BAB II KAJIAN TEORI
B. Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
3. Metode Supervisi Manajerial
Metode pelaksanaan pengawasan manajerial dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain :
a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang dilakukan oleh pengawas manajerial adalah monitoring dan evaluasi. Monitoring merupakan bagian penting
43
Tim penyusun, Supervisi Manajerial dan Supervisi akademik, (Jakarta Pusat: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, 2015), h. 7.
44
Tim Penyusun, Buku kerja pengawas, (Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Jakarta: 2011), Cet. II, h. 23.
dalam pelaksanaan supervisi manajerial dengan dilakukannya pengontrolan selama program berjalan.
Menurut Rochiat seperti yang dikutip dalam metode dan teknik supervisi bahwa monitoring adalah:
“Suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program.”45
Melalui kegiatan monitoring, pengawas sekolah dapat melihat ketercapaian program sekolah dari sisi keunggulan dan kelemahan yang dapat dijadikan umpan balik oleh sekolah dan dijadikan sebagai bahan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas sekolah harus melengkapi diri dengan parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator sekolah yang harus diamati dan dinilai.46
Setelah pengawas sekolah melakukan monitoring perlu adanya evaluasi. Teknik evaluasi ditunjukan untuk mengetahui kesuksesan pelaksanaan peyelenggaraan sekolah atau sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.47
Menurut Nanang Fattah, evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.48 Sedangkan menurut TR Marrison seperti yang dikutip Nanang Fattah evaluasi memiliki 3 faktor penting yaitu evaluasi membutuhkan pertimbangan, deskripsi obyek penilaian, dan kriteria yang bertanggung jawab.49
Tujuan evaluasi dalam supervisi manajerial adalah:
45
Tim penyusun, Metode dan Teknik Supervisi. (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008), h. 18
46Ibid,.
47
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan; Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.195
48
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 10, h. 107
27
a. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program; b. Untuk mengetahui keberhasilan program;
c. Untuk mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan
d. Untuk memberikan penilaian (judgement) terhadap sekolah.50
Dengan evaluasi seorang pengawas sekolah dapat memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan yang terdapat di sekolah. Selain itu, dengan evaluasi akan menjamin cara kerja yang efektif dan efesien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan secara efesien.
b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Hasil dari monitoring yang dilakukan pengawas sekolah hendaknya terlebih dahulu disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah dan guru.51 Pemberdayaan dan partisipasi yang dilakukan memberikan dampak atas keberhasilan atau pun kegagalan dalam pelaksanaan program sekolah.
Diskusi kelompok terfokus ini memerlukan keterlibatan pihak sekolah dalam melakukan refleksi terhadap data yang ada dalam menemukan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam penyelenggaraan program sekolah. Pelaksanaannya dapat berbentuk forum yang dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan dengan melibatkan unsur-unsur stakeholder sekolah.
Diskusi kelompok terfokus atau Focused Group Discussion (FGD) ini bertujuan untuk menyatukan pandangan stakeholder sekolah mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah.52
50
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan; Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.195-196
51Ibid, h.196
52
Tim penyusun, Metode dan Teknik Supervisi. (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008), h. 19
Peran pengawas sekolah dalam pelaksanaan diskusi kelompok terfokus ini adalah sebagai narasumber sekaligus fasilitator untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Langkah-langkah yang ditempuh agar FGD dapat berjalan dengan efektif adalah sebagai berikut:
1) Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.
2) Peserta FGD hendaknya mewakili beberapa unsur, sehingga diperoleh pandangan yang beragam dan komprehensif.
3) Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing. 4) Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam
mendokumentasikan usulan atau pandangan semua pihak.
5) Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan.
6) Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.53
c. Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas sekolah dalam membantu pihak sekolah untuk merumuskan visi, misi dan tujuannya.54 Perumusan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) di dalam konsep MBS sangat penting dilakukan dalam rangka merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder sekolah.
Dalam hal ini seorang pengawas sekolah merupakan sumber informasi, tempat bertanya dan sebagai fasilitator bagi kepala sekolah dan guru-guru dalam implementasi MBS secara efektif di sekolah. Dalam realisasinya metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.
