• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2010, di kandang percobaan blok B (unggas), Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternak Fakultas Peternakan IPB. Analisis bahan pakan dan ransum yang digunakan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB. Analisis darah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Depertemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Materi Penelitian Ternak

Penelitian ini menggunakan 240 ekor DOC (day old chick) ayam broiler

strain Cobb. Ayam penelitian ditempatkan dalam 3 kandang yang memiliki suhu berbeda.

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang dengan sistem litter, yang terdiri atas 6 unit yang masing-masing dibagi 4 sekat sebagai ulangan yaitu :

K1 : Kandang normal (sesuai dengan keadaan lingkungan, suhu berkisar, 28,9±1,0oC)

K2 : Kandang panas (diberi pemanas, suhu berkisar, 31,4±1,0oC)

K3 : Kandang nyaman (diberi pendingin ruangan, suhu berkisar, 24,6±1,0oC) Masing-masing unit dibagi 4 petak kandang dengan ukuran panjang x lebar sebesar 1 x 1 meter. Kandang dilengkapi dengan tempat ransum berupa nampan untuk ayam sampai umur 1 minggu. Selanjutnya tempat ransum gantung digunakan untuk ayam umur di atas 1 minggu sampai panen dan tempat minum berukuran 10 liter. Sampai umur 1 minggu anak ayam diberikan pemanas dengan menggunakan lampu bohlam berkekuatan 40 watt. Setelah itu ayam diperlakukan sesuai dengan kandang perlakuan. Lampu digunakan sebagai penerang pada malam hari. Pada kandang panas dan sejuk diberi exhaust fan untuk sirkulasi udara mengeluarkan CO2 dari dalam kandang. Peralatan lain yang digunakan adalah AC, heater, terpal, tempat penampung air, ember, plastik ransum, timbangan elektrik, timbangan komersial 5 kg, termometer bola kering dan bola

basah, termometer rektal, pisau, mesin pencabut bulu (plucker), talam, plastik pengepakan, selang dan baskom.

Ampas Buah Merah

Ampas buah merah berasal dari produk akhir proses ekstraksi buah merah dalam pembuatan sari atau minyak buah merah yang diperoleh langsung dari Papua.

Ransum Percobaan

Ransum pada penelitian ini terdiri atas ransum basal ayam broiler yang diproduksi oleh pabrik pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia ditambah dengan 1,5% ampas buah merah sebagai feed additive. Adapun kandungan nutrisi ransum ditunjukan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil uji proksimat kandungan nutrisi ransum penelitian*

Nilai nutrisi Ransum Starter Ransum Finisher

Bahan Kering (%) Abu (%) Protein kasar (%) Serat kasar (%) Lemak kasar (%) BETN (%) EB(kkal/kg) 86,05 7,21 19,55 4,51 4,66 50,12 4085 86,47 4,57 18,52 4,63 3,87 54,88 4002

*) Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB, 2010 Metode Penelitian

Persiapan Penelitian

Sebanyak 240 ekor anak ayam umur sehari (DOC) strain Cobb dibagi secara acak dalam 3 kandang yaitu K1 (suhu normal), K2 (suhu panas) dan K3 (suhu nyaman) masing-masing kandang dibagi 2 taraf waktu pemberian ampas buah merah yaitu W1 (ayam periode starter umur 1 sampai 21 hari dan W2 ayam periode finisher umur 22 sampai 42 hari). Masing-masing perlakukan terdiri 4 ulangan dan setiap unit percobaan terdiri atas 10 ekor ayam yang telah ditimbang untuk mengetahui bobot awal dan di tempatkan pada satu petak kandang dengan ukuran 1 x 1 meter. Ayam broiler dipelihara dalam kandang litter selama 42 hari.

DOC ayam broiler yang digunakan telah mendapatkan vaksinasi (ND, IBD, ND-IBL) dari breeder.

Pelaksanaan Penelitian

Pada awal penelitian ayam ditimbang kemudian diacak dan ditempatkan pada masing-masing kandang (Gambar 1). Setiap satu minggu dilakukan penimbangan ayam untuk mengukur pertambahan bobot badan. Pengukuran suhu tubuh dan pengambilan darah untuk pemeriksaan rasio heterofil-limfosit dilakukan pada minggu ke-2, 4 dan 6. Sampel darah diambil melalui vena brachialis di daerah sayap. Darah yang diambil digunakan sebagai sampel untuk penentuan kadar heterofil dan limfosit. Ransum dan air minum diberikan ad libitum dan dilakukan pengukuran sisa ransum dan air minum untuk mendapatkan jumlah yang dikonsumsi. Pada akhir penelitian ayam ditimbang, kemudian diambil sampel dua ekor per perlakuan ulangan, lalu dipotong untuk mengetahui persentase karkas dan organ dalam ayam broiler. Selain itu juga diamati tingkah laku ayam yang dilakukan pada minggu ke 2, 4 dan 6. Alur kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Alur pelaksanaan kegiatan selama penelitian

