• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPUL AN DAN SARAN

5.2 Saran

Komunitas Trigeminal Neuralgia Indonesia (KTNI) hendaknya melakukan sosialisasi dengan intensitas yang lebih sering. Dikarenakan Trigeminal Neuralgia merupakan penyakit yang masih cenderung langka. Banyak sekali masyarakat yang tidak paham akan penyakit ini, ini menyebabkan banyaknya kesalahan diagnosa yang diberikan beberapa dokter sekaligus. Pemanfaatan media televisi sebaiknya menjadi salah satu alternatif yang baik bagi KTNI dalam menyebarkan informasi serta mengedukasi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi sebuah Pengantar Ringkas. Bandung.

Buletin Komunitas Trigeminal Neuralgia Indonesia, 2012. Surabaya

Effendy, Onong Uchjana. 2000.Ilmu, Teori, Filsafat danKomunikasi.Bandung : Citra Aditya Bakti

Effendy, Onong Uchjana. 1981. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung : Alumni Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi : Teori & Praktek. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hardjana. Agus M, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius. Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mulyana, Deddy. 2004.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Schramm, Wilbur. 1961. "How Communication Works," The Process and Effects of Mass

Communication. Urbana, Ill.: The University of Illinois Press. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Peneitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Siagian, Sondang P. 1985. Administrasi pembangunan: Konsep, dimensi dan strateginya. Jakarta : Gunung Agung.

Non Buku :

LAMPIRAN INTERVIEW GUIDE

Dr . Lilih Dwi Pr iyanto, M.MT (Pendir i Komunitas & Anggota Tr igeminal Neur algia Indonesia (KTNI) )

1. Bagaimana sejarah pendirian dan pengembangan KTNI ? 2. Berapa jumlah anggota yang tergabung dalam KTNI ? 3. Siapa saja yang tergabung dalam KTNI ?

4. Program apa sajakah yang dimiliki KTNI dalam memperkenalkan penyakit Trigeminal Neuralgia?

5. Bagaimana cara yang dilakukan oleh KTNI dalam menyebarkan informasi serta mengedukasi masyarakat tentang penyakit Trigeminal Neuralgia?

6. Usaha apa yang dilakukan KTNI untuk membantu penderita Trigeminal Neuralgiayang masih belum memahami betul apa itu Trigeminal Neuralgia?

7. Program atau kegiatan apa sajakah yang pernah dilakukan oleh KTNI ?

8. Apa saja yang menjadi kendala KTNI dalam menyebarkan informasi serta mengedukasi masyarakat mengenak Trigeminal Neuralgia?

9. Usaha apa saja yang akan ditempuh KTNI dalam mempertahankan keberadaan komunitas ini serta terus menyebarkan luaskan informasi mengenai Trigeminal Neuralgia ?

10.Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan KTNI dalam menyebarkan informasi serta mengedukasi masyarakat tentang trigeminal neuralgia ?

1. Sudah berapa lama menjadi dokter spesialis bedah saraf ?

2. Sejak kapan mengetahui adanya penyakit Trigeminal Neuralgia ?

3. Kapankah pertama kali melakukan operasi pembedahan Trigeminal Neuralgia ? 4. Sudah berapa kali melakukan operasi pembedahan saraf Trigeminal Neuralgia ?

5. Apakah setelah menjalani operasi, pasien akan langsung sembuh dari penyakit

Trigeminal Neuralgia ?

6. Secara spesifik, apa sih trigeminal neuralgia itu ? 7. Berbahaya atau tidak penyakit ini?

8. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan dalam menyebarkan informasi serta mengedukasi baik ke masyarakat maupun ke dunia medis tentang trigeminal neuralgia ?

Dr s. Ec. H. Tr i Ha r sono (Mantan Pender ita Trigeminal Neuralgia) 1. Sejak kapan anda menderita penyakit Trigeminal Neuralgia?

2. Bagaimana cara mengetahui bahwa penyakit yang diderita adalah Trigeminal Neuralgia? 3. Sebelum di operasi, keluhan apa saja yang dirasakan ?

4. Sebelum di tangani oleh dokter di Surabaya ini, usaha apa saja yang pernah dilakukan ? 5. Di Surabaya, ditangani oleh dokter siapa ?

6. Bagaimana caranya mengetahui bahwa ada dokter spesialis bedah saraf di Surabaya yang mampu memabntu menyembuhkan penyakit Trigeminal Neuralgia?

