• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metodologi Design Research

Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan penyelidikan bagaimana membantu atau mendukung siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam memecahkan masalah matematika di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode design research sebagai alat atau cara untuk menjawab rumusan masalah sehingga tercapai tujuan penelitian. Menurut Plomp (2007:13) dalam Lidinillah (2011), “design research adalah suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan (seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, prosuk dan sistem) sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang juga bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensiintervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya‟

Penelitian ini akan mengembangkan desain pembelajaran yang berupa dugaan aktivitas siswa yang disebut dengan Hypthetical Learning Trajectory (HLT). Menurut Gravemeijer & Cobb (2006) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014) Penelitian design research terdiri dari tiga tahap sebagai berikut:

1. Tahap I: Preparing for the Experiment

Beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. melakukan kajian pustaka, dengan target untuk menyusun konjektur proses berpikir siswa, serta menentukan tujuan pembelajaran atau tujuan akhir yang ingin dicapai dari lintasan belajar siswa.

b. Diskusi antara peneliti dan guru mengenai kondisi kelas, keperluan penelitian, jadwal dan cara pelaksanaan penelitian dengan guru yang bersangkutan.

c. Melakukan observasi lingkungan sekolah subjek penelitian, sebagai bahan untuk menyusun permasalahan yang akan digunakan sebagai topik dalam pembelajaran. Permasalahan yang di dapatkan kemudian digunakan dalam kegiatan awal dalam menyusun design pembelajaran

d. Diskusi antara peneliti dengan pakar terkait HLT yang telah disusun sebelum diimplementasikan pada pilot experiment. HLT tersebut bertujuan sebagai pedoman untuk mengantisipasi strategi dan cara berpikir siswa yang muncul dan berkembang pada aktivitas pembelajaran. Desain HLT bersifat dinamis dan dapat diatur dan direvisi selama proses pembelajaran (teaching experiment).

e. Melakukan ujicoba permasalahan kepada siswa. Ujicoba kegiatan pengajaran yang telah didesain pada tahap pertama di kelas. Tujuan

dari ujicoba ini adalah untuk mengeksplorasi dan menduga strategi dan cara berpikir siswa selama proses pembelajaran.

2. Tahap II: Design Experiment

Pada tahap ini terdapat dua siklus yaitu pilot experiment sebagai siklus 1 dan teaching experiment sebagai siklus 2.

a. Pilot Experiment

Hasil ujicoba pada tahap preparing eksperiment digunakan untuk memperbaiki HLT melalui desain pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan percobaan proses pembelajaran dari pilot experiment dimana peneliti berperan sebagai guru model dan guru matematika diharapkan berada di tempat penelitian. Tujuannya adalah agar guru matematika tersebut dapat memperhatikan dengan jelas proses dari tahap ini sebagai bahan untuk merivisi HLT Agar HLT tepat pada sasaran dan mencapai tujuan pembelajaran, peneliti berdiskusi dengan guru matematika dimana guru tersebut mengetahui siswa yang menjadi sampel. Hasil diskusi dan saran dari guru serta hasil wawancara dengan siswa, nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan HLT. HLT yang disusun kemudian di ujicobakan kembali untuk mendapatkan data yang akan dianalisis pada tahap teaching eksperiment.

b. Teaching Experiment

Pada tahap teaching experiment di awali dengan menganalisis data yang diperoleh pada pengujian HLT pada tahap pilot eksperiment. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi strategi dan pemikiran siswa dalam pembelajaran yang sebenarnya sebagai data yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Selama teaching experiment berlangsung, dugaan-dugaan pemikiran siswa dapat dimodifikasi untuk pembelajaran selanjutnya sesuai dengan karakteristik dari design research yaitu dapat diintervensi. Dari analisi data ini kemudian disusun kembali perbaikan HLT dengan menggunakan jawaban siswa sebagai dugaan-dugaan dalam desain pembelajaran yang telah di revisi. Tahap ini merupakan proses siklik (berulang), proses siklik dilakukan sampai mendapatkan lintasan belajar yang merupakan hasil revisi dari desain pembelajaran yang telah diujicobakan. Pada tahap ini, peneliti masih bertindak sebagai pengajar dengan dibantu oleh guru yang membantu mengamati setiap aktivitas dan momen-momen penting selama proses uji coba tersebut yang kemidian dikumpulkan sebagai sumber data dalam bentuk foto dan video. Hasil kerja siswa juga dikumpulkan dan beberapa siswa dipilih untuk diwawancarai. Pada tahap ini sederetan aktivitas pembelajaran dilakukan lalu peneliti mengobservasi dan menganalisa apa-apa yang terjadi selama proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas. Proses ini bertujuan untuk mengevaluasi konjektur-konjektur yang terdapat pada aktivitas pembelajaran.

3. Tahap III: Retrospective Analysis

Data yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran di kelas dianalisa dan hasil analisa ini digunakan untuk merencanakan kegiatan ataupun untuk mengembangkan desain pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Tujuan dari retrospectice analysis secara umum adalah untuk mengembangkan local instructional theory. Pada tahap ini HLT dibandingkan dengan pembelajaran siswa yang sebenarnya dan dari sini rumusan masalah bisa dijawab.

Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dan Local Instruction Theory

(LIT)

Freudenthal dalam Gravemeijer & Eerde (2009) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014:123) berpandangan bahwa siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk membangun dan mengembangkan ide serta pemikiran mereka ketika mengkonstruksikan matematika. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran yang sesuai sebagai dasar untuk merangsang siswa berpikir dan bertindak ketika mengkonstruksi pengetahuan matematika. Dalam pembelajaran, guru harus mengantisipasi aktivitas mental apa saja yang muncul dari siswa dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran. Gambaran dan antisipasi yang

dilakukan tersebut disebut Hypothetical Learning Trajectory. Menurut Gravemeijer (2004) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014:124), HLT terdiri dari tiga komponen: a. Tujuan pembelajaran matematika bagi siswa; b. Aktivitas pembelajaran dan konteks yang digunakan dalam proses pembelajaran; c. Konjektur proses pembelajaran bagaimana mengetahui pemahaman dan starategi siswa yang muncul dan berkembang ketika aktivitas pembelajaran dilakukan di kelas. Pada tahap preliminary design, HLT berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan peneliti dalam pengajaran, HLT berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan peneliti dalam pengajaran, wawancara, dan observasi (Aljupri dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014:124)).

Local Instruction Theory (LIT) merupakan sebuah teori yang mendeskripsikan rute pembelajaran untuk topik yang spesifik dengan kumpulan aktivtias yang mendukungnya (Gravemeijer & Van Eerde, 2009) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014:124). Disebut teori lokal karena teori tersebut hanya membahas pada ranah yang khusus yaitu topic yang focus pada matematika. Design research ini bertitik pangkal dari pemecahan masalah kontekstual. Local instruction theory dapat dirancang dari sebuah hypothetical learning trajectory untuk suatu topic matematika dengan memilih aktivitas yang sesuai dengan dugaan-dugaan yang muncul pada proses pembelajaran. Menurut Gravemeijer (1999) dalam dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014: 124)

1. HLT berkaitan dengan sejumlah kecil aktivitas pembelajaran dan LIT mencakup seluruh rangkaian.

2. HLT yang diinginkan sesuai dengan pengaturan kelas tertentu, sedangkan LIT terdiri dari suatu kerangka kerja, yang menginformasikan pengembangan HLT untuk kelas tertentu.

Dokumen terkait