Peubah dan Prosedur Pengukuran Parameter

Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi performa ayam broiler

yaitu: konsumsi ransum dan air minum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot badan akhir, persentase karkas, mortalitas, indeks performa, persentase berat organ dalam dan suhu tubuh. Selain itu juga diamati rasio heterofil-limfosit dan tingkah laku ayam yang meliputi pengamatan jumlah ayam

Persiapan Kandang Pengacakan Ayam Pencampuran Ransum

Pengamatan dan Pengukuran Parameter

Pemberian Ransum, Minum dan Vitamin

Pengukuran

yang makan, minum, berbaring, tidur, berdiri, berjalan, preening, pecking object, pecking of bird dan panting.

1. Konsumsi ransum (g/ekor) dan air minum kumulatif (ml/ekor)

Rataan konsumsi ransum dan air minum setiap ayam pedaging diukur berdasarkan selisih ransum dan air minum yang diberikan dengan sisa ransum dan air minum yang diukur setiap minggu pada setiap unit percobaan. Konsumsi ransum dan air minum kumulatif dihitung dari perjumlahan konsumsi ransum dan air minum selama 6 minggu pemeliharaan.

2. Bobot badan akhir (g/ekor)

Bobot badan akhir didapat berdasarkan penimbangan bobot badan pada akhir pemeliharaan.

3. Pertambahan bobot badan (g/ekor)

Pertambahan bobot badan setiap ayam broiler dihitung dari bobot badan pada akhir pemeliharan dikurangi bobot badan awal.

4. Konversi ransum kumulatif

Konversi ransum kumulatif dihitung berdasarkan perbandingan antara konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan selama penelitian.

5. Persentase karkas (%)

Persentase karkas dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup ayam broiler pada akhir pemeliharaan dikalikan 100%. Bobot karkas diperoleh berdasarkan bobot potong pada akhir pemeliharaan dikurangi darah, bulu, kepala, kaki (shank), alat pencernaan dan organ-organ tubuh bagian dalam kecuali ginjal dan paru-paru.

6. Mortalitas (%)

Mortalitas diperoleh berdasarkan perbandingan antara jumlah ayam yang mati dengan jumlah ayam semula dikalikan 100%

7. Indek performa

Indek performa untuk ayam broiler diperoleh dari rumus (Bell & Weaver, 2004)

Bobot hidup rata-rata (kg) x % ayam hidup

IP = x 100%

8. Persentase organdalam (%)

Persentase organ dalam dihitung berdasarkan perbandingan antar bobot organ dalam (hati, jantung, rempela, limfa, usus, empedu) dengan bobot hidup ayam broiler pada akhir pemeliharaan dikalikan 100%.

9. Suhu tubuh (oC)

Pengukuran suhu tubuh/rektal ayam menggunakan termometer rektal. Pengukuran dilakukan di daerah anus ayam broiler pada minggu ke 2, 4 dan 6.

10. Pengamatan tingkah laku ayam (%)

Pengamatan tingkah laku ayam dilakukan pada minggu ke 2, 4 dan 6 meliputi pengamatan jumlah ayam yang makan, minum, berbaring, tidur, berdiri, berjalan, preening, pecking object, pecking of bird dan panting. Pengamatan tingkah laku dilakukan 3 kali yaitu pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB, siang 12.00-13.00 WIB dan sore pukul 17.00-18.00 WIB dengan cara scan sampling masing-masing kandang dilakukan pengamatan selama 2 x 1 menit. (adopsi dari Soesanto, 2000).

11. Rasio heterofil dan limfosit

Pengamatan rasio heterofil-limfosit dilakukan pada minggu ke-2, 4 dan 6. Heterofil dan limfosit ditentukan dengan metode preparat ulas dengan pewarnaan Giemsa (Campbell, 1995).

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial dengan dua faktor yaitu 3 (tiga) jenis suhu kandang dan 2 (dua) periode waktu pemberian ampas buah merah, sehingga terdapat 6 perlakuan masing-masing dengan 4 (empat) ulangan dan setiap ulangan perlakuan terdiri atas 10 ekor ayam. Model matematis yang digunakan adalah :

Yijk= µ + αij+(αβ)ij+ εijk

Keterangan :

Yijk = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh faktor perlakuan ke-i

βj = Pengaruhfaktor perlakuan ke-j

αβij = Interaksi dari faktor i dan faktor j

εijk = Galat perlakuan

Data performa, organ dalam, suhu tubuh, dan rasio heterofil-limfosit dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila ada perbedaan antara perlakuan, diuji lanjut dengan uji Duncan’s multiple range test (DMRT) (Steel & Torrie 1993). Data pengamatan tingkah laku ditampilkan secara deskiptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait