• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini merupakan bagian dari program SawitA yang dilaksanakan atas kerjasama Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor dan PT Smart Tbk. Seluruh rangkaian penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga September 2011. Pengambilan data penerimaan sensori konsumen dilakukan mulai bulan Mei hingga Juli 2011 terhadap responden di Desa Neglasari dan Desa Sukadamai Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Responden di Desa Neglasari berasal dari RT 005/RW 03. Pengambilan sampel berupa air susu ibu (ASI) hanya dilakukan terhadap responden di RW 02 Desa Sukadamai. Persiapan sampel dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, sedangkan analisis konsentrasi retinol pada ASI dilaksanakan di Laboratorium Bersama Departemen Kimia IPB.

Bahan dan Alat

Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan besar, yaitu Home Use Test atau uji penggunaan di rumah serta analisis konsentrasi retinol yang dilakukan di laboratorium untuk mengetahui pengaruh asupan vitamin A pada air susu ibu (ASI) responden. Bahan dan alat yang digunakan selama penelitian digambarkan di bawah ini.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam pengambilan data penerimaan konsumen ini adalah produk SawitA Tumis MSMn (minyak sawit mentah) dan SawitA Gurih MSMTF (minyak sawit merah tanpa fraksinasi) yang dikemas dalam botol 140 mL. Bahan baku MSMn berasal dari PT Smart Tbk yang kemudian melalui proses netralisasi dan deodorisasi menjadi MSMTF di Techno Park IPB. Dalam setiap 140 mL MSMTF mengandung 5 gram bawang merah kering. Sedangkan bahan yang digunakan dalam analisis retinol adalah sampel ASI dari 9 responden yang mengkonsumsi MSMn, retinol standar (1000 μg/mL), etanol, isopropanol, larutan KOH/H2O (50:50 w/v), heksana, gas nitrogen, dan fase gerak HPLC (metanol : air = 85:15).

Alat

Alat yang digunakan pada tahap uji penerimaan konsumen antara lain adalah kuesioner sebagai panduan dalam wawancara responden, brosur yang berisi tentang pengenalan minyak sawit mentah dan program SawitA, serta leaflet yang berisi panduan cara konsumsi produk SawitA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pompa ASI, botol susu, botol kaca, aluminium foil, freezer suhu (- 200C), tabung sentrifuse, tabung uji, labu takar 10 mL, labu takar 25 mL, labu takar 100 mL, aluminium foil, label, stopwatch, bulb, pipet Mohr, mikropipet 10-100 µL, mikropipet 100-1000 µL, vortex mixer, sentrifuse, autoklaf, coolbox 10 liter,

coolpack, HPLC Shimadzu Prominence tipe LC20A dengan kolom C18 dan lampu detektor UV-Vis (Shimadzu Corp., Jepang). Spesifikasi kondisi alat HPLC yang digunakan disajikan pada Tabel 13.

Tahapan dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui 7 tahap, yaitu tahap pemilihan responden, tahap sosialisasi, tahap pengambilan sampel ASI responden sebelum konsumsi SawitA, tahap penggunaan produk di rumah (home use test), tahap monitoring konsumsi, tahap pengambilan ASI responden setelah konsumsi SawitA, dan tahap analisis retinol pada ASI. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram alir penelitian Tahap Pemilihan Responden

Responden dalam penelitian ini terbagi atas 2 kategori, yaitu responden untuk observasi penerimaan konsumen dan responden untuk analisis kadar retinol pada ASI. Responden untuk observasi penerimaan konsumen terdiri dari balita, anak perempuan, remaja putri, wanita usia subur, dan manula di RT005/RW03 Desa Neglasari, Kecamatan Dramaga sebanyak 52 orang yang terdiri dari 22 keluarga. Responden untuk analisis kadar retinol pada ASI terdiri dari ibu menyusui di Desa Sukadamai, Kecamatan Dramaga sebanyak 9 orang. Pertimbangan penulis dalam pemilihan responden antara lain adalah kondisi kesehatan responden yang baik berdasarkan pengamatan penulis dan kemudahan untuk melakukan wawancara terhadap responden selama program berlangsung.

