• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan penelitian ini dilakukan dan dibagi dalam dua tahap, yaitu penelitian laboratorium dan lapangan. Penelitian laboratorium dengan melakukan rancang bangun alat dan ujicoba alat. Tahap ini dilakukan perancangan lampu celup LED dengan menggunakan lampu LED (light emitting diode). Perancangan ini dengan tujuan memudahkan nelayan mengumpul ikan pada saat operasi penangkapan ikan. Perancangan lampu celup LED dirancang sebuah inovasi yang terdapat pada lampu yaitu merancang sistem penurunan intensitas cahaya (dimmer DC). Penambahan sistem peredupan pada lampu celup LED untuk memudahkan dalam mendekatkan ikan-ikan yang sudah mendekati sumber cahaya sehingga lebih terkonsentrasi ke jaring bagan (catchable area). Setelah alat dirancang dilakukan ujicoba alat, bisa digunakan atau tidak. Alat yang sudah selesai dirancang dilakukan ujicoba di lapangan pada saat operasi penangkapan ikan. Ujicoba menggunakan lampu celup LED harapannya dapat mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan menggunakan lampu neon yang digunakan oleh nelayan (Deno et al. 2013).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama penelitian laboratorium dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014 bertempat di Workshop Devisi Kapal dan Transportasi Perikanan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tahap kedua, untuk penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Januari-Februari 2015. Selanjutnya dilakukan ujicoba lampu celup LED yang sudah dirancangan dengan menggunakan alat tangkap bagan apung di perairan Patek, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh.

Alat dan Bahan

Alat dan Fungsinya

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian

No. Alat Fungsi

1. Gergaji Memotong pipa paralon dan tabung akrilik 2. Bor listrik Melubangi pipa untuk dirangkaikan lampu LED 3. Gerinda Meratakan permukaan hasil potongan

4. Solder Menyolder sambungan rangkaian LED 5. Kamera Mendokumentasikan foto dan video penelitian 6. ATK Mencatat data hasil penelitian

7. Alat ukur panjang Mengukur pipa PVC dan tabung akrilik sesuai kebutuhan sebelum pemotongan dilakukan

8. Spidol Menuliskan atau menorehkan tanda pada permukaan pipa PVC.

9. Avometer Mengukur kondisi komponen rangkaian LED yang di rangkai (arus, voltase, dan tahanan)

10 Lux meter Mengukur kekuatan cahaya lampu

Bahan dan Fungsinya

Pemilihan jenis bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Bahan yang digunkan dalam penelitian

No. Bahan Fungsi

1. Lampu LED super bright blue 5 mm

Sumber penerangan

2. Pipa paralon PVC Wadah pemasangan lampu LED

3. Mangkok plastik Wadah pemasangan lampu yang diletakkan di bagian bawah konstruksi lampu sehingga cahayanya menyebar kedasar perairan

4. Resistor Tahanan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen elektronik

5. Cat pilox warna perak

Mengecat pipa PVC sehingga ada pantulan cahaya dari pipa

6. Timah solder Melekatkan rangkaian lampu dan sambungan kabel 7. Mata bor Melubangi permukaan pipa paralon sebelum lampu LED

di rangkai

8. Kabel Menghubungkan antar lampu dan sebagai penghantar arus

9. Dimmer DC Mengatur penurunan intensitas cahaya lampu (sistem peredupan) sesuai kebutuhan

10. Lem akrilik Melekatkan tabung akrilik supaya tidak kemasukan air 11. Tabung akrilik Tabung pelindung lampu yang sudah teruji kedap air 12. Baterai (accu) Sumber arus yang digunakan untuk menerangi lampu 13. Power supply Sistem sakelar yang dihubungkan dari accu ke dimmer

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancang bangun alat, percobaan atau experimental fishing. Penelitian ini diawali dengan merancang, membuat, ujicoba laboratorium.

Tahap rancang bangun alat yang dilakukan adalah merancang konstruksi elektronik dan bentuk lampu celup LED yang dibuat. Menentukan spesifikasi elektroniknya dan bentuk konstruksi lampu celup LED sangat perlu diperhatikan dalam memilih material yang digunakan. Lampu dirancang sistem penurunan intensitas cahaya (dimmer). Sistem peredupan dapat memudahkan nelayan dalam mengkonsentrasikan ikan-ikan di atas jaring bagan. Lampu celup LED yang sudah selesai dibuat dilakukan ujicoba di laboratorium dan di lapangan.

Tahap selanjutnya yaitu dengan menggunakan metode percobaan atau

exsperimental fishing. Lampu yang selesai dirancang dan dibuat dilakukan ujicoba laboratorium, lampu menyala atau tidak. Selanjutnya dilakukan pengambilan data iluminasi cahaya untuk mengetahui pola sebaran cahaya dari lampu yang dibuat. Ujicoba lapangan dilakukan dengan mengoperasikan langsung lampu celup LED pada saat operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap bagan apung di Perairan Patek.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei lapangan, wawancara dengan nelayan, dan ujicoba alat di lapang. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran langsung dengan parameter terkait seperti, pengukuran iluminasi cahaya, konstruksi bagan, biaya operasional, dan waktu operasi penangkapan serta jenis dan komposisi hasil tangkapan ikan di perairan Patek. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur yang menyangkut dengan penelitian ini.

Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode tabulasi data dan grafik. Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel atau penyajian data dalam bentuk tabel. Data tersebut dapat menjelaskan tentang hasil penelitian, karena data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel sehingga mudah dipahami. Selanjutnya data – data tersebut dapat memberi penjelasan dan keterangan dengan menggunakan kalimat atas data yang telah di peroleh berdasarkan dari hasil data tabel maupun grafik.

Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu mendeskripsikan seluruh kegiatan mulai dari awal perancangan, mendesain, memilih alat dan bahan, pembuatan alat, uji coba alat dan mendapatkan hasilnya. Penjelasan hasil dari penelitian ini dijelaskan dalam bentuk kalimat dari tabel dan grafik. Metode deskriptif komparatif yaitu melakukan perbandingan lampu celup LED dangan lampu neon yang digunakan oleh nelayan.

Penelitian di Labolatorium

Merancang Konstruksi Elektronik Lampu Celup LED

Lampu LED adalah sejenis dioda semikonduktor yang dapat memancarkan cahaya ketika di aliri arus listrik. Lampu LED mempunyai kecenderungan polarisasi tidak seperti lampu pijar dan neon. Lampu LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus listrik. Lampu LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya mengalir arus listrik ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Lampu LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Karakteristik lampu LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun, bila diberikan tegangan yang

terlalu besar, LED akan terbakar atau rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju (Hua dan Xing 2013).

Rangkaian elektronik pada lampu merupakan bagian utama dan komponen terpenting dari konstruksi lampu celup LED. Oleh karena itu, banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan supaya lampu yang sudah selesai dirancang dapat digunakan dan bertahan dalam air dengan baik. Hal ini untuk menghindari pada saat pengoperasian lampu di dalam air sehingga rentan dari kerusakan, korosi maupun terbakar. Penggunaan material untuk merancang sistem lampu celup LED adalah salah satu faktor yang sangat penting diperhatikan. Pada bagian rangkaian lampu, material yang digunakan bahan anti karat, setiap bagian sambungan tiap lampu di solder dan dilapisi dengan lem, akrilik, dan lampu yang digunakan adalah lampu dengan spesifikasi LED super brihgt blue 5 mm. Di Aceh Jaya jenis lampu ini belum ada yang menggunakan sebagai alat bantu pada alat tangkap bagan.

Tahap pertama, lampu LED yang digunakan jenis superbright blue 5 mm, 3.2 V- 3. 4 V, 0.02 A . Lampu LED jenis ini di pilih karena harganya lebih murah, mudah dikondisikan, efisiensi yang tinggi, tidak mudah pecah, daya tahan lebih kurang 50.000-80.000 jam, bebas merkuri ataupun hologen (Nielsen 2003). Tinggi rendahnya intensitas cahaya akan mempengaruhi jarak ikan berkumpul dari sumber cahaya. Intensitas cahaya yang paling tinggi terdapat pada warna biru, perbedaan panjang gelombang cahaya terdapat pada Tabel 3 dan Gambar 2. Warna biru ini memiliki panjang gelombang cahaya pendek dan spektrum cahayanya lebih panjang, jadi jangkaunnya lebih luas dan intensitasnya lebih tinggi serta warna biru lebih banyak disukai oleh banyak jenis ikan (Notanubun dan Patty 2010). Intensitas cahaya berarti berbicara kuantitas cahaya. Tinggi rendahnya intensitas penyinaran cahaya juga memperngaruhi jarak ikan berkumpul dari sumber cahaya. Penangkapan ikan-ikan predator seperti permato, japuh, dan pepetek lebih efektif dengan menggunakan lampu warna biru (Gustaman et al. 2012).

Gambar 2 Ilustrasi perbedaan penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan.

V I SI BLE LI GH T Y E L L O W G R E E N B L U E V I O L E T O R A N G E R E D

Gambar 3 Spektrum warna cahaya

Sumber : http://ujungkelingking.blogspot.com/search/label Tabel 3 Panjang gelombang pada berbagai warna cahaya.

No. Warna Cahaya Panjang Gelombang (Angstrom) 1 Violet 3.900 – 4.550 2 Biru 4.550 – 4.920 3 Hijau 4.920 – 5.770 4 Kuning 5.770 – 5.970 5 Orange 5.970 – 6.220 6 Merah 6.220 - 7.700

Sumber : Sudirman dan Mallawa (2004).

Tahap kedua, menentukan rangkaian listrik yang digunakan pada rangkaian lampu celup LED. Sistem rangkaian listrik pada lampu yang digunakan adalah rangkaian listrik paralel (Gambar 3). Wardana et al. (2011) pada dasarnya rangkaian listrik paralel memiliki keuntungan adalah beban satu tidak mempengaruhi beban lain artinya satu lampu putus maka lampu yang lain tetap akan menyala dan tegangan yang diterima setiap beban sama semua. Kelemahan dari rangkaian paralel ini adalah terlalu boros menghabiskan kabel.

Gambar 4 Rangkaian listrik paralel. Sumber : http//indoled.host56.com/1_8

R1

R2

Tahap ketiga, menentukan spek resistor yang digunakan dalam rangkaian lampu celup LED. Spesifikasi resistor yang digunakan dalam rangkaian lampu LED adalah 47 Ohm - 2 watt. Hasil ini didapatkan berdasarkan persamaan 1, volt

accu dikurangi volt LED lalu dibagi arus LED sebanyak 10 LED. Setelah diketahui spek resistor, maka diketahui juga total arus dan total daya dari rangkaian lampu. Kegunaan resistor adalah untuk menahan arus. Arus yang masuk ke LED lebih teratur dan apabila ada lampu yang terbakar maka lampu yang terbakar 1 rangkaian saja, sedangakan lampu pada rangkaian lain tetap menyala. Berdasarkan yang sudah diketahui : VLED : 3.2 V – 3.4 V (warna biru),

ILED : 0,02 A atau 20 mA, daya accu : 12 V 120 Ah, total LED : 1457 unit, maka didapatkan hasil : �=(���� − ����) ���� 10 ��� = 12 � −3.2 ���� 0,02 ����� 10 ��� �= 8.8 0.2 � = 44 �ℎ� →47 �ℎ� (1) = �2��= 0,022� 47 �ℎ� �= 0,0004 � 47 �ℎ�= 0,0188 ���� (2) ���� = (����� − ����) = 12 � −3,2 ���� 44 �ℎ� ��� = 8.8 44 �ℎ�= 0.2 ������ = 1457 � 0.2 �= 29,14 ������ →29 � (3) ��� =���� ����� = 3.2 �� 0.02 � ����� = 0.064 �� 1457 ���= 93.25 ���� →93 � (4) Keterangan :

R : Tahanan resistor (Ohm);

Vaccu : Tegangan Sumber (V);

VLED : Tegangan LED (V);

ILED : Arus LED (A); dan

PLED : Daya LED (W).

Tahap keempat, merancang sistem pengaturan penurunan intensitas cahaya (sistem peredupan) pada lampu yang dirancang. Sistem peredupan pada lampu dirancang dengan menggunakan dimmer DC, seperti yang terlihat pada Gambar 4. Merancang sistem peredupan ini bertujuan lampu yang sudah dinyalakan dapat diredupkan, sehingga ikan-ikan yang sudah terkumpul ke sumber cahaya lebih terkonsentrasi di atas jaring bagan (catchble area). Setelah ikan-ikan terkumpul di atas jaring bagan dilakukan pengangkatan jaring, maka disini tidak perlu lagi menggunakan lampu hauling.

