• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN MAKNA EKARISTI BAGI SPIRITUALITAS

B. Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Gambaran Makna Ekaristi

1. Metodologi Penelitian

a. Latar Belakang Penelitian

Ekaristi merupakan poros kehidupan umat beriman. Poros kehidupan merupakan daya yang mampu menggerakan seluruh hidup umat beriman. Selain sebagai poros kehidupan umat beriman, Ekaristi juga merupakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (LG 11). Melalui Ekaristi umat menimba kekuatan rohani dari Kristus sendiri. Segala kegiatan, pekerjaan, pelayanan kehidupan umat Kristiani berkaitan erat dengan perayaan Ekaristi: bersumber dari padanya dan tertuju kepadanya.

Imam dalam perayaan Ekaristi dibantu oleh prodiakon untuk menerimakan komuni kepada umat. Setiap tugas pelayanan yang dilakukan oleh prodiakon

berhubungan erat dengan iman Kristiani. Salah satu penghayatan pelayanan yang baik adalah bagaimana seseorang memiliki spiritualitas dalam hidupnya. Spiritualitas dalam hidup dapat membantu prodiakon menjiwai tugas pelayanannya dengan bimbingan Roh Kudus dalam Kristus. Prodiakon juga perlu memiliki spiritualitas pelayanan, seperti Tuhan Yesus sendiri yang datang bukan untuk dilayani melainkan melayani. Dengan memiliki spiritualitas pelayanan, prodiakon dapat melihat dan memaknai bahwa tugas yang ia lakukan bukanlah suatu pekerjaan, melainkan pelayanan bagi Tuhan dan sesama.

Ada berbagai macam spiritualitas yang dihidupi umat beriman termasuk prodiakon dan diyakini memiliki daya penggerak. Salah satunya dengan menimba spiritualitas melalui perayaan Ekaristi. Dalam Kompendium Tentang Prodiakon dikatakan bahwa prodiakon yang baik mengikuti Perayaan Ekaristi bukan hanya karena ia sedang bertugas untuk ikut menerimakan komuni dalam Perayaan Ekaristi itu. Tetapi, ia mengikuti Perayaan Ekaristi tersebut sebagai sumber dan puncak hidup dan pelayananannya. Prodiakon dipanggil untuk menimba kekuatan dan sumber inspirasi pelayanannya melalui Ekaristi. Dengan demikian, perayaan Ekaristi sungguh menjadi sumber dan puncak hidup serta pelayanan prodiakon maupun seluruh umat beriman.

Melihat pentingnya Ekaristi bagi semangat pelayanan prodiakon, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar makna Ekaristi dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan. Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk menggali seberapa mendalam

prodiakon menghayati Ekaristi. Kedekatan hubungan prodiakon dan Ekaristi akan dilihat apakah sebatas tugas semata atau sungguh-sungguh menjadi kesadaran bahwa Ekaristi merupakan sumber kekuatan semangat pelayanan prodiakon.

Prodiakon bukanlah suatu jabatan supaya dilihat orang tetapi merupakan sebuah pelayanan yang tulus, tanpa pamrih dan menampilkan wajah Kristus bagi orang-orang yang dilayani. Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis berharap prodiakon yang ada di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan dapat semakin menghayati kekayaan makna yang terkandung dalam Ekaristi sebagai puncak hidup dan pelayanannya, sehingga menjadikan mereka sungguh sadar akan tugas dan panggilan mereka sebagai prodiakon untuk melayani banyak orang.

b. Tujuan Penelitian

1) Mengetahui gambaran makna Ekaristi bagi spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan.

2) Mengemukakan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami prodiakon dalam pelaksanaan Ekaristi.

3) Memberikan usulan program atau harapan prodiakon demi perkembangan spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan melalui Ekaristi.

c. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif partisipatif dengan metode deskripsi analisis. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Kondisi obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut (Sugiono, 2014:13-14).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis deskripsi analisis yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian langsung di lapangan. Dalam rangka mendapatkan data yang valid, penulis akan terjun langsung mengamati dan melakukan wawancara kepada beberapa prodiakon yang ada di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan. Penelitiaan ini ingin mengungkapkan kejadian atau fakta yang terjadi di lapangan, khususnya yang dialami prodiakon terkait Ekaristi dan hubungannya terhadap perkembangan spiritualitas pelayanannya.

d. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu fenomenologi.

Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar yang lebih menekankan pada persoalan pengalaman pribadi. Dalam

penelitian ini masalah yang diteliti adalah makna Ekaristi bagi spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan.

e. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah

human instrument yaitu peneliti itu sendiri sebab ia memegang peranan kunci dalam seluruh proses penelitian. Selain peneliti itu sendiri, manusia lain juga merupakan instrument pengumpul data sebab hanya instrument manusia yang dapat betul-betul menangkap makna kata-kata dan tindakan seseorang. Peneliti sebagai instrument penelitian lebih menekankan peran pada menghimpun dan menganalisis data serta membuat laporan dengan menekankan bagaimana subjek memberikan makna (Rulam Ahmadi, 2014: 22). Peneliti akan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan berdinamika bersama umat dan prodiakon yang ada di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan.

Penelitian kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2014: 306). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara mendalam. Pertanyaan-pertanyaan interaktif dalam wawancara diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian. Hasil wawancara akan direkam menggunakan alat bantu HP sementara peneliti berfokus pada proses wawancara. Jadi penelitian akan dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai instrumen

dan mewawancarai responden yaitu beberapa prodiakon paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan.

f. Responden

Jumlah prodiakon yang ada di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan periode 2016-2018 adalah 53 orang dengan catatan 1 meninggal dunia. Data ini penulis peroleh dari bapak Paulus Marjana selaku ketua tim kerja prodiakon. Berdasarkan diskusi dan kesepakatan bersama antara penulis, bapak Agustinus Susiyantoro (ketua bidang pewartaan) dan romo paroki, responden atau sampel yang dipilih berdasarkan masa jabatan atau lamanya menjadi prodiakon (1 periode, 2 periode dan lebih dari 2 periode). Hal ini sesuai dengan pengertian teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 300). Peneliti diharapkan bisa menggali secara mendalam dan akhirnya bisa mendapatkan data serta lebih memahami apa yang menjadi harapan para prodiakon.

g.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Oktober 2018 sampai dengan awal November 2018 dan dilaksanakan di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan.

h. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data atau analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2014: 334-335). Proses deskripsi analisis yang penulis gunakan adalah mengumpulkan data, mereduksi, menata dan menarik kesimpulan.

Sebenarnya pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai (Sugiyono, 2014: 337). Analisis data penelitian akan diamati dengan mempelajari seluruh data hasil wawancara dari berbagai sumber. Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah mengadakan reduksi data dengan membuat rangkuman inti, menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan dalam satu kelompok yang sama, kemudian pemeriksaan keabsahan data dan tahap yang terakhir adalah membuat kesimpulan.

Dokumen terkait