53
Tim penyusun, Supervisi Manajerial dan Supervisi akademik, (Jakarta Pusat: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, 2015), h. 7
54
29
Langkah-langkah pelaksanaan metode Delphi dalam supervisi manajerial dikemukakan oleh Gordon seperti yang dikutip dalam panduan supervisi manajerial dan supervisi akademik Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemendikbud tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan sekolah.
2) Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas.
3) Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama. 4) Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai
pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritas.
5) Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.55
d. Workshop
Workshop atau lokakarya ini merupakan salah satu teknik yang bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite sekolah. 56 workshop sengaja dilakukan sebagai tempat untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu dengan jalan berdiskusi ataupun saling memeberikan pendapat antar satu anggota dengan anggota lainnya.
Workshop atau lokakarya ini dapat menjadi salah satu metode yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dalam melakukan supervisi manajerial. Pelaksanaan workshop ini memiliki tema yang disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan workshop ini dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) atau kegiatan oraganisasi sejenis lainnya.57
Dalam pelaksanaan supervisi manajerial pengawas sekolah dapat menerapkan teknik supervisi secara individual maupun secara
55
Ibid,. h. 8
56
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan; Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.198
kelompok. Penerapan teknik supervisi secara individual dilakukan kepada salah satu kepala sekolah yang memiliki permasalahan yang bersifat khusus di sekolah. Sedangkan penerapan supervisi secara kelompok dilakukan kepada beberapa kepala sekolah yang memiliki permasalahan yang sama di sekolah berdasarkan analisis kebutuhan masalah atau kebutuhan yang sama. Kemudian layanan supervisi tersebut dapat diberikan kepada suatu kelompok sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi.
Berdasarkan kajian konsep tentang supervisi manajerial dapat dijelaskan bahwa supervisi merupakan usaha pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh seorang pengawas dalam memperbaiki pengajaran dan pengelolaan sekolah secara kontinyu dan terarah sabagai upaya pengembangan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi manajerial adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah kepada kepala sekolah dalam hal administrasi dan pengelolaan sekolah untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas sekolah serta meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran.
Ruang lingkup supervisi manajerial berfokus pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana Prasarana, Standar Penilaian, Standar Pembiayaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Pengelolaan. Dalam hal ini yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah melakukan pemantauan terhadap pencapaian 8 SNP tersebut dan memanfaatkan hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. Selain itu, pengawas sekolah melakukan pengawasan, pembinaan, dan melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dalam hal pengelolaan dan administrasi sekolah.
31
Untuk melakukan tugas sebagai pengawas sekolah yang berfungsi sebagai supervisor manajerial, pengawas sekolah harus menguasai metode supervisi manajerial. Beberapa bentuk metode supervisi manajerial adalah pertama, monitoring dan evaluasi. Metode ini dilakukan oleh pengawas sekolah untuk melihat tingkat ketercapaian pelaksanaan dan keberhasilah program sekolah, selain itu untuk memberikan masukan dalam perencanaan program pada tahun selanjutnya dan sebagai penilaian terhadap sekolah. Kedua, Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion). Metode ini dilakukan setelah dilakukannya kegiatan monitoring dan evaluasi oleh pengawas sekolah, FGD ini adalah salah satu wadah untuk menyampaikan dan menyelesaikan masalah yang ditemukan saat monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk menyatukan pandangan stakeholder sekolah mengenai realitas kondisi sekolah, serta menentukan langkah-langkah yang strategis yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Ketiga, Delphi. Metode ini digunakan oleh pengawas sekolah dalam membantu pihak sekolah dalam merusumuskan visi, misi, dan tujuannya, dalam hal ini seorang pengawas merupakan sumber informasi, fasilitator, dan tempat bertanya untuk kepala sekolah dan guru-guru. Keempat, workshop. Metode ini dilakukan sebagai tempat untuk memecahkan masalah tertentu dengan jalan berdiskusi atau saling memberikan pendapat antar satu anggota dengan anggota lainnya.