• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Kajian

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga jumlah responden dan informan bukan menjadi pertimbangan pokok, namun lebih ditekankan pada pendalaman serta kedalaman dan kecukupan informasi (representatif). Alasan menggunaan penelitian kualitatif adalah karena studi ini membahas aspek perilaku dan dinamika kelompok yang sangat kompleks.

Kajian ini menggunakan strategi studi kasus. Para ahli penelitian menyatakan bahwa studi kasus adalah penelitian terhadap kesatuan sosial yang dipilih sebagai bahan kajian terhadap agregat sosial yang lebih luas, tetapi hubungan antara kesatuan sosial tersebut dengan total populasi tidak dapat ditaksir.

Kesimpulan yang dihasilkan dalam kajian ini hanya akan berlaku pada komunitas desa yang dikaji atau lokasi yang memiliki kondisi yang sama dengan lokasi kajian. Walaupun demikian diharapkan kesimpulan-kesimpulan yang akan dihasilkan dapat memberikan arti penting dalam pengembangan kelembagaan pengelolaan hutan berbasis masyarakat baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat.

Unit analisis dalam kajian ini berada pada aras subjektif- mikro yaitu individu kepala keluarga rumah tangga miskin di sekitar hutan yang merupakan sasaran upaya pemberdayaaan dalam kelembagaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Individu kepala keluarga rumah tangga miskin adalah kepala keluarga rumah tangga miskin di lokasi kajian yang melakukan usaha pengelolaan lahan sekitar hutan.

Lokasi dan Waktu Kajian

Lokasi kajian dilakukan di Desa Tonjong Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan terhadap desa tersebut dilakukan secara ”purposive” yakni pemilihan secara sengaja dengan maksud menemukan desa

27

yang relevan dengan tujuan penelitian. Sedangkan komunitas yang dipilih didasarkan alasan ketertarikan penulis kepada program pengembangan masyarakat yang telah ada dalam masyarakat yaitu Program PHBM dan alasan-alasan lain : § Merupakan kategori desa yang berada di sekitar wilayah hutan.

§ Merupakan lokasi pelaksanaan Praktek Lapangan 1 dan 2.

§ Telah banyak mengenal warga desa, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah desa.

§ Adanya masyarakat (komunitas) yang tergolong masyarakat miskin, khususnya lebih banyak terdapat di wilayah-wilayah desa yang berada di sekitar hutan.

Kajian pengembangan masyarakat dilakukan dalam serangkaian kegiatan yang terdiri dari 3 (tiga) tahap. Tahap pertama dilakukan pada saat Praktek Lapangan I (Pemetaan Sosial), tahap kedua dilakukan pada saat Praktek Lapangan II (Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat), dan tahap ketiga berupa kegiatan Kajian Pengembangan Masyarakat. Jadwal kegiatan pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kajian Pengembangan Masyarakat

2005 2006 NO. JENIS KEGIATAN

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Pemetaan Sosial Desa (PL 1) 2. Evaluassi Program (PL 2) 3. Penyusunan Proposal Kajian 4. Seminar Proposal Kajian/ Kolokium 5. Penulisan Laporan

6. Pengumpulan Data di Lapangan 7. Analisis Data

8. Bimbingan Penulisan 9. Seminar dan Ujian 10. Perbaikan Laporan

28

Teknik Kajian

Data yang akan dipergunakan dalam kajian adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari (responden dan informan) dan hasil pengamatan lapangan. Data sekunder, ialah data yang diperoleh dari data statistik, litetarur dan laporan yang diperoleh dari instansi terkait dan data pendukung yang ada di tingkat desa maupun kecamatan.

Data primer bersumber dari responden, yaitu kepala keluarga rumah tangga miskin sekitar hutan di Desa Tonjong dan juga bersumber dari informan baik formal maupun informal. Informan formal seperti kepala desa dan perangkatnya, Ketua dan pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Perum Perhutani. Sedangkan informan yang berupa informal adalah tokoh masyarakat, pelaku sektor usaha dan masyarakat setempat.

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data primer, dilakukan dengan menggunakan metode :

1. Wawancara Mendalam (WM)

Merupakan cara pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahan kajian melalui kegiatan temu muka dilakukan pengkaji dengan responden. Pertanyaan yang diajukan tidak berstruktur tetapi terpusat pada satu pokok. 2. Observasi (OB)

Merupakan metode perolehan informasi yang menggandalkan pengamatan langsung dilapangan, baik yang menyangkut obyek, kejadian, proses, hubungan maupun kondisi masyarakat.

3. Diskusi Kelompok (DK)

Merupakan metode pengumpulan data yang biasa terbuka, meluas dan tidak terkontrol, dimana hasil dari kegiatan diskusi kelompok digunakan untuk mengevaluasi dan melengkapi data sebelumnya.

4. Focus Group Discussion (FGD)

Merupakan suatu forum yang dibentuk untuk saling memb agi informasi dan pengalaman diantara para peserta diskusi dalam satu kelompok untuk membahas satu masalah khusus yang telah terdefinisikan sebelumnya.

29

Data sekunder diperoleh dari melakukan kegiatan studi kepustakaan atau dokumentasi yang bersumber dari instansi- instansi terkait serta data pendukung dari data desa.

Tabel 2 : Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Kajian Lapangan di Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.

Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data

WM OB DK FGD SD 1. Kapasitas LMDH (Lembaga

Masyarakat Desa Hutan) :

- Kepengurusan Pengurus LMDH, masyarakat miskin, Perum Perhutani

V V V - Kepemimpinan Pengurus LMDH, masyarakat

miskin, Perum Perhutani

V V - Norma/aturan Pengurus LMDH, masyarakat

miskin, Perum Perhutani

V V V - Jaringan mitra kerja Pengurus LMDH, masyarakat

miskin, Perum Perhutani

V V

Kapasitas individu (masyarakat Miskin) :

- Pengetahuan & keterampilan Masyarakat miskin V - Sumber pendapatan Mas yarakat miskin V V - Kepemilikan aset Masyarakat miskin V V

2. Performa Kelembagaan PHBM :

- Aktifitas (program kerja) Pengurus LMDH, Perum Perhutani

V V V - Peranserta LMDH & Masyarakat Pengurus LMDH, masyarakat

miskin, Perum Perhutani

V V - Jaringan kerjasama Pengurus LMDH, Perum

Perhutani

V V

3. Potensi lokal :

- Lahan hutan Perum Perhutani, aparat desa V V V - Tenaga kerja Perum Perhutani, aparat desa V

Modal Sosial :

- Solidaritas Masyarakat miskin, pengurus V V - Kepercayaan LMDH, aparat desa, Perum V V - Hubungan saling menguntungkan Perhutani V V

4. Strategi dan Program

- Penguatan kapasitas individu Masyarakat miskin, pengurus V - Penguatan kapasitas LMDH LMDH, aparat desa, Perum V - Pengembangan program Perhutani V

Keterangan :

1. WM = Wawancara Mendalam 2. OB = Observasi

3. DK = Diskusi Kelompok 4. FGD = Focus Group Discussion 5. SD = Studi Dokumentasi

30

Penentuan mengenai sumber data, tipe responden/informan dan jumlah responden/informan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 : Sumber data, tipe dan jumlah responden/informan

Sumber data Tipe Responden/Informan Jumlah Responden/ Informan

Masyarakat Masyarakat miskin di sekitar hutan yang mengolah lahan hutan (dari 3 Dukuh : Mingkrik, Pecangakan, Karang Anjog)

10 orang

Pengurus LMDH

Ketua dan Sekretaris LMDH serta pengurus lainnya

6 orang

Aparat Desa Kepala Desa dan Sekretaris Desa 2 orang Perum Perhutani Administratur Perhutani (ASPER) BKPH

Pengarasan, Matri Kehutanan (RPH) Tonjong dan Petugas Penyuluh Lapangan Perhutanan Sosial (PLPS)

