• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2003 sampai dengan Maret 2004. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Nutrisi Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa sperma dilakukan di Laboratorium Unit Rehabilitasi Reproduksi Satwa, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB. Penetasan telur dilakukan di Laboratorium Penetasan Balai Penelitian Ternak unit ternak ayam Ciawi- Bogor.

Materi Ternak

Penelitan ini menggunakan 45 ekor ayam petelur jenis ISA Brown berumur 34 minggu yang dipelihara dalam kandang individu kemudian dibagi kedalam 5 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 3 ekor. Ayam petelur diperoleh dari peternakan PT. Hejo Farm Cicurug, Sukabumi.

Pejantan yang digunakan untuk inseminasi buatan adalah ayam kampung sebanyak 8 ekor. Pejantan dipelihara dalam cage secara individu dan tidak mendapat perlakuan ransum yang berbeda.

Ransum

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dedak padi, jagung kuning, bungkil kedele, tepung ikan dan premix. Kebutuhan nutrisi adalah berdasarkan National Research Council (NRC, 1994) dengan energi metabolis 2.850 kkal/Kg ransum dan protein 18%. Susunan dan kandungan zat makanan ransum penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan untuk ayam petelur adalah kandang individu yang terbagi kedalam 5 perlakuan dan 3 ulangan, setiap kandang (cage) dibagi menjadi 2 dengan sekat, kemudian masing-masing ruangan hanya diisi dengan 1 ekor ayam. Untuk ayam pejantan kandang yang digunakan adalah kandang individu.

Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah timbangan digital, kantong plastik tempat ransum, termometer, rak telur, tirai kandang dan ember plastik. Peralatan untuk inseminasi buatan adalah gelas ukur, gelas penampung semen dan alat suntik 1 ml. peralatan yang digunakan untuk inseminasi buatan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Alat Untuk Inseminasi Buatan

Obat-obatan dan Vaksin

Obat-obatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vitastrong untuk mengatasi stress pada ayam, Neo blue untuk mengobati cacar ayam dan Theraphy

untuk mengobati penyakit berak hijau. Vaksin yang digunakan adalah vaksin New Castle Disease (ND) untuk mencegah penyakit tetelo,

Tabel 1. Susunan dan Kandungan Zat Makanan Ransum Penelitian Bahan Makanan 1) P0 P1 P2 P3 P4 ---(%)--- Jagung 15 15 15 15 15 Dedak padi 50 50 50 50 50 Bungkil kedelai 13,2 13,2 13,2 13,2 13,2 Tepung ikan 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 Minyak 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 CaCO3 8,3 8,3 8,3 8,3 8,3 Premix 2) 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 NaCl 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Jumlah 100 100 100 100 100

Penambahan ZnO dan Enzim Fitase:

ZnO3) (mg/kg ransum) - 567 252 - -

Fitase 4) (unit/kg ransum ) - - - 300 400

Kandungan zat makanan berdasarkan perhitungan:

Energi metabolis (kkal/kg) 2.859 2.859 2.859 2.859 2.859 Protein kasar (%) 17,1 17,1 17,1 17,1 17,1 Ca (%) 3,28 3,28 3,28 3,28 3,28 P total (%) 0,84 0,84 0,84 0,84 0,84 Serat Kasar (%) 8,24 8,24 8,24 8,24 8,24 Zn (ppm) 49,8 503,4 201,9 49,8 49,8 Metionin (%) 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 Lisin (%) 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96 Metionin+Sistin (%) 0,62 0,62 0,62 0,62 0,62

Keterangan: 1) Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB (2003); analisis mineral dilakukan di Laboratorium

Terpadu IPB (2003); Analisis asam fitat bahan pakan dilakukan di Department of Nutritional Sciences, Howard Uiversity, USA (2003).

2) Kandungan dan Komposisi Premix dapat dilihat pada Lampiran 7. 3) ZnO (mengandung Zn 80 %) produksi PT. INDOLYSAGHT, Jakarta.

4) Enzim fitase Natuphos 5000G (5000 Unit enzim fitase/g) produksi PT. BASF, Jakarta.

Perlakuan

Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah: P0 = ransum kontrol (tanpa penambahan ZnO atau enzim fitase) P1 = P0 + 567 mg ZnO/kg ransum

P2 = P0 + 252 mg ZnO/kg ransum P3 = P0 + 300 unit fitase/kg ransum P4 = P0 + 400 unit fitase/kg ransum

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Model matematik dari rancangan ini adalah :

Yij = µ+βi +εij Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum

βi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Pengaruh galat (eror) ke-i dan ulangan ke-j i = Perlakuan ke-i (1,2,3,4,5)

j = Ulangan ke-j (1,2,3)

Data yang didapat dari percobaan dianalisis dengan menggunakan analisa ragam (analyses of variance/ANOVA) dan jika data yang dihasilkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji kontras ortogonal (Steel dan Torrie, 1993).

Tahapan Pelaksanaan

Sebelum ayam datang, kandang besar dan cage dicuci dan dibersihkan dengan detergen, kemudian cage dipernis agar tidak terdapat kontaminasi logam yang berasal dari cage yang dapat mempengaruhi ransum perlakuan. Tempat pakan dan air minum dibuat dari bambu yang dibelah, kemudian diamplas dan dibersihkan. Fumigasi dilakukan seminggu sebelum ayam datang.

Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Vita strong diberikan sebelum penimbangan dan vaksinasi. Proses penampungan semen dilmulai dengan pengurutan pada bagian punggung. Sebelum pengurutan, pada bagian belakang ayam sekitar bibir dan bawah kloaka dibersihkan dengan kertas tissue yang diberi NaCl

fisiologis. Semen yang keluar ditampung dalam suatu gelas penampungan. Semen dari masing-masing pejantan digabungkan menjadi satu atau dilakukan pool semen menjadi satu tabung dan kemudian dicampur dengan NaCl fisiologis 0,9 % dengan perbandingan sperma dan pengencer 1 : 4.

Inseminasi Buatan (IB) dilakukan dengan cara teknik intravagina, yaitu semen dideposisikan pada bagian atau daerah vagina. Teknik ini dilakukan dengan cara mengeluarkan vagina dan mendeposisikan semen di daerah vagina dengan kedalaman 4-6 cm (Supriatna, 2000). Dosis IB yang digunakan adalah 0,2 cc/ ekor. Pelaksanaan IB dilakukan setiap hari pada minggu pertama kemudian seterusnya menjadi dua kali setiap minggunya.

Telur yang ditetaskan diambil dari induk yang telah mengalami perlakuan Inseminasi Buatan. Telur-telur dikumpulkan selama satu minggu untuk semua perlakukan dan disimpan pada ruangan yang menggunakan AC. Setiap satu minggu sekali telur dimasukkan dalam mesin tetas secara serempak.

Peubah yang Diukur

Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah: 1. Fertilitas telur (%)

Fertilitas telur dihitung berdasarkan persentase perbandingan jumlah telur yang berhasil dibuahi dibagi jumlah seluruh telur yang di-IB, kemudian dikalikan dengan 100%.

2. Daya tetas telur (%)

Daya tetas telur dihitung dari perbandingan jumlah telur yang menetas dengan jumlah telur yang dibuahi/ fertil kemudian dikalikan dengan 100%.

3. Bobot Badan (g/ekor)

Dihitung dengan cara menimbang bobot badan pada akhir minggu pengamatan.

4. Pertumbuhan bulu sayap

Pertumbuhan bulu sayap diamati pada anak ayam berumur dua minggu dengan menggunakan metode statistika deskriptif yaitu dengan menggunakan skala ordinal atau kisaran angka (Piliang et al., 1982):

0 = bulu normal 1 = bulu sedikit tipis

2 = bulu sedikit jarang 3 = bulu jarang

4 = bulu berbelit, beberapa patah 5 = bulu patah-patah

5. Kualitas sperma terdiri atas: a) Motilitas

Adalah daya gerak sperma dinilai segera setelah penampungan semen, umumnya digunakan sebagai ukuran kesanggupan membuahi suatu contoh sperma.

• Gerakan Individual

Dinilai dengan angka penilaian:

0 = sperma mati/ immotil/ tidak bergerak 1 = sperma berputar ditempat

2 = sperma bergerak berayun/ melingkar, 50 % bergerak progresif, tidak ada gelombang

3 = sperma bergerak 50-80% dan menghasilkan gerakan massa

4 = sperma bergerak progresif yang gesit,membentuk gelombang dengan 90% sperma motil

5 = sperma bergerak sangat progresif, gelombang sangat cepat menunjukkan 100 % motil aktif.

b) Konsentrasi sperma (juta sperma/cc)

Dihitung dengan menggunakan kamar hitung Neubauer dengan cara meneteskan sperma 0.5 ml yang telah dicampur larutan NaCl 0.3 ml lalu dikocok selama 2-3 menit menurut pola angka delapan ke dalam kamar hitung Neubauer, kemudian hitung jumlah sperma dari 5 kamar secara diagonal, dengan jumlah kamar 80, maka didapat n (Supriatna, 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait