• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat diamati atau diobservasi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

1. Kualitas pr oduk (X) 2. Kepuasan konsumen (Y)

Penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yakni 1 ( satu ) variabel independen dan 1 ( satu ) variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel antara lain adalah :

1. Kualitas Produk (X)

Product quality means the ability of a product to perform its function :ot includes the product’s overall durability, reability, precision, ease of operation and repair and other valued attributes Kotler dalam jurnal (Ernest W : 2009 ) artinya kualitas produk merupakan kemampuan dari produk untuk menjalankan fungsinya, yang termasuk didalamnya adalah kemampuan bertahan ,keadaan yang dapat dipercayai, ketelitian, kemudahan penggunaan perbaikan atribut lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dimensi kualitas produk menurut Sumani dalam jurnal pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan ( 2008 ) antara lain :

Kinerja / performance (X1)

Yaitu kemampuan utama dari motor Yamaha Vixion untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam berkendara adapun indikator yang digunakan 1. Karakteristik Produk ( X1.1 )

Merupakan karakter yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion di banding motor injeksi lain yaitu suara mesin yang halus.

2. Kemampuan Produk ( X1.2 )

Merupakan kemampuan yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion sepeda motor lain.

Ciri-ciri / Feature (X2)

Yaitu merupakan keistimewaan yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion, indicator yang digunakan.

1. Karakteristik pelengkap ( X2.1 )

Merupakan karakter pelengkap yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion seperti model body-nya yang ramping

2. Merupakan kesan yang diberikan sepeda motor Yamaha Vixion memiliki kesan elegan,dengan tidak ada striping mencolok( X2.2 )

Daya Tahan / durability (X3)

Yaitu berapa lama sepedamotor Yamaha Vixiondalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk digunakan hingga perbaikan adapun indicator yang digunakan.

38

1. Keawetan produk( X3.1 )

Merupakan daya tahan mesin sepeda motor Yamaha Vixion selama pemakaian

2. Manfaat Ekonomis Produk ( X3.2 )

Merupakan manfaat yang diberikan sepeda motor Yamaha Vixion seperti bahan bakar sepeda motor yang irit

Serviceability (X4)

Yaitu kecepatan dan kemudahan pembetulan sepeda motor Yamaha Vixion adapun indicator yang digunakan

1 .Kemudahan Menemukan Tempat Reparasi ( X4.1 )

Merupakan kemudahan didalam menemukan tempat reparasi perbaikan sepeda motorYamaha Vixion

2. Kemudahan mendapat suku cadang ( X4.2 )

Merupakan kemudahan mencari komponen-komponen pengganti saat sepeda motor Yamaha Vixion mengalami kerusakan

Estetika (X5)

Yaitu merupakan bagaimana penampilan sepeda motor Yamaha Vixion missal model atau desain adapun indicator yang digunakan

1. Nilai Keindahan Produk ( X5.1 )

Merupakan nilai keindahan yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion seperti warna yang bervariasi

2. Daya Tarik Produk ( X5.2 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Merupakan daya tarik yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion, memiliki kesan mewah dengan aksen krom

2.Kepuasan Konsumen (Y)

Menurut Kotler dalam jurnal Silvester kukuh ( 2009 ) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seorang konsumen yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/ kesanya terhadap kinerja

(atauhasil ) suatu produk dan harapan-harapanya.

Adapun indikator dari kepuasan konsumen menurut Dutka ( 1994 : 41 )adalah sebagai berikut :

Y1 Hubungan Nilai dan Harga

Merupakan perbandingan nilai yang diterima konsumen dengan harga sepeda motor Yamaha Vixion

Y2 Desain Produk

Merupakan desain tampilan yang dimiliki sepeda motor Yamaha Vixion seperti striping stikernya sesuai dengan desain masa kini

Y3 Garansi Produk

Merupakan jaminan yang diberikan perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan apabila sepeda motor Yamaha Vixion mengalami kerusakan. Y4 Kemudahan Mendapat Informasi

Merupakan kemudahan informasi yang di dapat melalui iklan tentang sepeda motor Yamaha Vixion

Y5 Reputasi Perusahaan

40

3.1.1. Pengukur an Variabel

Skala pengukuran variabel menggunakan skala interval yaitu skala yang mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut ( Umar, 2000;134 ). Adapun teknik pengukuran sikap dengan menggunakan skala likert dengan mengunakan skala penilaian 1-7 skala pengukuran sikap dua sisi yang berlawan dimulai dari negatif, jurnal Imam Mulyono ( 2005 ) dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :

1 2 3 4 5 6 7

STS TS ATS N AS S SS

Skala tersebut disusun dalam suatu garis kontinu dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatifnya terletak disebelah kiri,atau sebaliknya

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Widayat dalam jurnal Sumani( 2008 ) populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah Karakteristik umum yang merupakan wilayah ( dimana ) penelitian tersebut akan digeneralisasikan atau bias dikatakan, populasi adalah kelompok dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang diminati oleh peneliti untuk diteliti.