3 orang

Untuk mempermudah mendapatkan data-data yang lengkah, maka disusun jenis data, indiktor dan sub indikator kajian yang digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 4 : Jenis Data, Indikator dan Sub Indikator Kajian

No. Jenis Data Indikator Sub Indikator

1 2 3 4

1. Kapasitas LMDH § Kepengurusan • Struktur kepengurusan

• Unsur-unsur kepengurusan

• Kondisi kepengurusan

• Peran dan tanggung jawab pengurus § Kepemimpinan • Tipe kepemimpinan

• Pemilihan pemimpin

• Peran & tanggung jawab pemimpin § Norma/aturan • Aturan organisasi

• Aturan keanggotaan

§ Jaringan mitra kerja • Kerjasama dengan Perum Perhutani

• Kerjasama dengan aparat desa

• Kerjasama dengan LMDH lainnya

Kapasitas Individu (masyarakat miskin)

§ Pengetahuan & Keterampilan

• Pendidikan terakhir

• Keterampilan yang dimiliki (peng-olahan lahan pertanian)

• Keterampilan lain

§ Sumber pendapatan • Sumber pandapatan utama

• Sumber pendapatan tambahan § Kepemilikan aset • Aset fasilitas perumahan

• Aset lahan

31

1 2 3 4

2. Performa Kelembagaan PHBM

§ Program kerja • Proses penyusunan program kerja

• Program kerja § Peranserta LMDH

& masyarakat miskin

• Peranserta pada setiap tahap (Perencanaan, Pembiayaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi, Pelaporan)

• Bentuk-bentuk peranserta LMDH dan masyarakat miskin

§ Jaringan kerjasama • Kerjasama dengan pihak pemerintah

• Kerjasama dengan swasta dan stakeholder lainnya

3. Potensi Lokal § Lahan hutan • Luas lahan hutan

• Kepemilikan lahan hutan

• Pengelolaan lahan hutan

§ Tenaga kerja • Kwantitas dan kwalitas tenaga kerja

• Pemanfaatan tenaga kerja lokal Modal Sosial § Solidaritas • Bentuk/tipe solidaritas

• Tingkat solidaritas

§ Kepercayaan (trust) Trust diantara pihak-pihak dalam LMDH (pengurus dan masyarakat miskin sekitar hutan)

Trust diantara unsur-unsur dalam kelembagaan PHBM (masyarakat miskin/LMDH, aparat desa, perum perhutani)

§ Hubungan saling menguntungkan

• Hubungan saling menguntungkan diantara unsur-unsur dalam kelem-bagaan PHBM (masyarakat miskin/ LMDH, aparat desa, perum per-hutani)

• Hubungan saling menguntungkan dengan swasta dan stakeholder lain. 4. Strategi dan Program § Penguatan kapasitas

Individu

• Program Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan

• Program Peningkatan Partisipasi § Penguatan kapasitas

LMDH

• Program Pelatihan Manajemen Keorganisasian

• Reorganisasi LMDH

• Program Pengembangan Jaringan Mitra Kerja

32

Teknik Analisa Data

Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari wawancara mendalam, diskusi dan observasi, diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi yang kemudian disajikan secara deskriptif. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dari penelusuran data sekunder diolah dan disusun dalam bentuk matriks, grafik, bagan maupun tabel.

Disain Program Pengembangan Masyarakat

Disain program pengembangan masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode PRA (Participatory Ru ral Appraisal), dengan langkah- langkah kegiatan sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah, potensi dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat miskin sekiar hutan di Desa Tonjong melalui wawancara, pengamatan dan penelusuran data sekunder.

2. Hasil identifikasi tersebut dikonfirmasikan melalui diskusi kelompok terfokus untuk menentukan dan menganalisis prioritas masalah.

3. Setelah terpilih prioritas masalah, selanjutnya masalah didiskusikan dengan menganalisis faktor penyebab dan potensi yang dimiliki serta alternatif pemecahan masalah.

4. Penyusunan rencana program aksi dengan menentukan strategi, program/ langkah kegiatan, tujuan, indikator, sasaran pelaksana kegiatan dan pendukung, rencana biaya dan waktu kegiatan.