• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, uji validitas data penelitian serta tahap-tahap pelakasanaan penelitian di lapangan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat. Wilayah ini dipilih karena sangat strategis menyangkut banyak aspek salah satunya secara geografis terletak pada bagian depan Kabupaten Sanggau yang berbatasan langsung dengan negara bagian Serawak Malaysia Timur, terletak pada jalur Trans Borneo yang menghubungkan Serawak, Sabah, dan Brunei Darussalam.

Pemilihan lokasi di atas karena peneliti mengacu pada apa yang dikemukakan oleh Nasution (2003 : 43), yakni:

lokasi penelitian adalah “lokasi atau situasi yang mengandung tiga unsur, yakni: tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat adalah tiap lokasi dimana manusia melakukan sesuatu, pelaku adalah semua orang yang terdapat di lokasi tersebut, sedangkan kegiatan adalah apa yang dilakukan orang dalam situasi sosial tersebut.

50

Syarif Firmansyah, 2013

Dari pendapat di atas terkait lokasi, maka lokasi dalam peneltian ini juga didukung dengan kondisi sosial ekonomi (masyarakat yang hampir keseluruhan bermata pencarian sebagai petani), tingkat pendidikan (sebagian besar masyarakat berpendidikan SD dan SMP), agama (sebagian besar masyarakat beragama Khatolik dan Islam) dan bidang kesejahteraan rakyat (jumlah sarana prasarana pendidikan, jumlah tenaga guru yang tidak memadai dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada diwilayah setempat. Hal ini terjadi dikarenakan berbagai macam faktor salah satunya adalah mengenai transportasi dan keadaan wilayah yang belum memadai untuk menghubungkan ibukota kecamatan ke desa sekitarnya).

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, maka subjek penelitiannya merupakan pihak- pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Adapun pihak-pihak yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Tokoh Adat

Tokoh adat dipilih sebagai responden karena peneliti membutuhkan informasi mendalam terkait dengan kondisi mayarakat perbatasan di Entikong. Tokoh adat di daerah memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan masyakat sekitarnya. Adapun tokoh adat yang berhasil diwawancarai sebanyak 2 orang yakni: M.Mardani dan Arifin.

51

Syarif Firmansyah, 2013

b. Anggota Masyarakat

Anggota Masyarakat dipilih sebagai responden karena peneliti membutuhkan informasi mendalam keadaan mayarakat perbatasan di Entikong. Adapun tokoh masyarakat yang berhasil diwawancarai yakni: Ahmad Jaelani, Vivi Marta.

c. Tokoh Agama

Tokoh agama dipilih sebagai responden karena peneliti membutuhkan informasi mendalam terkait dengan kondisi mayarakat perbatasan di Entikong. Tokoh agama sama halnya dengan tokoh adat di daerah yang memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan masyakat sekitarnya. Adapun tokoh adat yang berhasil diwawancarai yakni:. Muhimah dan Subur (Islam) dan Petrus (Tokoh Agama Katolik).

d. Tokoh Pendidikan

Tokoh pendidikan yang dipilih sebagai responden dikarenaka peneliti membutuhkan informasi mendalam terkait dengan kualitas pendidikan pada masyarakat Entikong. Adapun tokoh pendidikan yang dimaksuda adalah mereka para guru, diantaranya: Winda Hayani dan Zaenal Abidin.

e. Pemerintah (Pegawai Kecamatan)

Pemerintah dalam hal ini pegawai kecamatan sangat dibutuhkan karena informasi dari pemerintah sangat berharga dalam peneltian ini. Adapun pegawai kecataman yang berhasil di wawancarai adalah Lemansyah dan Wahyu.

52

Syarif Firmansyah, 2013

Dalam kaitannya dengan subjek penelitian, terdapat beberapa kriteria yang umumnya digunakan, yakni “latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa- peristiwa (events) dan proses (process). (Miles dan Huberman, 2007). Latar, adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni lingkungan kecamatan Entikong kabupaten Sanggau propinsi Kalimantan barat. Pelaku, yang dimaksud adalah anggota dari masyarakat selaku pelaksana kegiatan. Peristiwa, yang dimaksud adalah hal- hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di kecamatan Entikong kabupaten Sanggau propinsi Kalimantan Barat. Proses, yang dimaksud adalah wawancara peneliti dengan subjek penelitian yang berkenaan dengan pendapat dan pandangannya terhadap fokus masalah dalam penelitian ini.

