• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Percobaan

Kegiatan dalam percobaan ini terdiri dua tahap yaitu percobaan pendahuluan (tahap 1) dilakukan untuk memperoleh informasi tentang salinitas optimum yang dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan balashark Sedangkan percobaan utama (tahap 2) dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat penambahaan kalsium pada salinitas optimum yang dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan balashark.

Percobaan Tahap I

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui salinitas optimum yang dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan balashark.

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan tahap pertama dilakukan di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan pada bulan April 2008 dan berlangsung selama 1 bulan

Bahan dan Alat Percobaan Wadah Percobaan

Wadah percobaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran panjang 45 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm berjumlah 15 buah. Masing-masing wadah diisi air sebanyak 20 liter dan dilengkapi dengan aerasi dan penutup karena ikan suka melompat (keluar).

Media Percobaan

Sebagai media percobaan digunakan campuran air laut yang berasal dari Ancol dan air tawar dari air tanah yang dipompa. Sebelum digunakan campuran air tersebut diendapkan dan diaerasi selama 24 jam agar jenuh oksigen. Untuk

mendapatkan media percobaan dengan tingkat salinitas yang sesuai dengan perlakuan yang diterapkan, dilakukan pengenceran air laut dengan air tawar dapat dilihat pada gambar 3. Untuk mendapatkan media salinitas 5 ppt dan volume air yang dikehendaki 30 liter dengan air laut yang tersedia kadar salinitas 28,6 ppt, maka akan memerlukan air laut sebanyak 5,2 liter dan air tawar sebanyak 24,8 liter.

5 / 28,6 X 30 lt = 5,2 lt (Air laut) 0 23,6 28,6

5

5 23,6/ 28,6 X30 lt = 24,8 lt (Air tawar)

Gambar 3. Contoh perhitungan untuk mendapatkan salinitas tertentu melalui pencampuran air garam dan air tawar

Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah benih ikan balashark (Balanticheilus melanopterus Blkr) berumur ± 2 bulan dengan bobot rata-rata 0,64±0,03 gram dan panjang total rata-rata 4,43±0,21 cm. Benih balaskark diperoleh dari Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok Jawa Barat. Sebelum digunakan sebagai hewan uji, benih ikan terlebih dahulu diseleksi untuk mendapatkan ukuran yang relatif seragam.

Pakan

Pakan yang digunakan adalah pakan alami berupa cacing rambut (Tubifex sp) dengan kandungan protein 57,5 %, lemak 13,5%, serat kasar 2,04 %, abu 3,6 % dan kadar air 87,19%. Pakan diberikan secara adlibitum dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pukul 9.00 dan 16.00.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan mengaplikasikan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah tingkat salinitas media sebagai berikut :

A = Salinitas 0 ppt B = Salinitas 3 ppt C = Salinitas 6 ppt D = Salinitas 9 ppt E = Salinitas 12 ppt

Penentuan perlakuan salinitas 0-12 ppt didasarkan hasil penelitian bahwa ikan gurame, bawal dan patin mampu hidup pada salinitas 8-10 ppt (Hendaryani 2000; Damayanti 2003; Wulandari 2006 ).

Parameter yang Diukur

Pengamatan atau parameter yang diukur selama percobaan adalah sintasan dan pertumbuhan. Pengamatan sintasan dengan mencatat ikan yang mati sedangkan pertumbuhan dengan menimbang ikan pada swal dan akhir percobaan.

Analisis Data

Analisis data sintasan dan pertumbuhan menggunakan analisis ragam dengan bantuan program Minitab versi 14,0. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan uji Tukey.

Percobaan Tahap II

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penambahan kalsium pada media bersalinitas optimum untuk meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan balashark .

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan tahap kedua dilakukan di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok Jawa Barat pada bulan Juni sampai Juli 2008 dan berlangsung ± selama 40 hari. Pengukuran tekanan osmotik dan fisika kimia air di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok sedangkan kadar glukosa darah dan mineral di Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan IPB.