Pemilihan responden untuk analisis penerimaan konsumen menggunakan metode non probability sampling (NPS), yaitu seleksi unsur populasi berdasarkan pertimbangan peneliti sehingga tidak setiap orang memiliki kesempatan untuk dipilih dalam suatu populasi. Daerah tempat penelitian dilaksanakan merupakan sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam mengatasi kekurangan vitamin A di

Seleksi responden

Responden usia balita hingga manula

Responden Ibu menyusui

Sosialisasi program SawitA

Pengambilan sampel ASI sebelum konsumsi SawitA

Uji penerimaan produk SawitA

Home Use Test

Monitoring

Analisis retinol pada ASI Pengambilan sampel ASI sesudah

Kabupaten Bogor. Dari 10 desa yang menjadi sasaran dilakukan pengocokan sehingga terpilih Desa Neglasari dan Desa Sukadamai sebagai lokasi penelitian.

Pemilihan responden dilakukan secara simple random sampling dengan mempertimbangkan kesesuaian responden dengan tujuan penelitian. Pemilihan responden dimulai dengan pendataan kepala keluarga prasejahtera berdasarkan data kependudukan di Kantor Kepala Desa Neglasari dan Sukadamai. Kemudian dilanjutkan dengan pengundian hingga didapatkan 52 responden dari 22 KK. Responden pada penelitian ini terdiri dari anak berusia kurang dari 5 tahun (balita), remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui, ibu biasa, dan manula dengan jumlah proporsi yang tidak ditentukan. Orang-orang yang terpilih sebagai responden adalah mereka yang telah menyetujui untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini selama 2 bulan, tanpa paksaan, dan telah menandatangani Informed Consent (Lampiran 2) yang diajukan.

Pemilihan responden untuk analisis konsentrasi retinol pada ASI tidak dilakukan secara acak, melainkan dipilih secara sengaja sesuai dengan kesediaan responden dan kebutuhan penelitian. Responden untuk analisis retinol ASI merupakan ibu menyusui yang sedang dalam kondisi sehat berdasarkan pengamatan penulis. Responden analisis konsentrasi retinol pada ASI terdiri dari populasi ibu menyusui yang memegang peranan penting terhadap asupan vitamin A bagi anaknya. Pemilihan responden berdasarkan data bayi baduta (di bawah dua tahun) dan ibu menyusui di Posyandu RW 02 Desa Sukadamai. Dari 9 sampel ASI responden yang dianalisis, hanya 6 sampel yang digunakan datanya, sedangkan 3 lainnya merupakan data pencilan. Pengambilan sampel ASI dilakukan dua kali, yakni pada saat sebelum dan sesudah konsumsi produk SawitA. Penelitian ini tidak menggunakan placebo mengingat tujuan utama dalam penelitian adalah edukasi dan tambahan pengetahuan akan manfaat MSMn.

Tahap Sosialisasi

Tahap sosialisasi meliputi kegiatan pemberian edukasi kepada responden yang telah berkomitmen untuk program SawitA ini yang dibuktikan dengan menandatangani Informed Consent. Dalam tahap sosialisasi dilakukan pemberian pengetahuan seputar kelapa sawit, produk kelapa sawit dan manfaatnya, sumber vitamin A lainnya, dan pengetahuan umum lainnya yang berkaitan dengan hidup sehat. Sosialisasi dilakukan baik dengan cara mendatangi rumah responden satu per satu setiap minggu selama 2 bulan maupun dengan mengadakan pertemuan massal yang diselenggarakan 3 kali, yaitu pada awal, pertengahan, dan akhir program bertempat di Posyandu dan SDN 01 Desa Neglasari.

Pertemuan massal yang pertama dilakukan setelah pendataan responden tetapi sebelum pemberian produk untuk uji penerimaan. Pada akhir minggu, penulis mengumpulkan seluruh responden di satu tempat seperti Posyandu setempat untuk memberikan penyuluhan mengenai Program SawitA. Pada pertemuan massal yang pertama lebih ditekankan mengenai pengetahuan manfaat produk MSMn serta cara penggunaannya melalui penyuluhan dan demo masak. Pemberian produk secara cuma-cuma dilakukan pada akhir pertemuan massal yang pertama, yaitu MSMn untuk responden Desa Neglasari dan Sukadamai.

