• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi 3.5.3.2 : Pembangunan sarana

C. Rencana Strategis SKPD Perkerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Bangka 2014-2018 (Review)

2. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar yang berbasis masyarakat Peningkatan peran

serta masyarakat dalam pembangunan

1. Meningkatnya peran serta masyarakat terutama dalam bidang penyediaan akses air minum yang aman serta sanitasi yang layak

Optimalisasi peran serta masyarakat

dalampembangunan dan pemeliharaan penyediaan akses air minum yang aman serta sanitasi yang layak

1. Peningkatan layanan air minum baik perpipaan maupun non perpipaan.

2. Mendorong penggunaan septic tank komunal pada perumahan dan permukiman baru.

3. Advokasi pembangunan sanitasi yang layak dan aman bagi masyarakat

3

33...222 RRReeennncccaaannnaaa SSStttrrraaattteeegggiiisss IIInnnfffrrraaassstttrrruuukkktttuuurrr BBBiiidddaaannnggg CCCiiippptttaaa KKKaaarrryyyaa a 3

33...222...111 AAArrraaahhhaaannn PPPeeemmmbbbaaannnggguuunnnaaannn dddaaannn PPPeeennngggeeemmmbbbaaannngggaaannn PPPeeerrrmmmuuukkkiiimmmaaannn

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas

umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

Peraturan Presiden No.15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.

Adapun fungsiDirektorat Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau- pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan

kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

 Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

 Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.

 Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif

Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

 Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

 Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

 Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah

dibangun.

 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

 Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung

pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum secara nasional. Namun, di Kabupaten Bangka terdapat isu-isu yang bersifat lokal dan spesifik yang belum tentu dijumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal ini perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan.

Tabel 3.9

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Bangka

No. Isu Strategis Keterangan

Pembangunan Ekonomi

Program pembangunan perekonomian di Kabupaten Bangka dirasa belum optimal, dikarenakan belum sinerginya progam/kegiatan yang dilakukan oleh beberapa SKPD. Perkembangan perekonomian di kecamatan Kabupaten Bangka yang terjadi cukup variatif jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan tahun 20011 - 2015. Faktanya beberapa kecamatan belum menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, hal ini menunjukkan kebijakan perekonomian di Kabupaten Bangka belum menunjukan hasil yang berarti.

Kemiskinan

Kemiskinan merupakan kondisi di mana masyarakat tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kabupaten Bangka sampai saat ini masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai oleh jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

kependudukan

Rendahnya kepemilikan dokumen kependudukan secara logis menunjukan semakin rendah pula kepemilikan penduduk atas dokumen legal formal lainnya. Disamping persoalan akses administrasi kependudukan, catatan khusus yang perlu mendapatkan perhatian pada tahun 2013 adalah munculnya kriminalitas yang semakin meningkat baik dari sisi jumlah maupun (variasi) kualitas. Kenaikan kriminalitas diduga berasosiasi pada tingginya angka migrasi penduduk dari luar kabupaten. Pada dimensi ini, penting disusun terobosan terkait permasalahan tersebut.

Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Bangka merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang

besar, baik yang bersifat dapat diperbaharui (renewable) maupun tidak dapat diperbaharui

(unrenewable). Namun demikian potensi tersebut belum tergali dan termanfaatkan secara optimal untuk pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Kondisi ini diperburuk oleh masih tingginya angka perusakan lingkungan berupa penebangan liar dan penambangan rakyat ilegal yang belum ditertibkan disertai dengan penegakan hukum lingkungan secara tegas.

Infrastruktur

Sementara itu kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur di Kabupaten Bangka yang meliputi alat angkut transportasi, ketenagalistrikan, energi, telekomunikasi, sumberdaya air, serta perumahan, pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan, masih perlu untuk optimal baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Berkurangnya kualitas dan pelayanan serta tertundanya pembangunan infrastruktur baru dapat menghambat laju pembangunan daerah. Rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur yang rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru akan menyerap biaya yang sangat besar sehingga tidak dapat dipikul oleh pemerintah sendiri.

Manajemen pemerintahan

Isu yang menjadi perhatian dalam manajemen pemerintahan adalah sumberdaya aparatur,

Kelembagaan, internalisasi nilai, pembiyaan/ pendanaan pembangunan, dan

aset/infrastruktur daerah.

Status lahan bagi pembangunan sarana dan prasarana publik

Masalah status lahan untuk pembangunan sarana/prasarana publik merupakan hal yang harus diselesaikan secara tepat dan terkoordinir. Kaitannya terhadap kawasan hutan, izin usaha perkebunan, pertambangan yang terkadang memicu konflik pemanfaatan ruang baik konflik horizontal atau vertikal di tengah masyarakat. Dalam banyak hal, banyak ditemui fakta lapangan bahwa pembangunan sarana/prasarana publik masih terkendala dengan status lahan yang bermasalah.

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2015

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian Kabupaten Bangka dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di Kabupaten Bangka (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan bupati, maupun peraturan lainya) yang

mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

Tabel 3.10

Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan

Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bangka NO Perda/Pergub/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk

Pengaturan No./Tahun Perihal

1. Perda N0.1/ Tahun

2013

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka tahun 2010- 2030

Pasal 45

Kawasan peruntukkan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf i angka 1 memiliki luas lebih kurang 9.680,43 ha berada di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Mendo Barat, Merawang dan Belinyu

Pasal 46

Kawasan peruntukkan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf i angka 2 memiliki luas lebih kurang 19.906,87 ha berada di lingkungan perdesaan diseluruh wilayah Kecamatan

Pasal 58

Arahan Pemanfaatan Rencana Pola Ruang

Perwujudan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b terdiri atas :

pengembangan kawasan permukiman terdiri dari :

1. kawasan peruntukan permukiman perkotaan;

2. kawasan peruntukkan permukiman perdesaan.

Paragraf 7

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya Pasal 94

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) huruf f ditetapkan sebagai berikut:

a. peruntukan kawasan permukiman diperkenankan Peraturan

zonasi untuk kawasan peruntukkan permukiman perkotaan disusun dengan memperhatikan :

b. peningkatan kesejahteraan masyarakat kota dan kawasan

disekitarnya;

c. pada kawasan peruntukan permukiman perkotaan

diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung fasilitas permukiman sesuai dengan petunjuk teknis dan peraturan yang berlaku;

d. dalam kawasan peruntukan permukiman perkotaan masih

diperkenankan dibangun prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

e. kawasan peruntukan permukiman perkotaan harus dilengkapi

dengan fasilitas sosial termasuk Ruang Terbuka Hijau perkotaan dengan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan;

f. dalam kawasan peruntukan permukiman perkotaan masih

diperkenankan adanya kegiatan industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya dengan skala pelayanan lingkungan;

g. kawasan peruntukan permukiman perkotaan tidak

diperkenankan dibangun di dalam kawasan

lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi teknis;

h. dalam kawasan peruntukan permukiman perkotaan tidak

diperkenankan dikembangkan kegiatan yang mengganggu fungsi permukiman dan kelangsungan kehidupan sosial masyarakat;

NO

Dokumen terkait