• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Konseptual

Penulis mengambil penelitian ini karena ingin mengetahui mengenai strategi komunikasi interpersonal dari komunitas trigeminal neuralgia indonesia dalam mensosialisasikan serta mengedukasi masyarakat mengenai penyakit trigeminal neuralgia. Bagaimana orang-orang yang tergabung dalam komunitas tersebut mampu menyampaikan informasi yang selama ini masih banyak masyarakat khususnya penderita yang belum mengetahuinya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode yang tidak menggunakan statistik atau angka-angka tertentu. Penulis menggunakan tehnik wawancara mendalam (in depth interview) untuk memperoleh jawaban dari narasumber. Tehnik ini digunakan karena wawancara secara langsung antara peneliti dengan informan, jawaban yang didapat lebih murni, tidak dapat dimanipulasi, sebab dalam wawancara langsung bahasa yang muncul tidak hanya bahasa verbal, melainkan non verbal pun juga terlihat.

Penulis melakukan wawancara kepada narasumber atau informan dengan berpedoman pada pedoman wawancara (interview guide) yang dibuat berdasarkan adanya kenyataan dari latar belakang masalah yang ada, yakni kurangnya informasi yang tersalurkan dengan baik kepada masyarakat mengenai penyakit trigeminal neuralgia. Kurangnya penyampaian informasi tersebut yang menyebabkan banyak penderita yang mengalami kesalahan diagnosa, sehingga mendapatkan penanganan yang salah.

Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif, karena penulis ingin menggali informasi lebih dalam mengenai strategi apa saja yang digunakan oleh komunitas trigeminal neuralgia indonesia ini dalam mensosialisasikan serta mengedukasi masyarakat terhadap penyakit trigeminal neuralgia.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Surabaya, karena di kota ini merupakan tempat komunitas trigeminal neuralgia indonesia berada. Dan di Surabaya pula pertama kalinya di Indonesia penyakit trigeminal neuralgia dapat disembuhkan, melalui bantuan dokter-dokter ahli bedah saraf ternama yang ada di Surabaya. Salah satu lokasi yang menjadi tempat penelitiannya yaitu Rumah Sakit Bedah Surabaya Jl. Raya Manyar 9 Surabaya lantai 3 ruang 314, ini merupakan sekretariat dari komunitas trigeminal neuralgia indonesia.

3.4 Kr iter ia Infor man

Informan penelitian tidak ditentukan jumlahnya, akan tetapi dipilih informan yang di anggap memenuhi, memahami dan menjalani permasalahan yang terjadi sesuai isi penelitian ini.

Beberapa kriteria informan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Pendiri Komunitas Trigeminal Neuralgia Indonesia (KTNI), informan ini dipilih karena peneliti meneliti tentang strategi komunitas dalam menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat. Sehingga peneliti mencari seseorang yang sangat berperan di dalam komunitas tersebut.

2. Informan kedua yang dipilih oleh peneliti yaitu dokter spesialis bedah saraf yang menangani operasi penyakit trigeminal neuralgia. Peneliti mendapatkan referensi dari

informan 1 untuk menunjuk informan kedua ini dikarenakan informan 2 adalah orang yang paham dengan ilmu tentang trigeminal neuralgia.

3. Yang menjadi kriteria selanjutnya untuk informan dalam penelitian ini yaitu mantan penderita trigeminal neuralgia. Informan ini dipilih karena memiliki pengalaman selama mengalami penderitaan trigeminal neuralgia.

4. Informan terakhir yang dipilih oleh peneliti yaitu masyarakat umum yang bukan penderita trigeminal neuralgia. Ini dipilih oleh peneliti dikarenakan peneliti ingin mengambil dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari pandangan masyarakat umum yang menilai tentang adanya trigeminal neuralgia.

3.5 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah narasi yang diperoleh dari in depth interview

(wawancara secara mendalam). Narasi yang dimaksud mencakup rangkaian tulisan atau paragraph yang disusun secara berurutan sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan. Narasi ini merupakan data primer yang berisi pendapat, pengalaman, pengakuan dan deskripsi perilaku dari masing-masing informan yang kemudian dianalisis lebih lanjut dan diinterpretasikan oleh penulis.

3.6 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penilitian ini, penulis menggunakan : a. Interview

Interview yang sering disebut dengan wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, dengan melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.(Mulyana, 2004:180)

Adapun dalam pelaksanaannya adalah wawancara semiterstruktur, jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategoriin-depth interview. Wawancara semiterstruktur dalam pelaksanaannya, lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.(Sugiyono, 2010:233)

b. Observasi

Observasi sering disebut dengan pengamatan yang diliputi kegiatan pemusatan perhatian pada suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.(Sugiyono, 2007:63)

Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung program-program yang berkaitan dengan masalah atau kondisi yang ada pada obyek penelitian, sehingga obyektifitas hasil penelitian dapat terjamin.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menyelidiki catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono,2007:82)

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang sifatnya tertulis, seperti struktur organisasi, laporan kegiatan, dan lain sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan

mengoreksi data yang diperoleh dari interview dan observasi agar validitasnya tidak diragukan lagi.

3.7 Tehnik Pengolahan Data

Proses pengolahan data dimulai dari pengolahan hasil rekaman sebagai data primer. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara yang kemudian dikelompokkan menurut identitas individu agar lebih mudah dalam proses analisis data. Pada penelitian ini dipilih klasifikasi berdasarkan individu untuk memudahkan dalam menganalisis data.

3.8 Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori , menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memimlih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.(Sugiyono, 2007:89)

Analisis data disini bersifat induktif, yaitu suatu analasis berdasarkan data yang diperoleh , selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. (Sugiyono, 2004:245)

Dokumen terkait