• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kecemasan dan beban keluarga

(suami, istri, anak, ayah dan ibu), menghadapi anggota keluarganya yang

menderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Aceh Tamiang.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti

(Arikunto, 2010). Populasi dari penelitian ini adalah keluarga yang

mengalami diabetes melitus diruang rawat inap dan rawat jalan, dengan

jumlah 170 orang di Rumah Sakit Umum Aceh Tamiang.

2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

Purposive Sampling yaitu teknik sampling yang digunakan dengan cara

memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti,

sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik (Nursalam, 2008).

Adapun kriteria inklusi yang ditentukan oleh peneliti adalah :

2.1.1 Sampel bersedia menjadi responden

2.1.3 Bisa berbahasa indonesia dan

2.1.4 Umur minimal 17 tahun.

Menurut Nursalam (2008) Dalam menentukan besarnya sampel dimana

sampel lebih kecil dari 1000, maka peneliti menggunakan rumus :

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d=Tingkat kesalahan yang dipilih ( 0,1, 0,5, atau 0,01)

N n = N (d)² + 1 170 n = 170 ( 0,1 )² + 1 170 n = 2,7 = 62,96 = 63 responden N n = N (d)2 +1

Sehingga jumlah sampel sebanyak 63 orang responden di Rumah Sakit

Aceh Tamiang.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit

Umum Aceh Tamiang dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli

sampai dengan September 2012. Peneliti memilih Rumah Sakit Aceh Tamiang

sebagai tempat penelitian karena belum pernah ada dilakukan penelitian di Rumah

Sakit Aceh Tamiang mengenai tingkat kecemasan dan beban keluarga pada pasien

yang menderita diabetes melitus. Pertimbangan lain adalah efektivitas waktu serta

terjangkaunya daerah yang mudah dikunjungi.

4. Pertimbangan Etik

Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat

menjaga dan menghargai hak asasi para respondennya. Dalam penelitian ini,

peneliti mengajukan permohonan izin kepada Direktur Rumah Sakit Aceh

Tamiang tempat saya melakukan penelitian. Setelah mendapat izin persetujuan

kemudian melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik yang

meliputi :

1. Onotomi

Otonomi. Peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk

menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan

2. Informed Consent

Peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peneliti

memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian. Jika

responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden diminta

menandatangani lembar persetujuan.

3. Anonimity

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan

data, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar

persetujuan tersebut.

4. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data

tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Beneficience

Selalu berupaya bahwa kegiatan yang diberikan kepada responden

mengandung prinsip kebaikan bagi responden guna mendapatkan suatu

metode atau konsep baru untuk kebaikan responden.

6. Nonmaleficience

Penelitian yang dilakukan tidak mengandung unsur bahaya atau merugikan

apalagi sampai mengancam jiwa bagi responden.

7. Veracity. Penelitian yang dilakukan harus dijelaskan secara jujur tentang

manfaat, efek dan apa yang didapat jika responden terlibat di dalam

8. Juctice. Peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap

melaksanakan prinsip juctice (keadilan) pada saat melakukan penelitian.

(Hidayat, 2007)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu lembar pertama mengenai data

demografi meliputi : terdiri dari umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan,

hubungan dengan keluarga, penghasilan, bagian kedua mengenai tingkat

kecemasan keluarga tentang komplikasi diabetes melitus dan perawatan yang

lama. Alat ukur kecemasan berdasarkan (HARS) Hamington Anxiety Rating

Scale (Nursalam, 2008). Kuesioner mengenai tingkat kecemasan terdiri dari 14

pertanyaan. Data untuk mengisi kuesioner mengenai tingkat kecemasan

menggunakan angka (skor) antara 1– 4 dengan nilai sebagai berikut :

Nilai 1 = (satu gejala dari pilihan yang ada) Nilai 2 = (separuh dari gejala yang ada)

Nilai 3 = (lebih dari separuh dari gejala yang ada) Niali 4 = (semua gejala ada)

Dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (2005),

Panjang kelas = Rentang

Banyak kelas

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Untuk tingkat

kecemasan, nilai tertinggi adalah 56 dan nilai terendah 14. Maka rentang untuk

tingkat kecemasan adalah 14, dengan banyak kelas tiga kategori yaitu ringan,

14 sebagai batas bawah kelas ordinal pertama. batas bawah pertama maka

persepsi di kategorikan sebagai berikut :

14-28 : karakteristik cemas ringan

29-42: karakteristik cemas sedang

43-56: karakteristik cemas berat

Bagian ketiga tentang beban keluarga terdiri dari pertanyaan beban obyektif,

beban subyektif dan beban iantrogenik pada komplikasi diabetes melitus dan

perawatan yang lama.

kuesioner beban keluarga dibuat berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri

dari 12 pertanyaan, pertanyaan no 1 sampai 4 tentang obyektif, 5 sampai 8

tentang subyektif dan 9 sampai 12 tentang iontrogenik. dengan penilaian

menggunakan skala Guttman dengan jawaban Ya dan Tidak. ( pernyataan yang

tepat diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0). Nilai yang tertinggi 12 dan

terendah 0 .

Untuk beban keluarga, nilai tertinggi adalah 12 dan nilai terendah 0. Maka

rentang untuk motivasi adalah 12, dengan banyak kelas tiga kategori yaitu rendah,

sedang dan tinggi. Maka didapat panjang kelas adalah 12 dengan nilai terendah 0

sebagai batas bawah kelas ordinal pertama. Maka beban keluarga pada klien yang

menderita diabetes melitus dapat dikategorikan :

0-4 : karakteristik ringan

5-8 : karakteristik sedang

6. Uji Validitas dan Reliability

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai

validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Arikunto, 2010).

Uji validitas dilakukan oleh dosen yang ahli dibidang ini berupa uji

content validitas. Berdasarkan uji reliabilitas tersebut, kuesioner disusun kembali

dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pernyataan yang akan

mengukur sasaran yang ingin di ukur sesuai dengan teori atau konsep. Setelah

dilakukan uji validitas maka didapatkan hasil bahwa instrument penelitian yang

digunakan telah valid dan dapat di gunakan untuk penelitian selanjutnya.

Uji Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat pengukuran dapat dipercaya dan tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010). Uji reliabilitas

dilakukan pada keluarga klien yang menderita diabetes melitus di Rumah Sakit

Umum Daerah Langsa pada bulan Agustus. Instrumen reliabel diujikan kepada

30 orang responden sesuai kriteria penelitian yang sudah ditentukan. Pada

penelitian ini diperoleh hasil uji reliabilitas yaitu nilai Cronbach Alpha untuk

variabel kecemasan 0,887 dimana r tabel 0,378 dan untuk variabel beban keluarga

diperoleh alpha 0,846. Karena nilai Alpha >0,7 maka dinyatakan bahwa seluruh

7. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat dari institusi

pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu

Rumah Sakit Aceh Tamiang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

menggunakan kuesioner dan sebelum membagikan kuesioner, terlebih dahulu

peneliti meminta kesediaan menjadi responden penelitian, kemudian responden

diberi kesempatan membaca surat persetujuan menjadi responden.

Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu diberi penjelasan

dan menandatangani informed concent sebagai tanda persetujuan menjadi

responden penelitian. Setelah diisi sendiri oleh responden, kuesioner dikumpulkan

oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sesuai dengan petunjuk (editing),

memberikan kode tertentu pada kuesioner untuk mempermudah sewaktu

mengadakan tabulasi dan analisa data (coding), dan mempermudah analisa data,

pengolahan dan pengambilan kesimpulan dengan melakukan tabulasi (tabulating).

pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, kemudian dilakukan labelisasi

variabel, dimana yang di ukur adalah frekuensi, persen dan mean. Hasil analisa

data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase untuk

melihat gambaran tingkat kecemasan dan beban keluarga pada klien yang

menderita diabetes melitus.

8. Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa

tahapan. Pertama dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas

memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan mentabulasi data

yang telah dikumpulkan. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan teknik komputerisasi.

Hasi penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

persentase sehingga memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti dengan

gambaran tingkat kecemasan 3 kategori: ringan, sedang dan berat serta gambaran

beban keluarga 3 kategori yaitu: beban ringan, beban sedang dan beban berat.

Kesimpulan dibuat dengan bentuk kesimpulan induktif dimana hasil dari para

responden akan disimpulkan sebagai jawaban secara umum yang memwakili

BAB V

Dokumen terkait