7. Berapa lama waktu yang dibuthkan untuk operasi serta untuk masa pemulihan? 8. Apakah anda tergabung dalam anggota KTNI?

9. Setelah merasa sehat kembali, apa yang akan dilakukan untuk masyarakat yang belum paham akan Trigeminal Neuralgia?

Rina Kustiyowar ini (Masyar akat umum yang bukan pender ita trigeminal neuralgia) 1. Apakah pernah mendengar istilah Trigeminal Neuralgia?

2. Dari mana mengetahui informasi mengenai Trigeminal Neuralgia? 3. Sejak kapankah mengetahui adanyai penyakit tersebut ?

4. Menurut anda, berbahaya atau tidak penyakit ini ?

5. Menurut anda strategi komunikasi yang bagaimana yang efektif untuk digunakan dalam menyebarkan informasi serta mengedukasi masyarakat ?

LAMPIRAN

TRANSKIP GUIDE INTERVIEW

P : Peneliti I : Informan

1. Infor man 1

Nama : dr . M. Sofyanto, SpBS. Peker jaan : Dokter Spesialis Bedah Sar af

P : Selamat pagi dok, bagaimana kabarnya?

I : Pagi mbak fida, alhamdulillah baik. Kita duduk disitu saja ya, kan tamu bukan pasien hehe... (sambil menunjuk sofa di ruangannya)

P : Oke dok, kita langsung mulai saja ya dok interviewnya ? Sambil saya rekam nggak papa ya dok..

I : Oke, nggak papa...

P : di Surabaya, apakah dokter Sofyan yang pertama kali mengoperasi pasien Trigeminal Neuralgia (TN) ?

I : di Surabaya sudah ada yang mengobati TN sebelum saya..

P : oh jadi bukan dokter ya yang pertama kali, kalo seperti itu mengapa masih banyak yang belum mengetahui tentang TN ?

I : Bukan, ya mungkin jumlah dokternya terbatas. Yang kedua edukasi serta informasi ke masyarakat sangat kurang, dan tidak dibangun sistem komunikasi yang baik sehingga

masyarakat tau, kemudian bagaimana masyarakat bisa mengakses kita sehingga mereka mudah berkomunikasi dengan kita.

P : Oh begitu ya dok..

I : Nah repotnya, kebanyakan dokter sulit dihubungi sulit ditelpon. Pasien mau telpon udah seperti mau telpon malaikat aja hehehe....Nah itu harus diubah pola pikirnya, karna dokter itu kan dibutuhkan masyarakat, makin dibutuhkan harusnya makin mudah dicari. Kalo dulu nyari harus datang, sekarang jamannya IT, komunikasi sudah seperti itu apa harus datang? Kan ndak harus...

P : Iya dok kan bisa lewat alat komunikasi..

I : Iya, bisa email, bisa bbm, bisa pake line, bisa skype, bisa sms, bisa juga kita bantu dengan selalu stand by

P : Sudah berapa lama dokter menjadi spesialis bedah saraf? I : Sudah 10 tahun

P : Pertama kali mengoperasi pasien TN itu kapan?

I : 2003, saat saya pertama datang di Surabaya, ya waktu itu saya nggak ngira,begitu saya operasi mbaknya yang sembuh itu senang sekali. Kemudian ada teman dari Jawa Pos main-main ke rumah sakit, ini operasi langka karena sakitnya luar biasa banyak yang nggak tau. Andaikan diekspos, mungkin ada orang lain yang membutuhkan. Ternyata temen ini mau membantu mengekspos

P : Oh jadi kerja sama dengan Jawa Pos ya dok ?

I : ndak juga, cuma kebetulan. Nah waktu temen dari media mengekspos, ada langsung datang dari Medan..

I : Oh ada di website..

P : Oh ada ya, update nggak itu dok ?

I : Update, tiap bulan di update. Kalo total yang operasi ini sudah hampir 600 lebih dari tahun 2003 dengan tehnik microsurgery ini.

P : Kira-kira pasien yang dioperasi pasti sembuh dok ? I : Kalo untuk TN 98 % sembuh

P : Apakah dokter termasuk kedalam bagian Komunitas Trigeminal Neuralgia Indonesia ? I : Saya sebagai pembinanya saja, karena saya yang ngerti ilmunya. Disuruh ceramah

dimana-mana, disuruh ngomong di majalahnya, memback-up kalo ada masalah.

