta hal- hal tentang sumur lagi. Dan aku akan mencari tempat lain. Oleh karena itu,

anda tidak boleh mati.”

Percakapan tersebut diatas terjadi di rumah tuan tanah. Saat itu Kaizo hanya berbicara berdua dengan pak tua tersebut. Ia pergi ke sana untuk meminta maaf karena telah berpikiran yang tidak-tidak. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Kaizo merupakan orang yang pemberani dan berjiwa besar, karena ia tidak sungkan-sungkan untuk berkata jujur tentang apa yang telah ia pikirkan tentang pak tua itu dan meminta maaf atas sikapnya tersebut.

3. 2. 3. Karakterisasi Melalui Jatidiri Tokoh yang dituju oleh Penutur

Kaizo yang telah menyadari bahwa ia telah berpikir salah, membuat keputusan pergi menemui tuan tanah lagi untuk meminta maaf. Saat mengutarakan permintaan maafnya tersebut, justru tuan tanah tersebut memiliki penilaian sendiri untuk Kaizo. Pak tua itu mengatakan bahwa Kaizo adalahorang yang berhati baik, sehingga ia pun mengijinkan Kaizo menggali sumur di sekitar tanah miliknya. Berikut kutipannya :

「お前さんは、心のええおひとじゃ、わしは長い生涯じぶんの慾ば かりで、ひとのことなどちっとも思わずに生きて来たが、いまはじ めてお前さんのりっぱな心にうごかされた。お前さんのような人は、 いまどき珍しい。それじゃ、あそこへ井戸を掘らしてあげよう。ど んな井戸でも掘りなさい。もし掘って水が出なかったら、どこにで もお前さんの好きなところに掘らしてあげよう。あのへんは、みな、 わしの土地だから。うん、そうして、井戸を掘る費用がたりなかっ たら、いくらでもわしが出してあげよう。わしは明日にも死ぬかも 知れんから、このことを遺言しておいてあげよう。」

“Omae san wa, kokoro no ee ohitojya, washi wa nagai shougai jibun no yoku bakari de, hito no koto nado chitto mo omowazuni ikitekita ga, ima hajimete omae san no rippa na kokoro ni ugokasareta. Omae san no youna hito wa, imadoki mezurashii. Sorejya, asoko he ido wo horashite ageyou. Donna ido demo horinasai. Moshi hotte mizu ga denakattara, doko ni demo omae san no suki na tokoro ni horashite ageyou. Ano hen wa, mina, washi no tochi dakara. Un, soushite, ido wo horu hiyou ga

tarinakattara, ikura demo washi ga dashite ageyou. Washi wa ashita ni mo shinu kamoshiren kara, kono koto wo yuigonshiteoiteageyou.”

“Kamu adalah orang yang memiliki hati yang baik, selama ini aku hidup

dalam ketamakan, hidup tanpa sedikitpun memikirkan orang lain, tapi sekarang aku mulai berubah Karena kebaikan hatimu. Orang sepertimu sangat jarang saat ini. Baiklah, silahkan gali sumur di tempat yang kau suka, dimanapun itu. Bagaimanapun bentuk sumurnya, galilah! Sebelah sana adalah tanah milikku. Benar, kalau biaya untuk menggali sumurnya kurang, aku akan mengeluarkan uang berapapun. Aku akan memberikan hal ini sebagai permintaan terakhirku, karena mungkin besok aku akan

meninggal.”

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:111-112)

3. 2. 4. Kualitas Mental Tokoh

Mental tokoh Kaizo ini terlihat saat ia sedang berusaha memohon kepada tuan tanah agar diijinkan menggali sumur di sekitar tanah milik tuan tanah tersebut. Usaha ini tidaklah mudah bagi Kaizo, mengingat sifat tuan tanah yang keras kepala, apalagi mereka berdua pernah berselisih paham ketika sapi milik Risuke memakan semua daun camelia di pekarangan milik pak tua itu. Bahkan setelah Kaizo mengetahui bahwa tuan tanah tersebut sedang sekarat, ia mengurungkan niatnya. Saat itulah putra tuan tanah berbicara kepada Kaizo untuk bersabar, karena jika pak tua itu meninggal, ia akan menjadi generasi berikutnya dan mewarisi semua tanah tersebut. Kaizo yang terlalu senang mendengar hal tersebut, menjadi berpikiran yang tidak-tidak. Berikut kutipannya :

門を出ようとすると、老人の息子さんが、海蔵さんのあとを追って きて、 「うちの親父は、がんこでしようがないのですよ。そのうち、私の 代になりますから、そしたら私があなたの井戸を掘ることを承知し てあげましょう。」 といいました。

海蔵さんは喜びました。あの様子では、もうあの老人は、あと二、 三日で死ぬに違いない。そうすれば、あの息子があとをついで、井 戸を掘らせてくれる、これはうまいと思いました。

Mon wo deyou to suru to, roujin no musuko san ga, Kaizo san no ato wo ottekite, “uchi no oyaji wa, gankou de shiyouganai nodesuyo. Sono uchi, watashi no dai ni narimasukara, soshitara watashi ga anata no ido wo horu koto wo shouchi shiteagemashou. ”to iimashita.

Kaizo san wa yorokobimashita. Ano yousu dewa, mou ano roujin wa, ato ni, san niche de shinu ni chigainai. Sousureba, ano musuko ga ato wo tsuide, ido wo horasete kureru, kore wa umai to omoimashita.

Saat akan keluar dari pintu, anak laki-laki pak tua itu mengejar Kaizo san

dan berkata, “Apa boleh buat, ayahku memang orang yang keras kepala. Sebentar lagi aku akan menjadi penerus generasi berikutnya, saat itu tiba

aku akan memberimu ijin untuk menggali sumur.”

Kaizo san merasa senang. Ia berpikir bahwa dalam keadaan tersebut, pak tua itu akan meninggal dalam 2-3 hari kedepan. Seandainya hal itu terjadi, setelah putranya menggantikan posisi pak tua itu, ia bisa menggali sumur.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:109-110)

Kutipan di atas menunjukkan perasaan Kaizo yang merasa senang karena ada harapan ia bisa menggali sumur. Ia pun langsung menceritakan hal itu kepada ibunya. Kaizo yang merasa senang menjadi lupa diri sehingga berpikiran yang tidak-tidak. Ibunya yang mendengarkan cerita itu pun menganggap bahwa hati Kaizo telah menjadi jahat, karena hanya memikirkan pekerjaannya sendiri, bahkan sampai mengharap kematian seseorang. Berikut kutipannya :

その夜、夕飯のとき、海蔵さんは年とったお母さんに、こう話しま した。 「あのがんこ者の親父が死ねば、息子が井戸を掘らせてくれるそう だがのオ。だが、ありゃ、もう二、三日で死ぬからええて。」 すると、お母さんはいいました。 「お前は、じぶんの仕事のことばかり考えていて、悪い心になった

Dalam dokumen Juniar Roza K - S1 S..> (Halaman 41-85)

Dokumen terkait