• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Ramah Lingkunngan 1 Tidak membahayakan

pengguna/nelayan, karena lampu celup LED menggunakan arus listrik DC.

2. Tidak mengandung merkuri dan hologen sehingga tidak

membahayakan bagi pengguna.

1. Membahayakan pengguna/nelayan, karena menggunakan arus listrik AC.

2. Mengandung merkuri dan hologen sehingga membahayakan.

.

Gambar 23 Ringkasan diagram proses operasi penangkapan ikan pada bagan apung di perairan Patek

Analisis Proses Tertangkapnya Ikan

Daerah penangkapan ikan alat tangkap bagan apung di Perairan Patek masih tergolong daerah pantai dengan kedalam perairan rata-rata 10 - 25 meter. Nelayan di perairan Patek belum berani mengambil resiko untuk menangkap ikan pada jarak yang lebih jauh, karena gelombang dan arus di perairan Patek besar dan keterbatasan alat yang digunakan. Ikan-ikan di sekitar yang bermigrasi ke pantai karena faktor lingkungan seperti, arus, salinitas, temperatur air, musim,

Hasil tangkapan Pengangkatan

jaring

Pengamatan visual dan mengkonsentrasikan ikan

pada bagian tengah dan permukaan Penurunan intensitas cahaya secara bertahap Berenang di bawah jaring Berdiam lama pada intensitas rendah Berenang menghindar jaring Kembali ke sumber cahaya Berenang menghindar bagan Melepaskan diri

Ikan tertarik oleh cahaya lampu

- Intensitas cahaya

- Warna cahaya

- Kecerahan perairan

Ikan bergerak ke sumber cahaya Mencari makan Tersedia makanan Tidak tersedia makanan Segera meninggalkan tempat Tinggal lama di dekat

sumber cahaya

Fototaksis positif

Fototaksis positif & mencari makan Memilih intensitas yang disenangi Berenang di atas jaring Berdiam lama di sekitar cahaya

pasang surut, topografi, makan dan lain-lain yang menyebabkan daerah tersebut menjadi fishing ground bagan apung.

Menariknya perhatian ikan dapat berkumpul pada area jaring yaitu dengan menggunakan alat bantu cahaya. Intensitas dan warna cahaya yang digunakan sangat berpengaruh terhadap daya tarik ikan. Ikan-ikan yang akan bergerak mendekati sumber cahaya karena beberapa sebab antara lain karena mencari makan, fototaksis positif, ataupun keduanya yaitu mencari makan dan sifa fototaksis positif yang dimiliki ikan tersebut (Purbayanto 2010).

Ikan-ikan yang mencari makan, apabila di daerah cahaya terdapat makanan maka ikan akan tinggal lama untuk makan dan sebaliknya jika di area cahaya tidak ada sumber makanan maka ikan akan meninggalkannya. Ikan yang bersifat fototaksis positif akan memilih cahaya yang disenanginya. Ikan yang fototaksis positif dan mencari makan akan melakukan keduanya berada di daerah sumber cahaya sambil melakukan aktivitas makan.

Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap ikan yang berada di area cahaya. Intensitas cahaya yang dikurangi atau dilakukan peredupan cahaya secara bertahap sesuai frekuensi yang sudah di tentukan, maka ikan-ikan akan semakin mendekati cachable area. Pada saat lampu konsentrasi menyala maka ikan-ikan telah berada pada cachable area dan hauling siap dilakukan (Sudirman dan Nessa 2011).

Hasil Tangkapan Bagan Apung

Hasil tangkapan bagan apung di perairan Patek pada umumnya adalah ikan pelagis kecil bersifat gerombol. Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan teri (Stolephorus sp), peperek (Leiognathus sp), tembang (Sardinella sp), kembung (Rastrelliger sp), selar (Selar sp), japuh (Dussumieria sp), dan layur (Trichiurus sp) yang mencapai 94,3% dari total hasil tangkapan, selebihnya adalah ikan lain yang termasuk by-catch dan discard seperti cumi-cumi (Loligo sp), julung-julung (Hemirhamphus sp), layang (Decapterus sp), terbang (Cypsilurus sp), bawal (Formio sp), dan rambeng (Dipterygonous sp). Jenis ikan yang tertangkap termasuk ikan pelagis yang berukuran kecil yang dimungkinkan karena bagan apung menggunakan jaring dengan mesh size yang berukuran kecil.

Jumlah dan komposisi jenis hasil tangkapan dengan menggunakan alat bantu lampu neon yang digunakan nelayan menunjukkan bahwa jenis ikan yang dominan terangkap adalah teri (Stolephorus sp), peperek (Leiognathus sp), tembang (Sardinella sp), selar (Selar sp), kembung (Rastrelliger sp), japuh (Dussumieria sp), dan layur (Trichiurus sp), jumlah total tangkapan yang didapatkan sebanyak 2343 kg dengan rata-rata tangkapan sebesar 343.3 kg (Gambar 24), seperti yang terdapat pada Tabel 13 dan Lampiran 7.

Tabel 13Total hasil tangkapan dominan dengan lampu neon.

No. Nama Ikan Hasil Tangkapan Perhauling

(Kg)

Total Hasil Tangkapan Ikan 1 2 3 4 Kg % 1. Teri 103 149 152 122 526 22,4 2. Peperek 66 131 125 89 411 17,5 3. Tembang 71 109 115 80 375 16,1 4. Selar 59 75 77 67 278 11,8 5. Kembung 43 76 89 46 254 10,8 6. Japuh 39 70 79 32 220 9,3 7. Layur 34 40 48 38 160 6,8 8. Lain-lain 23 30 39 27 119 5,1 Total 2343 100

Gambar 24 Hasil tangkapan ikan dominan dengan lampu neon.

Jumlah dan komposisi hasil tangkapan yang dominan dengan menggunakan alat bantu lampu celup LED yang terdapat pada Tabel 14 didapatkan hasil tangkapan adalah ikan teri (Stolephorus sp), peperek (Leiognathus sp), tembang (Sardinella sp), kembung (Rastrelligersp), selar (Selar sp), japuh (Dussumieria sp), dan layur (Trichiurus sp), jumlah total tangkapan sebanyak 3779 kg (Gambar 25) dengan rata-rata tangkapan tiap malam sebesar 377.9 kg selama 10 trip. Hasil tangkapan yang didapatkan ini dibagi dalam dua periode yaitu periode bulan gelap dan bulan terang, 5 trip bulan gelap dan 5 trip bulan terang. Terlihat jelas bahwa ada perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan dengan menggunakan lampu neon dan lampu celup LED. Hal ini mungkin karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang digunakan. Total hasil tangakapan dengan lampu celup LED dapat dilihat pada Lampiran 8.

Perbedaan total hasil tangkapan ikan dominan berdasarkan jenis dan total hasil tangkapan pertrip dapat dilihat pada Gambar 26 dan 27. Perbedaan ini menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu penangkapan ikan dengan lampu

22.45% 17.54% 16.01% 11.87% 10.84% 9.39% 6.83% 5.08%

Teri Peperek Tembang Selar

neon dan lampu celup LED adanya perbedaan nyata. Hasil tangkapan dengan menggunakan alat bantu penangkapan ikan lampu celup LED lebih banyak dibandingkan dengan lampu neon (Lampiran 9).

Tabel14 Total hasil tangkapan ikan dengan lampu celup LED (Undewater lamp).

No. Nama Ikan Hasil Tangkapan Perhauling

(Kg)

Total Hasil Tangkapan Ikan 1 2 3 4 Kg % 1. Teri 223 266 283 216 988 26,1 2. Peperek 163 211 209 114 697 18,4 3. Tembang 118 183 169 93 563 14,8 4. Kembung 98 130 139 78 445 11,7 5. Selar 79 103 97 70 349 9,2 6. Japuh 51 99 87 48 285 7,5 7. Layur 44 88 79 39 250 6,6 8. Lain-lain 46 55 62 39 202 5,3 Total 3779 100

Gambar 25 Hasil tangkapan ikan dominan dengan lampu celup LED.

26.14% 18.44% 14.90% 11.78% 9.24% 7.54% 6.62% 5.35%

Teri Peperek Tembang Kembung

Gambar 26 Perbedaan total hasil tangkapan ikan dominan.

Gambar 27 Perbedaan total hasil tangkapan pertrip.

Jenis hasil tangkapan dengan menggunakan lampu neon dan lampu celup LED adalah teri (Stolephorus sp), peperek (Leiognathus sp), tembang (Sardinella sp), kembung (Rastrelliger sp), selar (Selar sp), japuh (Dussumieria sp), dan layur (Trichiurus sp). Penelitian ini membuktikan bahwa lampu celup LED terbukti bisa digunakan untuk mengumpulkan ikan dan patut untuk dikembangkan. Dilihat dari segi kebutuhan energi cukup efisien yaitu hanya sekitar 93 watt dan 29 ampare dibandingkan lampu yang digunakan nelayan dengan total daya lampu sebesar 450 watt. Perbandingan dayanya 1 : 5 watt. Lampu celup LED 1 watt, sedangkan lampu neon 5 watt.

Pembuatan lampu celup LED (Undewater lamp) dengan menggunakan tipe lampu super bright blue 5 mm dengan sistem peredupan memudahkan nelayan pada saat operasi penangkapan ikan. Penggunaan jenis lampu LED super

0 200 400 600 800 1000 1200

Teri Peperek Tembang Selar Kembung Japuh Layur Lain-lain

H as il T an g k ap an ( K g )

Hasil Tangkapan Dominan

Lampu Neon Lampu Celup

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ha sil T a n g k a p a n ( Kg /Ha u lin g ) Trip

bright blue 5 mm sebagai alat bantu penangkapan ikan pada bagan apung di Aceh Jaya bisa dikatakan penelitian baru, belum dilakukan sebelumnya sehingga masih banyak yang perlu dikembangkan. Dalam perancangan lampu celup LED mengingat peruntukkan dalam air, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih bahan untuk pelindung lampu yaitu bahan akrilik. Berdasarkan hasil ujicoba di lapangan dari segi biaya operasional dan hasil tangkapan serta hasil perhitungan konversi lampu LED ke lampu neon, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan lampu celup LED lebih efisien dan efektif untuk digunakan pada perikanan bagan.

Penelitian sebelumnya mengenai pemanfaatan lampu celup LED dapat menghematkan biaya bahan bakar. Toeda et al. (2010), menyatakan bahwa lampu celup LED lebih stabil dan cepat dalam proses penangkapan ikan dibandingkan dengan menggunakan lampu incandescent lamp (ICL) dan metal halid (MHL). Hasil rata-rata tangkapan dengan menggunakan alat bantu lampu celup LED hampir sama dengan lampu konvensional (Okamoto et al. 2008), walaupun Thenu (2014) menyimpulkan bahwa konstruksi lampu celup LED menghasilkan tangkapan lebih tinggi dibandingkan dengan lampu flourescent.

Jenis dan komposisi hasil tangkapan atau konsentrasi gerombolan ikan berbeda-beda untuk setiap jenisnya, pada perikanan bagan ikan teri membentuk

scholling pada kedalaman 0-5 meter yaitu pada kisaran iluminasi cahaya 80-120 lux dan untuk ikan kembung, ikan layang dan tembang berada pada kisaran kedalaman 10-20 meter meter yaitu pada kisaran intensitas 5-10 lux, sedangkan cumi-cumi berada pada daerah bayang-bayang (Sudirman 2003).

Pengamatan tingkah laku pergerakan ikan teri dan adaptasinya terhadap cahaya pada alat tangkap bagan apung dengan menggunakan lampu petromaks yang hasilnya ikan teri sangat responsif terhadap cahaya dan berada pada kedalaman 2-5 dengan intensitas 25 lux dan 4 lux. Pernyataan ini juga diperkuatkan oleh (Sudirman et al. 2006) yang menyatakan bahwa adaptasi retina mata ikan teri secara sempurna (full light adapted) pada iluminasi cahaya 35 lux dan 45 lux, sedangkan untuk adaptasi retina mata ikan layang secara sempurna pada iluminasi 14 lux (Baskoro 2000). Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis-jenis ikan fototaksis positif mendatangi cahaya bukan karena besar kecilnya iluminasi cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Iluminasi yang nyaman bagi ikan dimungkinkan karena sesuai dengan adaptasi retina mata dari jenis ikan tesebut. Kaitannya dengan penelitian-penelitian diatas adalah iluminasi lampu LED hasil rancangan pembuatan masih dalam kisaran yang disukai ikan-ikan target utama penangkapan bagan.

Dokumen terkait