P : Oh dokter sebagai narasumbernya ya, kalau ada gathering yang diadakan komunitas, apa dokter selalu ikut turut serta?

I : Oh iya, hampir semuanya saya ikut.

P : Nah pada saat Gathering, bagaimana cara dokter menyampaikan informasinya?

I : Iya.. saya bicara di hadapan orang-orang yang datang. Gathering kan sifatnya reuni dari mantan-mantan pasien. Cuma saya nggak pake bahasa medical, pake bahasa komunikasi pasar saja.

P : Biasanya, apa saja yang disampaikan dalam rangka memberikan informasi serta mengedukasi masyarakat ini dok ?

I : Dulu pasien kan takut operasi, taunya operasi dibongkar dibelah sampe berdarah-darah dan kesembuhannya masih 50 : 50, nah ini kan menyesatkan. Informasi yang ada destruktif, mayoritas begitu.

I : Mungkin tidak bermaksud seperti itu, tetapi dia gak paham betul cuma sekilas. Nah itu yang kita luruskan bahwa operasi itu hanya dibuka 1 cm dengan mikroskop tanpa berdarah-darah kemudian tanpa trauma dan selama operasi berlangsung kita live bisa dilihat oleh keluarga pasien melalui monitor di ruang tunggu operasi.

P : Membahas soal edukasi, apakah dokter tidak berniat untuk membagi informasi kepada sesama dokter melihat masih banyak dokter diluar sana yang salah paham dengan penyakit TN ini ?

I : Itu memang salah satu tanggung jawab saya, makanya begitu dimuat di majalah intisari saya borong ribuan dan saya kirim ke Jakarta ke dokter spesialis yang top-top itu. Kemudian kalau bulletin ini terbit saya kirim ke seluruh Indonesia bahkan luar negri. P : Setelah itu apakah ada hasil yang diraih ?

I : Setelah saya kirim, sekali dua kali itu nggak respon tetep pasien itu ditakutin seperti itu kan saya prihatin jadinya. Akhirnya beberapa tahun kemudian mulai satu dokter mengirim pasien.

P : Itu kan untuk rekomen berarti ya dok, maksud saya apa dokter sofyan tidak berniat memberikan edukasi secara langsung kepada dokter-dokter tersebut?

I : Oh selalu, pertama melalui buletin ini dan nggak respon ya, kedua melalui media televisi dan yang ketiga saya pernah seminar dengan dokter gigi dan segala macem sampe kira-kira 1000 orang.

P : Untuk TN dok, bagaimana cara untuk mengedukasi ke masyarakat ?

I : Jadi masyarakat itu agen kita, kalau kita beri ilmu ke mereka maka mereka akan menyebarkan juga. Apalagi kalo mereka pernah mengalaminya dan merasakan nikmatnya bisa sembuh, pasti otomatis akan membantu menginformasikan ke yang lain.

P : Komunikasi dari mulut ke mulut ya dok?

I : iya, setiap pasien yang pulang kita bekali minimal 2 set majalah. 1 buat disimpen 1 untuk kalo ada yang butuh dan itu free gratis semua. Dan website diperkuat isinya dan yg ketiga ya gathering itu.

P : Berapa bulan sekali dok Gathering itu?

I : Nggak tentu, sesempetnya aja bisa 2 bulan sekali 3 bulan sekali. Ya, jadi dengan adanya fenomena yang menarik ini sebenernya dokter harus open minded, terbuka dengan siapa saja, terbuka dengan ilmu-ilmu yang baru dan juga terbuka dengan semua akses. Dokter itu dimanapun dicari asalkan dia komitmen dengan ilmunya dan jujur dalam melaksanakannya.

P : Baik dokter, terima kasih atas informasi yang telah disampaikan. I : iya sama-sama mbak fida, semoga cepat lulus.

2. Infor man 2

Nama : Dr . Lilih Dwi Pr iyanto, M.MT

Peker jaan : Pendir i Komunitas & Anggota Tr igeminal Neur algia Indonesia (KTNI)

P : Assalamu’alaikum, selamat pagi Pak Lilih I : Wa’alaikumsalam, pagi mbak fida

P : Kita langsung saja ya pak I : Okee

P : Untuk awal mula berdirinya komunitas ini pastinya kapan ya pak?

