• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

1 Universitas Sumatera Utara

STRATEGI KOMUNIKASI DAN REKRUT ANGGOTA

ORGANISASI

SKRIPSI

CHYIONA AZARIA RAZ S.

110904040

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

(2)

STRATEGI KOMUNIKASI DAN REKRUT ANGGOTA

ORGANISASI

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi Dalam

Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

CHYIONA AZARIA RAZ S.

110904040

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

3

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui dan dipertahankan oleh : Nama : Chyiona Azaria Raz Sembiring NIM : 110904040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi

Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

Medan, 5 November 2015

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A

NIP. 196208281987012001 NIP. 196208281987012001

Dekan

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian

hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Chyiona Azaria Raz Sembiring NIM : 110904040

Tanda Tangan :

(5)

5

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Chyiona Azaria Raz Sembiring NIM : 110904040

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi

Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :

Penguji :

Penguji Utama :

Ditetapkan di :

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi Dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sumatera Utara. Hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna dan bisa menjadi bahan bacaan bagi yang memerlukannya khususnya mahasiswa USU.

Penulisan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini dikarenakan adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua peneliti, Zulkifli Sembiring SH, M.hum dan Julietty Tarigan yang telah memberi dukungan baik moril, materil dan motivasi tiada henti juga kasih sayang yang tulus sejak kecil hingga sekarang kepada peneliti. Serta saudara kandung peneliti Chairu Awalludin Ridho yang juga menjadi penyemangat dalam mengerjakan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi dan sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan sabar dan selalu meluangkan waktu dan ilmu yang sangat besar untuk membimbing peneliti dalam membantu proses penyelesaian skripsi. Semoga selalu diberikan kesehatan.

4. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

(7)

7

Universitas Sumatera Utara 6. Kepada staf administrasi khususnya Kak Maya dan Pak Tangkas yang

telah membantu dalam proses keperluan administrasi selama masa perkuliahan.

7. Kepada Ummi Salamah, M. yusuf Manurung, Sayid Dauly, yang telah membantu peneliti dalam proses skripsian.

8. Yolanda Eldhisa (iyo) , Fadillah Nst (kodil) . Ira Shanta (ira), Aisyah Arfani (icak) yang telah menjadi sahabat peneliti selama dimasa perkuliahan dan semoga selamanya.

9. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP USU sebagai organisasi yang menjadi objek peneliti, yang telah banyak memberikan pembelajaran bagi peneliti mengenai organisasi.

10.Pengurus dan seluruh anggota biasa HMI Komisariat FISIP USU, yang telah bersedia membantu peneliti, menjadi responden peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Kepada kawan-kawan GENOSIDA, SERDADU, ANTARTIKA yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, terimakasih sudah memberikan warna dikehidupan penulis selama masa perkuliahan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan, maka dari itu dengan segala kerendahan hati, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 5 November 2015

(8)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Chyiona Azaria Raz Sembiring NIM : 110904040

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utaraa

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-ekslusif

Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : STRATEGI

KOMUNIKASI DAN REKRUT ANGGOTA ORGANISASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU) beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 5 November 2015

Yang Menyatakan

(9)

9

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul tentang ”strategi komunikasi dan rekrut anggota

organisasi dengan studi deskriptif kuantitatif tentang strategi komunikasi dalam perekrutan anggota organisasi di HMI Komisariat FISIP USU”. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui proses rekrutmen, untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan. Populasi penelitian ini adalah anggota biasa HMI Komisariat FISIP USU dengan jumlah 129 orang dengan mengguankan rumus Slovin dengan presisi 10%, dan tingkat kepercayaan 90% maka didapat sampel 56 orang. Teori yang digunakan dalam penelitain ini adalah : Komunikasi, Strategi Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Teori Komunkasi Organisasi, Rekrutmen. Teknik analisis tabel menggunakan tabel tunggal dengan aplikasi statistical product and sistem solution (SPSS 15.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa HMI FISIP USU dalam melakukan perekrutan anggota HMI harus melalui tiga tahapan, perekrutan, pembinaan, dan menghasilkan. Prekruktan melalui MAPERCA, pembinaan dengan mengikuti kepanitiaan, dan kepengurusan biro selanjutnya menghasilkan anggota biasa dengan mengikuti Latihan Kader 1 (LK1). Strategi komunikasi HMI juga memperhatikan tujuan strategi komunikasi itu sendiri seperti : Memberi tahu, Memotivasi, Mendidik, Menyebar luaskan informasi, dan mendukung pembuatan keputusan. menyusun strategi komunikasi memperhitungkan faktor pendukung dan penghambat. Seperti mengenal khalayak yang ditugaskan kepada bidang litbang, pemilihan media komunikasi, seperti diskusi, aksi sosial ataupun acara music yang di lakukan oleh bidang KPP dan PTKP, pengkajian tujuan pesan kepada calon anggota dengan metode persuasive, dengan penerapan komunikasi antar pribadi yang baik, kemudian peranan pengurus dalam komunikasi, dengan memperhatikan daya tarik sumber dan kredibilatas agar dapat dipercaya oleh calon anggota. Manfaat yang dirasakan anggota HMI adalah mengetahui bagaimana cara mengatur, merencanakan susuatu pada organisasi secara terstruktur dan mendapatkan tambahan wawasan melalui diskusi-dsikusi yang diberikan dan forum pelatihan yang ada di HMI FISIP USU dan memperluas jaringan.

