• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di HMI Komisariat FISIP USU yang sekretariatnya terletak di Jalan Intisari no. 16 Setiabudi, Tanjung Rejo Medan.

3.1.1) Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Indonesia

Himpunan Mahasiswa Islam lahir 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah, bertepatan dengan 5 februari 1947, yang berarti berusia ke-66 tahun dalam hitungan masehi dan ke-68 tahun dalam hitungan Hijriah, HMI didirikan di Jogjakarta, hal unik bahwa HMI didirikan untuk belajar soal islam, sebab menurut dr. Sulastomo, mantan ketum PB-HMI 1963-1966 mensinyalir bahwa yang diajak ikut ke HMI pada masa awal adalah mahasiswa dari perguruan tinggi umum yang ingin belajar islam, bahkan Lafran Pane sebagai pendiri dan pemrakarsa berdiri berdirinya HMI pun tidak berasal dari tradisi pesantren keluarga kiyai, tetapi dengan keyakinan yang kuat terhadap Islam dan rasa gamannya terhadap organisasi mahasiswa yang ada di Jogjakarta masa itu tidak memberikan masalah agama islam sebagai basis paradigma membuat Lafran Pane mendirikan HMI yang kita kenal saat ini.

Bahkan tekad awal Lafran Pane adalah mewujudkan cendikiawan ulama yang memberi kontribusi bagi lingkungan sosial dan bangsanya, Lafran Pane mengatakan : “Inilah tekad yang menyertai di dirikannya HMI, yang menjadikan ia selalu ingin eksis dalam setiap kurun waktu dan setiap perjalanan sejarah. Kalau tekad belum tercapau apa pun tantangan harus dihadapi, dengan kata lain, dalam situasi-situasi sosial-politik yang bagaimanapun selama usaha menciptakan insan akademis yang Islami dan memiliki kepekaan sosial-politik ini belum berhasil, tidak ada alasan meniadakan organisasi ini.

Tapi kemudian kita tahu, ekspetasi untuk memberi sumbangsih kepada bangsa ini, memberi terobosan jalan yang begitu jauh kepada HMI hingga tanpa sadar organisasi ini masuk dalam pusaran inti kekuasaan dan itu dirasakan oleh

kader dan alumni, sehingga makna independensi yang sejak awal ditarik tegas oleh para pendahulu di HMI kini terkesan retorika belaka. Kita pun sesungguhnya tak pernah putus menyaksikan gejala itu terjadi, sebab orang seperti Agus Salim Sitompul pun tanpa lelahnya mencatatkan sejarah HMI dari masa ke masa. Tapi mungkin lingkaran kekuasaan seperti sering dibicarakan Muhammad Sobary, sebagai godaan yang sulit dihindari dan butuh keteguhan moral untuk menjaga tidak tergoda terlalu jauh.

Kontribusi itulah yang mungkin membuat Jendral Soedirman sempat mengartikan HMI sebagai Harapan Masyarakat Indonesia, meneguhkan keyakinan kita bahwa pilar keberadaan HMI adalah keislaman-Keindonesiaan seperti kata Cak Nur. Mungkin tarikan pada kekuasaan telah terjadi saat HMI dengan kader-kadernya yang sudah cukup matang bertarung dalam politik menginisiasi bangkitnya Orde Baru dan mengakumulasi potensi pemuda Indonesia dalam kelompok Cipayung yang kemudian terbentuknya sebuah organisasi kepemudaan yang namanya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tetapi sekian lama, kemesraan HMI dan kekuasaan semakin mencemaskan, tak urung hal ini membuat tokoh HMI seperti Cak Nur menganggap bahwa sebaiknya HMI dibubarkan saja, hal yang mana berangkat atas gejala HMI terlalu mengakomodasi kepentingan kekuasaan dalam tubuhnya. Juga bagaimana keengganan Deliar Noer PB-HMI yang menjadi ungkapan cintanya pada HMI dan kecewanya pada sikap organisasi ini yang takluk pada kemauan kekuasaan.

