• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PERCOBAAN A Bahan

Dalam dokumen Panduan Praktikum Dasar Dasar Proses (Halaman 71-78)

ANALISIS KADAR PROTEIN (G)

III. METODOLOGI PERCOBAAN A Bahan

• Kacang-kacangan (Kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah, atau kacang tolo)

Aquadest

• K2SO4 • CuSO4 • HCl • NaOH • Zinc • Indikator Phenolphpthalein

• Indikator Methyl Orange

B. Alat

• Botol semprot

• Rangkaian alat distilasi

• Pompa vakum • Labu Kjeldahl • Statif + klem • Kompor listrik • Baskom • Buret 50 mL • Buret 25 mL • Gelas erlenmeyer 125 mL • Gelas erlenmeyer 250 mL • Gelas erlenmeyer 500 mL • Gelas beker 250 mL • Gelas ukur 250 mL • Gelas ukur 50 mL • Gelas arloji • Sendok plastik • Sendok logam • Gelas pengaduk • Botol timbang • Bola penghisap

• Penghisap asam pekat

• Pipet tetes

• Pipet volume 10 mL

• Pipet volume 25 mL

• Pipet ukur 10 mL

C. Rangkaian Alat Percobaan

D. Cara Kerja

1. Standardisasi

a. Standardisasi larutan HCl

1) Ambil Asam klorida (HCl) pekat (37%) sebanyak 2,1 mL dan tuang ke dalam gelas beker 250 mL yang telah berisi aquadest 50 mL. Kemudian pindahkan larutan tersebut ke labu ukur 250 mL dan tambahkan aquadest sampai tanda batas.

2) Larutan HCl digunakan untuk mengisi buret hingga penuh.

3) Ambil sebanyak 0,2 gram boraks larutkan dengan 25 mLaquadest

dalam Erlenmeyer 125 mL.

4) Tambahkan 3 tetes indikator methyl orangekedalam larutan boraks dan titrasi dengan HCl hingga berubah warna dari kuning menjadi merah muda. Catat volume larutan HCl yang dibutuhkan. Percobaan diulangi hingga diperoleh 2 data titrasi.

b. Standardisasi larutan NaOH

1) Larutan NaOH 0,1 N dibuat dengan melarutkan 1 gram NaOH pellets

ke dalam 50 mL aquadest dalam gelas beker 250 mL. Kemudian pindahkan larutan tersebut ke labu ukur 250 mL dan tambahkan

aquadest sampai tanda batas.

2) Larutan tersebut diambil sebanyak 10 mL dan dituang ke dalam Erlenmeyer 125 mL.

3) Tambahkan 3 tetes indikator phenolphpthalein ke dalam larutan NaOH, kemudian larutan dititrasi dengan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi bening. Catat volume larutan HCl yang dibutuhkan. Titrasi diulangi hingga diperoleh 2 data.

2. Destruksi

a. Timbang 1,5 gram bahan yang akan dianalisis kemudian masukkan ke dalam labu Kjeldahl bersama-sama dengan 10 gram K2SO4, 0,2 gram

CuSO4, dan 25 mL H2SO4 pekat (98%).

b. Panaskan labu Kjeldahl berisi campuran tersebut dengan kompor listrik dalam lemari asam. Selama proses pemanasan, sesekali labu diputar dan

c. Lakukan pemanasan hingga kabut dalam labu Kjeldahl hilang dan warna cairan menjadi jernih kehijau-hijauan. Biasanya proses pemanasan berlangsung selama ±2 jam.

d. Setelah destruksi selesai, dinginkan labu Kjeldahl dengan menyalakan

blower dan meletakkan labu Kjeldahl di atas batu selama ±15 menit.

3. Distilasi

a. Panaskan rangkaian alat distilasi selama ±30 menit sebelum distilasi dimulai. b. Siapkan baskom berisi air dan pecahan es untuk proses pendinginan larutan

hasil destruksi selama penambahan larutan NaOH.

c. Ke dalam labu Kjeldahltambahkan 175 mL aquadest, 2 butir Zinc dan 5 tetes indikator phenolphpthalein, kemudian labu dicelupkan ke dalam baskom sambil digoyang-goyangkan.

d. Buat larutan NaOH 50% dengan melarutkan 40 gram NaOH pellets ke dalam 40 mLaquadest hingga larut seluruhnya.

