• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskrpsi Teori

3. Minat Baca a. Minat Baca

Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat menggerakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Sandjaja (2005). Sinambela (2005) mengartikan minat baca sebagai sikap positif dana adanya rasa ketertarikan dalam diri seseorang terhadap aktivitas membaca dan rasa tertarik terhadap buku bacaan. Minat baca dapat membantu membentuk perilaku yang terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai kesenangan yang kuat dalam melakukan kegiatan membaca terasa menyenangkan serta memberikan dampak positif bagi siswa (Ginting, 2005).

tumbuhya minat baca dapat dipengaruhi oleh beberapa prinsip yaitu : 1) Kegiatan membaca dianggap berhasil dan memberikan manfaat

jika siswa memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Kebutuhan itu berpengaruh terhadap masing-masing individu.

2) Tersedianya sarana buku bacaan dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu yang didorong dengan status sosial ekonomi keluarga.

3) Jumlah atau ragam bacaan yang disenangi oleh anggota keluarga juga berpengaruh sebagai faktor pendorong terhadap pilihan bacaan dan minat baca setiap individu.

4) Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan juga kemudahan proses peminjaman buku-buku sehingga faktor besar yang mendorong timbulnya pilihan bacaan dan minat baca siswa.

5) Adanya program kurikuler yang dapat memberikan kesempatan siswa membaca secara periodik di perpustakaan sekolah yang dapat mendorong minat baca siswa

6) Faktor guru yang berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar mengajar serta guru dapat membedakan perbedaan minat baca siswa. Prinsip tersebut menegaskan bahwa

kegiatan kurikuler merupakan faktor pendorong dalam pembinaan dan pengembangan serta peningkatan minat baca siswa.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai prinsip-prinsip yang mempengaruhi minat baca seseorang yaitu : (1) perasaan siswa ketika membaca, (2) kebiasaan atau perhatian yang diberikan orang tua terhadap minat baca siswa, (3) tersedianya sarana dan prasarana di lingkungan keluarga, (4) adanya kegiatan kurikuler yang dapat mengembangkan kebiasaan minat baca, (5) lingkungan tempat tinggal serta cara mengajar guru.

4. Status Sosial Ekonomi Orang Tua a. Pengertiaan Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi menutut Winkel (2010) adalah kebutuhan dan kedudukan seseorang atau posisi tertentu di dalam sebuah masyarakat sesuai dengan peranan atau tugas tertentu, sedangkan status sosial sendiri adalah tinggi atau rendahnya prestice yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam lingkungan sosial di masyarakat. Nasution (dalam Yusri Widjajanti, 2014) tingkat status sosial ekonomi seseorang dilihat dan diukur dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, dan keadaan rumah

serta pergaulan aktivitas sosial. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai status sosial ekonomi keluarga yaitu kedudukan atau posisi seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendapatan seseorang serta kepemilkan benda-benda berharga yang dimiliki. Klasifikasi Status sosial Ekonomi Coleman & Cresey dalam Sumardi (2004) mengklasifikasikan status sosial ekonomi menjadi dua yaitu :

1) Status Sosial Ekonomi Atas

Pada status sosial ini kedudukan seseorang di masyarakat diperoleh berdasarkan pada penggolongan kekayaan, harta yang dimilki diatas rata-rata masyarakat dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik.

2) Status Sosial Ekonomi Bawah

Sitorus (2000) status sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, harta kekayaan yang dimiliki termasuk kategori kurang bila dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi Orang Tua 1) Pendapatan

Pendapatan erat kaitannya dengan status sosial ekonomi seseorang, terutama pada masyarakat yang cenderung bersifat matrealistis dan tradisional serta cenderung menghargai status sosial ekonomi dan diukur berdasarkan kekayaan yang dimilikinya. Sesuai dengan UMR Bekasi yang berlaku pada tahun 2015 ini yaitu :

a) Golongan berpendapatan sangat tinggi yaitu jika pendapatan berada pada kategori > Rp 5.600.000 setiap bulannya.

b) Golongan berpendapatan cukup jika sesuai dengan UMR Bekasi yaitu sebesar Rp 2.800.000 setiap bulannya

c) Golongan berpendapatan rendah jika pendapatan yang diperolehnya dibawah UMR yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar < Rp 2.800.000 setiap bulannya. 2) Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi seseorang di sebuah masyarakat karena dengan bekerja seseorang mendapatkan penghasilan serta dapat memenuhi segala kebutuhannya dan mempengaruhi kebutuhan ekonominya. Bekerja sendiri menjadi sebuah keharusan bagi setiap individu agar dapat memenuhi segala kebutuhan baik yang bersifat jasmani dan rohani serta terpenuhinya kebutuhan hidup.

Seseorang yang memiliki pendidikan yang cukup akan memiliki kecerdasan intelektual secara fundamental, seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih baik akan mampu menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan suatu wahana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara kreatif mengembangkan potensi yang ia miliki untuk mengembangkan keterampilan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan intelektual dan keterampilan lainnya yang diperlukan dalam sebuah masyarakat. Jalur pendidikan adalah wahana yang harus dilalui seseorang untuk mengembangkan diri melalui proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu :

a) Jalur pendidikan formal : Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya, jalur pendidikan ini mempunyai jenjang yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan perguruan tinggi.

b) Jalur pendidikan nonformal : Jalur pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar jalur pendidikan formal yang dapat dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan

nonformal ini berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik dengan penekanan dan juga penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Contoh dari jalur pendidikan nonformal meliputi : berbagai macam kursus seperti kursus musik, kursus masak, bimbingan belajar serta Taman Pendidikan Alquran (TPA) atau sekolah minggu yang terdapat di gereja.

c) Jalur Pendidikan Informal : Jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan juga bertanggung jawab salah satu pendidikan informal adalah homeschooling. Diantara ketiga jalur pendidikan tersebut, pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang sangat penting karena tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap kehidupannya bukan hanya terbatas pada pengetahuan yang dimilikinya namun juga berpengaruh terhadap penghasilan yang diperoleh, kekayaan bahkan status sosial yang dimilikinya.

Kaare Svalastoga seperti yang dikutip oleh Sunardi (2004) untuk mengukur tingkat status sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari :

a) Status rumah yang ditempati, rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang saudara atau ikut dengan orang lain. b) Kondisi fisik bangunan dapat berupa rumah permanen, kayu

maupun rumah yang terbuat dari bambu.

c) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati maka pada umumnya semakin tinggi tingkat status sosial ekonominya.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Guna mendukung pemikiran teoritis pada penelitian ini maka digunakan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, hasil penelitian terdahulu bertujuan untuk membandingkan dan memperkuat hasil analisis yang dilakukan tentang sejauh mana perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan minat baca, dan status sosial ekonomi orang tua yang ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua, pendapataan orang tua siswa, tingkat pendidikan orang tua serta status kepemilikan rumah orang tua siswa terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian terdahulu yang digunakan adalah : 1. Kylla Testiwi Monika (2014)

Melakukan penelitian tentang “Kontribusi minat baca, gaya belajar serta sataus sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Temon Kulon Progo”. Hasil penelitian tersebut menunjukan terdapat kontribusi minat baca, gaya belajar serta status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulon Progo.

2. Yusri Widjajati (2009)

Melakukan penelitian tentang pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa hasil penelitian tersebut menunjukan terdapat pengaruh positif serta signifikan status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukan semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka prestasi yang diperoleh siswa akan semakin baik.

Dokumen terkait