3.1.2) Sejarah berdirinya HMI Komisariat FISIP USU

Berawal dari niat utuk memberikan sumbangan yang nyata dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Beberapa aktifis mahasiswa Islam di Medan saat itu berpikir tentang penyatuan potensi mahasiswa islam dalam satu wadah untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. Salah satu di antara mahasiswa tersebuat adalah O.K Rahmad Bakrie. Saat berada di Jakarta beliau memanfaatkan kesempatannya untuk berdiskusi dengan teman-teman aktifis mahasiswa Islam. Salah satu teman yang diajaknya untuk berdiskusi di Jakarta adalah Deliar Noer yang saat itu merupakan aktifis HMI. Pertemuan O.K Rahmad Bakrie di Jakarta

47

Universitas Sumatera Utara dengan beberapa aktifis mahasiswa islam telah mengenalkannya dengan HMI. Informasimengenai HMI oleh O.K Rachmad Bakri langsung dikomunikasikan kepada teman-temannya di Medan. Informasi tersebut oleh O.K Rahmad Bakrie disampaikan melalui surat, perihal bahwa telah ada organisasi mahasiswa yang dapat menyatukan semangat mereka yaitu HMI.

Sekembali dari Jakarta pada pertengahan Mei 1952, di Rumahnya OK. Rachmad Bakri, ia bersama Ahmad Soepomo dan Amir Husein berdiskusi. Dari diskusi tersebut, mereka sepakat untuk mendirikan HMI di Medan. Oleh karena itu, maka tepat pada tanggal 1 November 1952 pukul 09.00 WIB, di Aula PT II (UISU) Jl. Sisingamangaraja, No.2 diproklamirkan berdirinya HMI di Medan. Pertemuan di hadiri kurang lebih 15 orang mahasiswa UISU. Oleh karena anggota masih sedikit kurang dari 25 orang, maka HMI didirikan atas nama Komisariat UISU/Medan.

Beberapa minggu kemudian bertepatan dengan forum Koferensi HMI di Jakarta pada tanggal 26-28 Desember 1952. HMI Komisariat Medan/ Sumatera Utara menhajukan diri untuk dinyatakan sebagai cabang HMI karena telah memungkinkan secara konstitusional. Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Medan merupakan cabang pertama di luar Pulau Jawa.Sekaligus ini menjadi tolak perkembangan HMI ke setiap wilayah Sumatera Utara. Setelah mendapatkan rekomendasi sebagai Cabang Medan, maka dibentuklah kepengurusan pertama HMI untuk masa kerja 1952-1954.

Pada perkembangan selanjutnya di Medan, HMI Komisariat Hukum USU merupakan salah satu komisariat yang terdapat di Medan. Himpunan Mahasiswa Islam komisariat Hukum inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya HMI Komisariat FISIP USU. Hal ini dikarenakan pada tahun 1980 sebelum FISIP resmi menjadi fakultas, jurusan di FISIP masih tergabung dalam Fakultas Hukum yaitu Jurusan Ilmu Kemasyarakatan. Oleh karena itu, mahasiswa dari FISIP telah mengenal HMI, sebab difakultas itu telah berdiri HMI.

Bertepatan dengan berdirinya FISIP sebagai fakultas yang mandiri, maka muncul pemikiran dari mahasiswa generasi 1981 untuk mendirikan HMI

Komisariat FISIP. Beberapa nama mahasiswa angkatan 1981yang terlibat dalam pembahasan untuk mendirikan HMI Komisariat FISIP USU yakni; Surya Utama, Nurbaeni, Humaizi, Alm. Siwo, Safrin, Ridwan Rangkuti dan beberapa mahasiswa lainnya. Alasan beberapa mahasiswa tersebut untuk mendirikan HMI Komisariat FISIP USU karena FISIP telah menjadi fakultas sendiri. Selain itu, terdapat pandangan bahwa jika mahasiswa muslim di FISIP berproses di HMI Komisariat Hukum, maka mahasiswa FISIP akan sulit berkembang. Mahasiswa FISIP sulit berkembang di HMI, jika HMI Komisariat Hukum masih didominasi oleh senior-senior dari fakultas Hukum. Semangat kemandirian yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa FISIP angkatan 1981 telah menyumbang pikiran, dan tenaga untuk mendirikan HMI Komisariat FISIP USU.

Tujuan HMI Komisariat FISIP USU diawal berdirinya adalah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa muslim di FISIP secara khusus. Tujuan dari pendirian benar-benar dapat dimaknai dampaknya oleh mahasiswa muslim pada waktu itu, terlebih bagi mahasiswa yang tergabung di HMI. Kebutuhan yang dapat terpenuhi pada waktu itu yakni : HMI dapat menjadi wadah untuk mahasiswa muslim berkreasi, menambah ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan mahasiswa dengan diskusi-diskusi yang dilakukan. Selain dari itu, melalui HMI mahasiswa juga dapat menambah teman dan menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat antara sesama, HMI juga dapat menjadi wadah penyampai aspirasi mahasiswa.

Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU pada saat awal berdiri tidaklah terlepas dari dinamika internal yang harus di hadapi di HMI cabang Medan, seperti sulitnya mahasiswa FISIP untuk mendapatkan legitimasi secara oraganisasi dari HMI Cabang Medan. Secara aturan organisasi HMI komisariat FISIP belum bisa dirikan,karena terkendala dengan jumlah anggota HMI di FISIP belum memenuhi quota pada saat itu. Munculnya sikap keberatan dari pengurus HMI Cabang Medan saat itu memberikan reaksi tersendiri bagi Surya Utama dan kawan-kawan. Reaksi yang ditunjukkan adalah dengan tetap memaksakan HMI Komisariat FISIP USU untuk berdiri.

49

Universitas Sumatera Utara Surya Utama dan beberapa kawan-kawan berpandangan pada saat itu bahwasannya HMI sudah layak didirikan di FISIP. Hal tersebut dikarenakan sudah terdapat mahasiswa –mahasiswa yang peduli dan bersedia mengurus HMI di FISIP. Mengenai persoalan-persoalan aturan main organisasi akan dipenuhi satu persatu diwaktu yang akan datang. Semangat yang tinggi untuk mendirikan HMI Komisariat FISIP USU akhirnya mulai membuahkan hasil. Tepat pada tahun 1983 HMI Komisariat FISIP USU resmi dideklarasikan dengan izin dari HMI Cabang Medan. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU dari semenjak awal berdiri sampai di tahun 2015 telah mengalami 31 periodesasi kepengurusan. Ketua Umum HMI Komisariat FISIP USU yang sekarang menjabat ada Surya Hutama Surbakti periode 2015-2016

3.1.3) Kepengurusan HMI Komisariat FISIP USU

Pengurus di HMI Komisariat FISIP USU merupakan amanah secara struktural yang diberikan pada anggota HMI, sama seperti dengan HMI secara umum. Pengurus komisariat dilantik oleh pengurus cabang, berdasarkan rekomendasi struktur kepengurusan dari ketua umum terpilih atau mandatarisRapat Anggota Komisariat (RAK). Kepengurusan merupakan elemen yang paling bertanggung jawab menjalankan roda organisasi.

Pengurus selain bertangung jawab menjalankan roda organisasi secara formal HMI, pengurus HMI Komisariat FISIP USU juga harus menjaga nila-nilai di komisariat. Pengurus HMI Komisariat FISIP USU diposisikan oleh anggota-anggota yang sudah cukup memiliki pengetahuan mengenai komisariat. Hal tersebut dikarenakan setiap anggota yang akan menjadi pengurus harus mengalami proses belajar di komisariat selama satu tahun 6 bulan rata-rata. Jarak waktu selama itu merupakan jarak dari seorang mahasiswa baru mengenal HMI dan ikut bergabung dengan HMI. Komisariat memandang dengan jarak selama itu seorang mahasiswa yang nanti akan menjadi pengurus di HMI Komisariat FISIP USU sudah memiliki komitmen ber-HMI. Komitmen pengurus harus dapat ditunjukkan dengan loyalitas dan militansi terhadap komisariat. Pengurus dituntut untuk harus mengkedepankan persoalan komisariat dibanding dengan persoalan pribadi.

Proses yang berjalan di organisasi dalam rangka mencapai tujuan telah mewujud pada karakteristik organisasi sebagai identitas dari organisasi atau dapat disebut dengan budaya organisasi. Hal inilah yang membedakan antara setiap organisasi yang ada. Menurut Schein bahwa budaya organisasi merupakan pola asumsi dasar yang dianut bersama oleh sekelompok orang. Setelah atau sebelumnya mereka mempelajari dan meyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal. Dari pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitan dengan persoalan-persoalan organisasi. (dalam Sobirin, 2007:132)

Gerakan HMI Komisariat FISIP USU baik di kampus maupun di luar kampus, sangat tergantung pada pengurusnya. Hal tersebut dikarenakan pengurus yang berwewenang penuh menjaga seutuhnya prinsip-prinsip komisariat dan menjalankan nilai-nilai komisariat. Peran pengurus dalam hal gerakan dimulai dari mempersiapkan regenerasi komisariat, sampai pada menyusun strategi dan mempersiapkan langkah taktis komisariat untuk membangun gerakan. Kepengurusan HMI Komisariat FISIP USU terbagi dalam beberapa bidang. Pembagian bidang tersebut sesuai dengan kebutuhan komisariat dan berdasarkan konstitusi. Bidang-bidang yang terdapat di kepengurusan HMI Komisariat FISIP USU adalah Bidang Penelitian dan pengembangan (Litbang), Bidang Pembinaan Anggota (PA), Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP), Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi (KPP), Bidang Administrasi dan Kesekretariatan (Adm.Kesek), Bidang Keuangan Logistik (Keulog). Seluruh bidang tersebut dipimpin oleh seorang Ketua Umum. Setiap bidang terdiri dari satu orang Ketua Bidang (Kabid) dan beberapa anggota bidang (Departemen). Setiap bidang diperbantukan oleh satu Wakil Sekretaris Umum (Wasekum), Wasekum Bidang merupakan perpanjangan tangan dari Bidang Adm. Kesek. Bidang Adm. Kesek dipimpin oleh Sekretaris Umum (Sekum), sedangkan personil Adm. Kesek terdiri dari wasekum setiap bidang dan beberapa anggota (Departemen). Bidang Keuangan Logistik dipimpin oleh Bendahara Umum

51

Universitas Sumatera Utara (Bendum), sedangkan personil Bidang Keulog terdilri dari beberapa Wakil Bendahara Umum (Wabendum) dan Beberapa anggota bidang (Departemen).

Gambar 3.1

Struktur Kepengurusan HMI FISIP

Sumber : Hasil penelitian 2015 K E T U A U M U M Kabid. Pembinaan Anggota (PA) Sekretaris Umum ADM. Kesek

Kabid. Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) Kabid. Kewirahusahaan dan pengembangan profesi (KPP) Kabid. Perguruan tinggi kemahasiswaan dan pemuda (PTKP) Kabid. Keuangan dan

Logistik (keupel) Bendahara Umum Departemen Wasekum Departemen Departemen Wabendum Departemen Departemen Departemen

Setiap bidang kepengurusan di HMI Komisariat FISIP USU bergerak saling mendukung satu sama lain. Bidang-bidang di HMI Komisariat FISIP USU sudah memiliki karakter bidang yang melekat. Karakter bidang tersebut diwariskan secara kultural. Kenyataan tersebut mengakibatkan pengurus HMI Komisariat FISIP USU jarang mengkaji konstitusi HMI. Bidang-bidang dikepengurusan memiliki peranan masing-masing secara khusus untuk mendukung gerakan komisariat, peran tersebut sesuai dengan kompetensi bidang.

a. Bidang Penelitian dan pengembangan

Bidang Litbang merupakan representasi dari jiwa pengetahuan. Pengetahuan yang terdapat di Bidang Litbang sangat berguna untuk pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan dari bidang ini dapat mengembangkan pola-pola analisis dan evaluatif terkait dengan kondisi atau perkembangan komisariat. Khusus dalam hal gerakan komisariat, bidang ini berkontribusi terhadap pembentukan wacana arah gerakan komisariat. Data-data yang berkaitan dengan kondisi internal dan eksternal komisariat terdapat pada Bidang Litbang. Bidang Litbang merupakan bidang yang dituntut untuk dapat menghimpun data-data untuk bahan analisis komisariat. Hasil analisis dari bidang ini dapat dimanfaatkan komisariat untuk menjalankan peran komisariat sebagai organisasi perjuangan dan fungsi komisariat sebagai organisasi perkaderan.

b. Bidang Pembinaan anggota

Bidang Pembinaan Anggota merupakan representasi dari jiwa sosial. Pengetahuan di bidang ini ditujukan untuk mengembangkan bentuk dari kepribadian anggota. Kepribadian anggota yang diinginkan adalah kepribadian yang berjiwa sosial, bukan kepribadian individualis. Kepekaan anggota terhadap persoalan-persoalan sosial dibentuk sejak anggota-anggota mengenal HMI FISIP. Skenario mengenai pembentukan anggota merupakan peran dari bidang pembinaan anggota di kepengurusan. Setelah bidang ini menskenariokan sesuai dengan nilai-nilai dikomisariat, barulah bidang PA mensosialisasikan kepada bidang-bidang lainnya untuk di implementasikan sesuai dengan kompetensi

53

Universitas Sumatera Utara bidang. Selain itu, bidang PA juga berperan menjaga hubungan silahturahmi di internal komisariat.