(10)

ABSTRAK

Research is called about “communications strategy and recruit a member of a with the study quantitative descriptive about the communications strategy for the recruitment of members of the organization in HMI Komisariat FISIP USU” .Research aim is to find recruitment process , to know the communications strategy used .The population research is a regular member of hmi komisariat and 129 usu by the number of people with used formula slovin with precision 10 % , and confidence and 90 % obtained 56 the sample .The theory used in research this is: Communication , The Communications Strategy , Communication between personal , The Theory Comunniction organization , recruitment .Analysis techniques table single table use by the application of statistical product and system solution ( spss 15.0 ) .The result showed that hmi usu in politics at conducting recruitment hmi members to go through three rounds , the recruitment , training , and produce . recruitmen through maperca , by making development The communications strategy HMI also noticed the purpose of the communications strategy it self as: tell , motivate , educate , spread poured information , and supports decision-making . Arranged strategy communication reckon by factors in support and inhibitors .As know people of which are assigned to the field of research , election media of communication , as discussion , social action or the event music in do by the field of kpp and untaxable income , study the purpose of a message to prospective members with the methods persuasive , by the application of communication between personally good , then the role of the in communication , by taking into account attractiveness sources and credibility that trustworthy by prospective members .Benefit felt by a member of hmi is to know how in a set manner , plan something to organizations in structured and provided additional insights through discus given and forum training that is in hmi politics usu and expanding network

(11)

11

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………..vii

ABSTRAK……….viii

1.1Latar belakang masalah………..1

1.2Pembatasan masalah………...8

1.3Rumusan masalah………...8

1.4Tujuan penelitian………8

1.5Manfaat penelitian………..9

Bab. II. URAIAN TEORI………10

2.1 Kerangka Teori……….10

2.1.1) Komunikasi………..10

2.1.2) Strategi Komunikasi………11

2.1.3) Komunikasi Antar Pribadi………..18

2.1.4) Organisasi………19

2.1.5) Teori Komunikasi Organisasi………..21

2.1.6) Motivasi………...22

2.1.7) Rekrutmen………23

2.2 Kerangka Konsep………24

2.3 Variabel Penelitian………..25

2.4 Defenisi Operasional………28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………30

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………30

3.1.1) Sejarah HMI di Indonesia………..…30

3.1.2) Sejarah berdirinya HMI di FISIP USU………..31

(12)

3.1.4) Keanggotaan………...…41

3.1.5) Masa Keanggotaan……….41

3.2 Metode Penelitian………42

3.3 Populasi dan Sampel………42

3.4 Teknik Pengumpulan Data………..43

3.5 Teknik Analisis Data………...44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………...46

4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan data………...46

4.2 Teknik Pengolahan Data……….46

4.3 Analisis Tabel Tunggal………...47

4.3.1) Karakteristik Responden………47

4.3.2) Strategi Komunikasi Perekrutan Anggota HMI………….50

4.4 Pembahasan……….67

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN……….76

5.1 Kesimpulan………..76

5.2 Saran………77

5.2.1) Saran Responden……….77

5.2.2) Saran kaitan akademis……….78

5.2.3) Saran kaitan praktis……….78

DAFTAR REFERENSI………..79

(13)

13

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Variabel Penelitian……….25

4.1 Jenis Kelamin Responden………..47

4.2 Stambuk Responden………..47

4.3 Departemen………....48

4.4 Pengetahuan Mengenai Visi dan Misi………49

4.5 Kesesuaian Visi dan Misi………...50

4.6 Perencanaan Masuk sebagai Calon Anggota……….51

4.7 Motif Masuk sebagai Anggota HMI………..52

4.8 Tujuan Menjadi Anggota HMI………..53

4.9 Tercapainya Tujuan Anggota……….54

4.10 Selektifitas HMI dalam Merekrut Anggota………...54

4.11 Pengaruh Anggota HMI dalam pengambilan Keputusan…………..55

4.12 Penyampaian Informasi……….56

4.13 Sikap Persuasif pengurus dalam merekrut……….57

4.14 Masukan yang diberi pengurus dalam merekrut………....58

4.15 Kepercayaan Terhadap Informasi yang diberikan……….59

4.16 Ketersediaan dalam Prekrutan ………..59

4. 17 Pernah menjadi anggota organisasi ekstra yang lain………..60

4. 18 Daya Tarik HMI……….61

4. 19 Intensitas Penyampaian Pesan………62

4. 20 Cara Penyampaian Informasi………..62

4. 21 Komunikasi yang dijalin dengan Pengurus………63

4.22 Intensitas melakukan interaksi dengan pengurus………...64

4.23 Kompetensi kepengurusan dalam menyampaikan informasi……….65

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep……….25

(15)

15

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

- Kuisioner

- Tabel Cobol (FC) - Hasil Wawancara - Daftar Anggota Biasa

- Tabel Distribusi Frekuensi dan persentase penelitian - Biodata Peneliti

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul tentang ”strategi komunikasi dan rekrut anggota

organisasi dengan studi deskriptif kuantitatif tentang strategi komunikasi dalam perekrutan anggota organisasi di HMI Komisariat FISIP USU”. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui proses rekrutmen, untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan. Populasi penelitian ini adalah anggota biasa HMI Komisariat FISIP USU dengan jumlah 129 orang dengan mengguankan rumus Slovin dengan presisi 10%, dan tingkat kepercayaan 90% maka didapat sampel 56 orang. Teori yang digunakan dalam penelitain ini adalah : Komunikasi, Strategi Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Teori Komunkasi Organisasi, Rekrutmen. Teknik analisis tabel menggunakan tabel tunggal dengan aplikasi statistical product and sistem solution (SPSS 15.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa HMI FISIP USU dalam melakukan perekrutan anggota HMI harus melalui tiga tahapan, perekrutan, pembinaan, dan menghasilkan. Prekruktan melalui MAPERCA, pembinaan dengan mengikuti kepanitiaan, dan kepengurusan biro selanjutnya menghasilkan anggota biasa dengan mengikuti Latihan Kader 1 (LK1). Strategi komunikasi HMI juga memperhatikan tujuan strategi komunikasi itu sendiri seperti : Memberi tahu, Memotivasi, Mendidik, Menyebar luaskan informasi, dan mendukung pembuatan keputusan. menyusun strategi komunikasi memperhitungkan faktor pendukung dan penghambat. Seperti mengenal khalayak yang ditugaskan kepada bidang litbang, pemilihan media komunikasi, seperti diskusi, aksi sosial ataupun acara music yang di lakukan oleh bidang KPP dan PTKP, pengkajian tujuan pesan kepada calon anggota dengan metode persuasive, dengan penerapan komunikasi antar pribadi yang baik, kemudian peranan pengurus dalam komunikasi, dengan memperhatikan daya tarik sumber dan kredibilatas agar dapat dipercaya oleh calon anggota. Manfaat yang dirasakan anggota HMI adalah mengetahui bagaimana cara mengatur, merencanakan susuatu pada organisasi secara terstruktur dan mendapatkan tambahan wawasan melalui diskusi-dsikusi yang diberikan dan forum pelatihan yang ada di HMI FISIP USU dan memperluas jaringan.

