• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2007 sampai dengan bulan Januari 2008, serta dilakukan di beberapa tempat sesuai dengan tahapan kegiatan, yaitu :

1. Persiapan, pencampuran dan pembuatan wafer ransum komplit dilakukan pada Laboratorium Industri Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB.

2. Penyimpanan serta pengujian sifat fisik wafer dilakukan di ruang penyimpanan wafer Jl. Babakan Doneng, Gg. H. Saidi no 128, Darmaga, Bogor.

3. Uji kadar air dilakukan pada Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB.

Materi Peralatan Percobaaan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin giling, wadah tempat mencampur, kantong plastik (30 cm x 50 cm dan 10 cm x 15 cm), timbangan analitik, gergaji, mesin kempa wafer, cetakan wafer, gelas ukur, Aw meter, jangka sorong, termohigrometer, dan karung.

Bahan Baku Ransum Komplit

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini berupa wafer ransum komplit dengan sumber serat berasal dari ampas tebu dan sumber hijauan pucuk tebu yang diperoleh dari PG. Jatitujuh terletak di Desa Sumber, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat serta rumput lapang yang diperoleh di sekitar kandang A, Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Kandungan nutrisi dari bahan baku penyusun ransum komplit dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Nutrisi Zat Makanan Bahan Baku Wafer Ransum Komplit

Bahan Baku Bahan Kering (%) Abu (%) Protein Kasar (%) Serat Kasar (%) Lemak Kasar (%) Beta-N (%) (%) Ca P (%) TDN (%) Bkl. Kelapa a 88,9 8,1 21,41 15,6 10,75 43,5 0,26 0,67 75,45 Rumputd 23.5 9,59 6,85 41,75 1,18 40,73 0.40 0.25 56 Jagung a 86,8 2,2 10,78 2,7 4,33 80,0 0,21 0,4 86,42 Molases a 82,40 11,0 3,95 0,4 0,3 84,4 0,89 0,14 70,7 Pucuk Tebu d 25,5 7,4 7,4 42,3 2,9 40 0,47 0,34 51,4 Ampas tebu d 91,0 3,0 1,00 49,0 0,70 59,0 29,8 0,00 45,00 Pollard a 88,5 5,93 18,5 9,78 3,86 61,9 0,23 1,1 68,00 Bkl.Kedelai a 88,1 8,2 46,52 6,5 2,55 36,2 0,38 0, 68 CaCO3 c 100 - - - - - - - - Urea c 100 - 281 - - - - - -

Sumber: a = Sutardi (1980) b = Parakkasi (1995) c = Tilman dkk (1990) d = BPPP (1985)

Formulasi Ransum

Formulasi ransum dibuat dengan metode trial and error (coba-coba). Ransum terdiri dari empat perlakuan, yaitu :

A1 = ransum (80% konsentrat + 20% rumput lapang) A2 = ransum (80% konsentrat + 20% ampas tebu)

A3 = ransum (80% konsentrat + 10% pucuk tebu + 10% ampas tebu) A4 = ransum (80% konsentrat + 20% pucuk tebu)

Formulasi ransum disusun dengan tingkat pucuk dan ampas tebu serta rumput lapang yang sama, yang dikombinasikan dengan konsentrat yang terdiri dari bungkil kelapa, jagung kuning, molases, pollard, CaCO3 serta urea. Susunan formula ransum dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Susunan Bahan Makanan dalam Wafer Ransum Komplit Pucuk dan Ampas Tebu Bahan makanan A1 A2 A3 A4 ...(%)... Pucuk tebu - - 10 20 Ampas tebu - 20 10 - Rumput lapang 20 - - - Pollard 29 30 29 29 Jagung 24 23 24 24 Bungkil kelapa 20 20 20 20 Molases 5 5 5 5 Vitamin 0.5 0.5 0.5 0.5 Urea 0.5 0.5 0.5 0.5 Mineral 1 1 1 1 Jumlah 100 100 100 100

Keterangan : A1= ransum yang mengandung 20% rumput lapang A2=ransum yang mengandung 20% ampas tebu

A3= ransum yang mengandung 10% pucuk tebu + 10% ampas tebu A4= ransum yang mengandung 20% pucuk tebu.

Komposisi bahan pakan yang digunakan sesuai dengan komposisi bahan pakan Sutardi (1980), Parakkasi (1995), dan Tilman dkk (1990). Kandungan zat nutrisi pada ransum penelitian ini didapat berdasarkan perhitungan dan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan Nutrient Wafer Ransum Komplit Berdasarkan Perhitungan Bahan Kering

Kandungan Nutrisi A1 A2 A3 A4

Protein Kasar (%) 16,4 13,24 15,27 15,69

Serat Kasar (%) 13,12 16,49 14,93 13,47

TDN (%) 70,28 67,89 68,72 69,36

Keterangan : A1= ransum yang mengandung 20% rumput lapang A2= ransum yang mengandung 20% ampas tebu

A3= ransum yang mengandung 10% pucuk tebu + 10% ampas tebu A4= ransum yang mengandung 20% pucuk tebu.