Pertemuan massal yang kedua dilakukan pada akhir bulan pertama. Seluruh responden dikumpulkan di SDN 01 Desa Neglasari (untuk responden Desa

Neglasari) dan Balai Desa Sukadamai (untuk responden Desa Sukadamai) untuk senam pagi terlebih dahulu kemudian masuk ke salah satu ruang kelas untuk memulai penyuluhan. Pada tahap sosialisasi yang kedua ini lebih ditekankan pada penguatan informasi mengenai minyak sawit mentah. Di samping itu, responden diberi kesempatan untuk saling berbagi pengalaman selama mengkonsumsi SawitA. Pada akhir sosialisasi kedua, dilakukan penggantian produk dari yang awalnya MSMn menjadi MSMTF.

Seluruh responden kembali dikumpulkan untuk tahap sosialisasi ketiga yang dilakukan di akhir bulan kedua. Penekanan terhadap pengetahuan mengenai minyak sawit mentah tetap dilakukan. Selain itu, dilakukan kegiatan lainnya seperti demo masak, kuis seputar pengetahuan responden mengenai minyak sawit merah, lomba masak dengan menggunakan SawitA, dan penimbangan bayi dan baduta.

Tahap Distribusi Produk

Proses distribusi produk dilakukan pada saat diadakan pertemuan massal untuk mempermudah proses pembagian dan juga pembagian ke rumah responden. Pada satu bulan pertama, responden di Desa Neglasari mendapatkan 1 botol MSMn per keluarga per minggu sedangkan pada bulan berikutnya mereka mendapatkan 1 botol MSMTF per keluarga per minggu. Responden dari Desa Sukadamai yang akan diambil ASI-nya hanya diberi satu jenis produk saja, yaitu 1 botol MSMn per keluarga per minggu.

Tahap Pengambilan Sampel ASI Responden Sebelum Konsumsi

Pengambilan sampel ASI dilakukan terhadap 9 responden ibu menyusui di Desa Sukadamai yang memenuhi kriteria dan bersedia diambil ASI-nya. Pengambilan sampel ASI responden sebelum konsumsi MSMn dilakukan di sebuah rumah yang berlokasi di dalam lingkungan Kampus IPB Darmaga. Alasannya adalah agar sampel ASI tidak terlalu lama berada dalam suhu ruang dan segera dapat disimpan di dalam freezer.

Sebelum pengambilan ASI, responden diperiksa kesehatannya dengan pemeriksaan tekanan darah. Pengambilan ASI dilakukan oleh responden sendiri atau dengan bantuan pompa ASI. Jumlah sampel ASI yang diambil tidak ditentukan, hanya berdasarkan kesediaan responden untuk memberikan ASI-nya. Jumlah sampel yang diberikan kurang lebih antara 2-3 mL yang sudah lebih dari cukup karena yang dibutuhkan untuk analisis hanya 0,5 mL saja. Cairan ASI yang keluar ditampung di dalam botol kaca berlapis aluminium foil untuk menghindari paparan cahaya. Sebelumnya, botol kaca dan pompa ASI telah mengalami proses sterilisasi dengan autoklaf terlebih dahulu. Untuk mengurangi tingkat kontaminasi, maka pompa ASI dicelupkan dalam air suhu 1000C setiap kali habis digunakan. Sampel ASI dalam botol kaca kemudian disimpan dalam lemari es suhu 50C sambil menunggu seluruh sampel terambil kurang lebih selama 1 jam baru dipindahkan ke freezer. Sampel tersebut kemudian disimpan di dalam freezer (-200C) hingga waktunya untuk dianalisis, yaitu 2 bulan kemudian.

Tahap Penggunaan Produk di Rumah (Home Use Test) (Resurreccion 1998)

Tahapan selanjutnya adalah penggunaan produk di rumah di mana produk SawitA digunakan oleh responden di rumah masing-masing sesuai dengan keadaan aktual responden saat di rumah.