Bahan dan Alat Percobaan Wadah Percobaan

Wadah percobaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran panjang 45 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm berjumlah 15 buah Masing-masing wadah diisi air sebanyak 20 liter dan dilengkapi dengan aerasi dan penutup.

Media Percobaan

Sebagai media percobaan adalah penambahan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dengan konsentrsi berbeda dan masing-masing dicampur air salinitas 3 ppt yang merupakan hasil percobaan pertama. Cara menyiapkan medianya adalah sebagai berikut : Ca(OH)2 dalam bentuk bubuk ditimbang disesuaikan dengan perlakuan (perhitungan kalsium dapat dilihat pada Lampiran 8). Kemudian kalsium dilarutkan dalam air salinitas 3 ppt dan diaerasi dengan tujuan untuk membantu kelarutan kalsium dalam air bersalinitas dan agar jenuh oksigen. Dalam waktu sekitar 12 jam sebagian kalsium akan mengendap dan air bening yang dipakai dalam percobaan. Pembuatan media ini dilakukan setiap 3 hari sekali.

Ikan uji

Ikan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah benih ikan balashark (Balanticheilus melanopterus Blkr) berumur ± 2 bulan dengan berat rata-rata 0,63±0,03 gram dan panjang total rata-rata 4,43±0,22 cm.

Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan berupa cacing rambut (Tubifex sp) dengan kandungan gizi adalah sebagai berikut protein 57,5 %, lemak 13,5%, serat kasar 2,04 %, abu 3,6 % dan kadar air 87,19%.Pakan diberikan secara adlibitum dan frekuensi pemberian 2 kali sehari yaitu pukul 9.00. dan 16.00.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan mengaplikasikan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan mengacu media hasil percobaan tahap pertama, yaitu nilai tingkat salinitas 3 ppt yang optimum untuk meningkatkan sintasan dan pertumbhan. Perlakuan percobaan tahap kedua adalah media salinitas 3 ppt ditambah dengan tingkat Ca(OH)2.sebagai berikut: 1. Salihitas 3 ppt + 0 ppm Ca(OH)2

2. Salinitas 3 ppt + 10 ppm Ca(OH)2 3. Salinitas 3 ppt + 20 ppm Ca(OH)2 4. Salinitas 3 ppt + 30 ppm Ca(OH)2 5. Salinitas 3 ppt + 40 ppm Ca(OH)2

Metode dan peubah yang diukur

Pengukuran osmolaritas cairan darah (hemolim) benih ikan dan osmolaritas media, menggunakan alat osmometer automatik prosedur kerja dapat dilihat lampiran 1. Kadar glukosa darah sebagai indikator tingkat stres pada ikan prosedur kerja dapat dilihat pada Lampiran 3. Konsumsi oksigen diukur dengan menggunakan alat oksigenmeter prosedur kerja dapat dilihat pada Lampiran 5. Kandungan mineral Ca dan Na baik di media maupun pada tubuh ikan diukur dengan prosedur kerja dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk lebih jelasnya peubah yang diukur dapat dilihat pada Tabel 2. Pengukuran konsumsi oksigen dimaksudkan untuk mengetahui laju metabolisme benih balashark pada keadaan standar (mempertahankan struktur dan fungsi jaringan tubuh), sedangkan uji stress dilakukan untuk melihat kelayakan media bagi pemeliharaan benih ikan balashark. Parameter lain yang diukur adalah parameter fisika kimia air seperti pH, suhu air, amoniak, kesadahan, CO2 dan oksigen serta mineral metode pengukuran AAS untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Metode dan alat pengukur parameter fisika kimia dan mineral

No. Peubah Metode /Alat

1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 Salinitas (ppt) Suhu (oC) pH

Oksigen terlarut (DO) (mg/L) CO2(mg/L)

Kesadahan (mg/L) Mineral sebagai berikut Na + (g/L)

Ca 2+ (g/L) Sintasan

Tingkat kerja osmotik Kadar glukosa darah Tingkat konsumsi oksigen Pertumbuhan

Salino-refractometer model Thermometer

pH solution/tetes

Dissolved oxygen meter Titrasi dengan Na2CO3

Kolorimetrik/spektrofotometer Tetrasi EDTA

Spektroskopi serapan atom/AAS Spektroskopi serapan atom/AAS Pengamatan ikan yang mati Osmometer

KIT glucose Oksigenmeter Timbangan

Metode dan rumus yang digunakan untuk menganalisis tiap-tiap peubah pada percobaan utama adalah sebagai berikut :

1. Sintasan

Sintasan dihitung berdasarkan formula ( Ricker 1979), sebagai berikut :

SR = x 100 Nt No

Keterangan : SR = sintasan/ kelangsungan hidup (%)

Nt = jumlah benih ikan pada akhir percobaan (ekor) No = jumlah benih ikan pada awal percobaan (ekor)

2. Tingkat Kerja Osmotik (TKO)

Tingkat Kerja Osmotik (TKO) dihitung berdasarkan formula yang digunakan Anggoro (1992).

TKO = |Osmolaritas haemolymp/daging benih ikan (mOsm/LH2O) - Osmolaritas media (mOsm/L H2O)|

3. Kadar glukosa darah (Wedemeyer dan Yasutake 1977) : [GD] = AbsSt AbsSp x [GSt] Keterangan :

[GD] : Konsentrasi glukosa darah (mg/ml) AbsSp : Absorbansi sampel

AbsSt : Absorbansi standar

[GSt] : Konsentrasi glukosa standar (mg/ml)

4. Tingkat Konsumsi Oksigen

Tingkat konsumsi oksigen merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menentukan laju metabolisme, ini berkaitan erat dengan pertumbuhan. Tingkat konsumsi oksigen dihitung berdasarkan formula (Liao dan Huang 1975) sebagai berikut :

OC = Vx(Doto – Don) WxT

dengan : OC = tingkat konsumsi oksigen (mg O2/g/jam) V = volume air dalam wadah (L)

Doto = konsentrasi oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg/L) Dottn = konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg/L)

W = bobot ikan uji (g)

T = periode pengamatan (jam)

5. Laju pertumbuhan

Laju pertumbuhan terdiri dua parameter yaitu laju pertumbuhan bobot rerata harian dan laju pertumbuhan panjang rerata harian dihitung berdasarkan formula berikut (NRC 1977):

Laju pertumbuhan bobot rerata harian

α = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −1 W W t o t x 100

Keterangan : α = laju pertumbuhan bobot rerata harian (%) Wt = bobot rata-rata individu pada waktu t (g) Wo = bobot rata-rata individu pada waktu to (g) t = lama percobaan (hari)

Laju pertumbuhan panjang total rerata harian

α = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −1 L L t o t x 100

Dengan : α = laju pertumbuhan panjang rerata harian (%) Lt = panjang rata-rata individu pada waktu t (g) Lo = panjang rata-rata individu pada waktu to (g) t = lama percobaan (hari)

5. Efisiensi pakan (Huisman 1976) :

EP = F B B (Bt + d) − o x 100

Ket : EP = efisiensi pemanfaatan pakan (%)

Bt = biomassa mutlak ikan pada akhir percobaan (g)

Bd = biomassa mutlak ikan yang mati selama percobaan (g) Bo = biomassa mutlak ikan pada awal percobaan (g)

F = jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan selama percobaan (g)

Analisis Data

Keseluruhan data kecuali fisika kimia dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan bantuan program Minitab versi 14. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan uji Tukey. Analisis model regresi polinomial ortogonal diaplikasikan guna melihat respon sintasan, tingkat kerja osmotik, kadar glukosa darah, konsumsi oksigen, laju pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan terhadap penambahan tingkat kalsium. (Santoso 2002). Analisis data fisika kimia air diinterpretasikan secara desktriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait