• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Kerangka teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau

menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang

membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian akan disoroti (Nawawi, 2012:42). Teori merupakan serangkaian

asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu

fenomena (sosial) secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara

konsep (Nasution Arif dkk, 2001:14). Fungsi teori dalam riset adalah membantu

periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat

perhatiannya. (Krisyantono, 2009:42)

Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah ;

Komunikasi, Strategi Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Motivasi dalam

Organisasi, Komunikasi antar pribadi.

2.1.1) Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata bahasa latin communis yang berarti “sama” communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make

common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi defenisi-defenisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran,” “kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirim pesan.” (Mulyana, 2010:46)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang vertical) untuk mengubah perilaku orang lain (Komunikate) (dalam Mulyana, 2010:68). Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi yang disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis, dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita, sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya. Komunikasi juga merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu. (Liliweri, 2014:359)

Secara umum ada lima kategori fungsi (tujuan) utama komunikasi, yaknik : a. Fungsi informasi, yaitu sumber atau pengirim menyebarluaskan

(2)

b. Fungsi mendidik, yaitu sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik atau mengubah struktur pengetahuan penerima c. Fungsi instruksi, yaitu sumber memberikan instruksi agar

dilaksanakan penerima.

d. Fungsi memengaruhi , yaitu sumber memengaruhi penerima dengan informasi yang persuasive untuk mengubah presepsi, sikap, dan prilaku penerima.

e. Fungsi menghibur, yaitusumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sambil memengaruhi penrima. (Liliweri, 2014:364)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Komunikasi adalah proses penyampaian suatu

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun

tak langsung melalui media.

2.1. 2) Strategi Komunikasi

Para ahli komunikasi, terutama dinegara-negara yang sedang

berkembang dalam tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang

besar terhadap strategi komunikasi (communication strategy), dalam

hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional dinegara

masing-masing. Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk

ditunjukkan kepada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan

komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Di lain

pihak, tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang

kini banyak dipergunakan dinegara-negara yang sedang berkembang karena

mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak

mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Dengan demikian , strategi

komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun

secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi

ganda :

• Memperluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif

dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh

hasil optimal.

• Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasional media massa yang begitu ampuh, yang jika

(3)

Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus

dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban

terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut. • Who? (Siapakah komunikatornya?)

Says What? (Pesan yang dinyatakannya?)

In Which channel? (Media apa yang digunakannya?)

To Whom? (Siapa komunikannya?)

With what effect? (Efek yang diharapkan?)

Dalam strategi komunikasi peranan komunikasi sangatlah penting.

Strategi komunkasi harus luwes sedemikian rupa sehingga komunikator

sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu

faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi

bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih jika komunikasi dilangsungkan

melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada

komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai.

(Effendy, 2003:304)

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan . Namun untuk mencapai tujuan

tersebut , strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan

arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikian pula dengan strategi komunikasi merupakan paduan dari

perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu

tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi

komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis

harus dilakukan, dalam arti kata pendekatan bisa berbeda setiap waktu

tergantu kepada situasi dan kondisi (Effendy, 2004:29)

Strategi adalah perspektif, posisi, rencana dan pola. Strategi adalah

jembatan yang menghubungkan kebijakan dengan sasaran. Strategi dan taktik

merupakan jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara tujuan dan

alat yang dipakai untuk mencapai tujuan. Singkatnya, strategi adalah konsep

yang mengacu pada suatu jaringan yang kompleks dari pemikiran, ide-ide,

(4)

dan harapan yang membimbing untuk menyusun suatu kerangka pemikiran

umum agar kita dapat memutuskan tindakan-tindakan yang spesifik bagi

tercapainya tujuan. (Liliweri, 2011:239)

Kata “strategi” berasal dari akar Bahasa Yunani “strategos” yang secara harafiah berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam lingkungan bisnis modern. Lalu apa itu strategi komunikasi?

1. Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.

2. Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi yang dilakukan berdasarkan suatu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi komunikasi.

3. Strategi berbeda dengan taktik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen. Karena itu , maka strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan :

1. Siapa saya bicara. 2. Maksud apa saya bicara

3. Pesan apa yang harus disampaikan kepada seseorang.

4. Cara bagaimana saya menyampaikan pesan kepada seseorang. 5. Bagaimana mengukur dampak pesan tersebut.

(Liliweri, 2011:240)

Tujuan Strategi Komunikasi

Menurut Alo Liliweri dalam bukunya komunikasi serba ada dan serba

makna strategi komunikasi mempunyai tujuan yaitu :

1. Memberitahu (Announcing)

Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing, yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first goals of your communication strategy is to announce the availability of information on quality). Oleh karena itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting.

2. Memotivasi (Motivating)

Informasi yang diberikan harus dapat memotivasi khalayak untuk mencari dan mendapatkan kesempatan dari tujuan informasi yang disebarkan.

(5)

Tujuan strategi yang berikutnya adalah edukasi. Tiap informasi yang disebarkan harus disampaikan dalam kemasan educating atau bersifat mendidik.

4. Menyebarkan Informasi (Informing)

Salah satu tujuan strategi komunikasi adalah menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran. Diusahakan agar informasi yang disebarkan merupakan informasi yang spesifik dan aktual, sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi jika informasi ini tidak saja sekedar pemberitahuan atau motivasi semata, tetapi mengandung unsur pendidikan. Ini yang dapat kita sebut dengan strategy of informing.

5. Mendukung pembuatan keputusan (Supporting Decision Making).

Tujuan strategi komunikasi terakhir adalah strategi yang mendukung pembuatan keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.(Liliweri, 2011:248-249)

R. Wayne Pece, Brent D. Peterson dan M.Dallas Burnet dalam

bukunya, Technicques for Effective Communication, menyatakan bahwa

tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas 3 tujuan utama, yaitu :

a. To secure understanding

b. To establish acceptance

c. To motivate action.

Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa

komunikasi mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat

mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish

acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).

(dalam Effendy, 2007:32)

Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. a. Mengenali Sasaran Komunikasi

(6)

- Faktor kerangka refensi, pesan yang disampaikan kepada komunikan harus sesuai dengan kerangka refensi (field of experience), kerangka refensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, cita-cita dan sebagainya.

- Faktor situasi dan kondisi, yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.

b. Pemilihan Media Komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi.

d. Peranan Komunikator dalam komunikasi

Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractivesse) dan kredibilitas sumber (source credibility).

- Daya tarik sumber

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya.

- Kredibilitas sumber

Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. (Effendy, 2007:35-39)

Perumusan Strategi dan Peranan Komuniktor menurut Marhaeni Fajar dalam buku Ilmu komunikasi praktek dan teori dan praktik yaitu :

1. Mengenal khalayak

Mengenal khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak, mempunyai kepentingan yang sama. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak secara tepat dan saksama, yang meliputi :

(7)

- Kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan,

- Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan,

b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma kelompok dan masyarakat yang ada,

c. Situasi dimana khalayak itu berada.

Sementara itu Schoen-feld mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut :

a. Innovator ataupun penemu idea adalah orang-orang yang kaya

akan idea baru dan karenanya mudah atau sukar menerima idea baru orang lain.

b. Early adopter atau orang-orang yang cepat bersedia untuk

mencoba apa yang dianjurkan kepadanya.

c. Early majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima

ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.

d. Majority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima

atau menolak ide baru, terbatats pada suatu daerah.

e. Non-adopter ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide

baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang semula.

2. Menyusun pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.

3. Menetapkan Metode

Seperti telah disinggung, bahwa mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain akan tergantung dari kemantapan isi pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaiannya kepada sasaran.

a. Redundancy (Repetition), adalah cara mempengaruhi khalayak

dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak.

b. Canalizing, untuk mempengaruhi khalayak haruslah terlebih

dahulu mengerti tentang kerangka referensi dan lapangan pengalaman dari khalayak tersebut dan kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan itu. Hal tersebut dimaksudkan agar khalayak tersebut pada permulaan dapat menerima pesan yang kita lontarkan kepadanya, kemudian secara perlahan-lahan dirubah pola pemikiran dan sikapnya yang telah ada, kearah yang dikehendaki. c. Informative, dalam publisistik atau komunikasi massa dikenal salah

satu bentuk pesan yang informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode) memberikan penerangan.

(8)

4. Seleksi dan penggunaan media

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun harus demikian pula. (Fajar, 2009:184-204)

Praktek strategi komunikasi umumnya terdiri dari tiga esensi utama, yaitu :

1. Strategi implementasi

2. Strategi dukungan

3. Strategi integrasi

Strategi komunikasi dimulai dengan :

1. Mengindentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi yang menjabarkan cita-cita ideal ini.

2. Menentukan program kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan. Program dan kegiatan merupakan penjabaran dari misi.

