• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

2) Pengujian Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan pendapatan orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan jenis pekerjaan orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

Tabel V. 12

Hasil Uji Statistik Perbedaan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa

Berdasarkan tabel perhitungan statistik di atas menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tua ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua siswa. Hal itu bisa terlihat dari nilai F hitung yang diperoleh sebesar 3.119 dengan taraf signifikasi 0.018 (P< 0.05) dengan demikian hipotesis yang digunakan dalam penelitian didukung oleh hasil penelitian yang diperoleh.

b. Jumlah Pendapatan Orang Tua

1) Rumusan Hipotesis

H0: Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan jumlah pendapatan orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

ANOVA Hasil_Belajar

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 2205.746 4 551.437 3.119 .018

Within Groups 19446.654 110 176.788

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan jumlah pendapatan orang tua siswa siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

2) Pengujian Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan jumlah pendapatan orang tua siswa siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan jumlah pendapatan orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu-Bekasi.

Tabel V.13

Hasil Uji Statistik Perbedaan Hasil Belajar Berdasarkan Jumlah Pendapatan Orang Tua Siswa

Hasil_Belajar

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 866.101 2 433.051 2.333 .102

Within Groups 20786.299 112 185.592

Total 21652.400 114

`Sumber data primer : Diolah 2016

Berdasarkan pada uji statistik di atas dapat menunjukkan tidak

terdapat perbedaaan hasil belajar siswa berdasarkan jumlah

pendapatan orang tua siswa, hal itu dapat diketahui dari nilai F hitung yang diperoleh sebesar 2.333 dengan taraf signifikasi besar 0.102 (P > 0,05). Dari tabel di atas menunjukkan bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini tidak didukung oleh hasil data yang diperoleh.

c. Tingkat Pendidikan Terakhir Orang Tua Siswa

1) Rumusan Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

H1 : Tidak terdapaat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Setu-Bekasi.

2) Pengujian Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan pendidikan terakhir orang Tua Siswa Siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

Tabel V.14

Tabel Uji Statistik Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Orang Tua Siswa

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan uji statistik di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pendidikan terakhir orang tua, hal ini dapat ditunjukan dengan nilai F hitung sebesar 3.439 dengan taraf signifikasi sebesar 0,19 (P < 0,05). Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini didukung oleh data hasil penelitian yang diperoleh. Hal itu berarti menunjukkan bahwa tingkat pendididikan terakhir orangtua dapat menyebabkan perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu. ANOVA Hasil_Belajar Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1841.159 3 613.720 3.439 .019 Within Groups 19811.24 1 111 178.480 Total 21652.40 0 114

d. Status Kepemilikan Rumah Orang Tua Siswa 1) Rumusan Hipotesis

H0: Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan status kepemilikan rumah orang tua siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan status kepemilikan rumah orang tua siswa siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi

2) Pengujian Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar berdasarkan status kepemilikan rumah orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan status kepemilikan rumah orang tua siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi.

Tabel V.15 Hasil Uji Anovva

Hasil Belajar Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Orang Tua Siswa

ANOVA Hasil_Belajar

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between

Groups 1307.626 4 326.907 1.768 .141 Within

Groups 20344.774 110 184.952

Berdasarkan uji statistik di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan status kepemilikan rumah. Hal itu dapat dilihat dengan melihat nilai F Hitung sebesar 1.768 dengan taraf signifikasi sebesar 0.141 (P>0.05). Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian tidak didukung oleh data yang diperoleh dari hasil penelitian sehingga dapat diartikan bahwa status kepemilikan rumah orang tua tidak menyebabkan terjadinya perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi tahun ajaran 2015/ 2016.

D. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Setu Bekasi ditinjau dari Minat Baca

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan minat baca siswa. Hal ini dapat dilihat dengan nilai F hitung yang diperoleh sebesar 3.288 dengan taraf signifikasi sebesar 0,042 (p <0,05) diartikan bahwa minat baca menyebabkan perbedaan hasil belajar siswa. Minat baca yang rendah menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan itu dikarenakan rendahnya minat siswa untuk membaca, hal itu tak mengherankan karena seiring dengan kemajuan teknologi

kebiasaan siswa untuk membaca semakin berkurang. Umumnya siswa menjadi malas untuk membaca dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memainkan gawai yang semakin hari semakin canggih membuat kebiasaan membaca siswa menjadi berkurang atau hilang, dikarenakan siswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game maupun lebih banyak mengakses media sosial daripada membaca buku. Hal ini menujukan bahwa siswa tidak selalu meluangkan waktunya untuk membaca, umumnya mereka akan membaca jika ada diperintahkan oleh guru untuk membaca buku yang akan digunakan dalam pelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru selain itu siswa membaca jika terdapat bahan bacaan yang sesuai dengan apa yang diinginkannya atau sesuai dengan bacaan favoritnya. Senada dengan yang diungkapkan oleh Slameto (1995 :180) bahwa minat baca adalah rasa ketertarikan pada kegiatan atau aktivitas membaca dengan kemauan sendiri dan diwujudkan melalui suatu pernyataan bahwa siswa lebih menyukai kegiatan membaca.

Hasil penilaian perindikator menunjukan bahwa minat baca sangatlah menentukan hasil belajar seseorang, jika seseorang mempunyai frekuensi membaca yang tinggi dalam sehari maka hasil belajar yang diperoleh pun cenderung baik, namun jika siswa mempunyai frekuensi membaca yang cenderung rendah maka hasil belajar yang diperolehnya pun cenderung rendah, hal itu dikarenakan minat baca yang tinggi di kalangan siswa

sangatlah penting dengan mempunyai minat baca yang tinggi seorang siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan namun juga wawasan ilmu pengetahuan maupun informasi yang diperoleh semakin meningkat sehingga diharapkan siswa tidak memiliki kendala belajar yang berarti. Semakin berkembangnya kemajuan teknologi dapat membawa dampak positif bagi siswa seperti meningkatkan minat baca siswa seiring dengan majunya teknologi tidak menghilangkan minat siswa untuk membaca akan tetapi justru sebaliknya dengan adanya kemajuan teknologi tersebut dapat mempermudah siswa dalam mencari wawasaan ilmu pengetahuan serta menambah informasi pengetahuan yang diperoleh dengan sebanyak banyaknya melalui internet yang tak terbatas. Namun kemajuan teknologi juga dapat membawa dampak negatif bagi siswa jika mereka tidak dapat menggunakannya dengan baik sehingga membuat siswa jarang meluangkan waktunya untuk melakukan kegiatan membaca tetapi cenderung meluangkan waktunya untuk bermain game yang terdapat dalam gawai sehingga frekuensi membaca menjadi rendah bahkan sama sekali tidak meluangkan waktunya untuk membaca.

Dokumen terkait