Bidang ini merupakan bidang yang paling bertanggung jawab dengan pembinaan anggota. Keaktifan bidang ini dituntut untuk dekat dengan calon anggota maupun anggota komisariat. Pembinaan harus dilakukan secara berkala, baik pembinaan secara formal maupun informal. Nilai-nilai yang terdapat di komisariat akan dikenalkan di awal, serta diberikan pemahaman terhadap para calon anggota melalui bidang pembinaan anggota.

c. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda

Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) merupakan representasi jiwa pejuang. Stimulus untuk melakukan perjuangan, menegakkan kebenaran dan keadilan, serta membangun struktur dan pola-pola gerakan menjadi tanggung jawab dari bidang PTKP. Pengetahuan yang terdapat di bidang PTKP digunakan untuk menjelaskan perubahan sosial dan rekayasa sosial. Begitu juga dengan aksi-aksi massa atau demontrasi yang dilakukan komisariat, bidang ini yang memegang komando di lapangan.

Bidang PTKP juga merupakan bidang yang mengurusi persoalan yang berhubungan dengan eksternal komisariat. Peran dan fungsi eksternal yang harus dijalankan bidang PTKP adalah mengurus persoalan-persoalan politik di tingkatan organisasi mahasiswa (pemilu, musyawarah departemen), sebagai tim lobi dari komisariat untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan, membangun hubungan dengan organisasi-organisasi lain, menghadiri undangan-undangan sebagai representasi dari organisasi. Selain memiliki peran dan fungsi sebagai bidang eksternal, bidang ini juga memiliki peran dan fungsi di internal organisasi. Peran dan fungsi internal dari bidang ini adalah meningkatkan kajian-kajian pengetahuan yang dapat membangkitkan daya kritis calon anggota dan anggota, serta meningkatkan daya intelektualitas calon angota dan anggota.

d. Bidang Kewirahusahaan dan pengembangan profesi

Bidang kewirausahaan dan pengembangan profesi (KPP) sebelumnya adalah kidang kekaryaan. Perubahan di konstitusi HMI mengharuskan bidang ini sekarang bernama KPP. Konsep dari bidang KPP bertujuan mendorong minat kader untuk berwirausaha dan membentuk kader untuk memiliki keahlian khusus, supaya kedepannya dapat menjadi profesi kader. Namun di HMI Komisariat FISIP USU, gambaran dari bidang KPP masih menggunakan konsep Bidang Kekaryaan. Bidang Kekaryaan di tafsirkan di HMI Komisariat FISIP USU sebagai bidang yang merepresentasikan jiwa estetik dan kreatifitas, serta mengembangkan produksi budaya alternatif. Menggali potensi manusia dan membangun sumber daya manusia yang penuh dengan kreatifitas menjadi tugas bidang KPP.

Kontribusi bidang KPP dalam gerakan HMI Komisariat FISIP USU memainkan peran yang khas. Gerakan bidang ini lebih menekankan pada kreatifitas. Secara khusus HMI Komisariat FISIP USU juga memiliki Biro-biro (lembaga semi otonom). Terdapat 6 (enam) Biro di HMI Komisariat FISIP USU. Perbedaan setiap biro yang ada sesuai dengan spesifikasi seni dan kreatifitas. Aturan main biro diatur dengan Pedoman Pokok Biro. Sesuai dengan aturan di biro, biro bertanggung jawab penuh dengan Ketua Umum HMI Komisariat FISIP USU. Setiap biro memiliki susunan kepengurusan dan anggota, yang menempati susunan pengurus dan anggota adalah calon-calon anggota komisariat. Dalam proses pelaksanaan di lapangan, bidang KPP di kepengurusan komisariat merupakan bidang yang bertanggung jawab mengawal biro. Hal tersebut berdasarkan amanah Ketua Umum HMI Komisariat FISIP USU. Adapun biro yang terdapat di HMI Komisariat yaitu: Biro Kajian Sosial Masyarakat (KSM), Musik, Olahraga, Sablon, Perpustakaan, dan Jurnalistik.

e. Bidang Administrasi Kesekretariatan

Bidang Administrasi dan Kesekretariat (Adm Kesek) merupakan dari representasi jiwa-jiwa ritualitas. Jiwa ritualitas yang dimaksud adalah sebagai penggerak kerja-kerja khusus dan secara rutin dilakukan. Pengetahuan yang

55

Universitas Sumatera Utara terdapat di bidang Adm Kesek digunakan sebagai penghubung antara setiap bidang yang ada di kepengurusan. Begitu juga dengan fungsi-fungsi organisasi dan keprotokoleran organisasi, maka bidang Adm Kesek merupakan bidang yang paling bertanggung jawab. Peran Adm Kesek sangat berguna untuk penjadwalan setiap agenda komisariat, serta juga Adm Kesek merupakan sentral informasi komisariat. Setelah informasi-informasi yang masuk ke daftar Adm Kesek, maka Adm Kesek dituntut untuk dapat memanejemen setiap informasi untuk keberlangsungan komisariat. Peran penghubug Adm Kesek tidak hanya meliputi internal komisariat, melainkan meliputi eksternal komisariat juga.

Khusus dalam hal gerakan komisariat, bidang Adm Kesek sangat berguna untuk menjadi penghubung komisariat secara administrasi ke jaringan organisasi yang dimiliki komisariat. Bidang Adm Kesek juga bertanggung jawab untuk meluaskan informasi terkait dengan sikap-sikap komisariat. Informasi yang disebarluaskan untuk menggalang kekuatan komisariat.

f. Bidang Keuangan Logistik

Bidang Kuangan dan Logistik (Keulog) merupakan representasi jiwa pekerja. Pekerja yang dimaksud merupakan pelaksana harian yang bertugas untuk menghasilkan materi untuk keberlangsungan kebutuhan komisariat. Bidang Keulog dituntut untuk mencari sumber-sumber materi yang dapat menghasilkan. Materi yang dikumpulkan bukan untuk milik pribadi, melainkan materi untuk berlangsungnya gerak komisariat.

Sumber-sumber untuk menghimpun materi yang biasa digunakan Bidang Keulog adalah bantuan dari alumni, iuran kepengurusan, iuran anggota, serta usaha-usaha komisariat. Sesuai nilai yang terdapat di komisariat FISIP USU, komisariat sangat tidak membenarkan jika kepengurusan mencari dana kepada pengusaha-pengusaha pasar dan elit politik. Hal tersebut untuk menghindarkan masuknya kepentingan ke komisariat dan mnghindarkan anggota dari watak-watak pragmatis. Sangat disarankan jika terkait dengan permintaan bantuan dana, permintaan itu ditujukan pada alumni-alumni yang berasal dari HMI Komisariat FISIP. Pentingnya hal seperti itu dilakukan karena berhubungan dengan alumni

yang dapat mempererat tali silahturahmi di internal komisariat. Seperti yang diketahui salah satu peran dan fungsi kepengurusan secara keseluruhan adalah menjaga tali silahturahmi.

3.1.4) Keanggotaan

a. Anggota Muda, adalah mahasiswa islam yang menuntut ilmu diperguruan tinggu dan/atau yang sederajat yang telah mengikuti Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca) dan ditetapkan oleh pengurus cabang.

b. Anggota Biasa, adalah anggta Muda atau Mahasiswa Islam yang telah dinyatakan lulus mengikuti Latian Kader I (Basic Training).

c. Anggota Kehormatan, adalah orang yang berjasa kepada HMI. Mekanisme penetapan Anggota Kehormataan diatur dalam ketentuan tersendiri. (ART Bab 1 keanggotaan pasal 1-5)

3.1.5) Masa Keanggotaan

a. Masa keanggotaan Anggota Muda berakhir 6 (enam) bulan sejak Maperca b. Masa Keanggotaan Anggota Biasa adalah sejak dinyatakan Lulus LK I

(Basic Training) Hingga 2 (dua) tahun setelah berakhirnya masa studi S1 dan hingga 1 tahun untuk S2 dan S3.

c. Anggota Biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi pengurus diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai masa kepengurusannya (dinyatakan demisioner), setelah itu dinyatakan habis masa keanggotaannya dan tidak dapat menjadi pengurus lagi.

d. Anggota biasa yang melanjutkan studi ke strata perguruan tinggi yang lebih tinggi atau sama lebih dari dua tahun sejak lulus studi sebelumnya tidak sedang diperpanjang masa keanggotaan karena menjadi pengurus (sebagaimana dimaksud ayat c) maka masa keanggotaan tidak diperpanjang lagi (berakhir).

57

Universitas Sumatera Utara 1. Telah berakhir masa keanggotaannya

2. Meninggal dunia 3. Mengundurkan diri

4. Menjadi Anggota Partai Politik 5. Diberhentikan atau dipecat.

6. Tidak Terdapat lagi di perguruan tinggi.( ART Bab I pasal 1-5)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi dan variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut (Bungin, 2005:48). Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis (Arikunto, 1998:245). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Dokumen terkait