• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni–Agustus 2021. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Ikan Kota Binjai, Jl. Labu, Kebun Lada, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 buah bak fiber sebagai tempat aklimatisasi ikan dan pengendapan air, 27 buah ember berdiameter 50 cm dan tinggi 30 cm sebagai wadah pemeliharaan ikan.

Timbangan digital digunakan untuk menimbang bobot ikan. Kertas milimeter blok digunakan untuk mengukur panjang ikan. Tanggok untuk menangkap dan memindahkan ikan uji. Blender digunakan untuk menghaluskan maggot. Selang sipon digunakan untuk menyipon air. pH meter, termometer dan DO meter digunakan untuk mengukur kualitas air. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dan kamera digital digunakan untuk mengambil dokumentasi.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) ukuran panjang ±13 cm dengan berat ±15 gr sebanyak 270 ekor. Air bersih, kombinasi tepung maggot dan pakan komersil.

Rancangan Percobaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pertama penambahan tepung maggot dan pakan komersil dengan dosis yang berbeda P1 (80% pakan komersil dan 20% tepung maggot), P2 (65% pakan komersil dan

35% tepung maggot). P3 (50% pakan komersil dan 50% tepung maggot). Dengan faktor kedua Feeding rate 3 (tiga) taraf masing-masing 3%, 4% dan 5% dengan 3 (tiga) kali pengulangan. Menurut Hanafiah (1997) Model Linear yang digunakan adalah sebagai berikut :

Hijk = π + Pj + Pk + (Pj x Pk) + eijk Keterangan :

Hijk = Hasil akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada ulangan ke-i π = Nilai tengah umum

Pj = Pengaruh faktor perlakuan ke-j Pk = Pengaruh faktor perlakuan ke-k

Pj x Pk = Interaksi perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k

Eijk = Eror akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada ulangan ke-i i = 1, 2, …., u (u = ulangan) maggot dengan feeding rate 3%

P1F2

Penambahan 80% pakan komersil dan 20% tepung maggot dengan feeding rate 4%

P1F3

Penambahan 80% pakan komersil dan 20% tepung maggot dengan feeding rate 5%

P2

P2F1

Penambahan 65% pakan komersil dan 35% tepung maggot dengan feeding rate 3%

P2F2

Penambahan 65% pakan komersil dan 35% tepung maggot dengan feeding rate 4%

P2F3

Penambahan 65% pakan komersil dan 35% tepung maggot dengan feeding rate 4%

P3

P3F1

Penambahan 50% pakan komersil dan 50% tepung maggot dengan feeding rate 3%

P3F2

Penambahan 50% pakan komersil dan 50% tepung maggot dengan feeding rate 3%

P3F2

Penambahan 50% pakan komersil dan 50% tepung maggot dengan feeding rate 3%

Pengambilan data dilakuakan 6 kali dengan interval pengukuran dan pengambilan data setiap 10 hari selama 60 hari. Pada penelitian ini parameter yang di uji yaitu pertumbuhan, kelangsungan hidup, efesiensi pakan dan parameter penunjang yaitu Suhu, pH air dan oksigen terlarut.

Prosedur Penelitian

Persiapan Wadah Pemeliharaan

Wadah sebagai media pemeliharaan ikan lele yang digunakan adalah 27 unit ember plastik untuk pengujian/percobaan. Wadah yang dapat menampung air sebanyak 28 liter.

Sebelum wadah dipakai untuk melakukan penelitian dilakukan pencucian wadah dengan garam, setelah wadah bersih kemudian di keringkan dibawah sinar matahari selama 1 hari, setelah itu wadah diberikan nomor plot sesuai pada perlakuan percobaan yang diberikan pada denah penempatan ember ikan lele (Lampiran 1).

Persiapan Air Media Pemeliharaan

Air merupakan salah satu faktor penting dalam pemeliharaan ikan, Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumur galian yang dinaikkan

dengan pompa. Air diendapkan selama ± 96 jam atau 4 (empat) hari sampai kadar keasaman air mencapai netral yaitu pH = 6,5 - 7 yang bertujuan untuk menghindari kematian ikan dan zat - zat berbahaya. Selanjutnya air diisi kedalam ember sebanyak 28 liter. Setelah itu air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan.

Persiapan Ikan Uji Pemeliharaan

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lele yang memiliki ukuran panjang ±13 cm dan bobot ± 15 gr sebanyak 270 ekor. Ikan lele didapatkan dari UPTD Balai Benih Ikan kota Binjai, Sumatera Utara. Ikan diletakkan ke dalam media sementara yang telah diendapkan sebelum dimasukkan ke dalam media pemeliharaan, ikan di aklimatisasi selama ± 4 komersial dengan protein 30%. Kandungan nutrisi pakan komersil dan tepung maggot dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Uji Ikan Lele (sp) Kode

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Protein Tepung maggot Bentuk

Sumber : (Amandanisa & Suryadarma, 2020).

Maggot didapatkan dalam bentuk segar atau hidup, sehingga proses yang dilakukan adalah mematikan maggot dengan disiram air panas, maggot yang sudah mati dijemur pada sinar matahari sampai kering, kemudian maggot kering dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak menggunakan tapisan sehingga diperoleh tepung maggot yang siap digunakan sebagai bahan pakan ikan.