Adapun yang menjadi populasi dalam peneliti ini adalah dari konsumen yang memiliki dan menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion Di surabaya.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian objek populasi yang memiliki Karakteristik sama dengan Karakteristik populasi yang ingin diketahui besaran karakteristiknya (Kustituanto, 1995). Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode non probability sampling. karena populasi yang diteliti infinite ( populasi yang jumlah dan identitasnya tidak diketahui) selain itu juga dilakukan pengambilan sample secara accidental sampling ( convinience sampling ). menurut santoso dan tjiptono ( 2001 : 89-90 ). accidental sampling adalah prosedur sampling yang memilih sample dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses. sedangkan meurut sugiyono ( 2004 – 77 ) accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sample berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample bila orang kebetulan yang ditemui cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya adalah orang tersebut adalah konsumen atau pembeli sepeda motor yamaha vixion.

42

Untuk mengetahui jumlah sample yang dipakai dalam penelitian ini, penelitian menggunakan rumus Yamane (Hamidi, 2007 : 131).

1 2 + = Nd N n Keterangan : n = ukuran sample N = ukuran populasi

d = Presisi (derajat ketelitian) maka :

51

248

,

50

1

)

1

,

0

(

101

101

2

= =

+

=

n

Jadi jumlah sample dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna Motor Yamaha Vixion di Surabaya. Excel supply chain Indonesia sebanyak 51 responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis dan Sumber Data

Data Primer,dimanapeneliti memperoleh data secara langsung dari data responden melalui pengisian kuisioner yang dibagikan, kemudian data yang telah diperoleh dikumpulkan dan diolah langsung oleh peneliti sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari jawaban responden mengenai variabel yang berkaitan dengan penelitian dan data yang diperoleh dari responden yang menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara sebagai berikut :

• Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (angket) kepada responden untuk memperoleh informasi langsung

• Observasi

Yaitu pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti yang berkaitan dengan obyek peneliti

• Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip aturan yang disepakati misal keberadaan perusahaan

3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian.

44

Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas l teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2006), karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data, harus terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif.

Menurut Ghozali (2006) tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antara variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimate jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006).

3.4.1 Model Str uktural atau Inner Model

Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan RA square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-squre test untukpredictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel later dependen. Interprestasinya sama dengan interprestasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2006). Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga di evaluasi dengan melihat Q-square prediktif relevan untuk model konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

46

3.4.2 Model Pengukuran atau Outer Mode

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin di ukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2006) Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya.

Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membadingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jikanilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Form°1 dan Larcker, 19981 dalam Ghozali, 2006). Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

dievalusi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach's Alpha (Ghozali, 2006).

3.4.3 Metode Sobel

Didalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu komitmen profesi dan komitmen organisasi. Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2009) suatu variabel disebut variabel intervening jika veriabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen).

Penguji hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M. dihitung dengan cara mengalihkan jalur X-M (a) dengan jalur M-3Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’) dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standart error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah ini :

Sab = b2 Se + a2 Sb2 + Sa2 Sb2

Untuk menguji signifikan pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :

48

Sab ab t =

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu > = 1,96. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali, 2009)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

49 Kepuasan konsumen ( y ) Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Kualit as produk ( X ) X3.1 X3.2 X4.2 X4.1 X2.1 Kinerja / performanc e X2.2 X1.1 X1.2 X5.1 X5.2 Ciri-ciri / fict ure Daya t ahan Service abilit y Estet ika

50 Keterangan simbol-simbol diatas adalah sebagai berikut :

: Faktor/ constrak laten variabelunobserved variable yaitu sebuah variable bentukan, yang dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata

: Variabel terukur/ obseverd variable indicator variable yaitu variabel yang datanya harus dicari melalui observasi, misalnya melalui instrumen-instrumen survey.

Garis dengan anak panah satu arah [ ] = garis yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan antara dua variabel dimana variabel yang dituju anak merupakan variabel dependen.