(17)

10

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Research is called about “communications strategy and recruit a member of a with the study quantitative descriptive about the communications strategy for the recruitment of members of the organization in HMI Komisariat FISIP USU” .Research aim is to find recruitment process , to know the communications strategy used .The population research is a regular member of hmi komisariat and 129 usu by the number of people with used formula slovin with precision 10 % , and confidence and 90 % obtained 56 the sample .The theory used in research this is: Communication , The Communications Strategy , Communication between personal , The Theory Comunniction organization , recruitment .Analysis techniques table single table use by the application of statistical product and system solution ( spss 15.0 ) .The result showed that hmi usu in politics at conducting recruitment hmi members to go through three rounds , the recruitment , training , and produce . recruitmen through maperca , by making development The communications strategy HMI also noticed the purpose of the communications strategy it self as: tell , motivate , educate , spread poured information , and supports decision-making . Arranged strategy communication reckon by factors in support and inhibitors .As know people of which are assigned to the field of research , election media of communication , as discussion , social action or the event music in do by the field of kpp and untaxable income , study the purpose of a message to prospective members with the methods persuasive , by the application of communication between personally good , then the role of the in communication , by taking into account attractiveness sources and credibility that trustworthy by prospective members .Benefit felt by a member of hmi is to know how in a set manner , plan something to organizations in structured and provided additional insights through discus given and forum training that is in hmi politics usu and expanding network

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanpa disadari manusia sudah terlibat dalam organisasi dan menggunakan komunikasi sejak dalam kandungan. Organisasi dan komunikasi memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia dan mungkin tidak banyak yang menyadari dominannya peran organisasi dalam kehidupan itu, misalnya seperti manusia dilahirkan dalam lembaga yang terorganisir seperti rumah sakit, menerima pendidikan dalam lembaga seperti sekolah, tinggal ditengah masyarakat yang terorganisir dan dalam konteks yang paling luas yaitu sebagai warga negara dalam sebuah negara.

Menurut Everett Rogers, organisasi adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur hierarki dan pembagian kerja. Tata hubungan diantara anggota organisasi relatif stabil. Kestabilan susunan organisasi menjadikan organisasi berfungsi secara efektif dalam mencapai tujuan tertentu. Susunan organisasi memantapkan dan dapat meramalkan komunikasi antara orang-orang dan karenanya mempermudah tercapainya tugas-tugas administrasi (dalam Thoha, 2011:186).

Menurut Maringan, pengertian organisasi dapat dibedakan pada dua macam yaitu :

1) Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi sebagai wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk manajemen yang memungkinkan manajemen bergerak atau dapat dikaitkan. Organisasi sebagai alat dalam organisasi dalam arti statis, tetap tidak bergerak. Bentuk manajemen ini tergantung wadahnya.

2) Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi dalam arti dinamis (bergerak) yaitu organisasi yang memberikan kemungkinan tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Dinamis berarti bahwa organisasi itu bergerak mengadakan pembagian pekerjaan. Misalnya pimpinan harus ditempatkan dibagian strategis. (dalam Mesiono, 2012:39).

(19)

17

Universitas Sumatera Utara hubungan antara bidang kerja yang satu dengan yang lainnya, sehingga jalan tugas dan wewenang akan teratur dan terarah. Pendapat diatas sejalan dengan Longeneker bahwa organisasi adalah kegiatan yang menetapkan hubungan antara manusia dan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Lebih luas dikemukakan oleh Siagian bahwa organisasi sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (dalam Mesiono, 2012:40).

Dari pengertian di atas, menunjukkan bahwa organisasi harus memiliki lima fenomena penting yaitu ; 1) organisasi harus mempunyai tujuan, 2) organisasi harus mempunyai program, kegiatan strategi dan metode untuk mencapai tujuan organisasi, 3) organisasi harus memiliki pimpinan atau manajer yang bertanggung jawab terhadap organisasi itu dalam mencapai tujuan, 4) organisasi itu terdiri dari dua orang atau lebih, 5) organisasi itu harus ada kerja sama (dalam Mesiono, 2012:41). Organisasi dibentuk melalui komunikasi ketika individu didalamnya saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama. Proses komunikasi yang terjadi didalam organisasi menghasilkan berbagai hal seperti hubungan kewenangan, terciptanya peran, adanyanya jaringan komunikasi dan iklim organisasi (Morrisan, 2013:383).

Dari pendapat ahli yang sudah diuraikan diatas, dapat diketahui organisasi adalah suatu wadah tempat sekumpulan orang yang berproses belajar, berjenjang dan mempunyai hierarki dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu dan bersama. Komunikasi dalam sebuah organisasi adalah bagian yang sangat penting karena kegagalan dalam komunikasi dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi sebuah organisasi. Komunikasi (communication) adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Turner Lynn & Richard , 2008:5).

(20)

dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode yang lain, 4) pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain, 5) pertukaran makna antarpribadi dengan sistem simbol , 6) proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu (dalam Mesiono, 2012:106).

Organisasi banyak jenisnya seperti organisasi politik, organisasi sosial, organisasi mahasiswa, organisasi olahraga dan organisasi kenegaraan. Organisasi mahasiswa merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa yang dalam hal ini dapat berupa organisasi intra dan ekstra kampus, seperti di FISIP USU yang mempunyai organisasi intra kampus yang dimiliki oleh masing-masing departemen ; IMAJINASI (Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi), IMDIAN (Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Negara), IMADIP (Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik), INSAN (Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Antropologi), IMIKS (Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial), IMASI (Ikatan Mahasiswa Ilmu Sosiologi), IMPRODIAS (Ikatan Mahasiswa Program Studi Administrasi Niaga). Sementara organisasi ekstra kampus seperti, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), SU (Suara USU), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), IMKA (Ikatan Mahasiswa Karo), PP (Pemuda Pancasila), FMN (Front Mahasiswa Nasional), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) dan lain-lain. (sumber : Litbang HMI)

Terdapat beberapa perbedaan dari organisasi intra dan ekstra kampus, yaitu keterikatan dengan pihak kampus. Kalau organisasi intra kampus begitu terikat dengan birokrat kampus, sementara organisasi ekstra kampus bersifat independen tanpa terikat dengan birokrat kampus. Organisasi intra kampus tidak memakai sistem pengkaderan, dan bukan organisasi yang berjenjang. Sedangkan organisasi ekstra umumnya organisasi pengkaderan dan berjenjang. (Sumber :

(21)

19

Universitas Sumatera Utara pengaderan. Ketika dalam suatu organisasi pengurusnya tidak serius dalam melaksanakan pengkaderan secara sistematis , berjenjang dan massif, organisasinya akan mati secara perlahan itu disebabkan karena minimnya jumlah kader dan minimnya kualitas kader. Untuk mencapai tujuan organisasi dan fungsi organisasi perkaderan, dibutuhkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. (sumber:

Kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani yaitu strategia, berarti “keahlian militer.” Dalam lingkungan militer, “strategi” menjelaskan manuver pasukan kesuatu posisi sebelum musuh berada di posisi ini. Jadi untuk manuver pasukan diperlukan “gelar pasukan” sebagai persiapan terakhir untuk menduduki posisi musuh, dan jika pasukan telah terlibat kontak dengan musuh, maka kegiatan utamanya adalah pengerahan pasukan. Jika logika itu diterapkan dalam dunia bisnis, maka yang dimaksudkan dengan pasukan disini adalah “sumber daya manusia.” (Liliweri, 2011:241)

Beberapa defenisi dari Steiner tentang strategi meliputi :

1. Strategi adalah apa yang dilakukan oleh manajemen puncak karena hal itu sangat penting bagi organisasi.

2. Strategi mangacu pada dasar keputusan yang terarah, yaitu demi tercapainya tujuan dan misi.

3. Strategi terdiri dari tindakan penting yang diperlukan untuk mewujudkan arah yang akan dicapai.

4. Strategi menjawab pertanyaan : Apa yang harus organisasi lakukan?

5. Strategi menjawab pertanyaan : Apa yang pada akhirnya kita harus cari dan bagaimana seharusnya kita mencapainya?

Sementara itu Henry Mitzberg, menunjukkan bahwa orang menggunakan

term “strategi” dalam beberapa cara yang berbeda namun pada umumnya

mencakup 4 makna :

1. Strategi adalah sebuah rencana, “bagaimana” suatu cara untuk mendapatkan sesuatu dari sini atau dari sana.

2. Strategi adalah pola tindakan dari waktu ke waktu misalnya, sebuah perusahaan yang secara teratur memasarkan produknya yang sangat mahal sehingga harus menggunakan strategi high-end (dari awal sampai akhir tetap mahal demi menjamin nama produk)

3. Strategi adalah suatu posisi yang mencerminkan keputusan untuk menawarkan produk atau jasa tertentu di pasar tertentu.

(22)

Salah satu organisasi yang cukup lama berdiri di FISIP USU dan hingga sekarang masih bertahan dengan pengkaderannya yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP USU yang sudah berdiri sejak 33 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1982. Organisasi ini berbentuk himpunan mahasiswa beragama Islam yang tidak membatasi orang yang ingin bergabung dan belajar di HMI dari berbagai jurusan, perbedaan pandangan politik, hingga berbagai karakter mahasiswa yang beragam.

Banyak hambatan yang dilalui oleh Pengurus HMI disetiap periodenya dalam melakukan pengkaderan, salah satunya persaingan beberapa organisasi yang mempunyai sistem yang sama dan saling berebut calon anggota. Beberapa organisasi intra kampus pernah melarang mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan ataupun bergabung dengan organisasi ekstra kampus khususnya HMI karena berbagai alasan yang mereka buat. Ada juga peraturan kampus yang membuat mahasiswa saat ini semakin terbatas untuk aktif diorganisasi, karena sudah dibatasi dengan waktu penyelesaian kuliah yang setiap tahun semakin singkat dan akhirnya membuat beberapa mahasiswa semakin apatis dan tidak peduli akan lingkungan dan isu sosial disekitar, apalagi mau bergabung kedalam sebuah organisasi mahasiswa, ditambah lagi dengan isu mahasiswa yang ikut organisasi mahasiswa biasanya lama menyelesaikan kuliah mereka walaupun banyak juga yang membuktikan itu tidak menjadi alasan lamanya mereka menyelesaikan kuliahnya.

(23)

21

Universitas Sumatera Utara HMI disetiap fakultas yang ada di USU mempunyai budaya, strategi dan masalah organisasi yang berbeda-beda dalam perekrutannya walaupun ada proses dan tahapan pasti yang harus dilewati oleh calon anggota baru untuk mendapat status anggota biasa, yang sudah diatur dalam Konstitusi HMI. Tidak disemua fakultas HMI mempunyai banyak peminat anggota baru, karena persaingan saat ini semakin ketat. Persaingan kualitas, kuantitas dan intelektualitas. Disinilah organisasi perlu mempersiapkan strateginya agar dapat membuat mahasiswa yang beraneka karakter termasuk mahasiswa yang apatis dapat tertarik dan mau bergabung diorganisasi khususnya HMI Komisariat FISIP USU.

Jika melihat organisasi mahasiswa yang sejenis dengan HMI misalnya seperti GMNI yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia yang juga cukup lama berdiri di FISIP USU. Tetapi dari pengamatan saat ini GMNI kurang terdengar dalam melakukan pergerakan dan kegiatan dikampus untuk menunjukkan keberadaan dan eksistensi mereka. Menurut pengamatan penulis GMNI saat ini sudah tidak terlalu aktif, meskipun masih ada hingga sekarang. Penyebaran informasi yang kurang efektif yang membuat beberapa organisasi semakin vakum.

Semua aktivitas yang berhubungan dengan komunikasi sudah tentu tidak asal jadi. Komunikasi manusia harus direncanakan, diorganisasikan, ditumbuhkembangkan agar menjadi komunikasi yang berkualitas, Salah satu langkah terpenting adalah menetapkan “strategi komunikasi.” Dalam banyak kasus komunikasi manusia, yang disebut strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam komunikasi dengan lawan komunikasinya sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan.

(24)

Strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi

ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu :

a. To secure understanding b. To establish acceptance c. To motivate action

Pertama adalah To secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andai kata ia sudah dapat mengerti dan menerimanya itu harus dibina (To establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (To motivate action). (dalam Effendy, 2007:32)

HMI menggunakan strategi komunikasi dengan memperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung dan juga faktor penghambat pada setiap komponen tersebut, yaitu :

a. Mengenali sasaran komunikasi b. Pemilihan media komunikasi

c. Pengkajian tujuan pesan komunikasi d. Peranan komunikator dalam komunikasi

Oleh karena itu organisasi membutuhkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi pengkaderan, dan strategi agar dapat mempengaruhi pandangan mahasiswa baru agar tertarik untuk bergabung kedalam sebuah organisasi.

(25)

23

Universitas Sumatera Utara

1.2 Pembatasan masalah

Pembatasan masalah ditunjukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan tearah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Agar permasalahan tidak melebar, maka perlu pembatasan yang akan berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menempatkan variable yang akan di teliti. Dengan adanya pembatasan masalah, subjek penelitian akan semakin kecil ruang lingkupnya dan sangat membantu peneliti untuk mengalirkan instrument penelitian.

Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian ini adalah anggota biasa HMI Komisariat FISIP USU.

2. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada bulan September 2015 dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila data yang diperoleh sudah cukup maka penelitian akan di hentikan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah strategi komunikasi yang digunakan oleh HMI Komisariat FISIP USU dalam perekrutan anggota baru organisasi”.

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses rekrutmen dalam organisasi HMI Komisariat FISIP USU.

2. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan dalam proses perekrutan anggota organisasi di HMI Komisariat FISIP USU.

(26)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini di tujukan untuk memperkaya khasanah peneliti dan pembaca mengenai strategi komunikasi dalam perekrutan anggota organisasi di HMI Komisariat FISIP USU.

2. Secara akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian komunikasi, dalam bidang strategi komunikasi dan organisasi, di departemen komunikasi khususnya dan FISIP umumnya.

(27)

25 Universitas Sumatera Utara BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2012:42). Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena (sosial) secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Nasution Arif dkk, 2001:14). Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. (Krisyantono, 2009:42)

Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah ; Komunikasi, Strategi Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Motivasi dalam Organisasi, Komunikasi antar pribadi.

2.1.1) Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata bahasa latin communis yang berarti “sama” communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata

komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi defenisi-defenisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran,” “kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirim pesan.” (Mulyana, 2010:46)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang vertical) untuk mengubah perilaku orang lain (Komunikate) (dalam Mulyana, 2010:68). Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi yang disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis, dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita, sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya. Komunikasi juga merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu. (Liliweri, 2014:359)

Secara umum ada lima kategori fungsi (tujuan) utama komunikasi, yaknik : a. Fungsi informasi, yaitu sumber atau pengirim menyebarluaskan

(28)

b. Fungsi mendidik, yaitu sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik atau mengubah struktur pengetahuan penerima c. Fungsi instruksi, yaitu sumber memberikan instruksi agar

dilaksanakan penerima.

d. Fungsi memengaruhi , yaitu sumber memengaruhi penerima dengan informasi yang persuasive untuk mengubah presepsi, sikap, dan prilaku penerima.

e. Fungsi menghibur, yaitusumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sambil memengaruhi penrima. (Liliweri, 2014:364) Jadi, dapat disimpulkan bahwa Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

2.1. 2) Strategi Komunikasi

Para ahli komunikasi, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang dalam tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang besar terhadap strategi komunikasi (communication strategy), dalam hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional dinegara masing-masing. Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk ditunjukkan kepada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Di lain pihak, tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan dinegara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Dengan demikian , strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda :

• Memperluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.

(29)

27

Universitas Sumatera Utara Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut.

Who? (Siapakah komunikatornya?)

Says What? (Pesan yang dinyatakannya?)

In Which channel? (Media apa yang digunakannya?)

To Whom? (Siapa komunikannya?)

With what effect? (Efek yang diharapkan?)

Dalam strategi komunikasi peranan komunikasi sangatlah penting. Strategi komunkasi harus luwes sedemikian rupa sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. (Effendy, 2003:304)

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan . Namun untuk mencapai tujuan tersebut , strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata pendekatan bisa berbeda setiap waktu tergantu kepada situasi dan kondisi (Effendy, 2004:29)

(30)

dan harapan yang membimbing untuk menyusun suatu kerangka pemikiran umum agar kita dapat memutuskan tindakan-tindakan yang spesifik bagi tercapainya tujuan. (Liliweri, 2011:239)

Kata “strategi” berasal dari akar Bahasa Yunani “strategos” yang secara harafiah berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam lingkungan bisnis modern. Lalu apa itu strategi komunikasi?

1. Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.

2. Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi yang dilakukan berdasarkan suatu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi komunikasi.

3. Strategi berbeda dengan taktik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen. Karena itu , maka strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan :

1. Siapa saya bicara. 2. Maksud apa saya bicara

3. Pesan apa yang harus disampaikan kepada seseorang.

4. Cara bagaimana saya menyampaikan pesan kepada seseorang. 5. Bagaimana mengukur dampak pesan tersebut.

(Liliweri, 2011:240)

Tujuan Strategi Komunikasi

Menurut Alo Liliweri dalam bukunya komunikasi serba ada dan serba makna strategi komunikasi mempunyai tujuan yaitu :

1. Memberitahu (Announcing)

Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing, yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the

first goals of your communication strategy is to announce the availability of information on quality). Oleh karena itu, informasi

yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting.