Pakan yang digunakan adalah pakan komersil 781-2 dengan jumlah protein 30% dan tepung maggot dengan jumlah protein 33%. Untuk memperoleh protein seimbang yaitu 30% maka tepung maggot dicampur dengan sedikit dedak padi yang memiliki kandungan protein 8% sehingga menghasilkan jumlah protein tepung maggot menjadi 30%. Menurut Aprilia & Yusni (2018) Untuk mendapatkan jumlah protein, digunakan metode segiempat (Pearson’s Square Method), dimana Protein basal adalah bahan baku untuk membuat pakan dengan

kandungan protein <20% sedangkan protein suplemen adalah bahan baku untuk membuat pakan dengan kandungan protein >20%. yang telah dijabarkan dibawah ini :

Kandungan Protein

yang diinginkan

Dikurangi 30% Hasilnya

Protein Suplemen T. Maggot : 33%

22%+

25%

Protein Basal

Dedak Padi : 8% 3

Dedak Padi :

Tepung Maggot

Sehingga untuk mendapatkan campuran protein 30% diperoleh dengan mencampurkan 12% Dedak Padi dan 88% Tepung Maggot. Dalam penghitungan pakan, pakan yang dicampur pada setiap perlakuan mempunyai protein 30%, sehingga dapat di cari berapa pengurangan pakan komersil yang digunakan untuk efisiensi. Cara mencari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

X Kadar protein

P1 + = 30

P2 + = 30

P3 + = 30

Setelah diketahui berapa persen pengurangan pakan komersil yang digunakan, selanjutnya ditentukan berapa gram (g) pakan komersil, dedak padi dan tepung maggot yang diberikan dengan menggunakan perhitungan pemberian pakan ikan per 10 hari. Perhitungan persentase pakan komersil dan tepung maggot dalam 1 kg dapat dilihat pada (Lampiran 4).

3 25

X 100 = 88%

22 25

X 100 = 12%

Persen pakan yang digunakan 100

19,5 + 10,5 = 30

15 + 15 = 30 24 + 6 = 30

Pencetakan Pakan

Penambahan tepung maggot pada pakan komersil dilakukan dengan cara tepung maggot yang telah jadi ditimbang terlebih dahulu diikuti dengan penimbangan dedak padi dan pakan komersil dalam bentuk tepung. Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga merata. Kemudian tepung maggot yang dicampur dengan dedak padi dan pakan komersil diberi air sebanyak 350 ml/kg dan dibiarkan sampai 5 menit. Jika seluruh campuran pakan sudah tercampur merata, campuran pakan tersebut dioven dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Pakan yang telah jadi sebaiknya dijemur dibawah sinar matahari setiap hari agar menghindari jamur dan pakan dapat bertahan lebih lama.

Pemeliharaan Ikan Uji

Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) sebagai ikan uji setelah diaklimatisasi dipelihara selama 60 hari. Ikan lele sangkuriang dimasukkan ke tiap-tiap ember sebanyak 10 ekor dengan volume air 28 liter atau kepadatan 1 ekor/2,8 liter air. Ikan lele sangkuriang diberi pakan percobaan sesuai dengan perlakuan dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB dan 18.00 WIB dengan persentase pemberian pakan 3%, 4% dan 5% dari bobot ikan. Selanjutnya dalam menjaga agar kualitas air berada pada kisaran normal, setiap hari akan dilakukannya penyiponan sisa pakan dan kotoran ikan serta pergantian air minimum 10% dari volume total air. Kemudian, air yang terbuang akan diganti kembali dengan air yang telah diendapkan. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap 10 hari Suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO).

Pengamatan Hasil

Peningkatan Bobot Harian

Peningkatan bobot harian ikan dapat dihitung menggunakan rumus menurut Huismann (1976) yang diacu oleh Eriyusni (2006) sebagai berikut :

Keterangan :

DWG : Laju pertumbuhan

W2 : Panjang ikan pada waktu (gr) W1 : Panjang ikan pada waktu (gr) T2 – T1 : Waktu pengambilan data

Pertambahan Panjang Harian

Pertumbuhan panjang harian ikan dapat dihitung menggunakan rumus menurut Huismann (1976) yang diacu oleh Eriyusni (2006) sebagai berikut :

Keterangan :

DLG : Laju pertumbuhan

W2 : Panjang ikan pada waktu (cm) W1 : Panjang ikan pada waktu (cm) T2 – T1 : Waktu pengambilan data

Konversi Pakan (Feed Convertion Ratio)

Menurut Kordi (2009), rasio konversi pakan dapat dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

FCR : Feed Convertion Ratio

F : Jumlah total pakan yang diberikan (gram) Wt : Bobot ikan uji pada akhir penelitian (gram) W0 : Bobot ikan uji pada awal penelitian (gram)

Survival Rate (SR)

Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) Menurut Effendie (1997) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

SR : Survival Rate (%)

Nt : Jumlah ikan di akhir penelitian (ekor) N0 : Jumlah ikan awal penelitian (ekor)

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian akan dianalisis menggunakan Microsoft Excel untuk tabulasi dan penyajian grafik. dan hasil data percobaan ditabulasi secara statistik dengan menggunakan analyisis of variance (ANOVA) dan uji F pada selang kepercayaan 95%, untuk melihat

perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut. Selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

x 100%

Dokumen terkait