• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Pemerintah

Upaya pemerintah dalam meningkatkan komitmen kebangsaan pada masyarakat perbatasan, harus memperhatikan terlebih dahulu kesejahteraan masyarakat di sana. Membenahi akses transportasi dan komunikasi, serta perhatian khusus pada sektor pendidikan karena pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian, pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggungjawab terhadap permasalah masyarakat Entikong.

125

Syarif Firmansyah, 2013

2. Tokoh Agama

Mengadakan dialog antarr maupun lintas agama, memberikan pencerahan kepada umat karena kondisi di daerah perbatasan sangat rawan dengan perpecahan, konflik bahkan benturan peradaban.

3. Tokoh Adat

Menjalin komunikasi dengan semua pihak terutama dengan pemerintah. Para tokoh adat harus mampu meyakinkan masyakat adatnya untuk tetap setia pada NKRI. Peranan tokoh adat juga sangat penting, masyarakat dipelosok pada umumnya sangat tergantung pada tokoh adat setempat. Tokoh adat harus

4. Tokoh Masyarakat

Mengadakan berbagai kegaiatan dapat dilakukan seperti dengan mengadakan kegiatan berorganisasi, mengadakan peringatan hari besar nasional, serta pelestarian budaya lokal untuk memperteguh karakter kebangsaan. Tokoh masyarakat dapat berperan aktif dalam pelibatan masyarakat.

5. Tokoh Pendidikan

Tokoh pendidikan khsususnya guru PKn untuk serius dalam menanamkan nilai nasionalisme kepada siswa. Perananan pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan di wilayah perbatasan, karena pendidikan secara umum hanya bersentuhan dengan proses belajar dan pemebelajarn sedangkan yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan ranah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan bukan hanya sebatas pendidikan umum, berupa sarana dan prasarana sekolah, kesehajteraan guru dan mutu pendidikan yang menghasilkan SDM yang berkualitas.

126

Syarif Firmansyah, 2013

Saling berinteraksi satu sama lain dengan masyarakat, bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, menjadi orang yang siap sebagai generasi penerus, menegakan keadilan, serta mengawasi jalannya pemeritahan dan kekuasaan, mereka juga harus mampu menjaga keutuhan bangsa, bersama memberikan penyadaran kepada masyarakat dalam rangka peningkatan komitmen kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pemuda harus berjiwa pemimpin, yang akan memajukan bangsa,

126

Syarif Firmansyah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. (2001). Nasionalisme&Sejarah, Bandung: Satya Historika

Anthony Giddens, (1999), The Third Why Jalan Ketiga Pembaruan Demokrasi Sosial, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amos, Abraham H.F. (2007). Sistem Ketatanegaraan Idonesia (Dari Orla, Orba Sampai Reformasi); Telaah Sosilogis dan Yuridis Pragmatis Krisis Jaidiri Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

A.S. Hikam, Muhammad. (1999). Politik Kewarganegaraan (Landasan Redemokrasi Di Indonesia). Jakarta: Erlangga

Adimihardja, Kusnaka (2001:4). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:Humaniora Utama Press Bandung.

Almond, Gabriel A dan Sidney Verba. 1990. diterjemahkan oleh Sahat Simamura, Budaya Politik: tingkah laku politik dan demokrasi di lima negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiono, Kusmohardmijojo dan Seorjanto P, (1994), Pendidikan Wawasan Kebangsaan: Tantangan Dan Dinamika Perjuangan Kaum Cendikiawan Indonesia.

Guba, Egon G, (1987). Menuju Metodologi Inquiri Naturalistik Dalam Evaluasi Pendiidkan. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Hidayat, komarudin dan Azra, A (2008) Edisi Ketiga: Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UNI Syarif Hidayatullah Hans, Kohns terjemahan Sumantri Mertodipuro (1984). Nasionalisme Arti Dan

Sejarahnya, Jakarta: Erlangga

Hadiwijoyo,SS (2009). Batas Wilayah Negara Indonesia:Dimensi, Permasalahan, Da Penanganan (Sebuah Tinjauan Empiris Yuridis). Yogyakarta:Gavamedia

127

Syarif Firmansyah, 2013

HobsbaumEJ(1990). Nasionalisme Menjelang Abad XXI, Penejemah:Hajartian Siliwati, Yogyakarta:Tiara Wacana

Idup, Suhady Dan Sinaga (2003).Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI. LAN RI

Kusmohamidjojo, B (1994), Pendidikan Wawasan Kebangsaan ; Tantangan Dan Dinamika Perjuangan Kaum Cendikiawan Indonesia, PT Grasindo

Kartodirjo,S, (1993). Pembangunan Bangsa Tentang Nasionalisme, Kesadaran Dan Kebudayaan Kebudayaan Nasional, Yogyatkarta:Aditya

Lemhanas (2001), Pendidkan Kewarganegaraan, Jakarta; Pt Gramedia Pustaka Utama

Lincoln Yv Dan EG Guba (1985), Naturalistik Inquiry, Beverly Hills; Sagepublications

Liliweri, A. (2005). Prasangka Dan Konflik; Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural, Yogyakarta;LKIS Pelangi aksara

Meloeng L.J., (2005) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; PT: Remaja Rosdakarya

Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman (1992), Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, Jakarta: Universitas Indonesia Press Nasution, S., (1996) Metodologi Penelitian Natutalistik Kualitatif, Bandung; Tarsit

P Huntington, Samuel. 1996. The Clash Civilization And The Remaking Of World Order.

P Huntington, Samuel. 2005.Benturan Peradaban Dan Masa Depan Politik Dunia. Qalam: Yogyakarta

Supardan, Dadang (2011) Mengintip Bahaya Kekerasan Sebagai Ancaman Pendidikan Karakter Bangsa (Anatomi Perspektif Ilmu-Ilmu Sosial.

128

Syarif Firmansyah, 2013

Komptensi Sosial Masyakat Majemuk: Modal Sosial Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press dan Lab PKN UPI

Suryadi K. (2011. Komptensi Sosial Masyakat Majemuk: Modal Sosial Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press dan Lab PKN UPI

Setiadi, Elly M., dan Setiadi, Usman . 2010, Pengantar Sosiologi (Pemahman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi Dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Sudjana, Nana. (1987). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Jakarta : Sinar Baru. Smith, Baylis. 2001. The Globaliation Of World Politics: Oxford University Press. Strauss, Anselm dan Juliet Corbin (2003), Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:

Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisi Data, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah. 2008. Civic Education (Konteks,

Landasan, Bahan Ajar, Dan Kultur Kelas). Bandung: Prodi PKn SPS UPI Wahab Azis, A 2008) Teori Dan Landasan PKn. Bandung: Upi Press Sps Upi

Karya Tulis dan hasil penelitian:

Dendy Kurniadi (2009) “Strategi Pengembangan Wilayah Perbatasan Antar negara: Memacu Pertumbuhan Ekonomi Entikong Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat”.

Endang Rudiatin (2012). Disertasi dengan judul Integrasi Ekonomi Lokal Di Perbatasan (Suatu Kajian Tentang Ekonomi Masyrakat Desa Aji Kuning Pulau Sebatik-Nunukan Kalimantan Timur, Perbatasan Indonesia-Sabah Malaysia).

129

Syarif Firmansyah, 2013

Mardawani (2007) Pembinaan Semangat Nasionalisme Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Kosmopolitanisme dan Etnisitas Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Entikong, Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia)”.

Rahman (2012) Optimalisasi Penyelenggaraan Pertahanan Wilayah Perbatasan Melalui Pendekatan Human Security Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Wilayah (Studi Di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat).

Tim Peneliti Puslitbang Kebudayaan (2008). Penguatan dan Pemahaman Budaya Masyarakat di daerah perbatasan Tanjungpinang, Entikong, Bitung, Tanjung Balai, dihuni oleh masyarakat lokalasal (Melayu, Dayak, Sangir, Melayu) dan pendatang.

Tri Poetranto dalam Buletin Puslitbang Strahan Balitbang Dephan ,2008

Wismayanti, Yanuar Farida. (2012). Perlindungan Anak Berbasis Komunitas di Wilayah Perbatasan (Penelitian Aksi di Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat). Jurnal Sosiokonsepsia (Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial) Volume 17 No. 01 Januari-April

Paraturan / perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara dan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan

Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 34 tahun 2012 pasal 1 ayat (4) tentang Tunjangan Khusus Wilayah Pulau-Pulau Kecil Terluar Dan/Atau Wilayah

130

Syarif Firmansyah, 2013

Perbatasan Bagi Pegawai Negeri Pada Kepolisian Negara Republik Indonesia Yang Bertugas Secara Penuh Pada Wilayah Pulau-Pulau Kecil Terluar Dan/Atau Wilayah Perbatasan

Sumber-sumber lainnya:

DEPDIKNAS, BKKBN, DEPAG, UNDP dan sejumlah LSM di Jakarta, 2000:6 Republika.Co.Id, 23 Maret 2013 “Soal Berobat, Warga Entikong Pilih Ke Malaysia” Http://Www.Republika.Co.Id/Berita/Nasional/Umum/13/03/23/Mk38wp-Soal-

Berobat-Warga-Entikong-Pilih-Ke-Malaysia Diakses 23 Juli 2013) Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995:445

http://www.yahoo.com/yahoosearch/ nasionalisme Indonesia.html) (www.yahoo.com),

Dokumen terkait