2. Memotivasi (Motivating)

Informasi yang diberikan harus dapat memotivasi khalayak untuk mencari dan mendapatkan kesempatan dari tujuan informasi yang disebarkan.

(31)

29

Universitas Sumatera Utara Tujuan strategi yang berikutnya adalah edukasi. Tiap informasi yang disebarkan harus disampaikan dalam kemasan educating atau bersifat mendidik.

4. Menyebarkan Informasi (Informing)

Salah satu tujuan strategi komunikasi adalah menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran. Diusahakan agar informasi yang disebarkan merupakan informasi yang spesifik dan aktual, sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi jika informasi ini tidak saja sekedar pemberitahuan atau motivasi semata, tetapi mengandung unsur pendidikan. Ini yang dapat kita sebut dengan strategy of informing.

5. Mendukung pembuatan keputusan (Supporting Decision Making). Tujuan strategi komunikasi terakhir adalah strategi yang mendukung pembuatan keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.(Liliweri, 2011:248-249)

R. Wayne Pece, Brent D. Peterson dan M.Dallas Burnet dalam bukunya, Technicques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas 3 tujuan utama, yaitu :

a. To secure understanding b. To establish acceptance c. To motivate action.

Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish

acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).

(dalam Effendy, 2007:32)

Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. a. Mengenali Sasaran Komunikasi

(32)

- Faktor kerangka refensi, pesan yang disampaikan kepada komunikan harus sesuai dengan kerangka refensi (field of experience), kerangka refensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, cita-cita dan sebagainya.

- Faktor situasi dan kondisi, yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.

b. Pemilihan Media Komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi.

d. Peranan Komunikator dalam komunikasi

Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractivesse) dan kredibilitas sumber (source credibility).

- Daya tarik sumber

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya.

- Kredibilitas sumber

Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. (Effendy, 2007:35-39)

Perumusan Strategi dan Peranan Komuniktor menurut Marhaeni Fajar dalam buku Ilmu komunikasi praktek dan teori dan praktik yaitu :

1. Mengenal khalayak

Mengenal khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak, mempunyai kepentingan yang sama. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak secara tepat dan saksama, yang meliputi :

(33)

31

Universitas Sumatera Utara - Kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat

media yang digunakan,

- Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan,

b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma kelompok dan masyarakat yang ada,

c. Situasi dimana khalayak itu berada.

Sementara itu Schoen-feld mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut :

a. Innovator ataupun penemu idea adalah orang-orang yang kaya

akan idea baru dan karenanya mudah atau sukar menerima idea baru orang lain.

b. Early adopter atau orang-orang yang cepat bersedia untuk

mencoba apa yang dianjurkan kepadanya.

c. Early majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima

ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.

d. Majority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima

atau menolak ide baru, terbatats pada suatu daerah.

e. Non-adopter ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide

baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang semula.

2. Menyusun pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.

3. Menetapkan Metode

Seperti telah disinggung, bahwa mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain akan tergantung dari kemantapan isi pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaiannya kepada sasaran.

a. Redundancy (Repetition), adalah cara mempengaruhi khalayak

dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak.

b. Canalizing, untuk mempengaruhi khalayak haruslah terlebih

dahulu mengerti tentang kerangka referensi dan lapangan pengalaman dari khalayak tersebut dan kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan itu. Hal tersebut dimaksudkan agar khalayak tersebut pada permulaan dapat menerima pesan yang kita lontarkan kepadanya, kemudian secara perlahan-lahan dirubah pola pemikiran dan sikapnya yang telah ada, kearah yang dikehendaki. c. Informative, dalam publisistik atau komunikasi massa dikenal salah

satu bentuk pesan yang informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode) memberikan penerangan.

(34)

4. Seleksi dan penggunaan media

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun harus demikian pula. (Fajar, 2009:184-204) Praktek strategi komunikasi umumnya terdiri dari tiga esensi utama, yaitu :

1. Strategi implementasi 2. Strategi dukungan 3. Strategi integrasi

Strategi komunikasi dimulai dengan :

1. Mengindentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi yang menjabarkan cita-cita ideal ini.

2. Menentukan program kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan. Program dan kegiatan merupakan penjabaran dari misi.

3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil. Biasanya para perumus kebijakan membuat defenisi tentang tujuan dan hasil yang akan dicapai.

4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi menentukan kategori audiens yang akan menjadi sasaran komunikasi. 5. Mengembangkan pesan. Kriteria adalah semua pesan yang dirancang

sedapat mungkin memiliki isi (konten) khusus, jelas, persuasif dan merefleksikan nilai-nilai audiens, tampilan isi yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat atau menunjukkan tindakan tertentu.

6. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komunikator). Kriteria komunikator antara lain mempunyai kredibilitas, yaitu mempunyai ilmu pengetahuan, keahlian, profesional dan keterampilan, yang berkaitan dengan isu tertentu.

7. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilih yang dapat memperlancar makanisme pengiriman dan pengiriman dan pengiriman balik atau pertukaran informasi.

8. Scan kontek dan persaingan. Kriteria adalah menghitung risiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut hati audiens.

Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima tahapan/jenis kegiatan, yaitu :

1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasi strategi. 2. Mengembangkan mitra yang bernilai.

(35)

33

Universitas Sumatera Utara 4. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan

informasi kepada audiens misalnya melalui pemantauan dan evaluasi implementasi.

5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan dan standar.

Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu :

1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan. 2. Melengkapi sumber daya

3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.

