• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2009 di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah : kompos, tepung tulang, air, pegas, plat siku profil L 2,8 cm, plat besi tebal 1 cm, plat besi tebal 4 cm, besi berdiameter 1 cm.

Alat-alat yang digunakan : dongkrak, mesin las, gergaji besi, kikir, mesin bubut, ember, gerinda, sendok pengaduk, kalkulator, alat tulis, komputer.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, yaitu mengembangkan metodologi sebagai landasan menentukan rasionalisasi dari suatu percobaan untuk mengetahui unjuk kerja alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan dengan menguji coba alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan di laboratorium Teknik Pertanian.

Komponen Alat

Alat pencetak kompos sistem dongkrak ini mempunyai beberapa bagian penting, yaitu :

1. Kerangka Alat

Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi plat dan besi siku. Alat ini mempunyai panjang 30,4 cm, tinggi 54cm, dan lebar 23,4 cm.

2. Dongkrak

Dongkrak adalah sumber tenaga yang akan menekan bahan yang akan dicetak pada alat ini. Pada alat ini digunakan dongkrak hidraulik dengan kapasitas 2 ton.

3. Pegas

Pegas berguna untuk mengembalikan posisi plat penekan bahan yang menekan bahan ke posisi semula.

4. Plat Cetakan

Berguna sebagai media meletakkan kompos yang akan dibentuk dengan bentuk dengan alat ini. Cetakan dibuat beraneka bentuk (bulat, persegi lima, bujur sangkar, segitiga, petak dan berbentuk bintang).

5. Plat Penekan (dudukan dongkrak)

Plat penekan ini berguna untuk menekan bahan yang terdapat dalam cetakan sehingga bahan yang dimasukkan ke cetakan alat ini menjadi padat dan dapat terbentuk selain itu plat ini juga berfungsi sebagai dudukan dongkrak.

6. Tuas Pengungkit

Tuas pengungkit ini berguna untuk menekan bahan yang sudah dibentuk dengan alat ini ke atas guna mempermudah pengambilan produk yang dihasilkan.

Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan, mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian serta menyediakan dongkrak yang akan digunakan pada alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan.

a. Pembuatan Alat

Adapun langkah pembuatan alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan adalah :

1. Dirancang bentuk alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan. 2. Digambar serta ditentukan ukuran alat pencetak kompos variasi bentuk

cetakan

3. Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pencetak kompos variasi bentuk cetakan.

4. Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar alat.

5. Dipotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

6. Dibubut dan dikikir plat cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan 7. Dipasang tuas pengungkit pada plat cetakan

8. Dibentuk plat penekan sesuai dengan bentuk cetakan setebal 4 cm

9. Dipasang besi berdiameter 1 cm di setiap sudut plat penekan yang bertumpu pada plat cetakan

10. Dilakukan perangkaian plat cetakan, pegas dengan kerangka alat.

11. Dilakukan pengelasan untuk menyambung setiap bahan yang telah dirangkai

12. Digerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan

13. Dilakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan menambah daya tarik alat pencetak kompos variasi bentuk cetakan

14. Dipasang dongkrak pada plat penekan sebagai sumber tenaga untuk menekan bahan.

b. Pembuatan bahan

1. Disiapkan kompos, tepung tulang dan air

2. Ditimbang semua bahan dengan perbandingan kompos : tepung tulang : air sebesar 8 : 1 : 1 (dimana dalam penelitian yang akan dilakukan berat kompos adalah seberat 0,5 Kg).

3. Dimasukkan ketiga bahan kedalam suatu wadah.

4. Diaduk sampai ketiga bahan tersebut tercampur merata membentuk suatu adonan yang liat

Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pengujian alat adalah :

1. Dimasukkan adonan kompos kedalam cetakan yang tersedia pada alat ini. 2. Diratakan permukaan kompos yang dimasukkan dengan plat besi yang datar

yang telah disediakan.

3. Dioperasikan dongkrak dengan menekan tuas dongkrak naik turun sehingga dongkrak mulai menekan plat penekan ke bawah

4. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencetak kompos dengan alat ini. 5. Dihitung kapasitas cetakan yang dihasilkan alat ini per jam, dihitung

persentase hasil yang rusak, dilakukan analisis ekonomi dan analisa kelayakan usaha.

6. Perlakuan tersebut diulangi sebanyak 3 kali ulangan.

Parameter yang Diamati

1. Kapasitas Efektif Alat (Kg/jam)

Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat kompos organik yang dicetak terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mencetak kompos.

…………...………..(9)

keterangan:

KA = kapasitas alat (kg/jam) BK = berat kompos (kg) T = waktu (Jam)

2. Persentase Kerusakan Hasil

Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi berat kompos yang rusak (tercetak dengan baik, pecah, patah) dengan berat isian kompos awal (sebelum dicetak) dikali dengan 100 %. Secara matematis dapat dituliskan dengan rumus:

% Kerusakan Hasil = x 100%

BA BR

………...(10)

dimana:

BR : bahan yang rusak (Kg) BA : berat isian kompos awal (Kg)

3. Analisis Ekonomi

Biaya pencetakan kompos (Rp/Kg).

Pengukuran Biaya pencetakan kompos dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok). Biaya pokok BTT C x BT     + = ………...(11) dimana:

BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)

a. Biaya tetap

Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari : - Biaya penyusutan (metode garis lurus)

( )

n S P D= − ………...………(12) dimana :

D = biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = umur ekonomi (tahun)

- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:

( )( )

n n P i I 2 1 + = ...………...(13) dimana :

i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

- Biaya pajak

Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

- Biaya gudang/gedung

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

b. Biaya tidak tetap

Menurut Darun (2002), biaya tidak tetap terdiri dari : - Biaya perbaikan

Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :

( )

jam S P reperasi Biaya 1495 % 2 , 1 − = ….….………..(14) - Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator.

Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

4. Break Event Point (perhitungan titik impas)

Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.

Untuk menentukan produksi titik impas (BEP) maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

……….(15)

dimana:

N : jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg) F : biaya tetap per tahun (rupiah)

R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah) V : biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak tetap per tahun (rupiah/unit)

5. Net Present Value (NPV)

Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan

menggunakan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present

value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau

tidak untuk diusahakan. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan discount factor. Secara singkat rumusnya :

CIF – COF ≥ 0………(16)

dimana : CIF = cash inflow COF = cash outflow

Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan –

perhitungan

Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + Nilai ahir x (P/F, i, n).(17) Pengeluaran (COF) = Investasi + pembiayaan (P/A, i, n)………...(18)

Dokumen terkait