Gambar 5 Pengatur intensitas cahaya (dimmer DC)

Merancang Bentuk Konstruksi Lampu Celup LED

Merancang dan mengkonstruksi bentuk lampu celup LED sangat perlu diperhatikan dalam menentukan bentuk dan bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Tahap-tahap dalam merancang bentuk konstruksi lampu celup LED seperti yang terdapat pada Gambar 5. Tahap pertama, merancang dan mengkonstruksi lampu celup LED di desain berbentuk tabung atau silinder vertikal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bentuk tabung ini memiliki ruang yang lebih luas dibandingkan bentuk yang lain. Bentuk tabung sangat baik digunakan, karena cahaya yang dipancarkan oleh lampu merata secara melingkar horizontal. Konstruksi wadah pemasangan lampu dengan menggunakan bahan pipa paralon PVC berukuran panjang 85 cm, Ø 4 incii. Pipa tersebut dilubangi dengan jarak 1.5 x 1.5 cm yang dianggap sebagai jarak antar LED pada saat lampu dipasang.

Tahap kedua, pada bagian bawah konstruksi dirancang dalam bentuk setengah kerucut. Bentuk setengah kerucut pada bagian bawah konstruksi ini dengan tujuan cahaya dapat dipancarkan cahaya ke bawah, sehingga ikan-ikan yang berada di dasar perairan supaya naik ke atas dan mendekati sumber cahaya. Bahan yang digunakan pada bagian ini adalah mangkok plastik dengan ukuran tinggi mangkok 10 cm dan Ø 4.5 inci. Pada mangkok ini dilubangi dengan jarak yang sama yaitu 1.5 x 1.5 cm (Firdawati 2011).

Tahap ketiga, merancang pemberat yang diletakkan pada bagian tengah lampu dengan menggunakan bahan besi sebanyak 12 kg, semen, dan pipa paralon dengan ukuran panjang 80 cm dan Ø 3 inci. Lampu yang sudah ada pemeberat tidak mengapung dan bergoyang terbawa arus gelombang, sehingga tidak menyebabkan ikan-ikan terkejut dan takut serta ikan lari dari sumber cahaya .

Tahap keempat, merancang tabung pelindung pada lampu. Bahan yang digunakan dalam merancang tabung pelindung lampu adalah bahan akrilik. Tabung pelindung sangat berpengaruh besar dalam menjaga lampu celup LED pada saat lampu di operasi dalam air, jadi perancangan tabung pelindung ini harus diperhatikan dan teliti supaya air tidak masuk kedalam tabung. Kosntruksi lampu yang sudah selesai dirancang, maka didapatkan ukuran lampu tinggi 95 cm.

Setelah ukuran konstruksi lampu diketahui, maka tabung yang digunakan dalam pembuatan tabung pelindung lampu dengan ukuran panjang 100 cm, Ø 6 inci, dan ketebalan 5 mm. Selain bentuk konstruksi lampu berbentuk tabung, maka sebagai pelindung lampu baik digunakan tabung akrilik.

Akrilik bersifat tenggelam di air dan juga kuat serta tidak mengubah tingkat penerangan yang dihambat oleh bahan akrilik dibandingkan bahan kaca dan PVC bening. Menurut (Yulianto 2015), bahan akrilik memiliki daya kekuatan tekan sebesar 1238,65 kgf dan memiliki nilai modulus of elastisity (MOE) sebesar 130,485-140,097 kgf/cm. Nilai tersebut menunjukan jauh lebih tinggi dari tekanan air pada kedalaman 20 meter. Modulus of Elastisity (MOE) adalah suatu nilai yang konstan dan merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan dibawah batah proporsi. Tegangan didefinisikan sebagai distribusi gaya per unit luas, sedangkan regangan adalah perubahan panjang per unit bahan (Haygreen dan Bowyer 1993). Sehingga dalam penggunaan material akrilik sebagai bahan pelindung lampu supaya kedap air memenuhi syarat teknis. Tabung ini ditutup pada bagian bawah dengan lem khusus akrilik, sehingga air tidak masuk. Setelah di tutup yang dianggap bagian bawah barulah dibuat penutup bagian atas tabung, sehingga lampunya bisa dikeluar masukkan. Setelah semua komponen lampu terangkai, lampu dimasukkan kedalam tabung yang sudah dirancang sedemikan rupa dan kedap dari air.

Gambar 6 Rancangan desain konstruksi lampu celup LED.

Pembuatan Lampu Celup LED (Underwater Lamp)

Tahapan dan proses pembuatan lampu celup LED didokumentasikan semua proses tahapan secara terstruktur mulai dari awal hingga selesai. Analisis yang digunakan dalam proses pembuatan lampu celup adalah analisis deskriptif yaitu menjabarkan proses dari pembuatan dan pemilihan bahan yang digunakan, selain itu didukung juga oleh referensi yang ada serta spesifikasi dari bahan material yang digunakan (Sugioyono 2007).

