• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Posyandu lansia

2.2.1. Pengertian

Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumberdaya masyarakat untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaanya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat, lintas sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Di samping pelayanan kesehatan, posyandu lansia juga memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu posyandu lansia juga membantu memacu lansia agar dapat beraktivitas dan mengembangkan potensi diri.( Kemenkes RI). Posyandu lansia merupakan

wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari, oleh dan untuk kamu lanjut usia yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

2.2.2. Sasaran

Adapun sasaran posyandu lansia :Sasaran langsung : kelompok pra usia lanjut (45-59), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas) dan Sasaran tidak langsung : keluarga, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usila, masyarakat luas.

2.2.3. Tujuan posyandu lansia

Tujuan umum :Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga, dan mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat lansia.

Tujuan Khusus :Meningkatkan kesadaran lansia, Membina kesehatan dirinya sendiri, Meningkatkan mutu kesehatan lansia serta Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.

2.2.4. Jenis Kegiatan Posyandu Lansia

Kegiatan posyandu lansia ini mencakup upaya – upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi :Promotif, yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi lansia dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.Preventif, yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya penyakit dengan menggunakan KMS lansia.Kuratif, yaitu

upaya mengobati penyakit yang sedang diderita lansia.Rehabilitatif, yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pada lansia.

2.2.4. Penyelenggaraan Posyandu Lansia

Penyelenggaraan posyandu lansia antara lain :1. Pelaksanaan kegiatan, anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan di bawah bimbingan puskesmas. Dan 2. pengelola, pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal maupun nonformal.

2.2.5. Kader Posyandu lansia

Adapun tugas kader posyandu lansia secara garis besar adalah sebagai berikut: Melakukan kegiatan bulanan posyandu, seperti :Mempersiapkan pelaksanaan posyandu. Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka posyandu, meliputi :1.) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan, KMS, alat peraga, alat pengukur, bahan/materi penyuluhan; 2).Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu para lansia untuk datang ke posyandu. 3). Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka posyandu.4). Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas di antara kader posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiataan bulanan posyandu, Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga sebagai tugas pelayanan 3 meja atau 5 meja (disesuaikan dengan sistem yang digunakan).

Tugas-tugas kader setelah hari buka posyandu, meliputi : 1).Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat ke dalam buku register atau buku bantu kader. 2). Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya. 3. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) merupakan tindak lanjut dan mengajak para lansia datang ke posyandu lansia datang ke posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan posyandu, langsung ke tengah masyarakat, melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat.Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan masyarakat lainnya, termasuk pelaksanaan senam lansia.

2.2.6. Mekanisme posyandu lansia

Mekanisme posyandu lansia memiliki 3 sistem yaitu:sistem 7 (tujuh)

meja. Meja 1 : pendaftaran; meja 2 : pemeriksanaan kesehatan; meja 3 :

pengukuran tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan, serta dicatat di KMS; meja 4 : penyuluhan; meja 5 : pengobatan; meja 6 : pemeriksaan gigi; meja 7 : PMT (pemberian makanan tambahan). Sistem 5 ( lima) Meja. Meja 1 : pendaftaran ; Meja 2 : pengukuran dan penimbangan berat badan; Meja 3 : pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan , indeks massa tubuh, dan mengisi KMS; Meja 4 : penyuluhan, konsuling dan pelayanan pojok gizi, serta pemberian PMT; Meja 5 : pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS.Sistem 3 (tiga)

atau tinggi badan; Meja 2 : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh. Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus; Meja 3 : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.

2.2.7. Kendala pelaksanaan Posyandu Lansia

Beberapa kendala yang dihadapi oleh para lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia ini, antara lain sebagai berikut :

Pengetahuan yang rendah tentang manfaat Posyandu. Pengetahuan lansia

akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.

Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau. Jarak

posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.

Dengan demikian, kemanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.

Kurangnya dukungan keluarga umtuk mengantar maupunmengingatkan

lansia untuk datang ke posyandu.Dukungan kelurga sangat berperan dalam

mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingaktkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau

sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atau kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek.

Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan lansia. Untuk memperlancar

pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, yaitu : tempat kegiatan, meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana, termometer, dan kartu menuju sehat (KMS) (Simamora, 2007).

Dokumen terkait