3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil. Biasanya para perumus kebijakan membuat defenisi tentang tujuan dan hasil yang akan dicapai.

4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi menentukan kategori audiens yang akan menjadi sasaran komunikasi. 5. Mengembangkan pesan. Kriteria adalah semua pesan yang dirancang

sedapat mungkin memiliki isi (konten) khusus, jelas, persuasif dan merefleksikan nilai-nilai audiens, tampilan isi yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat atau menunjukkan tindakan tertentu.

6. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komunikator). Kriteria komunikator antara lain mempunyai kredibilitas, yaitu mempunyai ilmu pengetahuan, keahlian, profesional dan keterampilan, yang berkaitan dengan isu tertentu.

7. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilih yang dapat memperlancar makanisme pengiriman dan pengiriman dan pengiriman balik atau pertukaran informasi.

8. Scan kontek dan persaingan. Kriteria adalah menghitung risiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut hati audiens.

Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima tahapan/jenis kegiatan, yaitu :

1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasi strategi. 2. Mengembangkan mitra yang bernilai.

(9)

4. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan informasi kepada audiens misalnya melalui pemantauan dan evaluasi implementasi.

5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan dan standar.

Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu :

1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan. 2. Melengkapi sumber daya

3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.

4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan integrasi. (Liliweri, 2011:249-251)

Dapat diketahui bahwa keberhasilan dari kegiatan komunikasi secara

efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Apalagi komunikasi yang

dilancarkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.3) Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial

dimana orang-orang yang terlibat saling mempengaruhi. Sebagaimana di

ungkapkan oleh Devito bahwa, Komunikasi antar pribadi merupakan

pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang lain, atau

sekelompok orang dengan efek dan umpan balik langsung. Effendy juga

mengungkapkan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah

komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi

jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya merubah sikap, pendapat, atau

perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. (dalam

Liliwerri, 1991:12)

Komunikasi semacam ini adalah sepertinya tidak jauh berbeda dengan

bentuk perilaku orang-orang, yaitu ada kalanya efektif dan ada kalanya tidak

efektif. Untuk mengenal komunikasi antar pribadi tersebut efektif atau tidak

efektif, berikut pendapat Joseph A. Devito. Suatu komunikasi antar pribadi

bisa efektif nampaknya dapat dikenal dengan lima hal berikut ini, yakni :

1. Keterbukaan 2. Empati 3. Dukungan 4. Kepositifan

5. Kesamaan ( dalam Thoha, 2011:191)

(10)

spontan ; (2) tidak mempunyai struktur teratur atau di atur ; (3) terjadi secara kebetulan; (4) tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu; (5) identitas keanggotaannya kadang-kadang kurang jelas; (6) bisa terjadi hanya sambil lalu saja.

Adapun cirinya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu.

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu 3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta

yang tidak mempunyai identitas yang jelas.

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak disengaja.

5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas balasan 6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan

hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan

(liliweri, 1991:12-17)

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua

orang merupakan komunikasi antar pribadi dan bukan komunikasi lainnya

yang terangkum dalam pendapat-pendapat reardon, Effendy, Porter dan

Samovar. Sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah; (1) melibatkan

didalamnya perilaku verbal dan non verbal; (2) melibatkan

pernyataan/ungkapan yang spontan, dan non scripted, dan contrived; (3)

Komunikasi antar pribadi tidaklah statis namun dinamis; (4) melibatkan

umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan yang satu

harus berkaitan dengan pernyataan sebelumnya); (5) dipandu oleh tata aturan

yang bersifat instrik dan ekstrik; (6) komunikasi antar pribadi merupakan

suatu kegiatan dan tindakan; (7) melibatkan di dalamnya bidang

persuasive.(liliweri, 1991:31)

2.1.4) Organisasi

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud

dengan organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu

koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan

umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan

tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai

karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan

(11)

untuk mengkoordinasi aktivitas dalam organisasi tersebut. sifat tergantung

antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang

dimaksudkan Schein ini adalah merupakan suatu system. (dalam Muhammad,

2009:23)

Selanjutnya Kockhler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem

hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikasi usaha suatu kelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright; dia

mengatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dari aktivitas

yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan

bersama. (dalam Muhammad, 2009:24)

Sedangkan menurut Argyris, organisasi adalah pluralitas dari

bagian-bagian, yang mengelola diri mereka melalui keterkaitan diantara mereka

(berinteraksi antar bagian secara tak terpisahkan), yang melewati proses

adaptasi dengan lingkungan eksternal untuk mencapai tujuan tertentu(liliweri,

2014:51)

Tiap organisasi mempunyai karakteristik yang umum, diantara karakteristik tersebut adalah :

1. Dinamis

Sifat dinamis ini pertama sekali disebabkan karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Faktor kedua yang menjadikan organisasi ini bersifat dinamis adalah perubahan pasar. Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi ini bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial. Faktor terakhir adalah perubahan teknologi.

2. Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi organisasi tidak dapat berjalan. Untuk mendapatkan inforamasi adalah melalui proses komunikasi. Tanpa komunikasi kita tidak mungkin mendapat informasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan organisasi.

3. Mempunyai Tujuan

Organisasi merupakan suatu kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan terntentu. Tentu saja tujuan organisasi itu berbeda disetiap organisasi nya dan bervariasi. Tujuan organisasi hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual.

4. Terstruktur

(12)

membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi. Biasanya suatu organisasi mengembangkan suatu struktur yang membantu organisasi mengontrol dirinya sendiri. (Muhammad, 2009:29-30)

2.1.5) Teori Komunikasi Organisasi

Dipandang dari sudut perspektif fungsional, komunikasi organisasi

dapat didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara

unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi yang tertentu.

Sedangkan dari sudut perspektif interpertif, komunikasi organisasi dapat

didefenisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang

menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi dan menekankan peranan

“orang-orang” dan proses dalam menciptakan makna. (Purba,dkk. 2010:117)

Komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai petunjukan dan

penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi

dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan

berfungsi dalam suatu lingkungan (Wayne pace, 2005:31)

Menurut Goldhaber, komunikasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah. Komunikasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu :

7. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.

8. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan . 9. Melakukan pengorganisasian terhadap sumberdaya manusia dan

sumberdaya lainnya dengan cara efektif.

10. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi. 11. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang

menimbulkan keinginan orang untuk memberikan kontribusi. 12. Mengendalikan prestasi. (Purba,dkk. 2010:117-118)

Menurut Lunenburg dan Ornstein menjelaskan beberapa fungsi komunikasi dalam organisasi, yang terdiri dari:

1. Fungsi informatif

(13)

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif.

- Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

- Kedua, berkaitan dengan pesan atau message, pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan lebih suka mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik. Dengan fungsi utama komunikasi, komunikator harus mampu menentukan dan memahami komunikasi yang bagaimana yang harus ia terapkan agar tidak terjadi distorsi atau kegelisahan komunikasi. (dalam Mesiono, 2012:115-116)

2.1.6) Motivasi

Menurut Uzer Usman motivasi berasal dari bahasa latin yaitu

Movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah suatu

proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan/tingkah laku untuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan/keadaan dan kesiapan dalam diri

individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam

mencapai tujuan (dalam Mesiono, 2012:129)

Menurut Handoko, mengatakan istilah yang digunakan untuk

menyebutkan motivasi (motivation) atau motif, antara lain: kebutuhan (need),

desakan (urge), keinginan (wish) dan dorongan (drive). Ia mengartikan

motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Engkoswara mengemukakan bahwa

dorongan (motive) itu berbeda setiap orang. Untuk menumbuhkan dorongan

yang ada dalam diri seseorang itu sehingga menjadi tingkah laku positif,

orang itu perlu memahami dua hal. Pertama, kegiatan apa yang akan

dilakukan. Dalam hubungan ini seseorang hendaknya mengetahui kegiatan

dan cara-cara melaksanakannya kegiatan itu. Kedua, mengapa ia perlu

melakukan itu. Ia perlu memahami pentingnya tujuan yang akan dicapai baik

(14)

dengan kepentingan lembaga dilingkungannya. (dalam Mesiono,

2012:130-131)

2.1.7) Rekrutmen

Menurut Mathis dan Jackson, perekrutan adalah proses menghasilkan

sejumlah pelamar, yang berkualifikasi untuk pekerjaan disuatu organisasi

atau perusahaan. Ivanchevich dalam Iswanto (2004), menyebut perekrutan

adalah seperangkat aktivitas suatu organisasi yang digunakan untuk mencari

calon pemegang jabatan yang memiliki kemampuan dan sikap yang

diperlukan untuk mambantu organisasi mencapai tujuannya. (dalam Nasution,

2010:66)

