BAB V BIAYA DAN JADWAL a Anggaran Biaya
BAB 2. METODE Stadia Larva
Hewan uji yang digunakan adalah larva hasil pemijahan alami ikan Rainbow Ajamaru yang berumur 1 hari (D0). Larva diukur panjang totalnya dibawah mikroskop dan di dokumentasikan. Pengamatan panjang larva dilakukan setiap hari selama 30 hari (sampai menjadi benih) secara acak bergantian pada setiap wadah. Larva dipelihara dalam bak fiber bervolume 100 L atau akuarium dengan ukuran 60x40x40 cm dengan tinggi air 30 cm (volume 72 L). Perlakuan padat penebaran yaitu: Pelakuan A. 10 ekor/L; Perlakuan B. 15 ekor/liter dan perlakuan C. 20 ekor/liter. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Setiap bak fiber/akuarium diberi aerasi secukupnya dan kecepatannya diatur agar benih tidak menggerombol namun tidak terlalu sulit untuk memangsa pakan. Pakan yang diberikan yaitu pakan alami berupa rotifer, moina, naupli artemia, dan daphnia secara ad libitum sebanyak 3 kali/hari yaitu pagi, siang dan sore.
Parameter Uji :
• Laju pertumbuhan harian spesifik panjang larva, dihitung
menggunakan rumus berdasarkan Effendie (1979): L = Lt – Lo
dengan:
L = Pertumbuhan panjang total (cm)
Lt = Panjang rata-rata ikan akhir penelitian (cm) Lo = Panjang rata-rata ikan awal penelitian (cm)
Laju Pertumbuhan harian individu menggunakan rumus menurut Arifin dan Rupawan (1997) :
SGR = (Ln Lt – Ln L0) X 100% ∆t
Keterangan :
SGR: Laju pertumbuhan harian individu (%/ hari) W0 : Panjang awal ikan (cm)
48 Wt : Panjang akhir ikan (cm) ∆t : Waktu pemeliharaan (hari)
• Koefisien keragaman dihitung berdasarkan rumus Steel dan Torrie (1993) :
Koefisien Keragaman (KK) = Standar Deviasi x 100% Panjang rata-rata
• Tingkat kelangsungan hidup larva
Tingkat kelangsungan hidup larva dihitung berdasarkan jumlah larva pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah total larva yang ditebar pada awal pemeliharaan menggunakan rumus Effendie, 1997 yaitu :
Survival Rate (SR) = Jumlah larva pada akhir pemeliharaan x 100%
Jumlah larva pada awal pemeliharaan
Selain itu diukur juga perkembangan ontogeny larva dan pigmentasi. Sebagai pendukung, dilakukan monitoring kualitas air seperti suhu, pH, ammonia, nitrit, nitrat dan oksigen terlarut (DO) setiap 7 hari sekali.
Stadia Benih (Pendederan I)
Hewan uji yang digunakan adalah benih hasil pemijahan alami ikan Rainbow Ajamaru yang berumur ± 30 hari (D29). Benih diukur panjang totalnya dibawah millimeter blok dan di dokumentasikan. Pengamatan panjang benih dilakukan setiap 14 hari selama 60 hari (D90). Benih dipelihara dalam waring berukuran mesh 200 mikron, dengan dimensi 0,5x0,5x0,7 m dan tinggi air 50 cm (volume 400 L), atau akuarium dengan ukuran 60x40x40 cm dengan tinggi air 30 cm (volume 72 L). Perlakuan padat penebaran yaitu: Pelakuan A. 5 ekor/L; Perlakuan B. 10 ekor/liter dan perlakuan C. 15 ekor/liter. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Setiap bak waring/akuarium diberi aerasi
49
secukupnya dan kecepatannya diatur agar benih tidak menggerombol namun tidak terlalu sulit untuk memangsa pakan. Pakan yang diberikan yaitu pakan alami berupa cacing tubifex/cacing darah, secara ad libidtum sebanyak 2 kali/hari yaitu pagi, dan sore. Dan wadah pemeliharaan disipon setiap hari untuk membersihkan sisa pakan yang tersisa.
Parameter Uji :
• Pertumbuhan panjang benih, dihitung menggunakan rumus berdasarkan Effendie (1979):
L = Lt – Lo dengan:
L = Pertumbuhan panjang total (cm)
Lt = Panjang rata-rata ikan akhir penelitian (cm) Lo = Panjang rata-rata ikan awal penelitian (cm)
• Pertumbuhan bobot benih dihitung dengan menggunakan rumus
berdasarkan Effendie (1979): Wm = Wt – Wo
dengan:
Wm = Pertumbuhan bobot mutlak (g)
Wt = Bobot rata-rata ikan akhir penelitian (g) Wo = Bobot rata-rata ikan awal penelitian (g)
Laju Pertumbuhan harian individu menggunakan rumus menurut Arifin dan Rupawan (1997) :
SGR = (Ln Lt – Ln L0) X 100% ∆t
Keterangan :
SGR: Laju pertumbuhan harian individu (%/ hari) W0 : Panjang awal ikan (cm)
Wt : Panjang akhir ikan (cm) ∆t : Waktu pemeliharaan (hari)
50
• Koefisien keragaman dihitung berdasarkan rumus Steel dan Torrie (1993) :
Koefisien Keragaman (KK) = Standar Deviasi x 100% Panjang rata-rata
• Tingkat kelangsungan hidup benih
Tingkat kelangsungan hidup benih dihitung berdasarkan jumlah benih pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah total benih yang ditebar pada awal pemeliharaan menggunakan rumus Effendie, 1997 yaitu :
Survival Rate (SR) = Jumlah benih pada akhir pemeliharaan x 100%
Jumlah benih pada awal pemeliharaan
Sebagai pendukung, dilakukan pengamatan kualitas air seperti suhu, pH, ammonia dan oksigen terlarut (DO) setiap 14 hari sekali.
Stadia Benih (Pendederan II)
Hewan uji yang digunakan adalah benih hasil pendederan I ikan Rainbow Ajamaru yang berumur 90 hari (D89). Benih diukur panjang totalnya dibawah millimeter blok dan di dokumentasikan. Pengamatan panjang benih dilakukan setiap 14 hari selama 120 hari (sampai benih matang gonad pertama kali). Benih dipelihara dalam waring berukuran mesh 200 mikron dengan dimensi 1x1x1 m dengan tinggi air 800 cm (volume 800 L), atau akuarium dengan ukuran 60x40x40 cm dengan tinggi air 30 cm (volume 72 L). Perlakuan padat penebaran yaitu: Pelakuan A. 1 ekor/L; Perlakuan B. 3 ekor/liter dan perlakuan C. 5 ekor/liter. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Setiap waring/akuarium diberi aerasi secukupnya dan kecepatannya diatur agar benih tidak menggerombol namun tidak terlalu sulit untuk memangsa pakan. Pakan yang diberikan yaitu pakan alami berupa cacing tubifex/cacing darah secara ad satiation sebanyak 2 kali/hari yaitu pagi dan sore. Dan wadah pemeliharaan disipon setiap hari untuk membersihkan sisa pakan yang tersisa
51 Parameter Uji :
• Pertumbuhan panjang benih, dihitung menggunakan rumus berdasarkan Effendie (1979):
L = Lt – Lo dengan:
L = Pertumbuhan panjang total (cm)
Lt = Panjang rata-rata ikan akhir penelitian (cm) Lo = Panjang rata-rata ikan awal penelitian (cm)
• Pertumbuhan bobot benih, dihitung dengan menggunakan rumus
berdasarkan Effendie (1979): Wm = Wt – Wo
dengan:
Wm = Pertumbuhan bobot mutlak (g)
Wt = Bobot rata-rata ikan akhir penelitian (g) Wo = Bobot rata-rata ikan awal penelitian (g)
Laju Pertumbuhan harian individu menggunakan rumus menurut Arifin dan Rupawan (1997) :
SGR = (Ln Lt – Ln L0) X 100% ∆t
Keterangan :
SGR: Laju pertumbuhan harian individu (%/ hari) W0 : Panjang awal ikan (cm)
Wt : Panjang akhir ikan (cm) ∆t : Waktu pemeliharaan (hari)
• Warna tubuh ikan yang diukur dengan menggunakan bantuan
kertas Toca Color Finder (TCF) atau Colorimeter.
• Tingkat kelangsungan hidup benih
Tingkat kelangsungan hidup benih dihitung berdasarkan jumlah benih pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah total benih yang ditebar pada awal pemeliharaan menggunakan rumus Effendie, 1997 yaitu :
52
Survival Rate (SR) = Jumlah benih pada akhir pemeliharaan x 100%
Jumlah benih pada awal pemeliharaan
perkembangan gonad dan juga pigmentasi visual awal pada jantan diukur sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kematangan gonadnya.
Sebagai pendukung, dilakukan monitoring kualitas air seperti suhu, pH, ammonia, nitrat, nitrit, oksigen terlarut (DO) dan intensitas cahaya setiap 14 hari, dan juga dilakukan analisa glukosa darah atau hormon kortisol pada akhir pemeliharaan.
Analisis Data
Data tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan panjang dan bobot larva-benih dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%, dan uji lanjut Tukey dengan bantuan software SPSS 17. Data ditampilkan dalam bentuk Tabel dan Grafik.
BAB 3. KELUARAN