Metode Teknik Pembuatan Wafer

Teknik pembuatan wafer ransum komplit, yaitu:

a. Rumput lapang, pucuk dan ampas tebu dichopping dengan ukuran 2-5 cm agar memudahkan penanganan selama penjemuran dan mempercepat pengeringan serta memudahkan pengadukan atau pencampuran dengan bahan perekat.

b. Penjemuran dilakukan dengan sinar matahari secara langsung selama 7 hari. c. Pencampuran sumber serat dengan bahan perekat sampai rata, setelah rata

dicampur dengan konsentrat hingga menjadi ransum komplit secara manual. d. Ransum komplit dimasukkan dalam cetakan berbentuk persegi berukuran

20 x 20 x 1,5 cm3. Setelah itu dilakukan pengempaan panas pada suhu 150oC dengan tekanan 200-300 kg/cm2 selama 10 menit. Pengkondisian lembaran wafer dilakukan dengan memberikan wafer udara terbuka selama minimal 24 jam.

e. Wafer yang telah dibuat selanjutnya dianalisis proksimat (protein, serat kasar dan TDN). Setelah dianalisis proksimat wafer disimpan pada 0, 2, 4, dan 6 minggu. Selama penyimpanan berlangsung dicatat suhu dan kelembaban pada :

1. Pagi hari : 06.00 WIB 2. Siang hari : 12.00 WIB 3. Sore hari : 18.00 WIB 4. Malam hari : 00.00 WIB

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor (A: ransum, B: lama penyimpanan) dengan 3 ulangan. Model matematika dari rancangan ini adalah :

Xij = µ + αi +βj + αβij + εij

Keterangan :

Xij : respon percobaan dari perlakuan A dan B serta ulangan 1,2,3 µ : nilai rataan umum dari pengamatan

αi : efek perlakuan A βj : efekperlakuan B

αβij: pengaruh interaksi perlakuan wafer dan lama penyimpanan εij : pengaruh eror perlakuan A dan B dan ulangan 1,2,3

Data yang diperoleh akan dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA/Analysis of

Variance) dan jika berbeda nyata akan diuji lebih lanjut dengan Uji Kontras

Ortogonal (Steel dan Torrie, 1993).

Peubah yang Diamati

Pengambilan sampel contoh uji dilakukan secara acak. Metode pengujian sifat fisik mengacu pada pengujian sifat fisik wafer hijauan yang dilakukan Trisyulianti (1998). Sifat fisik ransum komplit yang diuji terdiri dari:

Kadar Air (Trisyulianti, 1998)

Penentuan kadar air wafer ransum komplit dilakukan dengan menimbang contoh uji berukuran 10 x 10 x 1,5 cm3 untuk menentukan berat awal, kemudian contoh uji tersebut dikeringkan dalam oven 105oC sampai beratnya konstan. Nilai kadar air dihitung dengan rumus:

BA - BKo

KA = X 100 % BA

Keterangan:

KA = kadar air wafer ransum komplit (%) BA = berat awal (g)

BKo = berat kering oven (g)

Berat Jenis (Trisyulianti, 1998)

Sampel seberat 50 gram dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi aquadest sebanyak 100 ml. Perubahan volume air dicatat dan dimasukkan ke dalam perhitungan untuk mencari nilai berat jenis.

Perhitungan berat jenis dihitung menggunakan rumus : Berat contoh (gram)

Berat jenis =

Perubahan volume aquadest (ml)

Kerapatan (Trisyulianti, 1998)

Kerapatan merupakan faktor penting pada sifat fisik wafer sebagai pedoman untuk memperoleh gambaran tentang kekuatan wafer yang diinginkan. Perhitungan kerapatan dihitung dengan rumus:

W K =

(P x T x L) Keterangan:

W = berat uji contoh (g) P = panjang contoh uji (cm) L = lebar contoh uji (cm) T = tebal contoh uji (cm)

Aktivitas Air

Aw meter sebelum digunakan terlebih dahulu dikalibrasi menggunakan larutan Barium Klorida (BaCl2). Larutan dibiarkan selama 3 jam setelah jarum Aw meter ditera sampai menunjukkan angka 0,9 karena BaCl2 mempunyai kelembaban garam jenuh sebesar 90%. Pengukuran aktivitas air dilakukan dengan cara memasukkan wafer berukuran 5x5 cm2 ke dalam Aw meter dan biarkan selama 3 jam, setelah itu pembacaan dilakukan. Perhitungan aktivitas air menggunakan rumus :

Aw = pembacaan skala Aw meter + (pembacaan skala temperatur-20) x 0,002

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait