• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian dilakukan secara purpossive (sengaja), yaitu di Desa

Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat dengan

pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah penerima

bantuan program pemerintah terhadap budidaya kerapu.

Tabel 1. Nama Desa penerima Bantuan Program Pemerintah di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat pada tahun 2009-2012

Tahun Jenis Bantuan Jumlah Lokasi/Desa

2009 2010 2011 2012 Budi daya -Bibit Kerapu Budi Daya -KJT (Keramba Jaring Tancap) Budidaya -Bibit Kerapu Budi Daya -KJA 59 orang/paket 59 orang/paket 59 orang/paket 1 kelompok 1 kelompok 34 orang/paket 2 kelompok Sungai Meran Pangkalan Siata Pulau Sembilan Pulau Kampai Pulau Sembilan Pulau Sembilan Pulau Sembilan

Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Langkat, 2013

Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 8 kelompok tani nelayan di Desa

Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Dan seluruh

kelompok tani tergabung dalam gabungan kelompok tani yang menerima bantuan

Dusun II, Dusun III, Dusun IV. Penentuan sampel kuota adalah dengan metode

Slovin. Sampel diambil dengan cara sengaja dari masing-masing kelompok tani

yang ada sehingga terpenuhi jumlah sampel yang diinginkan yaitu sebanyak 48

orang yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Adapun rumus yang digunakan dalam metode Slovinadalah sebagai berikut :

n =

Keterangan :

n = Number of samples (jumlah sampel)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

d = Error tolerance (toleransi terjadinya galat yakni sebesar 10%

Maka didapat besar sampel penelitian adalah sebagai berikut:

n=

 

2

94 94 0,1 1

Tabel 2. Data jumlah anggota kelompok tani dan jumlah sampel yang ada di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Tahun 2009-20012.

No Kelompok Nelayan Jumlah Anggota Jumlah Sampel

1. Berkat Usaha 10 5

2. Usaha Laut 14 7

3. Nelayan Pantai 10 5

4. Putra Nelayan 13 7

5. Usaha Bersama 14 7

6. Kerapu Tanjung Pasir 10 5

7. Nelayan Sejahtera 10 5

8. Bahari Indah 13 7

Jumlah 94 48

Sumber: Penyuluh Perikanan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat, 2013.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui survey lapangan

dengan menggunakan metode pengumpulan data tertentu. Data primer diperoleh

dari Penyuluh Perikanan yang ada di lapangan dan kelompok tani yang ada di

Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat melalui

wawancara langsung.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu Dinas

Pertanian, Kantor Camat, Kantor Kepala Desa yang ada di Kecamatan Pangkalan

Susu Kabupaten Langkat dan lain-lain serta berbagai literatur yang mendukung

Metode Analisis Data

Hipotesis (1) dan (2) saling berhubungan, untuk mengetahui kinerja

lembaga penunjang agrbisnis kerapu di daerah penelitian maka digunakan metode

kinerja secara diskriptif dengan melihat kinerja lembaga agribisnis dalam hal ini

(penyuluh perikanan) sebagai penyalur bantuan dari instansi terkait yaitu

pemerintah yang selanjutnya akan diberikan kepada petani atau kelompok tani

yang ada. Dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana dengan metode

analisis skoring dan dengan dipadukan metode CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan memberikan pertanyaan kepada sampel penelitian. Jawaban A skor 3, jawaban B skor 2, jawaban C skor 1.

Tabel 3. Indikator Parameter Kinerja Lembaga Penunjang Agribisnis Kerapu

No Metode CIPP Indikator Kinerja

1. Context Evaluation 1. Perencanaan awal peningkatan jumlah produksi benih kerapu

2. Perencanaan Pelatihan Lembaga Penunjang Agribisnis Kerapu meningkatkan pendapatan

3. Perencanaan kegiatan budidaya kerapu keramba KJA/KJT meningkatkan keterampilan

4. Perncanaan pengawasan budidaya kerapu meningkatkan pengetahuan.

2. Input Evaluation 1. Penguatan modal petani kecil kepada sumber permodalan

2. Pelatihan oleh penyuluh meningkatkan kerjasama antara sesama kelompok tani sehingga mempengaruhi peningkatan pendapatan

3. Teknologi (KJA/KJT) merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan dalam berbudidaya kerapu 4. Petani bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang

dilakukan penyuluh.

3. Proses Evaluation 1. Petani mengikuti dengan baik semua kegiatan yang diupayakan penyuluh dalam pengadaan bibit kerapu 2. Petani mengikuti semua pelatihan dengan baik

sehingga bertujuan meningkatkan pendapatan 3. Petani bersedia mengajarkan keterampilan yang

dimiliki demi kemajuan kelompok tani

4. Budidaya kerapu membuka wawasan dan menambah pengetahuan para petani untuk lebih mandiri.

4. Product Evaluation 1. Peningkatan jumlah produksi benih kerapu dari waktu sebelumnya

2. Peningkatan pendapatan setelah diberikan pelatihan dari lembaga penunjang agribisnis kerapu

3. Peningkatan keterampilan Tingkat pemahaman petani dengan berbudidaya kerapu melalui teknologi (KJA/KJT)

4. Peningkatan pengetahuan kearah yang lebih baik antara individu dalam suatu organisasi kelompok tani

Untuk mangetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing

kinerja lembaga agribisnis kerapu di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan

Tabel 4. Skor Kinerja Lembaga Penunjang Agribisnis Kerapu

Metode CIPP Jumlah Parameter Skor Rentang Context Evaluation 4 1-3 4-12

Input Evaluation 4 1-3 4-12

Process Evaluation 4 1-3 4-12

Product Evaluation 4 1-3 4-12

Total 16 16-48 Hasil penelitian menghasilkan skor, dari skor tersebut akan ditentukan

bagaimana evaluasi kinerja lembaga penunjang agribisnis kerapu. Skor kinerja

berada diantara rentang 16-48, dimana panjang kelas dapat dihitung dengan range

dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak/selisih antara data terbesar dan terkecil

(Subagyo, 1992).

Keterangan:

Skor 38-48 : Kinerja Baik

Skor 27-37 ; Kinerja Kurang Baik

Skor 16-26 : Kinerja Tidak Baik

Untuk jawaban yang di skoring dari penilaian kinerja tersebut dapat di

tentukan dengan:

 Pertanyaan di jawab A, maka : Skor 3  Pertanyaan di jawab B, maka : Skor 2  Pertanyaan di jawab C, maka : Skor 1

Dengan demikian dapat digunakan indikator ketercapaian kinerja dengan

persentase sebagai berikut:

0-34% : Tidak Berhasil

35-69% : Kurang Berhasil

70-100% : Berhasil

Untuk identifikasi hipotesis (1) dicari dengan analisis deskriptif, yaitu

dengan mencatat bagaimana pelaksanaan program lembaga penunjang agribisnis

kerapu di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.

Untuk mengidentifikasi hipotesis (2) dicari dengan analisis deskriptif,

yaitu dengan mengetahui sejauhmana keberhasilan kinerja lembaga penunjang

agribisnis kerapu berjalan di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu

Kabupaten Langkat.

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian

ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi

1) Evaluasi kinerja merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara

sistematis untuk mencapai objektif, efisien, dan efektif, serta untuk

mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga membantu pengambilan

keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan

2) Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan

komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau

keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran

produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan

kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan

adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan

kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

3) Lembaga penunjang adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk

mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu,

sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait

dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian.

Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang

dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya

pertanian, dan manajemen pertanian.

4) Kelompok tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan

kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya)

dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

5) Petani adalah perorangan warganegara Indonesia beserta keluarganya atau

koperasi yang mengelola usaha dibidang pertanian/peternakan/perikanan

yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa

penunjang.

6) Sampel adalah yang mewakili petani nelayan di Desa Pulau Sembilan

7) Benih/bibit adalah awal kehidupan (biginning of life) dari suatu budidaya tanaman/hewan.

8) Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat

digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian.

Batasan Operasional

1) Tempat penelitian adalah Desa Pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan

Susu Kabupaten Langkat.

2) Objek penelitian adalah Lembaga Penunjang Agribisnis Kerapu di Desa

Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupeten Langkat

Dokumen terkait