• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

3. Minat Baca Buku Mahasiswa

Minat menurut psikologi adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.

14

Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.15

Hal tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Slameto yang mengatakan bahwa “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang”. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.16

Menurut Shaleh dan Wahab “Miinat merupakan sebuah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, dan situasi yang menjadi objek dari minat dengan disertai oleh perasaan senang”.17

“Muhibbin Syah mendefinisikan minat (interest) kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.18

Dari beberapa definisi diatas disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat ingat terus sesuatu, dengan perasaan senang yang disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut. Minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktivitas dan situasi, seperti yang dikemukakan Djamarah:

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

15 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. Ke-3, h. 84

16 Slameto. loc. cit.

17 Abd Shaleh dan Muhbib Wahab, Psikologi Suatu Pengantar “dalam Perspektif Islam”,

(Jakarta: Prenada Media 2004), Cet. Ke-1, h.270 18 Muhibbin Syah, op. cit, h.133

luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.19

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain.20

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah anak didik pahami.21

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan minat adalah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang disukainya.

Jika dilihat disekeliling kita, minat baca buku mahasiswa sangatlah rendah. Diantaranya penyebab minat baca buku mahasiswa rendah adalah sebagai berikut:

1) Sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, siswa dan mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang

19Djamarah, op. cit., h. 166 20

Ibid. h. 166 21

diajarkan, mengapresiasikan karya-karya ilmiah, filsafat, sastra dan sebagainya.

2) Banyaknya jenis hiburan, permainan dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca hanya saja apa yang dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak. Nah, bagi orang tua seharusnya mengarahkan hal-hal segi positif dari internet itu.

3) Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall dan supermarket.

4) Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, nenek dan tokoh masyarakat.

5) Para ibu orang tua kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga tiap hari waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk membantu anak membaca buku dan belajar, hanya karena disibukkan urusan pribadi masing-masing.

6) Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka. 7) Mempunyai sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak

maupun dewasa untuk membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah ilmu pengetahuan.22

b. Hakikat Membaca

1) Pengertian membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara indivudual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.23

Disamping pengertian diatas, membaca pun dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri diri sendiri dan terkadang dengan orang lain. Adapula penulis yang menendefinisikan membaca adalah suatu kemampuan melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui

fonik (phonics: suatu metode pembalajaran membaca, ucapan,

ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi/ menuju membaca lisan (oralreading).24

Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi respon terhadap lambang-lambang visual dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.

23

Henry Guntur Tarigan, MEMBACA : Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa 2008), h. 7

24

Dari definisi diatas memandang bahwa membaca sebagai suatu proses yang kompleks, sebagai faktor saling berhubungan satu sama lain, untuk memahami sebuah bacaan. Seorang pembaca dalam proses ini tidak lagi pasif melainkan sebagai proses yang aktif. Dengan kata lain, seorang pembaca harus dengan aktif berusaha menangkap isi bacaan yang dibacanya.

2) Tujuan membaca

Buku adalah jendela dunia, begitulah kata pepatah. Hal ini seakan merupakan sebuah penekanan mengenai pentingnya arti membaca bagi manusia. Keterampilan membaca menempati posisi dan porsi yang sangat penting dalam kehidupan, terlebih pada era informasi dan komunikasi sekarang ini, yang mana segala informasi itu tersimpan dan perlu digali di dalam sebuah bacaan. Membaca dapat dijadikan sebuah jembatan bagi siapa saja yang menginginkan kemajuan dan keberhasilan, baik dilingkungan dunia sekolah maupun di dunia pekerjaan.

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini beberapa tujuan umum individu melakukan aktifitas membaca, antara lain:

a)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh atau ilmuan

b)

Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik atau menarik misalkan masalah yang ada dalam suatu bahan bacaan.

c)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian bacaan. Diharapkan mampu mengetahui isi bahan bacaan lebih detail.

d)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui mengapa tokoh ilmuan merasahan suatu hal, disini pengarang hendak memperlihatkan sesuatu pada pembaca.

e)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh.

f)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui tentang keberhasilan atau klimaks dalam sebuah bacaan.

g)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui hal-hal yang dianggap perlu untuk dipelajari lebih lanjut.25

3) Aspek-aspek membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:26

a) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill)

yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah

(lower order). Aspek ini mencakup:

(1) Pengenalan bentuk huruf;

(2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fenom/grahem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain;

(3) Pengenalan hubungan/korespondensi pada ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”);

(4) Kecepatan membaca ke taraf lambat.

