• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 1 METODE TELLING

Dalam dokumen Juniar Roza K - S1 S..> (Halaman 32-40)

3. 1. 1. Karakterisasi Melalui Nama Tokoh

Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Kaizo. Nama kaizo di sini dalam Bahasa Jepang ditulis dengan huruf kanji 海蔵さん. Nama ini terdiri dari dua huruf kanji, pertama adalah kanji 海 = dalam kunyoumi (cara baca dari Jepang) dibaca umi, dan dalam onyoumi (cara baca dari cina) bisa dibaca kai atau gai. Kanji umi ini dalam bahasa Jepang berarti laut. Kedua, kanji 蔵 = kura (kunyoumi), zou atau sou (onyoumi), yang artinya gudang, lumbung, tempat penyimpanan. Kanji海 dan蔵 jika digabungkan menjadi 海蔵 (dibaca kaizou), yang berarti gudang laut atau dapat dikatakan tempat penyimpanan air yang banyak.

Sesuai dengan namanya tokoh Kaizo adalah orang yang berhubungan dengan air dan gudang atau tempat penyimpanan. Tokoh ini dalam cerpen diceritakan berawal dari ketika ia melihat air pegunungan yang menyembur terus- menerus. Hal itulah yang membuatnya ingin menggali sebuah sumur untuk menampung air tersebut agar dapat dimanfaatkan dan membantu orang-orang.

Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Kaizo adalah seorang yangmemiliki hati seluas samudra (laut), karena ia ingin mewujudkan keinginannya untuk membangun sumur untuk orang banyak, hal ini sesuai dengan namakaidari kanji海(umi) yang berarti laut.

3. 1. 2. Karakteristik Melalui Penampilan Tokoh

Penampilan para tokoh yang digambarkan pengarang dalam cerpen merupakan salah satu cara untuk mengetahui karakter atau sifat yang dimiliki oleh tokoh tersebut secara langsung. Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Kaizo. Penampilan Kaizo yang menarik becak, menjelaskan bahwa tokoh ini digambarkan sebagai seorang penarik becak. Berikut kutipannya :

海蔵さんは、からの人力車をひきながら家に帰ってゆくとき、 「三十円な。……三十円か。」

と、何度もつぶやいたのでありました。

Kaizo san wa, kara no jinrikisha wo hikinagara ie ni kaetteyuku toki, “sanjuuen na. …sanjuuen ka.”to, nandomo tsubuyaita node arimashita. Saat Kaizo pulang ke rumah sambil menarik becaknya yang kosong,

berulang kali ia bergumam “30 yen…30 yen ya?”

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:97)

Hal ini juga diperjelas dari penampilannya yang memakai topi caping (manjuugasa = sejenis topi yang biasa dikenakan para penarik becak di Jepang jaman dahulu), berikut kutipannya :

「ああ、あれがもう鳴き出したな。あれをきくと暑くなるて。」 と、海蔵さんが、まんじゅう笠をかむりながらいいました。

“Aa, are ga mou nakidashitana. Are wo kikuto atsukunarute.”to, Kaizo san ga, manjuu gasa wo kamurinagara iimashita.

“Ah, hewan itu sudah bernyanyi. Kalau mendengar mereka berarti ini sudah memasuki musim panas.” kata Kaizo sambil memakai topi

jeraminya.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:92)

Pekerjaan Kaizo sebagai penarik becak tersebut dijalankannya saat waktu senggang saja, karena pekerjaan utama ia sehari-hari adalah bertani. Hal ini

menunjukkan bahwa tokoh ini merupakan seorang yang pekerja keras. Keadaan ekonomi yang pas-pasan sebagai petani desa, membuatnya bekerja keras membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja sambilan menarik becak. Berikut kutipannya :

二人は百姓仕事をし、暇なときには海蔵さんが、人力車を曳きに出 ていたのであります。

Futari wa hyakushoushigoto wo shi, himanatoki niwa kaizousan ga, jinrikisha wo hikinideteita no dearimasu.

Mereka bekerja sebagai petani, saat waktu luang, Kaizo san pergi keluar untuk menarik becak.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:97)

Penampilan tokoh Kaizo di akhir cerita digambarkan sebagai seorang tentara. Ia memakai topi warna hitam dan kuning, serta pakaian warna hitam (seragam lengkap tentara Jepang jaman dahulu). Berikut kutipannya :

村の方から行列が、しんたのむねを下りて来ました。行列の先頭に は黒い服、黒と黄の帽子をかむった兵士が一人いました。それが海 蔵さんでありました。

Mura no hou kara gyouretsu ga, shintanomune wo oritekimashita. Gyouretsu no sentou ni wa kuroi fuku, kuro to ki no boushi wo kamutta heishi ga hitori imashita. Sore ga Kaizo san dearimashita.

Sekelompok barisan dari arah desa datang menuruni shintanomune. Ada seorang tentara yang memakai topi warna hitam dan kuning, serta pakaian warna hitam adalah pemimpin barisan tersebut. Dia adalah Kaizo san.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:112)

Hal ini menunjukkan bahwa tokoh ini memiliki sifatpemberani, karena ia tidak takut untuk membela negaranya yang sedang berperang melawan musuh

(Rusia) dengan mengabdi sebagai tentara dan ikut dalam peperangan. Meskipun pada akhirnya Kaizo diceritakan gugur dala medan perang (Jepang - Rusia).

3. 1. 3. Karakterisasi Melalui Tuturan Pengarang

Pengarang menggambarkan tokoh Kaizo sebagai orang yang memiliki sifat peduli terhadap orang lain. Hal ini ditunjukkannya ketika ia tengah membela temannya (Risuke) yang sedang dimarahi oleh tuan pemilik tanah (tokoh Jinushi san). Saat itu sapi milik Risuke yang diikatkan ke pohon camelia memakan semua daun camelia yang ada di sekitar tanah milik tuan tanah tersebut. Tuan tanah yang mengetahui hal tersebut naik pitam, karena bunga camelia yang ada di pekarangannya rusak dan habis dimakan sapi milik Risuke. Tuan tanah tidak terima akan hal itu dan menuntut tanggung jawab Risuke untuk mengembalikan pohon camelia miliknya seperti semula. Kaizo yang mendengar hal itu tidak mungkin dapat dilakukan oleh siapapun, ia memberanikan diri memintakan maaf untuk Risuke yang tersudut. Berikut kutipannya :

そこで人力曳きの海蔵さんも、まんじゅう笠をぬいで、利助さんの ためにあやまってやりました。

Sokode jinrikihiki no Kaizo san mo, manjuu gasa wo nuide, Risuke san no tame ni ayamatte yarimashita.

Lalu Kaizo san melepaskan topinya, dan memintakan maaf untuk Risuke san.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:94)

Rasa peduli Kaizo juga ia tunjukkan saat datang ke rumah tuan tanah. Awalnya Kaizo tidak mengetahui bahwa pak tua itu sakit, namun setelah mengetahui bahwa pak tua tersebut sekarat akibat cegukannya yang tidak kunjung

sembuh, ia menghampiri dan mendekat ke samping ranjang pak tua itu. Berikut kutipannya :

たずねて見ると、一昨日から地主の老人は、しゃっくりがとまらな いので、すっかり体がよわって、床についているということでした。 それで、海蔵さんはお見舞いに枕もとまできました。

Tazunete miru to, issaku jitsu kara jinushi no roujin wa, shakkuri ga tomaranai node, sukkari karada ga yowatte, toko ni tsuiteiru to iu koto deshita. Sorede, Kaizo san wa omimai ni makura motomadekimashita. Ketika Kaizo san bertanya, orang tua itu sejak dua hari lalu cegukan-nya belum berhenti, tubuhnya melemah dan berbaring di tempat tidur. Lalu Kaizo san mendekat ke samping tempat tidurnya untuk bersimpati.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:109)

Tidak hanya itu, Kaizo juga mengurungkan niatnya meminta ijin menggali sumur kepada pak tua yang sedang sekarat, dan justru memberikan resep manjur kepada orang itu agar cegukannya bisa berhenti. Berikut kutipannya :

海蔵さんは、こんな死にかかった人と争ってもしかたがないと思っ て、しゃっくりにきくおまじないは、茶わんに箸を一本のせておい て、ひといきに水をのんでしまうことだと教えてやりました。 Kaizo san wa, konna shini kakatta hito to arasotte moshikata ga nai to omotte, shakkuri ni kiku omajinai wa, chawan ni hashi wo ippon noseteoite, hitoiki ni mizu wo nondeshimau koto da to oshiete yarimashita. Kaizo san berpikir tidak ada gunanya melawan orang sekarat seperti ini, Dia mengajarkan mantra untuk orang cegukan, yaitu minum air yang ditaruh di mangkuk yang di atasnya ditaruh sumpit, dan minum dalam satu tarikan nafas.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:109)

Setiap kejadian yang dialami Kaizo, selalu diceritakan kepada ibunya, seperti saat ia bersama Risuke di tengah gunung dan mengetahui adanya air yang

terus-menerus menyembur keluar, ia menceritakan hal itu kepada ibunya. Berikut kutipannya :

夕飯のときに二人は、その日にあったことを話しあうのが、たのし みでありました。

Yuuhan no toki ni futari wa, sono hi ni atta koto wo hanashiau no ga, tanoshimi de arimashita.

Saat makan malam, mereka saling bercerita tentang kejadian di hari itu, sangat menyenangkan.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:97)

Ia juga bercerita kepada ibunya tentang niatnya membuat sumur di sekitar sana. Berikut kutipannya :

海蔵さんは、水をのみにいっている間に利助さんの牛が椿の葉を喰 ってしまったことを話して、 「あそこの道ばたに井戸があったら、いいだろにのオ。」と、いい ました。 「そりゃ、道ばたにあったら、みんながたすかる。」 と、いって、お母さんは、あの道の暑い日盛りに通る人々をかぞえ あげました。

Kaizo san wa, mizu wo nomini itteiru aida ni Risuke san no ushi ga tsubaki no ha wo kutteshimatta koto wo hanashite,

“Asoko no michibata ni ido ga attara, iidaroninoo.”to, iimashita.

“Sorya, michibata ni attara, minna ga tasukaru.”to itte, okaasan wa, ano michi no atsui hizakari ni tooru hitobito wo kazoe agemashita.

Kaizo san bercerita tentang sapi milik Risuke san yang telah memakan daun camelia selama mereka pergi minum air,

“Kalau ada sumur yang letaknya di pinggir jalan, bagus kan?” katanya. “Ya, kalau sumur itu ada di pinggir jalan, semua orang akan tertolong.”

kata ibunya yang juga menghitung orang-orang yang melewati jalan itu pada tengah hari di musim panas.

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:97-98)

Kutipan tersebut diatas yang menceritakan tentang apa yang dialami Kaizo dan diceritakan kepada ibunya menunjukkan bahwa karakter Kaizo yang memiliki

sifatterbuka. Sifat ini juga ia tunjukkan saat bercerita tentang kondisi tuan tanah dan kegagalannya membujuk pak tua itu kepada ibunya. Ia menceritakan bahwa saat itu ia belum berhasil meluluhkan hati tuan tanah yang masih keras kepala, namun setelah bertemu dan berbicara kepada putra tuan tanah tersebut, Kaizo seperti mendapat angin segar, karena ia berpikir, jika tuan tanah itu akhirnya meninggal, maka generasi selanjutnya akan dipimpin oleh putra tuan tanah. Saat itulah Kaizo akan diijinkan untuk menggali sumur di shintanomune. Berikut kutipan yang sesuai dengan kejadian tersebut :

その夜、夕飯のとき、海蔵さんは年とったお母さんに、こう話しま した。

「あのがんこ者の親父が死ねば、息子が井戸を掘らせてくれるそう だがのオ。だが、ありゃ、もう二、三日で死ぬからええて。」 Sono yoru, yuuhan no toki, Kaizo san wa toshitotta okaasan ni, kou hanashimashita. “Ano ganko mon no oyaji ga shineba, musuko ga ido wo horasete kureru soudaganoo. Daga, arya, mou ni, minnichi de shinu kara eete.”

