• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mendapatkan data tertulis di perpustakaan atau tempat lain di mana data itu diketemukan. Adapun perpustakaan atau tempat-tempat yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian ini, adalah:

a. Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah / Jurusan PIPS, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

e. Perpustakaan Pusat Universitas Gajah Mada Yogyakarta. f. Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta.

g. Perpustakaan Kodya Surakarta.

h. Perpustakaan Monumen Pers.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Juli 2009, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini yaitu pada bulan Januari 2011.

B. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematika suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu. Pemilihan metode penelitian yang tepat harus mempertimbangkan kesesuain dengan obyek atau masalah yang di teliti. Metode penelitian dipilih berdasarkan beberapa

petimbangan antara lain tujuan penelitian, obyek penelitian dan fenomena atau waktu yang terjadinya peristiwa yang diteliti. Metode adalah suatu cara kerja yang utama untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat tertentu (Winarno Surachmad, 1978: 25).

Metode historis digunakan berdasarkan data masa lampau yang merupakan hasil karya sastrawan. Berdasarkan data temuan dapat direkonstruksikan peristiwa dimasa lampau, keadaan sosial budaya dan politik serta biografi dari saudagar-saudagar di laweyan yang mempunyai peran penting dalam perkembangan batik laweyan.

Dalam metode historis, Louis Gottschalk (1975: 108), terdapat kegiatan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekonstruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses historiografi. Dengan menggunakan metode historis dan historiografi yang sering dipersatukan dengan nama metode historis, sejarawan berusaha untuk merekonstruksikan masa lampau secara sistematis dan obyektif.

Menurut Hadari Nawawi (1993: 78), metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lampau atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lampau terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau keadaan masa lampau.

Metode sejarah adalah prosedur-prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data-data masa lampau atau peninggalan-peninggalan, untuk memahami suatu peristiwa yang berlangsung pada masa lampau. Dengan kata lain, metode sejarah merupakan seperangkat asas dan kaidah-kaidah yang sistematis untuk membantu secara efektif dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis dan menyajikan suatu sintesis, yang dicapai dalam bentuk historiografi (Ibrahim Alfian, 1987: 45).

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode sejarah adalah kegiatan untuk mengumpulkan, menguji dan menganalisis secara kritis mengenai data rekaman-rekaman dan peninggalan-peninggalan masa

commit to user

lampau serta usaha untuk melakukan sintesa dan menyajikanya ke dalam bentuk historiografi.

C. Sumber Data

Dalam metode historis dikenal sumber-sumber tulisan dan lisan. Menurut Louis Gottschalk (1975: 110) kedua sumber tersebut masih dibagi lagi menjadi dua jenis sumber yakni sumber primer dan sumber sekunder.

Data sejarah adalah segala sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (Helius Sjamsudin, 1994:2).

Sumber yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Sumber sejarah, bila dilihat dari bahannya, terdiri atas dua macam : tertulis atau dokumen dan tidak tertulis atau artefact. Sumber tertulis itu dapat berupa surat-surat, notulen rapat, kontrak kerja, bon-bon, dan sebagainya. Sedangkan artefact dapat berupa foto-foto, bangunan atau alat0alat. Bila dilihat dari urutan penyampaiannya, sumber dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Sumber sejarah disebut primer bila suatu kejadian atau peristiwa sejarah disampaikan oleh saksi mata. Adapun yang dinamakan sumber sekunder adalah apabila suatu peristiwa disampaikan bukan oleh saksi mata (Kuntowijoyo, 2001:98-100).

Sumber primer yang penulis gunakan di dalam penelitian ilmiah ini adalah berupa buku-buku literature, maupun artikel-artikel yang relevan dengan penelitian. Sumber tertulis sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah “Mbok Mase Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal abad 20”, Karangan Drs. Soedarmono.

Adapun sumber sekunder yang digunakan di dalam penelitian ini berupa koran dan majalah yang terbit sekitar tahun 1970-an, diantaranya adalah Koran Suara Merdeka dan Koran Kompas. Sumber primer yang berasal dari koran tersebut berisi tentang saudagar-saudagar laweyan pada abad XIX-XX.

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka dalam melakukan pengumpulan data digunakan teknik kepustakaan, yaitu melakukan pengumpulan data tertulis melalui literatur-literatur dan dokumen-dokumen.

Dalam teknik kepustakaan ini, dilakukan kegiatan membaca dan pengkajian terhadap berbagai mater (data) yang sesuai dengan tema penelitian ini. Dalam pengumpulan tiap-tiap data dilakukan kritik ekstern. Kritik ekstern berfungsi menanyakan masalah apakah data tersebut autentik atau palsu yaitu dengan meneliti bahan yang digunakan atau jenis tulisan, gaya bahasa dan lain sebagainya. Setelah teruji melalui kritik ekstern, kemudian dilanjutkan dengan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber, apakah isi pernyataan, fakta-fakta dan ceritanya dapat dipercaya. Setelah data-data terkumpul berkenaan dengan masalah atau tema tertentu maka dilanjutkan interprestasiyang berfungsi untuk membandingkan antara data yang satu dengna data yang lain, setelah melalui proses kritik sehingga ditemukan fakta sejarah yang obyektif. Fakta-fakta sejarah yang disajikan dalam bentuk tulisan.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini diadakan dengan tujuan pokok adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap tentang Saudagar Laweyan Abad XX (Peran Dan Eksistensi Membangun Perekonomian Muslim), dalam mencapai tujuan pokok tersebut maka perlu diadakan analisis data.

Penelitian ini mnggunakan analisis data historis, yaitu analisis yang mngutamakan ketajaman dalam melakukan interpretasi data sejarah atau suatu analisis yang memiliki ketajaman dan kekuatan dalam menginterpretasikan data sejarah. Interprestasi dilakukan karena fakta sejarah tidak dapat berbicara sendiri. Kategoridari fakta-fakta sejarah mempunyai sifat yang sangat komplek, sehingga suatu fakta tidak dapat mengerti atau dilukiskan oleh fakta itu sendiri (Sartono Kartodirjo, 1982: 65).

commit to user

Fakta merupakan bahan yang utama yang dijadikan sejarawan utnuk menyusun historiografi, dan fakta itu sendiri merupakan hasil dari pemikiran para sejarawan, sehingga fakta yang terkumpul mengandung subyektifitas.

Suatu kenyataan bahwa sulit menemukan fakta yang benar-benar mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, fakta-fakta yang telah tersusun selalu mengandung unsur subyektifitas dari sejarawan, sehingga untuk dapat menganalisis diperlukan konsep-konsep dan teori-teori yang berfungsi sebagai kriteria penyeleksian, identifikasidan pengklasifikasian (Sartono Kartodirjo,1982).

Berkaitan dengan penyajian atau presentasi fakta, interpretasi dan kesimpulan yang cenderung memiliki subyektifitas, terutama dalam abstraksi fakta, maka seorang teoritik dan metodologi yang kuat. Fakta sejarah yang telah melalui teknik analisis, kritik sumber dan interpretasi akan menjadi cerita sejarah yang dapat dipercaya kebenarannya (Taufik Abdullah, 1978: 65).

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah penelitian awal yaitu persiapan pembuatan proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Karena penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus dipenuhi. Empat langkah itu terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

a. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani yang artinya memperoleh. Dalam pengertiannya yang lain adalah suatu teknik yang membantu kita untuk mencari

Heuristik Kritik Intepretasi Historiografi

jejak-jejak sejarah. Sidi Gazalba (1981 :15) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan hasil penelitian.Dengan demikian heuristik adalah kegiatan pengumpulan jejak-jejak sejarah atau dengan kata lain kegiatan mencari sumber sejarah.

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan penelitian. Sumber tertulis primer, berupa buku-buku dan literatur yang diperoleh dari beberapa perpustakaan; maupun sumber sekunder berupa surat kabar, dan majalah , dan diantaranya: Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Jurusan FKIP, Perpustakaan Program Studi Sejarah FKIP UNS, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, dan Perpustakaan Reksopustolo Mangkunegaran.

b. Kritik

Kritik sumber adalah kegiatan untuk memilih, menyeleksi, meneliti, mengidentifikasi, menilai, dan membandingkan sumebr data sejarah yang akan digunakan dalam penulisan sejarah. Kritik terhadap sumber data sejarah ini melalui beberapa proses, antara lain : pertama, penilaian dengan menentukan sifat sumber sejarah, kedua, membuat suatu perbandingan antara sumber-sumber data yang telah terkumpul.

c. Interpretasi

Dalam penelitian ini, interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan atau mengaitkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah lain, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang menjadi obyek penelitian. Kemudian sumber tersebut ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang sebenarnya sehingga dapat dipahami makna tersebut sesuai dengan pemikiran yang logis berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dengan demikian dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah atau sintesis sejarah.

commit to user

Dokumen terkait