e. Larutan NaOH 50% kemudian ditambahkan ke dalam labu sedikit demi sedikit (sambil labu digoyangkan) hingga campuran menjadi basa, ditandai dengan perubahan warna campuran menjadi ungu kebiruan.

f. Bagi campuran akhir kemudian menjadi 2 bagian dengan volume yang sama. g. Mauskkan salah satu sampel ke dalam rangkaian alat distilasi.

h. Isi Erlenmeyer 250 mL pada rangkaian alat distilasi dengan larutan HCl 0,1 N sebanyak 75 mL dan tambahkan 3 tetes indikator methyl orange sebagai larutan penangkap.

i. Distilasi dihentikan ketika volume larutan pada saat larutan penangkap sudah mencapai 150 mL.

j. Keluarkan larutan sampel dengan menggunakan pompa vakum. Cara yang sama dilakukan untuk sampel kedua.

4. Titrasi

a. Pindahkan larutan penangkap hasil distilasi ke dalam Erlenmeyer 500 mL. b. Titrasi Larutan dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi perubahan warna

dari merah muda menjadi kuning.

c. Volume larutan NaOH yang diperlukan dicatat. Cara yang sama dilakukan untuk sampel kedua.

E. Analisis Data

Dari analisis dengan cara Gunning yang telah dilakukan, diperoleh data yang berupa volume larutan NaOH 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan kelebihan HCl penangkap.

Jikan digunakan Va mL larutan HCl penangkap dengan normalotas Na grek/liter dan untuk titrasi diperluka larutan NaOH dengan normalitas Nb grek/liter sebanyak Vb mL, maka :

Jumlah larutan penangkap HCl mula-mula = (Va.Na) mgrek

Sisa larutan HCl penangkap setelah distilasi = mgrek NaOH untuk titrasi = (Vb.Nb) mgrek

Jumlah mgrek NH3 hasil distilasi = jumlah mgrek larutan HCl penangkap yang bereaksi

= (Va.Na-Vb.Nb) mgrek Jumlah mgrek N total = jumlah mgrek NH3 hasil distilasi

= (Va.Na-Vb.Nb) mgrek Dengan demikian maka :

Berat N total dalam bahan = (Va.Na-Vb.Nb) mgrek x (Berat atom N) mgram

Dengan memasukkan faktor koreksi (F) yang sesuai untuk jenis bahan yang dianalisis, maka berat protein (wp, mgram) dalam bahan adalah :

Wp = berat total N dalam bahan (mgram) x F �mgramprotein

mgramNtotal�

Wp = (Va.Na-Vb.Nb) x (Berat atom N) x (F)

Jika berat cuplikan yang dianalisis adalah W mgram, maka kadar protein dalam bahan ini (dalam % berat) adalah :

P = �Wp

W� x 100%

Untuk mengetahui kesalahan relatif dalam percobaan, diperlukan data kadar protein dalam bahan sebenarnya (kadar dalam referensi) :

% kesalahan relatif = �kadarpercobaan−kadarreferensi

kadarreferensi � x 100%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil percobaan ditampilkan dan dibahas secara kualitatif maupun kuantitatif. Pembahasan mengenai hasil percobaan dikaitkan dengan teori yang ada.

V. KESIMPULAN

Kesimpulan besisi poin-poin yang dapat diambil pada percobaan ini.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Griffin, R. C., 1955, “Technical Methods of Analysis”, pp. 87-94, Mc.Graw-Hill Book Company, Inc., New York.

Kalsum, U., Sediawan, W. B., dan Rochmadi, 1997, “Desorpsi Ammonia dari Air ke Udara dalam Tangki Berpengaduk”, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia FT-UGM, 115-122.

Wertheim, E., And Jeskey, H., 1956, “Introductory Organic Chemistry”, pp. 339-254, Mc.Graw-Hill Book Company, Inc., New York.

VII. LAMPIRAN

A. Identifikasi Hazard dan Alat Proses

Seluruh proses, kondisi dan bahan-bahan yang berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan atau berbahaya selama melakukan praktikum dijabarkan beserta penanggulangannya.

B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri

Alat-alat perlindungan diri yang digunakan pada praktikum ini disebutkan dan dijabarkan.

C. Manajemen Limbah

Limbah yang dihasilkan pada praktikum ini dijabarkan dan dijelaskan jenis pembuangan limbah yang sesuai untuk limbah tersebut.

D. Data Percobaan

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM PROSES

Dalam dokumen Panduan Praktikum Dasar Dasar Proses (Halaman 71-78)

Dokumen terkait