Kemampuan organisasi dalam mengikuti dan menyesuaikan diri

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didukung oleh proses rekrutmen

dan proses rekrutmen diintegrasikan dengan program dan kebijakan sumber

daya manusia yang strategis. Dengan demikian maka rekrutmen disini dalam

arti mencari sekumpulan pelamar yang mempunyai kemampuan, sikap dan

motivasi yang baik dimaksudkan untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan yang

ada dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi akibat dari

perubahan-perubahan. (dalam Nasution, 2010:66)

Menurut Simamora perekrutan bukanlah merupakan proses satu arah

(one way process) dalam arti hanya organisasi yang mencari pelamar

pekerjaan. Untuk memperoleh pelamar yang berkualitas menurut Simamora

(1995) perlu proses rekrutmen terdiri dari ;

1. Pembuatan rencana untuk merekrut

Perencanaan perekrutan harus dibuat sesuai dengan perencanaan sumber daya manusia yang mengacu kepada perencanaan organisasi atau rencana strategis organisasi.

2. Penyusunan strategi untuk merekrut

Setelah organisasi merencanakan jumlah tenaga yang akan direkrut maka selanjutnya perlu dikembangkan strategi khusus untuk mengindentifikasi bagaimana pekerja akan direkrut, dimana dilakukan perekrutan, dan bagaimana memikat calon pelamar dilaksanakan.

3. Mencari pelamar

Setelah menetapkan rencana dan strategi perekrutan selanjutnya dilakukan pencarian pelamar melalui iklan disurat kabar atau dengan cara yang lain yang dapat memikat pelamar yang berkualitas.

(15)

Setelah lamaran diterima dilakukan penyaringan lamaran-lamaran yang masuk untuk menyisihkan pelamar yang tidak memenuhi syarat.

5. Mempersiapkan sekumpulan pelamar.

Berdasarkan hasil penyaringan diperoleh kumpulan pelamar atau kelompok pelamar yang siap untuk mengikuti screening selanjutnya. (dalam Nasution, 2010:72-75)

Proses perekrutan di HMI juga meliputi ; 1) pembuatan rencana untuk merekrut, 2) penyusunan strategi untuk merekrut, 3) mencari calon kader (pelamar), 4) mengelompokkan calon kader yang sesuai dengan kriteria, 5) mempersiapkan sekumpulan calon kader ketahap selanjutnya.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang

bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan

menghantarkan peneliti pada perumusan hipotesa. Sementara konsep adalah

istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan

mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari

pengamatan. (Nawawi, 2012:40)

Jadi kerangka konsep adalah manifestasi dari sebuah abstraksi yang

dibentuk dengan mengeneralisasikan suatu objek yang ditampilkan melalui

sebuah sistematika yang bersifat kritis untuk mencapai suatu hasil penelitian dan

(16)

Gambar 2.1 Kerangka konsep

Sumber : Hasil Penelitian 2015

2.3 Variable Penelitian

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Konsep Indikator Sub Indikator

Strategi

a. Mengidentifikasi visi

dan misi

Visi organisasi sejajar dengan

misi keseluruhan

b. Menentukan tujuan dan

hasil

Tujuan dan hasil didefinisikan

dengan baik, terukur dan

membimbing rencana

c. Seleksi audiens yang

menjadi sasaran

Sasaran yang dipilih harus

spesifik, mampu mengambil

keputusan yang berpengaruh

pada tiap masalah

d. Mengembangkan pesan Pesan seharusnya spesifik,

jelas, bersifat mengajak,

mencerminkan nilai sasaran,

termasuk masukan terhadap

sasaran.

e. Identifikasi pembawa Penyampai pesan harus dapat

Strategi Komunikasi

Strategi HMI dalam perekrutan anggota organisasi

- Strategi - Implementasi

- Integrasi dan dukungan Alo liliweri

(17)

pesan dipercaya oleh sasaran, dapat

direkrut bersedia menjadi

penyebab sasaran.

f. Mekanisme

komunikasi/media

Jalan keluar yang dipilih harus

sesuai dan bersedia

menargetkan sasaran.

g. Scan konteks dan

persaingan.

Variable kontekstual risiko

yang dapat mempengaruhi

keberhasilan komunikasi

diidentifikasi dan faktor dalam

perencanaan bila

memungkinkan.

Implementasi

h. Mengembangkan materil

untuk

mengimplementasikan

strategi

Bahan dikembangkan dalam

format yang menarik, mudah

diakses & bervariasi untuk

eksposur maksimum dan

visibilitas.

i. Mengembangkan mitra

yang bernilai.

Hubungan yang terjalin dengan

pemangku kepentingan internal

&eksternal dapat membantu

menjelaskan dengan pembawa

pesan.

j. Para pembawa dan

penyebar pesan

Penyampaian pesan internal &

eksternal tentang HMI

k. Melakukan

penjangkauan yang

stabil

Penjangkauan dan sosialisasi

kepada khalayak melalui

beberapa media harus teratur

(18)

l. Monitor dan evaluasi Kegiatan dan tujuan harus

diawasi dan dievaluasi secara

teratur dengan tujuan untuk

pertanggungjawabkan dan

penerusan perbaikan.

Integrasi dan

dukungan

m. Dukungan komunikasi

pada tingkat

kepemimpinan.

Manajemen memahami dan

mendukung komunikasi

sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari kelangsungan

hidup dan keberhasilan

organisai

n. Mengalokasikan sumber

daya yang cukup.

Penggalangan dana yang

teratur mencakup sumber daya

yang diberikan untuk praktek

komunikasi

o. Mengintegrasi

komunikasi diseluruh

organisasi.

Komunikasi dipandangan

sebagai bagian integral dari

setiap program organisasi atau

strategi.

p. Melibatkan staf disemua

tingkat

Komunikasi tidak dilihat

sebagai fungsi terisolasi jika

tidak semua anggota staf

memiliki pengetahuan dan

partisipasi dalam upaya

komunikasi

Anggota

Baru HMI

Karakteristik respon/den Jenis kelamin

Anggota Biasa

Departemen/Jurusan

Stambuk

(19)

2.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep

yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah

suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur

variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang

sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama

(Singarimbun, 2011:46).

Strategi komunikasi dimulai dengan :

1. Mengindentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan dan cita-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi yang menjabarkan cita-cita ideal ini.

2. Menentukan program kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan. Program dan kegiatan merupakan penjabaran dari misi.

3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil. Biasanya para perumus kebijakan membuat defenisi tentang tujuan dan hasil yang akan dicapai.

4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi menentukan kategori audiens yang akan menjadi sasaran komunikasi.

5. Mengembangkan pesan. Kriteria adalah semua pesan yang dirancang sedapat mungkin memiliki isi (konten) khusus, jelas, persuasif dan merefleksikan nilai-nilai audiens, tampilan isi yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat atau menunjukkan tindakan tertentu.

6. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komuniktor). Kriteria komunikator antara lain kredibilitas, kredibilitas dalam ilmu pengetahuan, keahlian, professional, dan keterampilan, yang berkaitan dengan isu tertentu.

7. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilih yang dapat memperlancar makanisme pengiriman dan pengiriman dan pengiriman balik, atau pertukaran informasi.

8. Scan kontek dan persaingan. Kriteria adalah menghitung risiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut hati audiens.

Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima tahapan/jenis kegiatan, yaitu :

1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasi strategi. 2. Mengembangkan mitra yang bernilai.

3. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.

(20)

5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan dan standar yang ada dikolom kanan pada table sebelumnya (hlm.26)

Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu:

1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan. 2. Melengkapi sumber daya.

3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.

4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan integrasi. (Liliweri, 2011:249-251)

Karakteristik responden :

1. Jenis kelamin responden, perempuan dan laki-laki

2. Anggota biasa, yang sudah melewati Basic training LK1

3. Departemen/Jurusan asal dari responden

Gambar

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS KHAIRUN.. PENYELENGGARA SERTIFIKASI GURU SUB

Gaguk Ikan berkumis seperti lele/ ikan mayung 17.. Kampi-kampi Ikan

Suhu permukaan laut perairan pantai Bhinor kompleks PLTU Paiton akibat air bahang berdasarkan kajian citra Satelit Landsat 7ETM+ memiliki kenaikan hingga 6°C

Arcade games, yaitu sering disebut ding- dong di Indonesia, biasanya berada di daerah atau tempat khusus dan memiliki box atau mesin yang memang khusus di

Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan dana PKH pendidikan pada masyarakat penerima dan apakah dana dipergunakan untuk

Dari hasil interpretasi rekaman seismik dasar laut diketahui terdapat lapisan dasar laut berupa parallel yang mencirikan lapisan batuan sedimen permukaan yang

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukukan, alur dari sistem secara umum adalah pertama ketika alat di hidupkan maka antrian bola dalam konveyor miring akan

Pada konsentrasi 5% terjadi aktivitas antijamur yang paling besar, merupakan konsentrasi efektif dari ekstrak metanol dan fraksi daun ketepeng cina yaitu konsentrasi yang