METODOLOGI PENELITIAN
Bab tiga ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi; pengumpulan data penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisa datanya. Data-data yang lengkap dan metode analisa yang tepat akan menghasilkan pemecahan masalah yang terintegrasi. Maka diperlukannya metodologi penelitian untuk mencapai maksud dan tujuan dari penelitian.
3.1 Tahap Penelitian Awal
Tahap ini merupakan tahap awal dalam memulai penelitian, dimana pada tahap ini peneliti mengamati permasalahan yang ada didalam objek penelitian. Tahap penelitian awal ini dimulai dengan identifikasi masalah pada objek penelitian berdasarkan permasalahan-permasalahan didalam perusahaan. Tahap identifikasi masalah ini dilakukan dengan menganalisa kondisi objek berdasarkan data-data sekunder. Data-data yang digunakan misalnya kondisi proyek, kinerja dan kualitas yang produksi di PT. XYZ. Berdasarkan data schedule penyelesaian kapal di galangan, peneliti dapat menentukan adanya permasalahan mengenai risiko waktu, biaya atau kualitas yang terjadi di perusahaan.
Penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap penelitian awal
2. Tahap penggunaan metode lean 3. Tahap analisa risiko
4. Tahap evaluasi
Tahapan-tahapan diatas dijelaskan lebih rinci didalam diagram alir. Diagram alir dari sistematika penelitian ini seperti pada gambar 3.1.
36
START
PENGGUNAAN METODE LEAN
ANALISA RESIKO
TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN
SELESAI
Penilaian Bobot Waste (Kuesioner) Identifikasi Value Process
Activity
Identifikasi Waste
Penilaian Resiko Potensial (RPN) Menggunakan Metode Value Stream Mapping
(VSM)
Menggunakan Metode Root Cause Analysis (RCA) dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
TAHAP PENGUMPULAN DATA TAHAP PENGOLAHAN DATA
TAHAP PENELITIAN AWAL Identifikasi permasalahan
Studi pustaka
Menyusun Project Network Menentukan Critical Activity
Rekkomendasi Perbaikan KESIMPULAN dan SARAN
37
3.2 Tahap Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan diambil dari data produksi pembangunan konstruksi lambung kapal baru. Data primer yang dibutuhkan berupa data bobot intensitas terjadinya masing-masing jenis waste. Pengumpulan data bobot intensitas waste dilakukan dengan metode kuesioner terhadap beberapa responden di perusahaan yang telah berpengalaman dibidangnya. Data primer lainnya yaitu data responden terhadap peringkat risiko prioritas bagi perusahaan.
Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu biaya operasional dilapangan maupun biaya overrun untuk keterlambatan waktu proyek. Selain itu, waktu kerja yang dibutuhkan pada setiap aktifitas dan jumlah orang pekerja. Data sekunder lainnya adalah; rata-rata waktu keterlambatan penyerahan kapal di perusahaan, data perbandingan jumlah pekerja perencanaan dengan realisasi, waktu kerja pada tiap aktifitas, jumlah orang pekerja, rata-rata jumlah
material defect, jadwal dan progress bulanan proyek.
3.3 Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data menggunakan 2 metode berbeda, yaitu metode lean dan metode analisa risiko. Metode lean digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi didalam proses konstruksi lambung kapal. Untuk memfokuskan analisa pada aktifitas-aktifitas konstruksi yang memiliki jadwal kritis, sebelumnya perlu penyusunan aliran kegiatan berdasarkan waktu menggunakan network project. Sedangkan alat yang digunakan pada metode lean adalah value stream mapping. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang disebabkan oleh pemborosan kegiatan. Identifikasi dilakukan dengan mencari akar permasalahan menggunakan teknik diagram sebab-akibat (fishbone
diagram). Selanjutnya menghitung risiko potensial menggunakan failure mode and effect analysis dan risk priority number.
3.3.1 Penentuan Jalur Kritis
Tahapan penentuan jalur kritis difungsikan untuk lebih fokus menganalisa permasalahan-permasalahan pada aktifitas yang memiliki jadwal kritis. Artinya, jika terjadinya permasalahan atau pemborosan kegiatan pada jalur kritis dapat
38
menambah resiko keterlambatan pada proyek konstruksi kapal. Penentuan jalur kritis dimulai dengan mendata seluruh aktifitas kegiatan dan waktu yang diperlukan sesuai perencanaan, kemudian menyusunnya menjadi diagram alir menggunakan metode project network.
3.3.2 Penggunaan Metode Lean
Dari beberapa metode lean yang ada, value stream mapping digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan. Tahap penggunaan metode value stream
mapping mengacu pada analisa urutan proses konstruksi lambung kapal. Metode value stream mapping dimulai dengan menganalisa urutan aktifitas konstruksi
lambung kapal dan kemudian diterjemahkan kedalam process mapping/ big picture
mapping. Berdasarkan analisa proses tersebut dapat ditentukan besarnya persentase
kegiatan value added dan kegiatan non-value added.
• Langkah 1. Menentukan bobot intensitas pada setiap jenis pemborosan. Bobot intensitas terjadinya setiap jenis pemborosan didalam kegiatan konstruksi dilakukan dengan metode kuesioner terhadap beberapa responden yang mengerti kondisi aktifitas di lapangan.
• Langkah 2. Menganalisa urutan aktifitas, waktu yang dibutuhkan, dan jumlah orang
Setelah dilakukan pembobotan terhadap masing-masing pemborosan yang terjadi pada aliran proses, selanjutnya menganalisa aktifitas yang tidak bernilai tambah (non-value added activity) berdasarkan jumlah waktu pengerjaan dan jumlah orang.
• Langkah 3. Gambaran big picture mapping
Berdasarkan data yang diperoleh pada langkah 2, digambarkan pemetaan aktifitas produksi dilapangan. Informasi yang dikumpulkan dimulai dari penerimaan material, hingga menjadi sebuah kapal baru. Nilai yang diberikan kepada pelanggan didalam bisnis pembangunan kapal baru digalangan adalah ketepatan waktu pengerjaan kapal dan kualitas serta spesifikasi yang sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Selanjutnya pemetaan aktifitas berfungsi
39
untuk melihat rangkaian kegiatan secara garis besar dengan memberikan keterangan proses, jumlah sumberdaya dan waktu pengerjaan.
3.3.3 Analisa Risiko
Analisa risiko dilakukan pada bagian aktifitas konstruksi yang memiliki persentase pemborosan tertinggi. Sehingga dengan melakukan analisa sebelum kejadian, harapannya perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk mengurangi rugi dari risiko tersebut. Tahapan dalam melakukan penilaian risiko adalah sebagai berikut (AS/NZS 4360:2004):
1. Komunikasi dan konsultasi
Melakukan konsultasi dan berkomunikasi dengan stakeholder internal maupun eksternal dari unit bisnis mengenai proses kegiatan secara keseluruhan 2. Menetapkan konteks
Menentukan konteks terhadap proses yang akan dianalisa, keterangan kegiatan dan kriteria risiko yang akan dievaluasi.
3. Identifikasi Risiko
Mengidentifikasi dimana, kapan, mengapa dan bagaimana kejadian dapat dicegah, dikurangi, ditunda untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
4. Menganalisa Risiko
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kontrol yang ada. Menentukan konsekuensi dan kemungkinan terhadap tingkat risiko. Analisis harus mempertimbangkan berbagai konsekuensi potensial dan bagaimana hal ini dapat terjadi.
5. Evaluasi Risiko
Membandingkan perkiraan tingkat risiko dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahapan ini memungkinkan untuk menganalisa prioritas penanganan terhadap risiko yang dihadapi.
6. Tindakan terhadap risiko
Mengembangkan dan menerapkan strategi tindakan untuk menghemat biaya dan meningkatkan potensi keuntungan bagi perusahaan.
40 7. Monitoring dan review
Perlu dilakukan pemantauan terhadap keefektifitasan langkah yang diambil didalam manajemen risiko. Sehingga selalu dilakukan perbaikan terus menerus terhadap tindakan yang kurang tepat.
Menentukan risiko potensial adalah dengan mengalikan besarnya dampak risiko (severity), frekuensi kejadian (occurence), dan kemampuan mendekteksi risiko oleh perusahaan (detection). Hasil perkalian tersebut menghasilkan bilangan bulat yang dikenal Risk Priority Number (RPN). RPN menjadi parameter risiko kejadian yang paling berpotensial menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
RPN = Severity (S) x Occurence (O) x Detection (D)
Gambar 3.2 Tahapan manajemen risiko menurut AS/NZS 4360:2004 3.4 Tahap Analisis dan Pembahasan
Risiko prioritas dengan RPN terbesar nantinya perlu dianalisa bersama pihak perusahaan yang memahami proses aktifitas konstruksi untuk menentukan alternatif pencegahan terhadap risiko. Alternatif pencegahan tersebut juga dilakukan analisa terhadap keuntungan dan kerugian bagi perusahaan.
41
3.5 Tahap Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini, dijelaskan penarikan kesimpulan terhadap permasalahan yang terjadi di perusahaan dan hasil yang diperoleh melalui kegiatan penelitian. Hasil yang diperoleh merupakan gambaran solusi untuk perusahaan terhadap permasalahan dilapangan. Sedangkan saran merupakan pendapat yang diberikan penulis terhadap perusahaan maupun pembaca untuk melakukan perbaikan terus menerus (continous improvement) terhadap permasalahan dan metode yang digunakan didalam kegiatan penelitian ini.
42
43