I : Kalo’ nggak salah 2007 itu mulai ngobrol-ngobrolnya tapi terjadinya tahun 2009.Begitu 2007 akhir saya mulai merintis..ya Januari 2009 mulainya.

P : Anggotanya siapa saja ya pak ?

I : Anggotanya ya tadi itu mantan-mantan pasien P : Jumlahnya kira-kira berapa ya pak ?

I : Anggotanya sampe tahun 2012 itu 100 orang , yang 2013 belum dihitung total karena tahunnya belum habis hehe..

P : Komunitas ini kan tujuannya untuk memberikan informasi serta mengedukasi ya pak, punya program-program nggak pak?

I : Kita tergetkan edukasi untuk masyarakat rata-rata 3 bulan sekali, kita juga pernah ada jalan sehat, diving, tergantung anggota maunya apa. Karena kita kan lembaga sosial buka lembaga bisnis. Dan buletin kita terbitkan tiap 6 bulan sekali, dulu 4 bulan sekali tapi karena lebih tebal jadi sekarang 6 bulan sekali.

P : Oh kalo sekali produksi itu berapa eksemplar ya pak ?

I : Kita minimal 15 ribu tapi rata-rata cetak ulang, ya minimal 25 ribu lah.. P : Itu distribusinya kemana saja pak ?

I : Distribusinya satu ke mantan-mantan pasien yang kedua biasanya orang-orang yang tergabung di komunitas itu mau, ini ada nama-namanya (menunujuk ke buletin)

P : Nah iya pak, ini dibelakang buleting kok banyak contact person ?

I : Contact Person itu nomer telpon voluntir-voluntir yang mau menjadi narasumber di daerahnya.

P : Oh jadi komunitasnya tersebar ya ?

I : Iya di seluruh Indonesia, bahkan Hongkong, China,.... P : Selama ini dari 2009 ke 2013 ada kendala nggak pak ?

I : Nggak sih mbak, karena selama ini saya selalu menjalin hubungan baik dengan mantan pasien dan para anggota komunitas. Sewaktu masih sakit saya selalu ikut visite ke ruang pasien setelah sembuh saya tetap menjalin komunikasi lewat telpon maupun sms, ya contohnya kalau hari raya saya selalu memberikan ucapan selamat baik itu muslim maupun non muslim.

P : Untuk website banyak yang mengunjungi nggak pak?

I : Saya kira pengunjungnya luar biasa karena bukan hanya orang Indonesia saja yang melihat

P : Banyak pak pasien atau orang yang menderita TN menghubungi komunitas ini ?

I : Semua yang sakit menghubungi komunitas, karena kalau menghubungi rumah sakit biasanya nggak dapat nomer antrian untuk berobat, karena sudah penuh dari pasien rujukan komunitas.

P : Sekarang sudah berjalan 4 tahun ya pak komunitas ini, bagaimana caranya agar komunitas ini dapat terus bertahan ?

I : Ya jadi itu mbak, saya menjalin hubungan yang baik dengan pasien sehingga menimbulkan kenangan yang baik. Menjalin hubungan yang baik itu akan membuat history yang baik juga.

P : Dalam menjalankan perannya, ada strategi khusus nggak pak untuk menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat ?

I : Ya itu tadi mbak, kita cetak buletin, adakan seminar, gathering, kita juga buat website, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Karena biasanya masyarakat itu kalau sudah paham akan sesuatu biasanya secara otomatis akan membagi informasi di orang-orang terdekatnya.

Nah itu juga membantu kita dalam menyebarkan informasi, ya mulut ke mulut itulah mbak kita juga mengandalkan itu.

P : ooh begitu pak, baik Pak Lilih terima kasih banyak atas informasinya.. I : Iya mbak fida sama-sama..

3. Infor man 3

Nama : Dr s. Ec. H. Tr i Har sono

Status : Mantan Pender ita Tr igeminal Neur algia & Anggota KTNI

P : Selamat pagi Pak Tri.. I : Iya pagi...

P : Iya saya mau tanya tentang dulu pak Tri pernah sakit Trigeminal ya? Sejak kapan pak Tri menderita penyakit Trigeminal Neuralgia itu?

I : Saya merasakan sakit itu sejak tahun 2005 P : 2005, sembuh tahun berapa ?

I : Sembuh setelah dilakukan operasi sekitar tahun 2008

P : 2008 ya? Berarti selama kurang lebih 3 tahun ya... kenapa kok sampai lama gitu? Apa tidak tahu kalau itu sakit trigeminal?