Monitoring

Monitoring dilakukan setiap minggu selama 2 bulan oleh fasilitator yang dalam hal ini sekaligus sebagai peneliti. Selama monitoring dilakukan wawancara untuk mengetahui penilaian responden terhadap atribut rasa, aroma, warna dari makanan yang dimasak menggunakan produk SawitA, serta cara pengolahan makanan yang sering dilakukan di rumah. Selain itu peneliti juga mengamati isi botol produk yang tersisa dan memberikan produk baru bila telah habis.

Penilaian responden terhadap produk dinyatakan dalam kuesioner yang diisi oleh fasilitator dengan mewawancarai responden. Selama dua bulan kuesioner digunakan sebanyak 5 kali (Lampiran 3). Kuesioner yang digunakan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu (a) kuesioner untuk responden ibu dan balita, dan (b) kuesioner untuk responden selain ibu dan balita. Respon dari responden balita diwakilkan oleh ibunya dengan mengamati respon anaknya. Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner antara lain adalah mengenai pengetahuan umum responden mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan program SawitA (misalnya pengetahuan mengenai sumber vitamin A, minyak sawit merah dan produk turunannya), kondisi kesehatan keluarga responden, pola konsumsi pangan dalam keluarga, cara konsumsi produk yang paling sering dilakukan, pengaruh keberadaan produk terhadap penggunaan minyak goreng, penerimaan responden terhadap produk SawitA, dan prediksi respon apabila produk dijual di pasaran. Secara khusus responden di Desa Neglasari diminta untuk membandingkan produk mana yang lebih disukai antara MSMn dan MSMTF.

Uji penerimaan produk SawitA dilakukan dengan meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap atribut rasa, aroma, warna, dan karakteristik keseluruhan produk setelah menggunakan produk di rumah (HUT). Evaluasi penerimaan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada awal masa konsumsi (2-4 hari setelah pertama kali konsumsi), pada minggu ke-2 konsumsi, pada akhir bulan pertama konsumsi, dan pada akhir masa konsumsi (akhir bulan ke-2).

Tahap Pengambilan Sampel ASI Responden Setelah Konsumsi

Prosedur pengambilan sampel ASI dilakukan seperti pengambilan sampel sebelum konsumsi hanya lokasinya saja yang berbeda. Pengambilan sampel yang kedua ini dilakukan setelah responden mengkonsumsi produk selama kurang lebih 2 bulan. Pengambilan sampel dilakukan di rumah salah seorang responden di Desa Sukadamai. Oleh karena jarak yang cukup jauh dari kampus, maka sampel ASI yang telah ditampung dalam botol kaca berlapis aluminium foil disimpan dalam coolbox

10 liter yang diisi 2 buah coolpack. Sampel yang telah diambil disimpan dalam

coolbox selama kurang lebih 2 jam hingga dipindahkan ke freezer (-200C). Sampel disimpan dalam freezer selama 2 minggu sebelum dianalisis.

Tahap Analisis Retinol pada ASI (Dary dan Arroyave 1996)

Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap kandungan retinol pada sampel ASI yang telah dikumpulkan sebelumnya dari reponden. Pengukuran kandungan retinol sampel dilakukan pada sampel dari responden sebelum mulai mengkonsumsi SawitA dan setelah mengkonsumsi SawitA selama 2 bulan.

Pembuatan larutan dan kurva standar eksternal retinol

Tahap pengukuran kadar retinol dalam sampel ASI diawali dengan pembuatan kurva standar retinol yang dilakukan dengan cara membuat larutan stok retinol standar (1000 μg/mL). Larutan stok retinol dibuat dengan menimbang 10 mg retinol standar dalam gelas piala, kemudian ditambah sedikit etanol untuk melarutkan. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu takar 10 mL kemudian dilakukan penambahan etanol hingga tanda tera. Larutan stok dipipet sebanyak 1 ml ke dalam labu takar 10 ml, kemudian etanol ditambahkan hingga tanda tera. Larutan tersebut merupakan larutan primer retinol dengan perkiraan konsentrasi 100 μg/mL.