Malam itu, saat makan malam, Kaizo san bercerita kepada ibunya seperti

ini. “Seandainya pak tua yang keras kepala itu meninggal, putranya akan

mengijinkanku untuk bisa menggali sumur. Tapi kalau dalam 2-3 hari mau meninggal juga tidak apa-apa,”

(ごんぎつね.夕鶴, 1986:110)

Kaizo yang memiliki keinginan kuat untuk membuat sumur, melakukan berbagai macam usaha. Ia bertanya kepada temannya yang bernama Shingoro (penggali sumur). Shingoro yang paham mengenai sumur menyarankan Kaizo bahwa jika ingin menggali sebuah sumur membutuhkan uang sebesar 30 yen. Kaizo sadar mengumpulkan uang sebanyak itu bagi orang miskin sepertinya tidaklah mudah. Ia berusaha membujuk Risuke agar mau membantunya, namun

hal itu tidak berhasil. Kaizo yang tidak pantang menyerah, mempunyai ide untuk membuat sebuah kotak persembahan dan menggantungkannya ke pohon camelia. Kotak persembahan itu dibuatnya dengan tujuan agar orang-orang yang melewati tempat itu dan melihat kotak tersebut, mau menyumbangkan beberapa sen uangnya. Uang yang terkumpul nanti akan ia gunakan untuk membuat sumur. Berikut kutipannya : 旅の人や、町へゆく人は、しんたのむねの下の椿の木に、賽銭箱の ようなものが吊るされてあるのを見ました。それには札がついてい て、こう書いてありました。 「ここに井戸を掘って旅の人にのんでもらおうと思います。志のあ る方は一銭でも五厘でも喜捨して下さい。」 これは海蔵さんのしわざでありました。それがしょうこに、それか ら五、六日のち、海蔵さんは、椿の木に向かいあった崖の上にはら ばいになって、えにしだの下から首ったまだけ出し、人々の喜捨の しようを見ていました。

Tabi no hito ya, machi he yuku hito wa, shintanomune no shita no tsubaki no ki ni, saisenbako no youna mono ga tsurusarete aru no wo mimashita. Soreniwa fuda ga tsuiteite, kou kaitearimashita.

“Kokoni ido wo hotte tabi no hito ni nonde moraou to omoimasu. Kokorozashi no aru kata wa ichisen demo gorin demo kishashite kudasai.” Kore wa Kaizo san no shiwaza de arimashita. Sore ga shouko ni, sorekara go, muinichi no chi, Kaizo san wa, tsubaki no ki ni mukai atta gake no ue ni harabai ni natte, enishida no shita kara kubitta dake dashi, hitobito no kasha no shiyou wo miteimashita.

Orang-orang yang pergi ke kota, dan orang yang sedang dalam perjalanan akan melihat benda seperti kotak persembahan yang digantung pada pohon bunga camelia di bawah shintanomune. Di kotak itu ada sebuah catatan

yang tertulis seperti ini “Aku berniat menggali sumur di sini supaya orang

yang bepergian bisa minum di sini. Bagi yang mau sumbanglah 5 rin atau

satu sen”.

Ini adalah ulah Kaizo san. Sebagai buktinya, sejak 5-6 hari yang lalu, Kaizo san berbaring di atas bukit yang ada di depan pohon camelia, ia hanya sesekali mengeluarkan lehernya untuk melihat orang-orang yang bersedekah.

Berdasarkan kejadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tokoh Kaizo ini selain memiliki sifat yang tak mudah menyerah, juga sangat cerdik. Terbukti ketika usaha pertamanya gagal, ia tidak kehabisan akal. Ia justru memiliki ide yang cukup kreatif dengan membuat kotak persembahan.

Sifat pantang menyerah Kaizo juga terlihat dari kutipan berikut ini :

海蔵さんは、もう二タ月ほどまえから、たびたびこの家へ来たので

Dalam dokumen Juniar Roza K - S1 S..> (Halaman 32-40)

Dokumen terkait