Rangkaian Lampu

Rangkaian lampu merupakan bagian utama dan komponen terpenting dari konstruksi lampu celup LED, jadi banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan pada saat pembuatan lampu berlangsung. Tahap pertama, disiapkan pipa paralon Ø 4 inci, lalu dipotong sepanjang 85 cm. Pipa dibelah menjadi 2 bagian sehingga pada saat pemasangan lampu lebih mudah. Pipa yang sudah dibelah 2 bagian, kemudian dilubangi menggunakan bor listrik dengan mata bor 4.5 mm, jarak antar lubang 1.5 x 1.5 cm, didapat lubang untuk pemasangan lampu sebanyak 1320. Pipa tersebut dicat dengan menggunakan cat pilox berwarna perak, dengan tujuan dapat memantulkan cahaya. Perlakuan yang sama dilakukan pada mangkok plastik seperti halnya pipa paralon (dilubangi, dan dicat tanpa dibelah). Mangkok ini dipasang pada bagian bawah paralon. Lubang yang terdapat pada mangkok ini sebanyak 137, maka total lubang untuk pemasangan lampu sebanyak 1457 lubang.

Tahap kedua, pemasangan lampu LED pada wadah pipa paralon. Pemasangan lampu LED pada pipa paralon dengan menggunakan rangakaian listrik paralel dan resistor 47 ohm – 2 watt. Jumlah resistor yang digunakan pada rangkaian lampu sebanyak 146 resistor. Lampu LED ditentukan dulu bagian anoda (+) dan katoda (-), untuk mengetahui bagian positif-negatif pada LED adalah melihat salah satu sisi LED yang terpotong atau dilihat pada kakinya panjang sebelah, panjang (+) dan pendek (-), seperti yang terlihat pada Gambar 6 (Setiadi, 2012). Lampu LED yang dipasang pada pipa setiap 10 LED terdapat 1 resistor 47 ohm – 2 watt. Rangkaian lampu yang sudah selesai dirangkai sambungannya di solder dan dilapisi lem sebagai bahan anti karat, serta rangkaian lebih aman dan arus yang mengalir tetap stabil. Lampu yang sudah selesai dirangkai dilakukan ujicoba menyala atau tidak. Lampu tidak menyala, maka perlu dicek kembali rangkaian LED. Apabila lampu menyala, maka dianggap selesai dan berhasil pada tahap pembuatan rangkaian lampu. Konstruksi lampu yang didapatkan berukuran tinggi 95 cm.

Gambar 7 Diagram elektronik lampu LED. Sumber : http//indoled.host56.com/1_8

Pembuatan Tabung Pelindung Lampu

Pembuatan tabung pelindung lampu dengan mengunakan bahan akrilik. Tabung yang digunakan dengan ukuran panjang 100 cm, Ø 6 inci, ketebalan 5 mm. Tabung akrilik dipilih salah satu sisi yang di anggap bagian bawah dan dilakukan penutupan secara permanen dengan menggunakan lem khusus akrilik. Bagian atas tabung dirancang penutup yang bisa dibuka-tutup, supaya lampu dapat dikeluar-masukkan dari dalam tabung, seperti terlihat pada Gambar 7. Setelah bagian bawah dan atas tabung ditutup dilakukan uji kedap air. Apabila tabung kemasukan air, maka tabung diperbaiki kembali dan apabila tidak masuk air maka di anggap berhasil.

Gambar 8 Konstuksi tabung pelindung lampu celup LED.

Uji Coba Labolatorium

Uji Kedap Air

Tabung pelindung diujicobakan atau dimasukkan kedalam tangki air 1-2 meter untuk diuji ada kebocoran atau tidak. Lama perendaman dilakukan sekitar 1-2 jam, kemudian tabung yang sudah direndam selama 1-2 jam di angkat ke atas dan dipastikan tidak ada air yang masuk kedalam tabung. Apabila tidak ada air yang masuk maka uji kedap air selasai. Tabung diujicobakan dalam keadaan kosong atau tanpa rangkaian lampu. Lampu yang sudah selesai dibuat, lalu dimasukkan ke dalam tabung pelingdungnya yang sudah teruji kedap air. Perancangan, pembuatan dan ujicoba lampu celup LED dalam air dianggap berhasil dan selesai.

