• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3.1 Metode Waterfall

Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall sering dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), permodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (Pressman, 2012). Tahapan metode waterfall dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Waterfall (Sumber; Google)

Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang berurut yaitu: requirement (analisis kebutuhan), design system (desain sistem), Coding (pengkodean) & Testing (pengujian), Penerapan Program, pemeliharaan. Tahapan tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut :

1. Requirement Analisis

Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung. Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.

2. System Design

Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan perangkat keras(hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

3. Implementation

Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.

4. Integration & Testing

Seluruh unit yang dikembangkan dalam tahap implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian yang dilakukan masing-masing unit. Setelah integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek setiap kegagalan maupun kesalahan.

5. Operation & Maintenance

Tahap akhir dalam model waterfall. Perangkat lunak yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

Kelebihan menggunakan metode air terjun (waterfall) adalah metode ini memungkinkan untuk departementalisasi dan kontrol. proses pengembangan model fase one by one, sehingga meminimalis kesalahan yang mungkin akan terjadi. Pengembangan bergerak dari konsep, yaitu melalui desain, implementasi, pengujian, instalasi, penyelesaian masalah, dan berakhir di operasi dan pemeliharaan.

Kekurangan menggunakan metode waterfall adalah metode ini tidak memungkinkan untuk banyak revisi jika terjadi kesalahan dalam prosesnya. Karena setelah aplikasi ini dalam tahap pengujian, sulit untuk kembali lagi dan mengubah sesuatu yang tidak terdokumentasi dengan baik dalam tahap konsep sebelumnya.

2.3.2 Flowchart

Menurut (Iswandy et al., 2015) Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol- simbol yang disusun secara sistematis. Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail. (Ppmi & Amanina, 2013) flowchart adalah bagian (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam pemrograman atau prosedur sistem secara logika bagian alir

digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

flowchart adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-algoritma dalam suatu program, yang menyatakan arah alur program tersebut. flowchart atau bagan alur merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap penyelesaian masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol- simbol standar yang mudah dipahami. Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol- simbol yang disusun secara sistematis Simbol-simbol yang digsunakan untuk menggambarkan flowchart dapat dilihat pada table

Tabel 2.1 Simbol Flowchart No. Simbol 1 Nama Simbol Dokumen Keterangan

Dokumen atau laporan dokumen tersebut dipersiapkan dengan tulisan tangan dengan 21rofessi. atau dicetak 2 3 Multidokumen Pengetikan on- line

Digambarkan yaitu dengan cara penumpukan 21rofes dokumen.

Masukan data melalui peralatan on – line seperti terminal atau personal computer.

4 Proses Fungsi pemrosesan yang

dilaksanakan dengan computer, biasanya menghasilkan perubahan atau data atau informasi.

5 Proses manual Pelaksanaan pemrosesan yang

6 Disk magnetic Data disimpan permanen didalam disk magnetis, dipergunakan

7 Penyimpanan

on-line

untuk file utama dari database.

Data disimpan didalam file on line temporer melalui media yang dapat diakses secara

langsung seperti disk.

8 Arus dokumen Arah pemrosesan atau arus

dokumen, arus yang normal berada dibawah dan

mengarah ke kanan.

9 On-page Menghubungkan arus

10 Off-page

connector

pemrosesan di satu halaman yang sama.

Suatu penanda masuk dari atau keluar ke halaman lain.

11 Keputusan Langkah pengambil keputusan,

dipergunakan dalam sebuah program computer bagan alir.

12 Titik terminal Digunakan untuk menunjukan awal dan akhir dari suatu proses.

13 Simpanan File non computer yang

Offline diarsipkan menurut angka.

2.3.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan gambaran sistem secara logika

yang tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi file. Keuntungan dari DFD, memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang 23rofessi untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan atau dikembangkan, tahap awal dalam merancang sistem ini adalah pembuatan

modeling system yang menggambarkan sistem informasi yang akan dibangun.

Menurut (Iswandy, Sekolah, Manajemen, Komputer, & Balantai, 2015)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan, Data flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi atau 23rofes-simbol untuk menggambarkan arus data dalam sistem DFD sering digunakan untu sistem yang sedang berjalan atau sistem yang sedang diusulkan dan dirancang tanpa mempertimbangkan dimana data teresebut disimpan. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang

penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh 24rofessional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

2.3.4 Entity Releationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram ERD adalah sebuah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam hal entitas dan relasi yang digambarkan oleh data tersebut. (Riset et al., 2013), ERD adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari obyek- obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. ERD berguna untuk membantu dalam memahami sesuatu hubungan atau relasi antara beberapa komponen-komponen atau entiti-entiti dalam perancangan sebuah sistem .

Menurut (Ilmiah, 2018) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suat model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrck. Model Entity-Relationship berisi komponen-komponen dari suatu himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang ditinjau sehingga dapat diketahui hubungan antara entity-entity yang ada dengan atribut-atributnya. Selain itu juga bisa menggambarkan hubungan yang ada dalam pengolahan data, seperti hubungan many to many, one to many, atau one to one. Lebih jelasnya akan digambarkan secara sistematis dengan menggunakan Diagram Entity- Relationship.

Tabel 2.2 Simbol ERD

2.3.5 Kamus Data

Menurut (Palopo, 2014) Kamus data (data dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan. Kamus data berfungsi sebagai suatu katalog yang menjelaskan lebih detail tentang DAD yang mencakup

process, data flow, dan data store. Kamus data sering di sebut juga dengan

system data dictionary adalah katagori fakta tentang data kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu system informasi dengan menggunakan kamus data analis

SIMBOL KETERANGAN

Attribute. Simbol terminal ini untuk menunjukkan nama-nama atribut yang ada pada entiti.

Primary Key Attribute. Simbol atribut yang digarisbawahi, berfungsi sebagai key (kunci) di antara nama-nama atribut yang ada pada suatu entiti.

Relationship. Simbol ini menyatakan relasi ini digunakan untuk menunjukkan hubungan yang ada antara entiti yang satu dengan entiti yang lainnya.

Link. Simbol berupa garis ini digunakan sebagai penghubung antara himpunan relasi

system dapat mendefinisikan data yang mengalir pada system dengan lengkap selain itu kamus data memberikan pengertian yang sama antara pemakai dan penganalisis system tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses dalam

system.

2.3.6 Normalisasi

Menurut (Ppmi & Amanina, 2013) Normalisasi adalah teknik pendesainan secara luas yang digunakan untuk mengarahkan kita dalam merancang relational database . Normalisasi adalah peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entitas dan relasinya. Dalam proses normalisasi, persyaratan sebuah tabel harus dipecah didasarkan adanya konsultan kondisi pengorganisasian data seperti untuk menambah data atau menyisipkan, menghapus atau mengubah, serta pembacaan data dari tabel tersebut.

Normalisasi adalah suatu teknik dengan pendekatan bottom-up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi hubungan dimulai dari menguji hubungan, yaitu functional dependencies antara atribut ( indrajani,7,2015). Bila masih ada kesulitan, maka tabel jaris dipecah menjadi beberapa bagian dan dilakukan proses normalisasi kembali sampai diperoleh tabel yang optimal.

Proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, yaitu kemungkinan ada kesulitan pada saat menambah, menghapus, mengubah, membaca pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut relasi dapat dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan mendapatkan database optimal.

Tujuan Normalisasi:

1. Menghilangkan kerangkapan data 2. Mengurangi kompleksitas

3. Mempermudah pemodifikasian data Tingkatan Normalisasi

Tingkatan Normalisasi Secara umum proses normalisasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap tidak normal, normalisasi tahap 1, normalisasi tahap 2, normalisasi tahap 3, pada tahap ketiga biasanya sudah akan diperoleh tabel yang optimal.

1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form) semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi.

2. Bentuk normal tahap 1 (Normalized Form 1) pada tahap ini dibentuk tabel- tabel yang menampung data yang ada dan dikelompokan berdasarkan suatu karakteristik tertentu. Pada tahap ini harus diusahakan tidak ada field dalam satu tabel yang berulang.

3. Bentuk normal tahap 2 (Normalized Form 2) dilakukan penentuan field kunci dari masing-masing tabel. Kunci-kunci tersebut harus unik dan mewakili tabel. Bentuk normal tahap 2 (2NF) terpenuhi jika sebuah tabel, semua atribut selain primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh.

4. Bentuk normal tahap 3 (Normalized form 3) dilakukan penentuan relasi antar tabel, sehingga akan ditemukan adanya field kunci sekunder pada tabel-tabel tertentu.

2.3.7 Hierarchy Plus Input – Procces Output

HIPO merupakan alat dokumentasi program yang berdasarkan fungsinya untuk meningkatkan efisiensi usaha perawatan program. Dokumen ini dilaksanakan dengan mempercepat lokasi dalam kode pada fungsi program yang akan dimodifikasi. Atau dapat dikatakan bahwa HIPO dikembangkan agar tersedia suatu teknik untuk mendokumentasikan fungsi program.

Menurut (Rian, 2014) Pembentukan HIPO ini dilakukan pada tahap pengembangan sistem informasi. HIPO (Hierearchy Plus Input –Process-Output) mempunyai sasaran utama sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi dari sistem 2. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang hasrus diselesaikan oeh

program, bukan hanya menunjukan statement-statement program yang digunakan untuk melaksanakan fungsi tersebut.

3. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan dari diagram HIPO.

4. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan pemakai.

Dokumen terkait