• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3

METODOLOGI

A. JENIS KAJIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-eksploratif, yaitu bahwa penelitian ini akan mencoba menggali dan menggambarkan tentang obyek penelitian secara komprehensif. Obyek penelitian yang dimaksud disini meliputi alasan-alasan suatu daerah dimekarkan dan proses pemekaran, implikasi pemekaran daerah terhadap pemerintahan negara, dan kriteria pemekaran daerah.

B. METODE KAJIAN

Metode kajian yang digunakan adalah kualitatif, yakni metode kajian yang datanya lebih banyak berbentuk „kata-kata atau naskah‟ dibandingkan „angka‟. Namun demikian, metode ini tidak berarti anti angka-angka, karena dalam metode kualitatif dimungkinkan menggunakan data dalam bentuk angka.

C. DAERAH KAJIAN

Daerah kajian meliputi 14 (empat belas) provinsi yang terbagi ke dalam daerah induk dan daerah otonom baru, sebagaimana tabel berikut:

Tabel. 4 Daerah Kajian

No. Propinsi/Kab/Kota Keterangan

1. Jawa Barat - Kota Banjar - Kabupaten Ciamis Daerah Induk DOB Daerah Induk 2. Banten - Kota Cilegon - Kabupaten Serang DOB DOB Daerah Induk

No. Propinsi/Kab/Kota Keterangan

3. Riau - Kabupaten Siak - Kabupaten Bengkalis Daerah Induk DOB Daerah Induk 4. Kepulauan Riau

- Kota Tanjung Pinang - Kota Batam

DOB DOB DOB 5. Sumatera Utara

- Kab Deli Serdang - Kab Serdang Bedagai

Daerah Induk Daerah Induk DOB

6. Lampung

- Kab Lampung Selatan - Kab Tanggamus Daerah Induk Daerah Induk DOB 7. Bangka Belitung - Kabupaten Bangka

- Kabupaten Bangka Tengah

DOB

Daerah Induk DOB

8. Sulawesi Utara

- Kabupaten Minahasa Utara - Kabupaten Minahasa Daerah Induk DOB Daerah Induk 9. Gorontalo - Kabupaten Boalemo - Kabupaten Gorontalo DOB DOB Daerah Induk 10. Sulawesi Tenggara

- Kabupaten Konawe Selatan - Kabupaten Konawe Daerah Induk DOB Daerah Induk 11. Papua - Kabupaten Keerom - Kabupaten Jayapura Daerah Induk DOB Daerah Induk 12. Irian Jaya Barat

- Kabupaten Sorong - Kota Sorong DOB Daerah Induk DOB 13. Maluku Utara - Kota Ternate

- Kota Tidore Kepulauan

DOB DOB DOB 14. Kalimantan Timur

- Kab Kutai Kartanegara - Kab Kutai Timur

Daerah Induk Daerah Induk DOB

Alasan pemilihan keempat belas provinsi tersebut didasarkan pada fakta bahwa sejak reformasi 1997/1998 telah terjadi pemekaran sebanyak 7 provinsi: yakni Banten (Jabar), Gorontalo (Sulut), Maluku Utara (Maluku),

Kepulauan Riau (Riau), Bangka Belitung (Sumatera Selatan), Irian Jaya Barat (Papua), dan Sulawesi Barat (Sulawesi Selatan). Khusus untuk Provinsi Sulawesi Barat tidak menjadi lokasi kajian karena baru dibentuk pada tahun 2004 (UU No. 26 Tahun 2004). Dengan demikian hanya 6 provinsi pemekaran yang dikaji pada saat ini.

Selain keenam provinsi hasil pemekaran, kajian juga telah dilakukan 4 daerah induk (Jabar, Sulut, Riau dan Papua), sedangkan dua daerah induk lainnya (Sumatera Selatan dan Maluku) tidak dikaji karena alasan teknis. Namun, selain kesepuluh provinsi tersebut (6 pemekaran, 4 induk), tim juga melakukan kajian di Provinsi Sumatera Utara, Lampung, Bangka Belitung dan Sulawesi Tenggara dengan pertimbangan untuk memperoleh gambaran lebih banyak data dan informasi.