Pengukuran Iluminasi Cahaya di Udara

Iluminasi merupakan intensitas penerangan atau kekuatan penerangan. Intensitas penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada suatu permukaan, atau kekuatan cahaya yang dipancarkan dari suatu sumber cahaya. Besarnya diukur dengan satuan candela. Sementara flux cahaya dipancarkan oleh suatu sumber cahaya adalah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Iluminasi cahaya akan turun jika jarak dari sumber cahaya semakin jauh dan

apabila cahaya melewati medium air. Untuk mengukur iluminasi cahaya dari suatu sumber cahaya digunakan rumus berikut(Puspito 2008).

�= �/� Keterangan :

E : Iluminasi cahaya (lux);

I : Intensitas cahaya (candela); dan r : Jarak dari sumber cahaya (m).

Pengukuran iluminasi cahaya di udara dilakukan untuk mengetahui pola sebaran cahaya dan jarak cahaya lampu LED yang dibuat dengan menggunakan

luxmeter. Pengukuran cahaya akan dilakukan pada 2 jenis lampu yaitu lampu LED yang sudah selesai dirancang dan lampu neon yang digunakan oleh nelayan sebagai perbandingan. Pengukuran dilakukan secara horizontal dan vertikal pada setiap kelipatan sudut 10° dengan jarak yang berbeda 50 cm, 75 cm, 100 cm, dan 125 cm, pada medium udara. Pengukuran dilakukan pada posisi horizontal dan vertikal terhadap arah lampu dan nilai intensitas cahaya pada setiap sudut pengukuran 10° dicatat. Terjadinya penurunan cahaya dipengaruhi oleh bertambahnya jarak pengukuran dianalisis dengan bentuk persamaan eksponensial. Iluminasi cahaya menurun secara eksponensial berdasarkan hukum Barger sebagai berikut (Nikonorov 1975).

��=��.�−�� Keterangan :

�� : Intensitas pada jarak (m);

�0 : Intensitas pada (0 m); e : Konstanta Euler;

k : Keofesien pemudaran (lux/m); dan x : Jarak pengukuran.

Konversi Lampu LED ke Lampu Neon

Pengukuran komsumsi daya listrik pada lampu yang dibutuh untuk lampu LED yang distandarkan dengan lampu neon yaitu 1 buah lampu dengan tegangan 45 watt, maka berapa lampu LED yang diperlu untuk dilakukan persamaan tegangan antara lampu LED dengan lampu neon. Pengukuran ini dilakukan dengan cara menghitung intensitas cahaya dan watt lampu LED. Lampu LED distandarkan dengan lampu neon yang digunkan nelayan, artinya berapa watt lampu LED sehingga bisa mencapai intensitas cahaya dengan tegangan 45 watt. Lampu yang digunakan nelayan pada bagan sebanyak 10 buah dengan tegangan perlampu sebesar 45 watt, jadi lampu yang digunakan adalah sebesar 450 watt.

Perhitungan Daya Tahan Accu untuk Membackup Beban

Perhitungan terkait berapa lama waktu tahan accu dapat membackup beban. Sebelum menghitung berapa lama waktu baterai accu bertahan dalam membackup beban, sebelumnya dihitung juga daya dan arus dalam rangkaian konstruksi lampu celup LED. Perhitungan ini sangat diperlukan, sehingga mudah

dalam mengetahui berapa lama baterai accu bertahan pada saat digunakan dalam penangkapan berdasarkan besar sumber daya yang digunakan. Baterai accu yang digunakan dalam penelitian ini dengan sumber daya 12 V 120 Ah, berdasarkan perhitungan elektronik dari persamaan 3, maka didapatkan daya total lampu celup LED sebesar 93 watt. Untuk menghitung berapa lama daya tahan accu terhadap beban berdasarkan persamaan dibawah ini (Zunelfi 2012), yaitu :

���� = ��� ���� = 93 � 12 � = 7.75 ���� =�ℎ���� ���� = 120 �ℎ 7.75 � = 15.48 ��� �ℎ���� = 15.48 ��� −3 ��� (�����������������) = 12.48 ���; (1) atau ����� = 12 �� 120 �ℎ= 1440���� ��� ���� = 1440� 93 � = 15.48 ��� ℎ���� = 15.48 ��� −3 ��� (�����������������) = 12.48 ��� (2) Keterangan :

I���� : Arus accu (A);

PLED : Daya LED (W);

V���� : Tegangan sumber (V);

t���� : Lama waktu membackup (t); dan

P���� : Daya accu (Wh).

Penelitian di Lapangan

Uji Coba Lampu Celup LED pada Saat Operasi Penangkapan Ikan

Dokumen terkait