Garis dengan anak panah dua arah [ ]= garis yang menunjukkan hubungan yang tidak dihipotesiskan antara dua variabel dimana kedua variabel berkorelasi. Keterangan :

CX1 = Indikator Kualitas Produk yang sudah dikomposit CY = Indikator Kepuasan konsumenyang sudah dikomposit er_j = error term masing-masing indikator yang sudah dikomposi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4.1 Deskr psi Objek Penelitian 4.1.1 Sejar ah Perusahaan Yamaha

Yamaha didirikan pada tahun 1887, ketika Torakusu Yamaha mendirikan perusahaan Yamaha Corp. (Nippon Gakki) yang membuat alat musik piano / organ tidak lama kemudian.. Yamaha dikenal sebagai pembuat berbagai instrumen musik terbesar di dunia. Logonya pun menggunakan tiga garpu tala. Pada 1 Juni 1955, berdirilah Yamaha Motor Corp. yang terpisah dari dari Yamaha Corp. namun masih tetap dalam satu grup. Motor produksi pertamanya adalah single cylinder 2 stroke 125cc, dimana motor ini plek-plek copy dari DKW 125cc. Oh yaa.. Pabrikan Inggris BSA juga mengcopy juga dari pabrikan Jerman ini,dikenal dengan Bantam.

Motor 125cc tersebut dikenal sebagai YA1 alias Atakombo (dikenal juga sebagai Red DragonFly). Motor ini lumayan sukses dan produksi berikutnya menggunakan engine 175cc. Produksi motor berikutnya adaah twin cylinder YDI di tahun 1957, sanggup mengeluarkan power 20 bHP dan memenangkan race Mount Asama di Jepang produksinya sekitar 15.811 bikez dan jumlah ini masih dibawah Honda ataupun Suzuki.

52

Selanjutnya Yamaha berkembang dengan cukup pesat dan ditahun 1959 keluarlah motor sport pertamanya yang dikenal sebagai YDSI dengan 5 speed gearbox tahun 1960, produksinya meningkat 6 kali lipat menjadi 138 ribu motor.

Setelah berakhirnya Perang Korea, perekonomian Amerika Serikat begitu booming dan ini mendorong eksport Jepang khususnya motor ke Amerka Serikat. Tahun 1962 ekspor yamaha ke US sebanyak 12 ribu motorcycle. Kemudian tahun 1962 sudah mencaoai 12 ribu unit, demikian pula untuk tahun1963, kurang lebih sebanyak 36 ribu unit. Dan puncaknya ditahun 1964, ekspornya mencapai 87 ribu unit. Tahun 1963, Yamaha bikin motor 250cc, twin cylinder dan air cooled. Sejak saat itu, Yamaha lumayan dikenal di seantero Jepang. Tahun 1965, produksi Yamaha sudah mencapai 244 ribu unit dan peruntukkannya 50:50.. dimana sebagian untuk eksport sedangkan sebagian lainnya konsumsi dalam negeri.

4.1.2 Visi Dan Misi Yamaha Visi

Menjadi perusahaan penyalur sepeda motor Yamaha terbaik di Indonesia. Misi

Mengembangkan bisnis melalui produk-produk Yamaha yang berkualitas asli Jepang, terdistribusi secara regional Indonesia Timur dengan dasar customer satisfaction dan information technology.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4.2 Dekripsi Objek penelitian

Responden yang dijadikan sampel penelitian ini adalah konsumen atau orang yang memiliki Motor Yamaha Vixion, Responden tidak harus secara langsung membeli produk motor yamaha vixion, penelitian ini dilakukan 5 bulan terhitung sejak bulan Februari di CV.Roda Mas Jaya di Surabaya.

Lokasi yang digunakan sebagai ruang sampel adalah wilayah Surabaya, Jumlah responden sebanyak 51 orang.

4.3 Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.3.1 Deskr ipsi Responden Berdasar kan J enis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 51 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 42 82,3%

2 Perempuan 9 17,6%

Total 51 100,00

Sumber : Hasil penyebaran kuioner

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 42 orang atau sebesar 82,3%, Sedangkan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 17.6%.

54

4.3.2 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 51 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1 17-30 45 88,2%

2 >30 6 11,7%

Total 51 100,00

Sumber : Hasil penyebaran kuisioner

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah berumur 17-30 tahun yaitu sebanyak 45 orang atau sebesar 88,2%, sedangkan responden yang berusia.30 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 11,7%.