4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan integrasi. (Liliweri, 2011:249-251)

Dapat diketahui bahwa keberhasilan dari kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Apalagi komunikasi yang dilancarkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.3) Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat saling mempengaruhi. Sebagaimana di ungkapkan oleh Devito bahwa, Komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik langsung. Effendy juga mengungkapkan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya merubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. (dalam Liliwerri, 1991:12)

Komunikasi semacam ini adalah sepertinya tidak jauh berbeda dengan bentuk perilaku orang-orang, yaitu ada kalanya efektif dan ada kalanya tidak efektif. Untuk mengenal komunikasi antar pribadi tersebut efektif atau tidak efektif, berikut pendapat Joseph A. Devito. Suatu komunikasi antar pribadi bisa efektif nampaknya dapat dikenal dengan lima hal berikut ini, yakni :

1. Keterbukaan 2. Empati 3. Dukungan 4. Kepositifan

5. Kesamaan ( dalam Thoha, 2011:191)

(36)

spontan ; (2) tidak mempunyai struktur teratur atau di atur ; (3) terjadi secara kebetulan; (4) tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu; (5) identitas keanggotaannya kadang-kadang kurang jelas; (6) bisa terjadi hanya sambil lalu saja.

Adapun cirinya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu.

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu 3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta

yang tidak mempunyai identitas yang jelas.

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak disengaja.

5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas balasan 6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan

hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan

(liliweri, 1991:12-17)

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antar pribadi dan bukan komunikasi lainnya yang terangkum dalam pendapat-pendapat reardon, Effendy, Porter dan Samovar. Sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah; (1) melibatkan didalamnya perilaku verbal dan non verbal; (2) melibatkan pernyataan/ungkapan yang spontan, dan non scripted, dan contrived; (3) Komunikasi antar pribadi tidaklah statis namun dinamis; (4) melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan pernyataan sebelumnya); (5) dipandu oleh tata aturan yang bersifat instrik dan ekstrik; (6) komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan; (7) melibatkan di dalamnya bidang persuasive.(liliweri, 1991:31)

2.1.4) Organisasi

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud

(37)

35

Universitas Sumatera Utara untuk mengkoordinasi aktivitas dalam organisasi tersebut. sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein ini adalah merupakan suatu system. (dalam Muhammad, 2009:23)

Selanjutnya Kockhler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright; dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. (dalam Muhammad, 2009:24)

Sedangkan menurut Argyris, organisasi adalah pluralitas dari bagian-bagian, yang mengelola diri mereka melalui keterkaitan diantara mereka (berinteraksi antar bagian secara tak terpisahkan), yang melewati proses adaptasi dengan lingkungan eksternal untuk mencapai tujuan tertentu(liliweri, 2014:51)

Tiap organisasi mempunyai karakteristik yang umum, diantara karakteristik tersebut adalah :

1. Dinamis

Sifat dinamis ini pertama sekali disebabkan karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Faktor kedua yang menjadikan organisasi ini bersifat dinamis adalah perubahan pasar. Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi ini bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial. Faktor terakhir adalah perubahan teknologi.

2. Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi organisasi tidak dapat berjalan. Untuk mendapatkan inforamasi adalah melalui proses komunikasi. Tanpa komunikasi kita tidak mungkin mendapat informasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan organisasi.

3. Mempunyai Tujuan

Organisasi merupakan suatu kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan terntentu. Tentu saja tujuan organisasi itu berbeda disetiap organisasi nya dan bervariasi. Tujuan organisasi hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual.

4. Terstruktur

(38)

membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi. Biasanya suatu organisasi mengembangkan suatu struktur yang membantu organisasi mengontrol dirinya sendiri. (Muhammad, 2009:29-30)

2.1.5) Teori Komunikasi Organisasi

Dipandang dari sudut perspektif fungsional, komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi yang tertentu. Sedangkan dari sudut perspektif interpertif, komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi dan menekankan peranan “orang-orang” dan proses dalam menciptakan makna. (Purba,dkk. 2010:117)

Komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai petunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Wayne pace, 2005:31)

Menurut Goldhaber, komunikasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah. Komunikasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu :

7. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.

8. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan . 9. Melakukan pengorganisasian terhadap sumberdaya manusia dan

sumberdaya lainnya dengan cara efektif.

10. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi. 11. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang

menimbulkan keinginan orang untuk memberikan kontribusi. 12. Mengendalikan prestasi. (Purba,dkk. 2010:117-118)

Menurut Lunenburg dan Ornstein menjelaskan beberapa fungsi komunikasi dalam organisasi, yang terdiri dari:

1. Fungsi informatif

(39)

37

Universitas Sumatera Utara Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif.

- Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

- Kedua, berkaitan dengan pesan atau message, pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan lebih suka mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik. Dengan fungsi utama komunikasi, komunikator harus mampu menentukan dan memahami komunikasi yang bagaimana yang harus ia terapkan agar tidak terjadi distorsi atau kegelisahan komunikasi. (dalam Mesiono, 2012:115-116)

2.1.6) Motivasi

Menurut Uzer Usman motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan/tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan/keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan (dalam Mesiono, 2012:129)

(40)

dengan kepentingan lembaga dilingkungannya. (dalam Mesiono, 2012:130-131)

2.1.7) Rekrutmen

Menurut Mathis dan Jackson, perekrutan adalah proses menghasilkan sejumlah pelamar, yang berkualifikasi untuk pekerjaan disuatu organisasi atau perusahaan. Ivanchevich dalam Iswanto (2004), menyebut perekrutan adalah seperangkat aktivitas suatu organisasi yang digunakan untuk mencari calon pemegang jabatan yang memiliki kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk mambantu organisasi mencapai tujuannya. (dalam Nasution, 2010:66)

Kemampuan organisasi dalam mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didukung oleh proses rekrutmen dan proses rekrutmen diintegrasikan dengan program dan kebijakan sumber daya manusia yang strategis. Dengan demikian maka rekrutmen disini dalam arti mencari sekumpulan pelamar yang mempunyai kemampuan, sikap dan motivasi yang baik dimaksudkan untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan yang ada dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi akibat dari perubahan-perubahan. (dalam Nasution, 2010:66)

Menurut Simamora perekrutan bukanlah merupakan proses satu arah (one way process) dalam arti hanya organisasi yang mencari pelamar pekerjaan. Untuk memperoleh pelamar yang berkualitas menurut Simamora (1995) perlu proses rekrutmen terdiri dari ;

1. Pembuatan rencana untuk merekrut

Perencanaan perekrutan harus dibuat sesuai dengan perencanaan sumber daya manusia yang mengacu kepada perencanaan organisasi atau rencana strategis organisasi.

2. Penyusunan strategi untuk merekrut

Setelah organisasi merencanakan jumlah tenaga yang akan direkrut maka selanjutnya perlu dikembangkan strategi khusus untuk mengindentifikasi bagaimana pekerja akan direkrut, dimana dilakukan perekrutan, dan bagaimana memikat calon pelamar dilaksanakan.

3. Mencari pelamar

Setelah menetapkan rencana dan strategi perekrutan selanjutnya dilakukan pencarian pelamar melalui iklan disurat kabar atau dengan cara yang lain yang dapat memikat pelamar yang berkualitas.

(41)

39

Universitas Sumatera Utara Setelah lamaran diterima dilakukan penyaringan lamaran-lamaran yang masuk untuk menyisihkan pelamar yang tidak memenuhi syarat.

5. Mempersiapkan sekumpulan pelamar.

Berdasarkan hasil penyaringan diperoleh kumpulan pelamar atau kelompok pelamar yang siap untuk mengikuti screening selanjutnya. (dalam Nasution, 2010:72-75)

Proses perekrutan di HMI juga meliputi ; 1) pembuatan rencana untuk merekrut, 2) penyusunan strategi untuk merekrut, 3) mencari calon kader (pelamar), 4) mengelompokkan calon kader yang sesuai dengan kriteria, 5) mempersiapkan sekumpulan calon kader ketahap selanjutnya.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan menghantarkan peneliti pada perumusan hipotesa. Sementara konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. (Nawawi, 2012:40)

(42)

Gambar 2.1

Kerangka konsep

Sumber : Hasil Penelitian 2015

2.3 Variable Penelitian

Tabel 2.1

Variabel Penelitian

Konsep Indikator Sub Indikator

Strategi

a. Mengidentifikasi visi dan misi

Visi organisasi sejajar dengan misi keseluruhan

b. Menentukan tujuan dan hasil

Tujuan dan hasil didefinisikan dengan baik, terukur dan membimbing rencana c. Seleksi audiens yang

menjadi sasaran

Sasaran yang dipilih harus spesifik, mampu mengambil keputusan yang berpengaruh pada tiap masalah

d. Mengembangkan pesan Pesan seharusnya spesifik, jelas, bersifat mengajak, mencerminkan nilai sasaran, termasuk masukan terhadap sasaran.

(43)

41

Universitas Sumatera Utara pesan dipercaya oleh sasaran, dapat

direkrut bersedia menjadi penyebab sasaran.

f. Mekanisme komunikasi/media

Jalan keluar yang dipilih harus sesuai dan bersedia

menargetkan sasaran. g. Scan konteks dan

persaingan.

Variable kontekstual risiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi diidentifikasi dan faktor dalam perencanaan bila format yang menarik, mudah diakses & bervariasi untuk eksposur maksimum dan visibilitas.

i. Mengembangkan mitra yang bernilai.

Hubungan yang terjalin dengan pemangku kepentingan internal &eksternal dapat membantu menjelaskan dengan pembawa pesan.

j. Para pembawa dan penyebar pesan

(44)

l. Monitor dan evaluasi Kegiatan dan tujuan harus diawasi dan dievaluasi secara teratur dengan tujuan untuk pertanggungjawabkan dan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kelangsungan teratur mencakup sumber daya yang diberikan untuk praktek komunikasi

o. Mengintegrasi

komunikasi diseluruh organisasi.

Komunikasi dipandangan sebagai bagian integral dari setiap program organisasi atau strategi.

p. Melibatkan staf disemua tingkat

Komunikasi tidak dilihat sebagai fungsi terisolasi jika tidak semua anggota staf memiliki pengetahuan dan partisipasi dalam upaya komunikasi

Anggota Baru HMI

Karakteristik respon/den Jenis kelamin Anggota Biasa Departemen/Jurusan Stambuk

(45)

43

Universitas Sumatera Utara

2.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011:46).

Strategi komunikasi dimulai dengan :

1. Mengindentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan dan cita-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi yang menjabarkan cita-cita ideal ini.

2. Menentukan program kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan. Program dan kegiatan merupakan penjabaran dari misi.

3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil. Biasanya para perumus kebijakan membuat defenisi tentang tujuan dan hasil yang akan dicapai.

4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi menentukan kategori audiens yang akan menjadi sasaran komunikasi.

5. Mengembangkan pesan. Kriteria adalah semua pesan yang dirancang sedapat mungkin memiliki isi (konten) khusus, jelas, persuasif dan merefleksikan nilai-nilai audiens, tampilan isi yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat atau menunjukkan tindakan tertentu.

6. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komuniktor). Kriteria komunikator antara lain kredibilitas, kredibilitas dalam ilmu pengetahuan, keahlian, professional, dan keterampilan, yang berkaitan dengan isu tertentu.

7. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilih yang dapat memperlancar makanisme pengiriman dan pengiriman dan pengiriman balik, atau pertukaran informasi.

8. Scan kontek dan persaingan. Kriteria adalah menghitung risiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut hati audiens.

Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima tahapan/jenis kegiatan, yaitu :

1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasi strategi. 2. Mengembangkan mitra yang bernilai.

3. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.

(46)

5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan dan standar yang ada dikolom kanan pada table sebelumnya (hlm.26)

Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu:

1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan. 2. Melengkapi sumber daya.

3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.

4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan integrasi. (Liliweri, 2011:249-251)

Karakteristik responden :

1. Jenis kelamin responden, perempuan dan laki-laki 2. Anggota biasa, yang sudah melewati Basic training LK1 3. Departemen/Jurusan asal dari responden

Gambar

Kerangka konsepGambar 2.1
Gambar 3.1
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Departemen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi anggota KOMPAS-USU yang aktif mengikuti kegiatan- kegiatan di KOMPAS-USU menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh

Skripsi yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEREKRUT ANGGOTA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi KOMPAS-USU dalam Merekrut

Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode ini dapat dikatakan metode yang paling sering digunakan KOMPAS-USU selama proses perekrutan. Informan I, II, dan IV mengaku bahwa

Manajeman Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta :