• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoretik

3. Micro Teaching

a. Pengertian Micro Teaching

Menurut Barnawi dan M. Arifin (2015:16) micro teaching berasal dari dua kata, micro dan teaching. Micro berarti kecil, terbatas, sempit, dan sedikit sedangkan teaching berarti mengajar. Dengan demikian, micro teaching adalah kegiatan mengajar yang segala aspek pengajarannya diperkecil atau disederhanakan. Menurut Dodiet A. Setyawan (2010:3), micro teaching adalah salah satu model pelatihan praktik mengajar dalam lingkup terbatas (mikro) untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar (base teaching skill) yang dilaksanakan secara terisolasi dan dalam situasi yang disederhanakan/dikecilkan.

Dadang Sukirman (2012:24-25) melihat tiga hal penting dalam

micro teaching, yaitu:

1) Micro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih calon guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi) penampilan mengajar.

2) Sesuai dengan namanya “micro teaching”, proses pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mikro dapat

dilakukan untuk seluruh aspek pembelajaran. Adapun dalam teknis pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan hanya memfokuskan pada bagian demi bagian secara terisolasi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh yang akan berlatih atau sesuai dengan arahan dari supervisor.

3) Pada saat peserta berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, untuk mencermati penampilan peserta, dilakukan pengamatan atau observasi oleh supervisor atau oleh yang telah berpengalaman. Terhadap setiap penampilan peserta dilakukan pencatatan, direkam kemudian dilakukan diskusi umpan balik untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan, kemudian memenyampaikan saran dan solusi pemecahan untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada dalam proses latihan berikutnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

micro teaching merupakan suatu model pelatihan calon guru dan

guru untuk menguasai keterampilan mengajar dalam lingkup terbatas (mikro).

b. Tujuan Micro Teaching

Tujuan micro teaching secara umum adalah memberikan kesempatan kepada calon pendidik untuk melatih keterampilan mengajar dan mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai macam situasi yang akan terjadi di kelas. Menurut Allen dalam Ni

Nyoman Padmadewi (2017:196-197), tujuan pembelajaran mikro adalah:

1) Bagi mahasiswa calon guru:

a) Memberikan pengalaman mengajar yang nyata dan memperoleh kesempatan melatihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah.

b) Calon guru dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya para mahasiswa sebelum mereka mengajar di kelas yang sebenarnya.

c) Selain mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar, mahasiswa calon guru akan belajar memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan.

2) Bagi guru:

a) Memberikan penyegaran dalam program pendidikan. b) Guru mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bersifat

individual demi perkembangan profesinya.

c) Mengembangkan sikap terbuka bagi guru untuk siap menerima masukan tentang pembaruan ilmu dan dalam bidang keterampilan mengajar dasar baru.

Sedangkan menurut Barnawi dan M. Arifin (2015:25) Tujuan utama micro teaching ialah untuk membekali dan meningkatkan

performance calon guru atau guru dalam mengadakan kegiatan belajar

mengajar melalui pelatihan mengajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan microteaching adalah untuk membekali calon pendidik dalam keterampilan dasar mengajar. Setelah mengikuti microteaching calon pendidik diharapkan dapat memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai macam keadaan di dalam kelas yang sebenarnya dan mampu mengajar dengan baik.

c. Kegiatan Micro Teaching

Menurut Ni Nyoman Padmadewi (2017:184-186) Tahap-Tahap atau Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Microteaching

1) Merencanakan (Planning).

Tahap ini merupakan tahap persiapan yang biasanya dilakukan di luar jam pelajaran. Pada tahap ini mahasiswa harus membuat perencanaan dalam bentuk RPP/scenario pembelajaran untuk setiap keterampilan dasar yang mau dipraktikkan. Pada sesi ini, mahasiswa calon guru bisa mendiskusikan persiapannya atau RPP yang dibuat dengan dosen pembimbing dan mahasiswa lainnya.

2) Praktik Mengajar (Teaching Practice).

