• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimental dengan desain pra-pasca tes dalam satu kelompok (One Group Pretest-Postest) yaitu rancangan yang berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek yaitu kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh senam otak terhadap peningkatan daya ingat lansia. Pada penelitian ini, intervensi yang dilakukan adalah pelatihan senam otak pada lansia.

Penelitian ini terdiri dari satu kelompok yang merupakan kelompok eksperimen yang diberikan intervensi berupa pelatihan senam otak kepada lansia. Pada kelompok diawali denganpre-testuntuk mengetahui sejauh mana daya ingat yang dimiliki oleh lansia sebelum diberikan senam otak. Kemudian dilakukan senam otak kepada lansia dan setelah itu akan dilakukan kembali post-test untuk mengetahui sejauh mana daya ingat lansia setelah diberikan senam otak. Pre-test

dan post-test dilakukan dengan menggunakan kuesioner Mini-Mental State

Examination (MMSE). Kuesioner ini diisi oleh lansia yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang telah mengalami penurunan daya ingat di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan dengan jumlah 98 orang.

2.2 Sampel Penelitian

Menurut Nursalam (2008), untuk besar populasi < 1000, maka penentuan besarnya sampel dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

n = perkiraan jumlah sampel N = perkiraan besar populasi

z = nilai standar normal untuk = 0,05 (1,96)

p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% q = 1 p (100% - p)

d = Tingkat kesalahan ynag dipilih (d = 0,05) Didapatlah nilai n:

2.3 Teknik Sampling

Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).

Adapun kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lansia dengan usia > 60 tahun.

2. Tidak mengalami sakit mental seperti demensia Alzheimer, penyakit Parkinson, penyakit Huntington.

3. Mampu melakukan perhitungan sederhana. 4. Tidak mengalami gangguan fisik.

5. Tidak mengalami penyakit yang mengakibatkan lansia tidak dapat bergerak normal, misalnyastroke.

6. Bersedia mengikuti kegiatan senam otak selama 15-30 menit setiap 3 kali/minggu dalam waktu dua bulan tanpa henti sesuai jadwal dan bila tidak hadir bersedia untuk menggantinya pada hari lain, dan tidak melakukan senam otak di luar jadwal yang dikontrol peneliti.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan. Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena di tempat ini banyak terdapat lansia, juga tempatnya mudah dijangkau peneliti

otak. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari sampai Maret 2010.

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara) dan persetujuan dari pimpinan Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan. Penelitian ini mempertimbangkan etik penelitian yaitu dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari wakil responden (Kepala Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan atau keluarga calon responden) kemudian peneliti memberi penjelasan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan prosedur pelaksanaan penelitian yaitu pelaksanaan senam otak. Wakil responden (Kepala Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan atau keluarga calon responden) dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Wakil responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Lembar persetujuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1.

5. Instrumen Penelitian 5.1 Data Demografi

Data demografi meliputi nomor responden, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, suku bangsa, penyakit yang diderita serta lamanya, dan

pengobatan yang dilakukan. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian ini. Data demografi ini dapat dilihat pada lampiran 5.

5.2 Kuesioner Tes Ingatan

Untuk mengukur daya ingat responden, peneliti memberikan lembar tes ingatan kepada responden. Lembar tes ingatan ini menggunakan instrumen Mini Mental State Examination (MMSE). Pengujian ini telah disahihkan di dalam sejumlah populasi. Kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE) menyediakan ukuran orientasi, registrasi (ingatan segera), perhatian dan perhitungan, recall, dan bahasa. Skor maksimal untuk tes orientasi 10 poin, untuk tes registrasi 3 poin, tes perhatian dan perhitungan 5 poin, tes recall 3 poin, dan tes kemampuan bahasa 9 poin. Jumlah skor seluruhnya adalah 30 poin. Skor 25 30 termasuk kategori ingatan normal; skor 18 24 mengindikasikan adanya kerusakan ingatan ringan sampai kerusakan ingatan sedang; skor 17 atau di bawahnya mengindikasikan kerusakan ingatan berat. Kuesioner Mini Mental State Examination(MMSE) dapat dilihat pada lampiran 6.

6. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pemutar CD (atau melalui laptop), CD yang berisi lagu instrumen untuk mendukung pelaksanaan senam otak, lembar protokol panduan senam otak.

7. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pertama-tama menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data pada calon responden. Kemudian peneliti memberikan informed consent kepada wakil responden. Peneliti kemudian menjelaskan jadwal kontrak kegiatan pada responden. Responden kemudian diminta mengisi kuesioner data demografi. Dengan pertimbangan usia responden yang sudah tua maka untuk memudahkan responden mengisi kuesioner ini peneliti akan mewawancarai responden. Kemudian kepada responden akan dilakukan tes ingatan dengan memberikan kuesionerMini-Mental State Examination (MMSE). Pengisian kuesioner ini dilakukan pada pertemuan pertama. Setelah itu, dilakukan senam otak selama 15-30 menit dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 2 bulan. Responden mengikuti kegiatan hingga akhir penelitian. Tiap responden harus terpenuhi jadwal senamnya dari awal hingga akhir yaitu sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 2 bulan, maka kegiatan senam otak dilakukan sebanyak 24 kali selama 8 minggu (2 bulan). Dan bila tidak hadir pada jadwal senam yang telah ditentukan, maka responden tersebut menggantinya pada hari yang lain di luar jadwal senam wajib. Namun, pada saat pelaksanaan kegiatan senam, terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti karena pada saat memasuki bulan kedua, responden yang mengikuti kegiatan senam otak semakin berkurang jumlahnya diakibatkan timbulnya rasa kebosanan mengikuti kegiatan senam (jumlah minimal pada saat dilakukan senam otak adalah 3 orang). Oleh karena jumlah yang semakin berkurang ini, kegiatan senam sempat tertunda

selama 1 minggu karena peneliti memerlukan waktu untuk melakukan pendekatan kembali dengan responden. Setelah dilakukan pendekatan kembali dengan responden, akhirnya responden yang mengikuti kegiatan senam bertambah kembali jumlahnya menjadi 9 orang. Dan oleh karena adanya kesepakatan kepada pihak panti untuk melaksanakan pada pagi hari dan adanya ketidaksesuaian teknis pelaksanaan dengan waktu yang telah ditentukan, maka akhirnya ketika memasuki bulan kedua kegiatan senam otak hanya dilakukan selama 2 kali dalam seminggu. Oleh sebab itu, untuk mencapai jumlah sebanyak 24 kali senam, maka diperlukan penambahan waktu dimana seharusnya kegiatan senam otak hanya dilakukan selama 2 bulan akhirnya kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan. Kegiatan senam otak ini dilakukan di salah satu ruangan yang ada di Panti Werdha Karya Kasih. Di hari terakhir penelitian yaitu pada minggu yang terakhir, peneliti memberikan kembali kuesioner Mini-Mental State Examination (MMSE). Melalui kuesioner yang kedua ini dilihat pengaruh senam otak yang telah dilakukan selama 3 bulan terhadap peningkatan daya ingat lansia.

8. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilakukan analisa data. Data yang diperoleh dari setiap responden berupa data demografi yang merupakan hasil wawancara peneliti kepada lansia yang mengalami penurunan daya ingat dan data hasil pengukuran daya ingat yang diperoleh dari lembar tes ingatan responden yang diberikan sebelum dilakukan intervensi senam otak dan sesudah dilakukan

hipotesa penelitian sehingga diketahui pengaruh senam otak terhadap peningkatan daya ingat lansia.

Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan komputer SPSS versi 17. Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data demografi responden di mana data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis perbedaan daya ingat antara pre dan post senam otak adalah uji statistik Paired T-Test . Paired t-test digunakan untuk membandingkan daya ingat lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam otak pada responden. Uji ini biasanya melibatkan pengukuran pada suatu variabel atas pengaruh atau perlakuan tertentu (Trihendradi, 2005). Sebelum dan sesudah pelatihan diberikan, variabel tersebut (daya ingat lansia) diukur, apakah terjadi perubahan yang signifikan atau tidak pada variabel dependen (daya ingat lansia). Uji paired t-test digunakan apabila data berdistribusi normal, namun bila datanya tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon (Dahlan, 2008).

Menurut Dahlan (2008) dari kedua uji tersebut akan diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian. Peluang hasil penelitian selanjutnya akan dianalisa dengan membandingkannya dengan nilai alpha ( =0.05). Maka kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan nilai p dan nilai alpha ( = 0.05), maka ketentuannya:

- bila nilai p , maka keputusannya adalah Ho ditolak - bila nilai p > , maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak

Dokumen terkait