Selain tokoh-tokoh di atas, penelitian ini pun menyertakan dokumen- dokumen sebagai subjek penelitian yang dapat dijadikan sebagai penunjang data dalam penelitian serta data- data dari sumber lain menunjang keberhasilan penyelidikan dalam penelitian ini.

B.Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, karena dimaksudkan untuk mengungapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan lebih jelasnya penelitian merupakan studi kasus pada masyarakat Entikong wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh S. Nasution (1996:55) :

53

Syarif Firmansyah, 2013

Studi kasus atau case study adalah untuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, kelompok atau suatu golongan manusia lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.

Sedangkan menurut Maxfield (dalam Nazir, 19983:66) studi kasus atau case study adalah :

Penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Yang subjek penelitiannya dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Sehingga dapat memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Sehingga, motede studi kasus ini, lebih luas dan mendalam, serta mampu mengungkapkan kajian tentang tantangan penguatan komitmen kebangsaan untuk membangun karakter warga negara pada masyarakat pebatasan.

2. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni tentang Tantangan Penguatan Komitmen Kebangsaan Untuk Membangun Karakter Warga Negara Pada Masyarakat Perbatasan (Studi Kasus Pada Masyarakat Entikong Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia)” . Menurut Creswell (1998), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, report detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting. penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara meyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik,

54

Syarif Firmansyah, 2013

menganalisis kata-kata melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah.

Sedangkan menurut Nasution (1996:18) penelitian kualitatif disebut juga dengan “penelitian naturalistik”. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes.

Oleh karena data yang hendak diperoleh dari rencana penelitian tesis bersifat kualitatif berupa deskripsi analitik tentang suatu peristiwa yang diambil dari situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dari peneliti untuk dapat mengamati secermat mungkin aspek-aspek yang diteliti, dari hal tersebut terlihat disini bahwa peranan peneliti utama (key instrument) yang mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara berstruktur. Senada dengan pemaparan di atas dalam kaitan ini Nasution (1996:9) mengemukakan bahwa :

“Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera peneliti tetap memegang peran sebagai alat peneliti” Sebagai mana pula dalam rencana penelitian tesis, penulis sebagai instrumen utama yang berusaha mengungapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh beberapa teknik pengumpulan data sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2005:9) adalah:

“Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama, karena ia menjadi segala dari keseluruhan peneliti. Ia sekaligus merupakan perencanaan,

55

Syarif Firmansyah, 2013

pelaksanaan, pengumpul data, analisis, penafsiran, dan pada akhirnya ia menjadi pelopor penelitiannya”.

Sehingga dari definisi di atas, penelitian tentang tantang komitmen kebangsaan pada masyarakat Entikong sangat tepat dengan menggunakan pendekatan kaulitatif.

C.Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pembatasan tentang hal-hal yang diamati sebagai konsep pokok dalam penelitian ini adalah :, komitmen kebangsaan atau nasionalisme, karakter warga negara, masyarakat, wilayah perbatasan.

1. Komitmen Kebangsaan atau Nasionalisme

a. Nasionalisme berasal dari kata “notion”. Nation berasal dari kata “natio” yang berasal dari bahasa latin yang berarti bangsa yang dipersatukan karena persamaan kelahiran. Secara etimologis “natio” berasal dari kata “nasci” yang berati “ di lahirkan”. Nation atau bangsa menurut Ernest Renan adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara sedangkan menurut Otto Bauar, yang dikutif oleh F. Isjwara (1992:92), bangsa adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.

b. Nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.

56

Syarif Firmansyah, 2013

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:445), istilah “karakter” berarti sifat -sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Secara umum, istilah “karakter” sering disamakan dengan “temperamen atau watak” yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Kita juga bisa memahami karakter dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki sejak lahir. Sehingga menurut Kusuma (2007:80) istilah karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Menurut Q-Anees dan Hanbali (2008:1), bahwa karakter adalah lautan, tak terselami dan tak dapat diintervensi. Hal ini memperkuat bahwa karakter akan membedakan seseorang dengan orang lain. Dijelaskan lebih lanjut oleh Q-Anees dan Hanbali bahwa orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang tidak mau dikuasai oleh sekumpulan realitas yang telah ada begitu saja dari sana-nya. Sementara, orang yang memiliki karakter lemah adalah orang yang tunduk pada sekumpulan kondisi yang telah diberikan kepadanya tanpa dapat menguasainya. (2008:2)

3. Masyarakat

Masyarakat adalah orang atau manusia yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan, keduanya tak dapat pisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya, tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya walaupun secara teoritis dan kepentingan analistis pengertian kedua istilah tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah (Jacobus Ranjabar, 200:6). Pertanyaan yang tepat untuk itu adalah apakah masyarakat itu? perkataan masyarakat agraria, masyarakat kota,

57

Syarif Firmansyah, 2013

masyarakat petani, masyarakat agama, dan sebagainya. Kata masyarakat juga dipergunakan untuk keperluan tertentu. Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau sebagai penjumlahan dari individu-idividu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup. Definisi masyarakat (society), misalnya seperti berikut ini: Mac Iver dan Page (dalam Jacobus Ranjabar, 2006:10) yang mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan mampu menjalankan tugasnya untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan rakyatnya dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Sebagaimana dikatakan Laski dalam Miriam Budiarjo (2005), masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan berkerja sama untuk mencapai keinginan-keinginan mereka bersama (a society is a group of human beings living together and working together for the satisfaction of their mutual wants). Oleh karena itu dibutuhkan hubungan yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat agar tujuan- tujuan dari pembangunan bisa tercapai. Hubungan tersebut dapat dijalankan melalui koordinasi, integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi yang baik. Sehingga program dan kegiatan antara pemerintah pusat dan lokal, atau pemerintah lokal dengan masyarakat tidak tumpang tindih atau berseberangan.

4. Wilayah perbatasan

a. Wilayah perbatasan adalah suatu daerah yang posisi/letaknya berbatasan lansung secara geografis dengan suatu kawasan (negara) lain. Masyarakat perbatasan adalah suatu kesatuan-kesatuan khusus dalam masyarakat yangmenurut kategori sosial,

58

Syarif Firmansyah, 2013

golongan sosial, komunitas kelompok dan perkumpulan yang saling berinteraksi dan memiliki ikatan khusus dan bertempat tinggal di wilayah perbatasan (Gaspersz, 2008).

b. Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat perbatasan di sini adalah orang-orang (Warga Negara Indonesia) yang merupakan masyarakat bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

Secara sederhana penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan dalam latar/setting alamiah dengan menggunakan metode yang alamiah pula (Aliasar 1998 : 4).

Dengan demikian jelas bahwa penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif bertujuan untuk memahami (understanding) makna perilaku, simbol-simbol, dan fenomena-fenomena. Paradigma penelitian yang penulis kembangkan pada penelitian tentang Tantangan Penguatan Komitmen Kebangsaan Untuk Membangun Karakter Warga Negara Pada Masyarakat Perbatasan (Studi Kasus Pada Masyarakat Entikong Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia )”

D. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, atau peneliti sebagai instrumen utama. Dalam penelitian ini peneliti sebagai intrumen utama, sesuai yan dikemukakan oleh Creswell (1998: 261) bahwa “peneliti berperan sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument) atau yang utama” para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara.

59

Syarif Firmansyah, 2013

Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian.

Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982: 33-36) yaitu:

Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari perisetnya. Riset kualitatif itu bersifat deskriptif. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau produk semata. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. Makna merupakan soal essensial untuk rancangan kualitatif. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Creswell (2010 : 264) bahwa peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak menggadakan kontak dengan orang-orang dilokasi penelitian yaitu lingkungan masyarakat di kecamatan Entikong. Dengan demikian peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mendapatkan data. Menurut Sugiono (2011:225) menyatakan bahwa :

Sumber data ada dua macam yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

60

Syarif Firmansyah, 2013

pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Selanjutnya menurut Catherine Marshall, Getchen B. Rosman (dalam Sugiono, 2011:225) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researcher for gathering information are, participation in the setting, direct observation, in- depth interviewing, document review”.

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan naturalistik inquiry dengan tradisi kualitatif. Maka dalam penelitian ini peneliti sendiri terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan seluruh data sesuai dengan fokus penelitian. Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat penelitian yang utama, maka peneliti dapat melakukan sendiri pengamatan dan wawancara tak berstuktur kepada infroman yakni anggota masyarakat di kecamatan Entikong serta melakukan studi dokumentasi, studi literatur dan triangulasi data.

1. Observasi partisipatif

Selama dilapangan, peneliti tidak hanya terbatas mewawancarai respenden, tetapi juga berbaur dengan lingkungan masyarakat Entikong. Setiap hari, peneliti

61

Syarif Firmansyah, 2013

menjadwal untuk mengunjungi daerah-daerah yang dianggap sebagai daerah yang cukup memberikan informasi akurat.