4.3.3 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Pendidikan Ter akhir

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 51 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasar kan Pendidikan terakhir

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besr responden berpendidikan terakhir Sma yaitu sebanyak 8 orang atau sebesar 15,6%, sedangkan sisanya adalah D1 sebanyak 6 orang yaitu sebesar 11,7%, D3 sebanyak 7 orang atau sebesar 13,7%, S1 sebanyak 12 orang atau sebesar 23,5% orang lain( SLTP) yaitu sebanyak 18 orang atau sebesar 35,2%.

4.3.4 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 51 orang responden dapat diperoleh gambaran responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut :

No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase ( % )

1 SLTA 8 15,6% 2 D1 6 11,7% 3 D3 7 13,7% 4 S1 12 23,5% 5 Lain-lain ( SLTP ) 18 35,2% Total 51 100,00

56

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan No Jenis pekerjaan Jumlah Prosentase ( % )

1 Pegawai Negeri 6 11,7 2 Pegawai Swasta 5 9,8 3 Wiraswasta 21 41,1 4 Lain-lain (pelajar/mahasiswa16,ibu rumah tangga 5 marinir 10 )

19 37,2

Total 51 100.00

Sumber : Hasil penyebaran kuisioner

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 9,8% dan sisanya lain-lain ( pelajar/mahasiswa, ibu rumah tangga, marinir ) sebanyak 19 orang atau sebesar 37,2%, wiraswasta sebanyak 21 orang atau sebesar 41,1% dan pegawai negeri sebanyak 6 orang atau sebesar 11,7%.

4.3.5 Deskr ipsi Kualitas Produk

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 51 orang mengenai jawaban responden tentang kualitas produk adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4.3.5.1 Deskr ipsi kinerja (X1)

Berdasarkan table diatas diketahui sebagai berikut

1. Indikator pertama dari kinerja yaitu kehandalan produk, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah 20 responden atau 39,2%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dan 5 dengan jumlah responden 11 atau 21,5%. Artinya sebagaian besar responden menjawab netral yaitu sebanyak 20 responden atau 39,2%, kemudian yang menjawab agak tidak setuju dan agak setuju sebanyak 11 responden atau sebanyak 21,5% dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 responden atau 4,5%.

Tabel 4.5 Fr ekuensi hasil jawaban r esponden kinerja ( X1 )

NO Pertanyaan skor jawaban Total 1 2 3 4 5 6 7 1 Motor Yamaha Vixion memiliki mesin sangat stabil bila sering dipakai 0 0 11 20 11 0 9 51 Pr osentase % 0% 0% 21.5% 39.2% 21.5% 0% 4,5% 100% 2 Motor Yamaha Vixion memiliki suara halus 0 0 3 36 3 9 0 51 Pr osentase% 0% 0% 1.5% 18.3% 1.5% 4.5% 0% 100% Sumber : Data diolah

58

2. Indikator kedua dari kinerja yaitu karakteristik produk, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden 36 responden atau 18,3%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 9 atau 4,5%. Artinya sebagaian besar responden menjawab agak setuju yaitu sebanyak 36 responden atau sebesar 18,3%, kemudian yang menjawab agak tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 1,5% dan menjawab netral sebanyak 3 responden atau 1,5%.

Tabel 4.6 Fr ekuensi hasil jawaban responden feactur e ( X2 )

NO Pertanyaan skor jawaban Total 1 2 3 4 5 6 7 1 Motor Yamaha Vixion memiliki body atau model yang menarik 0 0 18 18 15 0 0 51 Pr osentase % 0% 0% 9.2% 9.2% 7.6% 0% 0% 100% 2 Motor Yamaha Vixion memberikan kesan elegan dengan tidak ada grafis striping mencolok

0 7 3 17 17 7 0 51

Pr osentase% 0% 3.5% 1.5% 8.6% 8.1% 3.5% 0% 100%

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4.3.5.2 Deskr ipsi Feacture (X2)

Berdasarkan table diatas diketahui sebagai berikut

1. Indikator pertama dari feacture, yaitu body atau model produk, mendapat respon terbanyak pada skor 3 dan 4 dengan jumlah responden 18 responden atau 9,2%, kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan jumlah responden 15 atau 7,6%. Artinya sebagaian besar responden menjawab agak tidak setuju dan netral sebanyak 3 ddan 4 responden atau 9,2%, kemudian menjawab agak setuju sebanyak 15 responden atau sebanyak 7,6%.

2. Indikator kedua dari feacture, yaitu kesan elegan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dan 5 dengan jumlah responden sebanyak 17 responden

Dokumen terkait