I : Yang jelas tidak tahu, sebatas pengetahuan ya sebatas yang saya rasakan karena sakitnya itu disekitar gigi sehingga anggapan saya yang sakit giginya, sehingga saya berobat ke dokter gigi, tetapi setelah ke beberapa dokter gigi dan dilihat kondisi giginya tidak apa-

apa, sehingga dokter gigi merekomendasikan ke dokter saraf, setelah dilakukan diagnosa di dokter saraf dan diberi obat waktu itu tidak kunjung sembuh juga.

P : Sewaktu itu dokter saraf dimana pak? I : Ya di Surabaya

P : Dokter siapa ?

I : Saya lupa dokternya, kemudian saya kembali dokter gigi lagi dan direkomendasikan ke dokter bedah mulut. Namun setelah saya menceritakan sakit saya, dokter bedah mulut merekomendasikan ke dokter bedah saraf

P :ooh, jadi dari dokter gigi sudah ke dokter saraf terus nggak ada hasil ke dokter gigi lagi terus ke bedah saraf

I : Ke bedah mulut dulu P : Oh ke bedah mulut

I : Lalu direkomendasikan ke bedah saraf P : Bedah sarafnya yang terakhir ke dokter ?? I : Dokter Sofyan

P : Oooh gitu, berarti pak Tri itu tau kalau sakit Trigeminal itu setelah datang ke dokter sofyan. Sebelum dioperasi, apa saja sih keluhan yang dirasakan ?

I : Keluhan yang saya rasakan itu, waktu itu sakit sekali. Yang berada di sekitar pipi sebelah kiri, rasanya itu kayak disetrum kayak diiris gitu, dan itu intensitasnya semakin cepat.sehingga yang mula-mula 3 tahun itu intensitasnya seminggu sekali kemudian sekian lama nanti 3 hari sekali. Makin cepat sehingga tiap saat rasa sakitnya itu datang, karena sudah tidak kuat menahan rasa sakit itu dan sudah berkeliling ke beberapa dokter

sehingga ketika saya datang ke dokter sofyan, dan apa yang dikatakan dokter sofyan itu pas dengan apa yang saya rasakan sehingga saya memutuskan untuk dilakukan operasi P : Oh gitu, sewaktu operasi itu kira-kira masih ingat berapa lama waktu yang dibutuhkan

operasi sampai penyembuhan

I : Waktu operasinya cukup cepat hanya beberapa jam aja, dan pada hari itu juga saya setelah dilakukan operasi sudah tidak merasakan lagi sakit dan besoknya saya sudah diperkenankan untuk pulang, berobat jalan

P : Oh gitu, pak Tri ini termasuk kedalam gabungan anggota komunitas trigeminal neuralgia indonesia nggak pak?

I : Iya, kemudian karena penyakit ini termasuk penyakit langka dan banyak masyarakat yang tidak tahu sehingga kita membentuk komunitas, harapannya dengan adanya komunitas ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat yang mengalami sakit seperti saya ini, bisa langsung datang ke ahlinya

P : Dengan cara apa itu pak edukasinya untuk masyarakat?

I : Edukasi ke masyarakat ini bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu menerbitkan buletin

P : Buletin yang sudah ada ini ya

I : Iya, nah buletin ini merupakan sarana informasi yang memuat dari beberapa pasien- pasien yang mengalami sakit seperti saya ini yang pernah dioperasi untuk berbagi pengalaman sekaligus untuk memberikan informasi kepada masyarakat dari sumbernya langsung seperti yang saya alami ini. Barangkali masyarakat belum percaya kalo itu hanya dapat informasi, tapi kalau langsung dari yang mengalami seperti saya ini baru masyarakat tahu dan bisa langsung ditangani dari ahlinya. Banyak sekali masyarakat

yang karena tidak tahu sehingga berobatnya kemana-kemana sehingga salah didalam melangkahnya, bahkan banyak yang sudah keluar negri sampe-sampe menghabiskan biaya yang cukup besar, padahal kalo mereka tahu sejak awal itu langsung bisa ditangani sehingga tidak sampai mengahbiskan biaya yang besar

P : Menurut pak Tri sendiri sebagai mantan penderita Trigeminal neuralgia, sebaiknya strategi apa saja ini selain buletin yang cocok untuk digunakan dalam menyebarkan infomasi serta mengedukasi kepada masyarakat?

I : Selain bulletin yang sudah diterbitkan oleh komunitas ini, ini informasi itu atau edukasi ke masyarakat itu bisa dilakukan dengan berbagai cara selain buletin itu informasi melalui media televisi atau informasi melalui media surat kabar atau bahkan itu bisa dengan cara memberikan penyuluhan langsung

P : Penyuluhan langsung seperti seminar gitu ?

I : Seperti LokaKarya, Seminar di berbagai acara-acara, nah ini akan mempercepat proses penyampaian informasi kepada masyarakat terkait dengan masalah penyakit ini

P : ehmm..lewat internet juga gitu ya pak yaa.. I : Iyaa..

P : Setelah merasa sehat kembali nih, nggak jauh sih dari yang tadi, strategi yang tadi itu, untuk dalam pribadi pak Tri sendiri apa yang dilakukan untuk masyarakat yang belum paham tentang ini ? dari pak sendiri ya..

I : Yaa dari saya di berbagai kesempatan saya selalu menyampaikan kepada masyarakat yang barangkali ada saudaranya, ada temen-temennya, sanak familinya yang mengalami sakit seperti saya ini, jangan dibawa kemana-mana langsung saja dibawa ke dokter bedah saraf. Syukur-syukur dalam hal ini dokter sofyanto yang menangani saya ini

P : Dokter Sofyanto di rumah sakit bedah ya?

I : Iya di rumah sakit bedah surabaya, kebetulan saya juga apa, di berbagai organisasi, di asosiasi, pengembang, gerakan koperasi di media, nah ini saya manfaatkan untuk menyampaikan informasi kepada masing-masing komunitas dimana saja

P : Oh berarti melalui komunitas juga yaa I : Iyaa..

P : Oke kalo begitu Pak Tri terima kasih untuk wawancaranya, interviewnya pagi ini, Selamat Pagi...

4. Infor man 4

Nama : Rina Kustiyowar ini

Status : Masyar akat Umum yang Bukan Pender ita Trigeminal Neuralgia

P : Sore bu Rina...

I : Sore juga mbak fida, kita mau interview apa toh ini?

P : Saya mau interview sedikit untuk skripsi saya bu, tentang Strategi Komunikasi Komunitas Trigeminal Neuralgia Indonesia dalam Menyebarkan Informasi Serta Mengedukasi Masyarakat tentang penyakit Trigeminal Neuralgia

I : Oh gitu...

P : Iya, Sebelumnya saya mau tanya bu, bu Rina pernah mendengar istilah penyakit Trigeminal Neuralgia?

I : Apa itu mbak? Belum.. Saraf tah ? Katanya ada dokter apik ya disini? (yang dimaksud adalah di Surabaya)

P : Kok ibu tau kalau saraf ?

I : Hehe.. nebak aja dari kata Neuronya, keinget pelajaran SMA dulu

P : Hehe iya bu ini penyakit saraf ke 5 yang bersinggungan dengan pembuluh darah. Pada awalnya rasa sakit seperti sakit gigi karena posisinya di bagian rahang pipi. Tetapi lama kelamaan seperti disengat listrik .

I : Katanya sih aku denger ada dokter bagus ya untuk saraf di Surabaya? P : Dapat informasi itu darimana bu?

I : Dari majalah mbak, kemarin nggak sengaja aku lihat dirumah, kayaknya adik saya itu yang bawa majalahnya hehe... nggak tau dapet darimana..

P : Oh iya bu, itu buletin yang rutin diterbitkan sama komunitas trigeminal neuralgia indonesianya bu.

I : Oh ada komunitasnya juga?

P : Iya ada bu, mayoritas anggotanya ya dari mantan pasiennya bu

I : ooh ya bagus itu mbak, biar orang-orang ngerti kalau ada penyakit kayak gini, saya baca itu kayaknya menakutkan sekali penyakitnya, syukur kalau ada dokter di Surabaya yang bisa ngobatin.. Suami saya juga pernah sakit saraf, tapi kecetit leher gitu..

P : Oh cervical ya bu?

I : Iya mbak, tapi operasinya di Jakarta, itupun ngundang dokter dari Singapore Mounth Elizabeth itu.

P : Kenapa kok sampai ngundang dokter dari Singapore bu?

I : Ya cari dokter yang bagus mbak, ini kan saraf.. dulu sebelum suami saya operasi

Dokumen terkait