• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive artinya penentuan daerah dengan sengaja. Peneliti membagi daerah penelitian menjadi 3 Kawasan yaitu Kawasan Atas (Elite), Kawasan Menengah dan Kawasan Bawah. Adapun daerah penelitian terletak di Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung. Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Baru dipilih karena kedua Kecamatan tersebut saling berdekatan dan lokasinya dekat dengan tempat tinggal peneliti (strategis). Sedangkan Kecamatan Medan Tembung dipilih karena Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan yang berada di pinggir Kota Medan dan di Kecamatan tersebut masih banyak penduduk yang kurang mampu. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan (2011) penduduk di Kecamatan Medan Tembung masih banyak yang menerima bantuan raskin (beras miskin).

Menurut Teori Konsentris (Burgess, 1925), Kawasan Tingkat Atas adalah wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi. Kawasan Menengah merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan Kelas Bawah. Sedangkan Kawasan Bawah perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah

susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini yaitu working men's homes.

Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan

Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung 2011 No Kecamatan Medan Selayang Kecamatan Medan Baru Kecamatan Medan Tembung

1 Kel. Sempakata Kel. Titi Rantai Kel. Indra Kasih 2 Kel. Selayang Kel. Padang Bulan Kel. Sidorejo Hilir 3 Kel. PB Selayang II Kel. Merdeka Kel. Sidorejo

4 Kel. PB Selayang I Kel. Darat Kel. Bantan Timur

5 Kel. Tanjung Sari Kel. Babura Kel. Bandar Selamat 6 Kel. Asam Kumbang Kel. Petisah Hulu Kel. Bantan

7 Kel. Tembung

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Pada Kecamatan Medan Selayang lokasi yang dipilih adalah Kelurahan Tanjung Sari. Di Kelurahan tersebut rata-rata masyarakatnya berada di tingkat atas dan menengah sehingga peneliti mengambil sampel di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) yang mayoritas masyarakatnya berada di tingkat atas. Untuk daerah yang berada di tingkat menengah penelitian dilakukan di Kelurahan Padang Bulan dan untuk daerah yang berada di tingkat bawah penelitian dilakukan di Kelurahan Tembung. Pengambilan sampel Kelurahan dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan ketiga lokasi tersebut dapat mewakili konsumen (responden) menurut kelas sosialnya di masyarakat.

Metode Penentuan Sampel

Jumlah penduduk Kota Medan sangat banyak hingga populasinya mencapai 2.949.830 jiwa dan heterogen. Karena itu terpilihlah sampel sebanyak

45 orang, dimana dalam satu kawasan terdapat 15 sampel. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Sampling Kuota.

Metode Sampling Kuota adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan. Teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak melainkan secara kebetulan saja (Riduwan, 2010).

Tabel 3. Jumlah Sampel Penelitian

Kawasan / Kelas Jumlah Sampel (Jiwa)

Atas 15 Menengah 15

Bawah 15 Total 45 Peneliti menetapkan sampel sebanyak 15 orang dalam satu kawasan karena alasan waktu supaya lebih efisien. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tidak melakukan pekerjaan di luar rumah. Sistem pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling (secara acak).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan Kota Medan, Badan Pusat Statistik Medan, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Tembung serta literatur pendukung lainnya.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan metode deskriptif dengan menggunakan tabulasi sederhana berdasarkan tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, umur, harga beras dan frekuensi konsumsi makanan pengganti beras . Dimana satu sampel dalam setiap kawasan/kelas dapat mewakili enam klasifikasi tersebut.

Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan mengajukan pertanyaan kepada ibu rumah tangga di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression Analysis) dengan menggunakan SPSS dengan rumus :

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Dimana :

Ŷ = Frekuensi makan nasi (Kali) b0 = Parameter Intercept

b1, b2, b3, b4 = Parameter Koefisien Regresi X1 = Tingkat Pendapatan (Rp)

X2 = Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) X3 = Tingkat Pendidikan (Tahun) X4 = Umur (Tahun)

X5 = Harga Beras (Rp)

Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara serempak terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji F statistika dengan kriteria:

Jika Fhitung > Ftabel : maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh Jika Fhitung ≤ Ftabel : maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh Apabila :

Fhitung > Ftabel : maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y)

Fhitung ≤ Ftabel : maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap veriabel terikat (Y)

Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji statistik dengan kriteria :

Jika thitung > ttabel : maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh Jika thitung ≤ ttabel : maka terima H0 ; tolak H1artinya tidak ada pengaruh Apabila:

thitung > ttabel : maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y)

thitung ≤ ttabel : maka H1ditolak, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y)

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi

1. Beras adalah salah satu kelompok padi-padian yang mengandung kalori sebesar 60-80 % dan protein 45-55 %.

2. Tingkat konsumsi beras adalah jumlah kebutuhan beras rumah tangga yang dihitung dengan satuan kg dalam satu hari.

3. Pola konsumsi beras adalah susunan makan beras atau nasi yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari.

4. Faktor sosial ekonomi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dan tingkat konsumsi beras masyarakat.

5. Tingkat pendapatan (X1) adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dihitung dalam jumlah rupiah.

6. Jumlah anggota keluarga (X2) adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak yang dihitung dalam jiwa.

7. Tingkat pendidikan (X3) adalahtingkat pendidikan formal yang pernah dijalani responden yang dihitung berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (Diploma atau Sarjana) dihitung dalam tahun.

8. Umur (X4) adalah usia ibu rumah tangga yang menjadi responden (tahun). 9. Harga beras (X5) adalah harga per kilogram beras yang dibayar ibu rumah

tangga atau kepala rumah tangga pada setiap pembelian beras dan dinyatakan dalam bentuk rupiah.

10. Frekuensi Konsumsi Makanan Pengganti Beras (X6) adalah banyaknya responden mengkonsumsi bahan makanan lain sebagai pengganti beras misalnya roti, mie instan maupun makanan cepat saji lainnya.

11. Kawasan Atas adalah suatu kawasan tingkat yang ditandai dengan adanya perumahan dengan halaman yang luas dan sarana prasarana publik yang memadai dimana masyarakatnya berpenghasilan tinggi.

12. Kawasan Menengah adalah suatu kawasan yang ditandai dengan perumahan dengan halaman yang lumayan luas dan masyarakatnya pada umumnya bermatapencaharian sebagai karyawan dan wiraswasta.

13. Kawasan Bawah adalah suatu kawasan yang ditandai dengan adanya tipe rumah yang tidak seragam, kecil dan berdesakan. Fasilitas jalan kurang baik seperti jalan tidak beraspal dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat karena merupakan gangyang sempit.

Batasan Operasional

1. Tempat penelitian adalah Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dan Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang, di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dan di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung.

Dokumen terkait