Sebagaimana menurut Sugiono (2011:227) menyatakan “dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”. Artinya sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini diharapkan data yang diperoleh akan lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Cara seperti itu memungkinkan sebagaimana dikemukakan Patton (2009:131-132), bahwa pengamatan berperan serta dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama, pengamatan berperan serta secara lengkap (complete participant). Dalam peran ini, aktivitas peneliti sepenuhnya menjadi anggota dari kelompok yang diamati. Dengan cara demikian, seorang peneliti dapat memperoleh semua informasi dan subjek penelitian, termasuk yang rahasia sekalipun.

Kedua, berperan serta sebagai pengamat (participant as observer). Dalam peran ini, peneliti masuk ke dalam kelompok subjek penelitian tidak sepenuhnya, melainkan sekadar sebagai pengamat, sehingga keberadaannya dalam kelompok tersebut berpura-pura. Peran yang demikian konsekuensinya sering terbatas untuk mendapatkan seluruh informasi yang ada, terutama yang bersifat rahasia.

Ketiga, peneliti berperan sebagai pengamat yang berperan serta (observer as participant). Peran ini dilakukan peneliti, karena peneliti secara umum memang diketahui pekerjaannya sebagai peneliti, atau bahkan ia disponsori oleh para subjek

62

Syarif Firmansyah, 2013

penelitian. Peran ini memungkinkan bagi peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, termasuk informasi yang rahasia sekalipun.

Keempat, peneliti berperan sebagai pengamat penuh (complete observer). Peran ini dilakukan peneliti secara bersembunyi dan tidak langsung dalam arti terjun ke lapangan tapi bukan sebagai identitas peneliti melainkan dengan cara sebagai warga masyarakat juga, dengan cara seperti ini pengamat dengan leluasa melihat setiap aktivitas dan prilaku yang diteliti.

Berdasarkan paparan diatas peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka kerjakan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk memperoleh informasi seutuh mungkin tentang tantangan penguatan komitmen kebangsaan untuk membangun karakter warga negara pada masyarakat perbatasan .

2. Wawancara yang Mendalam.

Wawancara yang berhasil dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan penelitian, mendapatkan informasi yang cukup mendalam dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh pendidikan, anggota masyarakat dan pemerintah (pegawai Kecamatan Entikong). Wawancara pada dasarnya adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto 1996:144). Teknik wawancara ini dilakukan secara langsung antara peneliti dan narasumber secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan.

63

Syarif Firmansyah, 2013

Menurut Esterberg 2002 (dalam Sugiono, 2011;231) mendefinisikan interview sebagai: “a meeting of two person to exchange information and idea through question and responses, resulting ini communication and join construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung antara dua orang untuk memperoleh informasi tertentu. Maksud dilakukannya wawancara tersebut antara lain untuk membuat suatu konstruksi mengenai orang, peristiwa, aktivitas, motifasi, perasaan dan lain sebagainya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para tokoh masyarakat setempat .

Dengan menggunakan teknik wawancara data yang belum jelas berupa ucapan, pikiran, gagasan, perasaan dan tindakan dari masyarakat dapat terungkap oleh peneliti secara akurat. Data yang dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukan peneliti ada yang bersifat verbal ada pula yang bersifat non-verbal. Data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab yang ditulis dan direkam dengan persetujuan responden itu sendiri.

Menurut Sugiono (2011: 239) supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat- alat sebagai berikut :

1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

64

Syarif Firmansyah, 2013

2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu member tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.

3) Kamera : untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan atau sumber data.

Wawancara tatap muka dilakukan secara langsung antara peneliti dan narasumber secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan. Wawancara ini bertujuan untuk menggali data dan informasi dari subjek penelitianyang berkaitan dengan item-item pertanyaan penelitian. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka yang menjadi terwawancara(interviewee) adalah para tokoh masyarakat setempat, pedagang dan pejabat pemerintahan setempat.

3. Studi Dokumentasi.

Dokumentasi yang berhasil didapat oleh peneliti, sebagain besar dokumen-dokumen berudap data dari kantor Kecamatan Entikong. Dokumentasi dilakukan untuk mengungkap data berupa administrasi serta bagian-bagian data yang terdokumentasi. Menurut S. Nasution (2003:85) bahwa dokumentasi merupakan sumber bukan manusia “non human resources” yang dapat dimanfaatkan karena memberikan keuntungan yaitu bahannya telah ada, telah tersedia, siap pakai dan

Dokumen terkait