Tahap ini adalah tahap di mana mahasiswa calon guru mulai untuk mempraktikkan keterampilan dasar mengajarnya dalam kelas yang sudah terbagi menjadi 5 kelompok. Tiap-tiap

kelompok melakukan tugas sesuai dengan perannya baik sebagai guru, supervisor, pengamat, siswa maupun sebagai pelaksana teknis. Setiap mahasiswa menjalankan tugasnya agar pelaksanaan praktik keterampilan dasar menjadi efektif.

3) Feedback

Feedback atau umpan balik sangat penting dalam praktik

pembelajaran mikro agar mahasiswa calon guru tahu kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki dan mengetahui apa kekuatannya yang harus dipertahankan. Pada sesi ini, masukan diberikan oleh kelompok sesuai dengan perannya. Masukan dari masing-masing kelompok didiskusikan dan setiap anggota kelompok memberikan pendapat tentang masukan yang diberikan.

4) Merencanakan ulang (Re-planning)

Setelah diskusi tentang masukan yang diberikan, maka mahasiswa melakukan perencanaan ulang dengan mempertimbangkan masukan yang diperoleh saat diskusi. Oleh sebab itu, mahasiswa calon guru harus melakukan perbaikan agar RPP yang dibuat menjadi lebih baik pula.

5) Praktik mengajar ulang (Re-teaching).

Tahap ini bersifat tentatif, maksudnya adalah tidak harus ada. Jika mahasiswa calon guru memerlukan perbaikan mendasar, maka mereka harus praktik mengajar ulang untuk melihat apakah

mereka mampu meningkatkan kualitasnya setelah masukan-masukan diberikan. Tetapi jika pada saat praktik sebelumnya, kualitas mengajar mereka sudah bagus, maka tahap ini tidak perlu dilakukan kembali.

6) Pemberian feedback kembali (Re-feedback).

Sesi ini adalah keberlanjutan dari sesi praktik mengajar ulang. Tetapi jika sesi praktik mengajar ulang tidak dilakukan maka sesi inipun tidak akan terjadi. Seperti halnya pada setiap sesi praktik keterampilan dasar mengajar dilakukan, maka sesi mengajar akan selalu diikuti dengan pemberian masukan untuk mengetahui apakah praktik mengajar yang dilakukan sudah bagus atau tidak.

Sedangkan Dalam Buku Pedoman Pengajaran Mikro (2013:15-25) Micro teaching ada 3 (tiga) kegiatan keterampilan dasar mengajar:

1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Tujuan membuka pelajaran adalah untuk menciptakan atmosfir pembelajaran pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi siswa terhadap topik yang akan dipelajari. Membuka pelajaran hendaknya dilakukan tidak hanya setiap awal pelajaran tetapi setiap kali beralih ke topik baru. Hal-hal yang perlu diusahakan dalam membuka kegiatan pembelajaran terpapar sebagai berikut:

a) Membangkitkan perhatian dan minat siswa b) Menimbulkan motivasi

c) Memberi acuan/Struktur d) Menunjukan kaitan

Tujuan menutup pelajaran adalah meninjau kembali sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang hal-hal yang telah dipelajari, mengetahui keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran dan menentukan titik pangkal untuk pelajaran berikutnya. Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a) Meninjau kembali

b) Memberikan dorongan psikologi/sosial c) Mengupayakan perolehan balikan

2) Keterampilan Menjelaskan dan Memvariasi Stimulus

Kegiatan menjelaskan dan memberikan stimulus yang bervariasi dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya menjelaskan dan memberi variasi stimulus dipaparkan sebagai berikut:

a) Orientasi b) Bahasa

c) Contoh/Ilustrasi d) Struktur yang jelas

e) Balikan

f) Suara yang jelas g) Pemusatan h) Jeda/Pause i) Kontak mata

j) Ekspresi roman muka k) Gerak-gerik tangan

l) Gerak bebas praktikan di kelas m) Pola interaksi

n) Penggunaan media konvensional/berbasis teknologi 3) Keterampilan Bertanya dan Memberi Penguatan

Kegiatan bertanya dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya, keterlibatannya di dalam kelas dan memperoleh lebih banyak pengetahuan. Sedangkan memberi penguatan merupakan hal yang secara langsung berkaitan dengan keterampilan bertanya sebagai tanggapan guru atas respon siswa. Kegiatan memberi penguatan berguna untuk meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi dan mendorong munculnya tingkah laku yang positif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya bertanya dan memberi penguatan antara lain:

a) Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan singkat b) Menggunakan teknik bertanya

c) Memberikan waktu berpikir

d) Memindahkan giliran kepada siswa lain e) Menanggapi jawaban

f) Mengajukan pertanyaan yang bermutu g) Penguatan verbal

h) Penguatan non verbal

i) Cara memberikan penguatan d. Manfaat Micro Teaching

Menurut Ni Nyoman Padmadewi (2017:201-202) setelah mengikuti kuliah micro teaching bagi calon guru bisa mendapatkan beberapa manfaat yang diperoleh yaitu:

1) Belajar dan mengasimilasi keterampilan mengajar baru di bawah kondisi yang terkendali.

2) Menguasai sejumlah keterampilan mengajar.

3) Memperoleh kepercayaan diri dalam mengajar dengan mengembangkan dan menguasai keterampilan mengajar yang penting.

4) Mencapai kompetensi guru tertentu.

5) Menampilkan situasi pengajaran nyata untuk mengembangkan keterampilan.

6) Mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang seni mengajar. 7) Belajar memerhatikan perbedaan kebutuhan individu

Sedangkan menurut Sukirman dalam Barnawi (2015:30-31) manfaat micro teaching bagi ketiga pihak yaitu:

1) Bagi mahasiswa calon guru:

a) Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan terkontrol.

b) Setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasainya.

c) Setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektif, dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati pihak obser.

d) Setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan kemampuan yang telah dimilikinya.

2) Bagi supervisor:

a) Dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat kemampuan para calon guru maupun para guru dalam hal kemampuan mengajar yang harus dikuasai sesuai dengan tuntutan profesinya.

b) Dapat memberikan masukan, saran, maupun solusi yang akurat karena didasarkan pada data atau informasi yang

lengkap sesuai hasil pengamatan dari pembinaan melalui pembelajaran mikro yang telah dilakukannya.

c) Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi pengembangan karier setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi binaannya.

d) Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam melakukan proses pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan guru.

3) Bagi para guru:

a) Para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih untuk lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya.

b) Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dengan keterampilan mengajar yang harus dikuasai. c) Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang

baru, seperti dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis keterampilan mengajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Berdasarkan pendapat para ahli manfaat dari micro teaching bagi mahasiswa calon pendidik setelah mengikuti pembelajaran

microteaching mampu menguasai keterampilan mengajar, dan

mempunyai kepercayaan diri dalam mengajar. Serta setelah mengikuti micro teaching mahasiswa calon pendidik diharapkan

bisa memiliki gambaran tentang keadaan mengajar yang sebenarnya.

e. Hubungan Micro Teaching dengan Keberhasilan PLP KP

Dalam kegiatan PLP KP, mahasiswa membutuhkan beberapa faktor yang harus disiapkan sebelum melaksanakan PLP KP. Salah satu faktor yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan PLP KP yaitu micro teaching.

Micro teaching mempunyai peranan yang penting dalam

pelaksanaan PLP KP seperti kegiatan-kegiatan yang ada pada micro

teaching. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut diharapkan

bisa menjadi pengalaman yang bermanfaat ketika sedang melaksanakan PLP KP. Karena kegiatan yang ada di micro teaching yang dilaksanakan mahasiswa seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan dan memvariasi stimulus, dan keterampilan bertanya dan memberi penguatan bisa digunakan sebagai bekal ketika mahasiswa akan melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.

Dokumen terkait