Pemilhan lokasi kajian untuk kabupaten/kota ditentukan 2 daerah kajian yakni 1 daerah induk dan 1 DOB, kecuali untuk Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Kepulauan Riau yang dua-duanya merupakan DOB, yang disebabkan alasan geografis.

D. JENIS DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Terdapat 2 jenis data yang diperlukan dalam kajian ini, yaitu data primer dan sekunder. Data-data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan narasumber baik di Pusat maupun di Daerah. Adapun data sekunder diperoleh melalui telaahan kebijakan, naskah, dokumen dan studi pustaka terhadap berbagai literature yang terkait dengan desentralisasi, dinamika implementasi kebijakan desentralisasi di Indonesia, proses pembentukan daerah (:pemekaran daerah), dan implikasi pemekaran daerah terhadap Pemerintah Pusat.

Menurut Sutopo (1988:24), wawancara mendalam (In-Depth Interview) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan narasumber/key informant guna menggali informasi yang diperlukan dengan lebih seksama dan komprehensif. Sedangkan studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengidentifikasi dan menganalisis

topik kajian Selain itu, data-data yang diperoleh dengan teknik ini juga dapat dapat berupa surat, memoranda, agenda, pengumuman-pengumuman, catatan rapat, proposal, progress report, laporan studi yang pernah dilakukan di tempat yang sama, klipping berita dan juga artikel yang ada di media massa serta bahan-bahan hasil download dari internet. Jika dirangkum, peta kebutuhan data kajian ini nampak sebagaimana tabel berikut:

Tabel. 5

Kebutuhan Data Kajian

No. Topik Narasumber Kebutuhan Data

1. Faktor-faktor pendorong pemekaran daerah

- Sekda Provinsi/ Kab./ Kota - Pimpinan Parpol - Tokoh Masyarakat/Penggerak upaya pemekaran - LSM - Perguruan Tinggi Setempat - Naskah akademik pemekaran suatu daerah - Alasan-alasan spesifik

daerah ingin dimekarkan - Tantangan proses

pemekaran

Dilakukan melalui wawancara dan studi pustaka (dokumen-dokumen yang ada di PT

setempat maupun dokumen lain yang masih ada di kalangan tokoh masyarakat/LSM) 2. Proses

pemekaran daerah

- Ketua DPRD

- Sekda Prov./ Kab./ Kota - DPOD

- Mendagri - DPR

- Surat-surat terkait dengan syarat administratif - Hasil perhitungan terkait

dengan syarat teknis - Risalah rapat hasil

konsultasi/rapat 3. Kriteria pembentukan DOB - Perguruan tinggi setempat/pihak yang melakukan kajian akademik - Tokoh masyarakat/ penggerak pemerkaran daerah - LSM

- Hasil kajian PT atau pihak lain

- Ketaatasasan terhadap kriteria-kriteria yang telah ditentukan

4. Implikasi thd

Pemerintah Pusat - Sekda Provinsi/ Kab./ Kota - DPRD

- Dirjen Perimbangan Keuangan (atau NS di Depkeu yg berkompeten)

- Hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota pasca pemekaran (hubungan keuangan dan pembinaan & pengawasan) - Hubungan daerah induk

dengan daerah otonom baru

E. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Untuk data hasil wawancara mendalam (indepth interview), pengolahan dan analisis data dimulai dengan mentranskrip hasil wawancara, kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis data tersebut. Dalam melakukan analisis data hasil wawancara perlu diperhatikan dengan seksama karena tidak semua data yang disampaikan narasumber merupakan fakta yang sesungguhnya. Oleh karena itu, peneliti harus dapat membedakan antara “opini” dan “fakta”.

2. Untuk data-data yang berasal dari dokumentasi atau studi pustaka, pengolah dan penganalisis data (peneliti) dilakukan dengan menyalin/mengutip sebagian isi dari dokumen yang bersangkutan. Untuk itu, peneliti harus menyertakan sumber yang dikutipnya secara lengkap.

Dokumen terkait