• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit poliklinik bagian penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Januari-Februari 2010

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien di poliklinik bagian penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi bulan Januari-Februari 2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.

Kriteria yang dipakai: 1. Pasien laki-laki dan perempuan 2. Pasien dengan usia diatas 50 tahun

3. Tidak menderita amandel / pembesaran tonsil 4. Tidak menderita penyakit jantung

5. Tidak menderi penyakit diabetes mellitus 6. Tidak merokok

Sampel atau populasi studi merupakan hasil pemilihan subjek dari populasi untuk memperoleh karakteristik populasi (Arief, 2004). Berdasarkan observasi peneliti, jumlah populasi sumber ini ada sekitar 100 pasien.

26

Penentuan besar sampel pada penelitian ini menurut Slovin dengan rumus sebagai berikut : ( Murti, 2006 ).

n =

keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

ε : tingkatan kekeliruan pengambilan sampel yang ditolerir.

Dengan rumus di atas maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah : ( dengan mengasumsi tingkat kekeliruan yang ditolerir adalah sebesar 10% ) ( Murti, 2006 ).

n =

n =

n = 50

Jadi pada penelitian ini, peneliti menggunakan ukuran sampel sebanyak 50 orang pasien.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan secara Purposive Random Sampling. Pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi. (Arief, 2004)

N 1+Nε² N 1+Nε² 100 1 + 100 (10%)²

27

Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Obstructive Sleep Apnea (OSA) 2. Variabel tergantung : tekanan darah

3. Variabel luar : umur, diabetes melitus, penyaki jantung, pembesaran tonsil, merokok

E. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

a. Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Sleep apnea adalah timbulnya episode abnormal pada frekuensi napas yang berhubungan dengan penyempitan saluran napas atas pada keadaan tidur. OSA terjadi bila ventilasi menurun atau tidak ada ventilasi yang disebabkan oklusi parsial atau oklusi total pada saluran napas atas paling tidak selama 10 detik atau lebih. (Sumardi. dkk, 2006)

b. Skala variabel : nominal 2. Variabel Terikat

a. Tekanan Darah

Kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah. Kenaikan takanan arteri akan menyebabkan kenaikan yang sebanding pada aliran darah yang melalui berbagai jaringan tubuh (Guyton, 1997).

28 F. Rancangan Penelitian G. Instrumentasi Penelitian 1. Status medis 2. Kuisioner

3. Sfigmomanometer jenis jarum lengkap dengan mansetnya

H. Cara Kerja Penelitian

1. Persiapan Penelitian a. Sampel

Sampel diperoleh dari semua pasien rawat jalan di poliklinik penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, usia di atas 50 tahun, bukan pasien diabetes

Pasien rawat jalan di poliklinik saraf RSUD Dr.Moewardi

1. Bukan pasien Diabetes Melllitus 2. Bukan pasien penyakit jantung 3. Pasien laki-laki dan perempuan ,

usia > 50tahun

4. Tidak mengalami pembesaran tonsil

5. Tidak merokok

OSA Non OSA

Hipertensi Non

hipertensi Hipertensi

Non hipertensi

29

mellitus dan penyakit jantung, tidak mengalami pembesaran tonsil, serta tidak merokok

b. Kuisioner

Kuisioner dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengetahui riwayat penyakit sebelumnya dan untuk mengetahui apakah pasien menderita OSA atau tidak. Adapun bentuk kuisioner yang diberikan kepada responden terlampir di bagian lampiran laporan skripsi ini. 2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada semua individu yang memenuhi kriteria dalam populasi sebagai subjek penelitian. Sedangkan tekanan darah diukur terhadap semua subyek penelitian dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Ruang pemeriksaan: suhu ruang dan ketenangan ruang periksa yang

nyaman.

b. Alat: digunakan sfigmomanometer jenis jarum dan digunakan manset dengan lebar yang dapat mencakup 2/3 panjang lengan atas serta panjang yang dapat mencakup 2/3 lingkar lengan.

c. Persiapan: bila diperlukan dan keadaan pasien memungkinkan, sebaiknya dipersiapkan dalam keadaan basal.

d. Posisi orang yang diperiksa: untuk keperluan skrining, dapat dilakukan dalam posisi duduk.

e. Pemeriksaan : manset dipasang pada lengan kemudian dipompa perlahan-lahan dengan tujuan menghentikan aliran darah, tampak

30

jarum pada sfigmomanometer bergerak naik ke skala tertentu, kemudian manset dilepas secara perlahan-lahan. Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat di atas arteri brakhialis, melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah yang disebut bunyi Korotkoff (suara K). K ini adalah tekanan sistolik. Tekanan diturunkan terus sehingga pada suatu saat bunyi K ini hilang kedengarannya, saat ini menunjukan tekanan diastolik.

Data yang diperoleh juga dengan memperhatikan data dari status medis pasien di rumah sakit.

Setelah dilaksanakan penelitian, maka dilakukan tabulasi tehadap data yang diperoleh untuk mengelompokan dari subjek penelitian mana yang OSA dan non OSA serta mana yang tergolong hipertensi dan non hipertensi. Setelah tabulasi data, baru dilakukan analisis data.

I. Teknik Analisis Data

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini akan disusun dalam tabel kontingensi ukuran 2×2 kemudian diuji dengan metode statistik uji chi square. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan kejadian hipertensi digunakan rumus koefisien kontingensi dan ratio odds (Hadi, 1996)

Uji chi square adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan penyelidik menilai probabilitas perbedaan frekuensi yang nyata (yang di

31

observasi) dengan frekuensi yanng diharapkan dalam kategoti-kategori tertentu sebagai akibat dari kesalahan sampling. (Hadi, 1996)

Uji chi square dapat dianalisis datanya secara statistik apabila frekuensi harapannya (expected frequency) sedikitnya memiliki 5 subjek (Murti, 2006)

Untuk mengetahui kuatnya hubungan antara kedua data nominal dinyatakan dengan besarnya koefisien kontingensi dengan lambang C. Selanjutnya, harga C tersebut dapat dibandingkan dengan C tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semakin dekat C hitung dengan C maksimal tabel, semakin besar hubungan kedua variabel tersebut.

3. 1. Tabel Kontingensi ukuran 2×2

Sampel Hipertensi Non hipertensi Total

OSA a b a+b

Non OSA c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

Keterangan :

a. Pasien hipertensi dan Obstructive Sleep Apnea (OSA) b. Pasien non hipertensi dan Obstructive Sleep Apnea (OSA) c. Pasien hipertensi dan non Obstructive Sleep Apnea (OSA) d. Pasien non hipertensi dan non Obstructive Sleep Apnea (OSA)

32

1. Uji Chi Square ( x² )

X² =

Keterangan :

X² = nilai Chi Square N = jumlah sampel

a, b, c, d = frekuensi kebebasan ( Hadi, 1996 ). Ketentuan :

H0 diterima bila X² hitung ≤ X² tabel

H1 diterima bila X² hitung > X² tabel ( Hadi, 1996 ).

2. Koefisien Kontingensi ( C ) C = 2 2 X N X + Keterangan : C : Koefisien Kontingensi X² : Nilai Chi Square N : Jumlah sampel Ketentuan :

Nilai koefisien kontingensi hitung dibandingkan dengan tabel chi square, dengan derajat kebebasan (n-1) (k-1). Dimana n adalah jumlah baris, sedangkan k adalah jumlah kolom ( Hadi, 1996 ).

N (ad – bc )²

33

3. ODDS Rasio OR = bc

ad

Dengan: OR : nilai ODDS Rasio a, b, c, d : frekuensi kebebasan Ketentuan:

Ada hubungan antara Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan kenaikan tekanan darah jika OR > 2 ( Hadi, 1996 ).

34

BAB IV

Dokumen terkait