25

Ibid., h. 9-11 26

b) Keterampilan yang bersifat pemahaman (komprehensif

skill) yang dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi

(higherorder). Aspek ini mencakup:

(1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);

(2) Memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca);

(3) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);

(4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

4) Membaca sebagai suatu keterampilan

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan kata lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:

a) Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;

b) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal;

c) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau (meaning).27

5) Buku mahasiswa sebagai bahan bacaan

Bahan bacaan merupakan hal yang cakupannya sangat luas, segala jenis tulisan yang mampu ditafsirkan pemaknaannya merupakan sebuah bahan bacaan yang baik. Mulai dari sesunan kata , kalimat hingga sebuah paragraph/alenia bisa disebut sebagai bahan bacaan. Dalam buku Guntur dijelaskan sedikit tentang bahan bacaan yaitu

27

sebuah sumber baca bagi pembaca yang baik yang mampu memberikan informasi maupun yang kurang jelas dipahami informasinya.28

Bahan bacaan adalah sebuah bentuk susunan sandi atau kode yang memiliki maknah tertentu.29 Seperti halnya sebuah buku pembelajaran, artikel, cerpen, novel, dan sejenisnya merupakan bahan bacaan yang telah diakui dan memiliki ciri khusus. Ada pula bahan bacaan yang dikombinasikan dengan gambar seperti komik, majalah, surat kabar/koran dan sejenisnya, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda akan tetapi keduanya telah disebut bahan bacaan yang telah memenuhi standarisasi baik.

Buku adalah sumber ilmu dan merupakan jendela dunia. Dengan buku, kita bisa menjelajahi dunia tanpa harus beranjak dari tempat duduk kita. Tapi, seberapa besarkah minat kita dalam membaca buku. Sebagai seorang pelajar/mahasiswa, kita tentu wajib membaca, baik itu buku teks, jurnal, reader ataupun majalah ilmiah.30 Tapi apakah kita membaca semua itu karena kita memang ingin dan tertarik dengan isinya, ataukah karena terpaksa karena harus ujian. Bandingkan dengan majalah gossip, cerpen, atau novel yang kita sukai yang tebalnya ratusan halaman. Bahkan bila telah berhadapan dengan internet, maka kemungkinan sekali sangat kecil untuk membaca, karena fasilitas yang disediakan sangat beranekaragam.

Buku mahasiswa atau buku-buku perkuliahan merupakan sumber bacaan yang sengaja disusun untuk membantu perkuliahan seorang mahasiswa, selain untuk membantu perkuliahan bahan bacaan ini biasa berfungsi sebagai pedoman yang dimiliki oleh seorang dosen dalam melaksanakan pembelajaran. 28 Ibid., h. 107 29 Ibid., h. 47 30 Ibid., h. 109

6) Perpustakaan sebagai sumber bahan bacaan

Pada dasarnya, perpustakaan merupakan suatu kumpulan dokumen yang terorganisasi, serta terpelihara untuk kepentingan rujukan dan bahan ajar. Selain melakukan fungsi-fungsi pengumpulan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka (katalogisasi), serta melakukan layanan sirkulasi bahan pustaka, perpustakaan juga melakukan penciptaan serta publikasi informasi.

Tamam mengatakan ruang lingkup kegiatan

perpustakaan dapat menjadi lebih luas, misalnya:

(a) Kegiatan-kegiatan yang berbasis pengelolaan pustaka dan/atau informasi.

(b) Kegiatan-kegiatan yang berbasis publikasi.

(c) Kegiatan-kegiatan yang mengarah ke pengembangan sistem.

(d) Kegiatan-kegiatan preservasi informasi

(e) Kegiatan-kegiatan yang berbasis layanan informasi

(f) Kegiatan-kegiatan analisis data dan hubungan dengan pemakai, dan

(g) Kegiatan-kegitan yang bersifat peningkatan mutu SDM31 Selain ruang lingkup di atas, perpustakaan juga mempunyai banyak fungsi, diantaranya adalah:

(a) Perpustakaan menyimpan berbagai macam buku (b) Perpustakaan berfungsi sebagai tempat belajar

(c) Perpustakaan mempunyai fungsi informaif, artinya informasi yang dibutuhkan pengguna dapat dicari di perpustakaan

(d) Sumber-sumber yang ada diperpustakaan dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian

31

c. Tingkat Minat Baca Mahasiswa

Minat mempunyai arti kegemaran, kesukaan atau kecenderungan. Bila minat dihubungkan dengan membaca, maka ada usaha secara intensif terhadap penggunaan media tertulis untuk pemenuhan informasinya.

Masalah kegemaran membaca perlu dilihat secara menyeluruh. Minat dan kegemaran membaca ini tidak berdiri sendiri, banyak yang mempengaruhnya, salah satunya adalah lingkungan. Bukti yang menunjukkan bahwa minat baca mahasiswa rendah adalah data kunjungan ke perpustakaan oleh mahasiswa. Data dari beberapa perpustakaan perguruan tinggi menunjukkan bahwa pengunjung perpustakaan tersebut tidak lebih dari 10% dari jumlah mahasiswa.

Menurut saleh dalam Bunanta menyebutkan bahwa minat baca terutama sangan di tentukan oleh: (1) Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini misalnya kebiasaan membaca keluarga di lingkungan rumah. (2) Faktor pendidikan dan kurikulum di sekolah yang kurang kondusif. (3) Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat. (4) Serta faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan.32

4. Hubungan Pemanfaatan Internet sebagai Alternatif Sumber

Dokumen terkait