Langkah berikutnya adalah pembuatan larutan sekunder retinol dengan cara 1 mL larutan primer retinol dipipet ke dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambah etanol hingga tanda tera. Larutan tersebut adalah larutan retinol standar dengan konsentrasi 10 μg/mL. Buat 5 seri pengenceran untuk membuat kurva standar retinol (Tabel 12). Pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer dilakukan pada panjang gelombang UV 325 nm pada larutan dengan konsentrasi tertinggi untuk menentukan konsentrasi yang sebenarnya. Kurva standar retinol dibuat dengan analisis dengan HPLC.

Tabel 12. Deret konsentrasi larutan standar eksternal retinol Volume larutan retinol sekunder standar 10µg/mL (mL) Vol akhir (mL) Etanol yang ditambahkan (mL) Faktor pengenceran Konsentrasi retinol standar (µg/mL) 10,00 5,00 2,50 2,00 1,25 1,00 10 10 10 10 10 10 0 5,00 7,50 8,00 8,75 9,00 1 2 4 5 8 10 10,00 5,00 2,50 2,00 1,25 1,00 Pipet masing-masing 1 mL dari setiap pengenceran ke dalam labu takar 10 mL kemudian tambah isopropanol hingga tanda tera. Larutan tersebut siap dianalisis dengan HPLC dengan kondisi pada Tabel 13.

Tabel 13. Kondisi HPLC untuk analisis retinol

Kondisi Deskripsi

Kolom C18 150 mm x i.d. 4.6 mm nucleosil 5μm

Fase gerak 85% metanol / 15% air

Laju alir fase gerak 1 mL/menit

Suhu operasi suhu kamar

Detektor UV pada 325 nm

Volume injeksi 20μL

Persiapan sampel dan analisis retinol

Tahap pengukuran kadar retinol pada sampel ASI diawali dengan persiapan sampel yang meliputi tahap saponifikasi dan ekstraksi. Saponifikasi dilakukan dengan cara sebagai berikut pipet sampel ASI sebanyak 0,5 mL ke dalam tabung reaksi, tambahkan 0,75 mL etanol. Larutan divortex selama 15 detik lalu ditambahkan 0,4 mL larutan KOH/H2O (50:50 w/v) kemudian divortex lagi. Sampel diinkubasi dalam water bath suhu 450C selama 1 jam dengan divortex setiap 15 menit.

Tahap ekstraksi dilakukan dengan menambahkan 1 mL heksana pada larutan sampel kemudian vortex dan disentrifuse 2000 rpm selama 1 menit. Fase organik dipipet ke dalam tabung kecil lainnya. Langkah ekstraksi diulang sebanyak 3 kali hingga didapat 3 mL cairan dari hasil pemisahan fase organik, keringkan larutan dengan gas nitrogen. Sebanyak β50 μL heksana dipipet ke dalam tabung kecil lalu dikeringkan dengan nitrogen lagi, kemudian ditambah tepat 100 μL fase gerak dari HPLC, yaitu 85% metanol/15% air kemudian divortex lagi. Cairan tersebut siap untuk diinjeksikan ke alat HPLC. Konsentrasi retinol pada ASI didapatkan dengan cara menghitung konsentrasi retinol menggunakan kurva standar kemudian dimasukan dalam persamaan berikut :

Pengolahan dan Analisis Data

Data karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan per kapita dianalisis menggunakan analisis univariat yang diperuntukkan bagi analisis satu variabel. Variabel tersebut dianalisis secara deskriptif yang dinyatakan melalui nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi dengan bantuan aplikasi IBM SPSS 20 dan Microsoft Excel 2007. Data yang lainnya dianalisis menggunakan

analisis bivariat, yaitu uji T dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan penerimaan responden terhadap produk MSA dan MSMTF, serta perbedaan tingkat kandungan retinol dalam ASI antara sebelum dan sesudah konsumsi. Sedangkan pengolahan data simulasi distribusi konsumsi SawitA dan asupan vitamin A responden menggunakan aplikasi @RISK 6.0.1 yang diproduksi oleh Palisade Corporation (Amerika Serikat).

Dokumen terkait