• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

2. Minat

menekuni hal tertentu.

3. Prestasi belajar adalah suatu bukti atau hasil yang dicapai oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang telah dicapai.

4. Pembelajaran IPS adalah kajian yang luas tentang manusia dan dunianya dengan tujuan agar dapat menemukan dan mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

5. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatau model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

F. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan mengenai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan prestasi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Mendapat wawasan baru dalam pengalaman melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi permasalahan sosial kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati tahun pelajaran 2011/2012.

b. Bagi Siswa

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

c. Bagi Guru

Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi serta wawasan baru dalam melakukan pembelajaran untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa.

d. Bagi Sekolah

Menambah referensi perpustakaan sekolah dan dokumen hasil penelitian yang dapat menjadi bahan di perpustakaan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini disampaikan kajian pustaka, hasil penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis.

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Kurikulum SD (1994:85) merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang terdiri atas dua kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan kajian sejarah meliputi pengembangan masayarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini. Ciri khas mata pelajaran IPS adalah bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan pelajaran ini dapat lebih bermakna. Menurut Nursid (1984:7) “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.

Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang dapat digunakan dalam kehidupannya. Pada kurikulum 1994, materi pelajaran IPS di SD dibagi menjadi dua bagian, yakni sejarah dan materi pengetahuan sosial. Pengajaran IPS di sekolah diharapkan dapat melatih sikap peka dan tanggap untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

IPS berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggan terhadap perkembangan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS adalah kajian luas tentang manusia dan dunianya.

a. Ruang Lingkup

KTSP (2006:00) menjelaskan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD meliputi aspek-aspek manusia, tempat, lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan, sistem sosial dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut KTSP (2007:237) meliputi berbagai aspek, antara lain :

1) Manusia, tempat, dan lingkungan 2) Waktu keberlanjutan dan perubahan 3) Sistem sosial dan budaya

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan b. Tujuan IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki berbagai kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

3) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

4) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

5) Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa

6) Membantu siswa memahami informasi baru dalam bidang IPTEK

2. Minat

a. Pengertian minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian minat.

Andi Mappiare (1982:62) menjelaskan bawa minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Sukardi (1978:61-62) mengatakan “minat adalah bagian dari kepribadian yang berkaitan dengan individu senang atau tidak senang terhadap objek, keadaan atau peristiwa”. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Andi Mappiare dan Sukardi minat berhubungan dengan

perasaan. Perasaan tersebut berkaitan dengan rasa suka, senang, maupun takut dalam mengahadapi suatu keadaan. Pengertian minat yang hampir sama dengan dua pendapat di atas juga disampaikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berbunyi “minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan”.

Pengertian minat yang berbeda diungkapkan oleh Hurlock (1990:14) yang berbunyi “minat berbeda dengan kesenangan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang melakukan apa yang diinginkan”. Pengertian minat yang berbeda diungkapkan oleh Reber (dalam Muhibbin Syah, 2003) yaitu minat adalah istilah yang tidak populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal yang lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingin tahuan, dan kebutuhan. Namun mengenai masalah populer atau tidak, minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi atau mata pelajaran. Misalnya, seorang siswa menaruh minat besar terhadap mata pelajaran IPS akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain. Karena dimulai dari minat maka siswa akan belajar lebih giat dan akhirnya hasil belajar yang diinginkan akan tercapai.

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu mata pelajaran akan menimbulkan kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dengan beberapa cara. Menurut pendapat Sri Esti (2008) yang berbunyi:

“Terdapat sejumlah cara mengetahui minat siswa, antara lain

dengan cara menanyakan kepada siswa secara langsung (wawancara), dan dengan menggunakan angket. Sedangkan cara untuk mengukur minat siswa dengan cara memperhatikan peserta

didik yang paling memperhatikan selama pembelajaran berlangsung ”. (h.365)

Selain Sri Esti, Ahmadi (1991:79) juga menyebutkan cara lain untuk mengetahui minat seseorang yaitu dengan cara melihat anak ketika mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran tertentu. Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dengan berbagai macam cara. Salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktifitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan atau menekuni hal atau aktifitas tertentu.

b. Metode pengukuran minat

Wayan Nurkancana (1983:227-229) menjelaskan beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat yaitu: 1) Observasi

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun diluar kelas. Pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi langsung.

2) Interview (wawancara)

Interview digunakan untuk mengukur minat anak-anak. Pelaksanaan interview ini akan memperoleh hasil yang lebih baik jika dialakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga wawancara akan berlangsung dengan lebih jelas.

3) Kuesioner

Kuesioner dilakukan secara tertulis. Kuesioner dilakukan terhadap sejumlah anak sekaligus sehingga pengukuran dengan metode ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.

4) Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penialaian dengan menggunakan daftar pernyataan secara tertulis. Inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap sejumlah pertanyaan lengkap.

c. Fungsi pengukuran minat

Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat bahwa terdapat beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak. Antara lain sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan minat anak-anak 2) Memelihara minat yang baru timbul

3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik

4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

d. Cara membangkitkan minat

Menurut Sardiman (1986:93-94) terdapat bebrapa cara dalam membangkitkan minat antara lain :

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

e. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya minat

Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa di dalam kelas

menurut Aritonang (2008), ”(1) Cara mengajar guru, (2) karakter guru,

(3) suasana kelas tenang dan nyaman, (4) fasilitas belajar yang

digunakan”. Selain Aritonang , pendapat lain juga dikemukakan oleh

Sardiman (1986:90), minat dipengaruhi oleh beberapa faktor. : 1) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam yang mendasari timbulnya minat adanya dorongan dari dalam diri siswa dan dorongan ingin tahu.

2) Faktor motif sosial

Faktor motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melaksanakan suatu aktifitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh lingkungan sosial. Misalnya minat dalam mata pelajaran IPS muncul karena rasa senang terhadap aktifitas belajar mengajar di dalam kelas.

3) Faktor emosional

Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi. Aktifitas dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang, dan mendorong atau menimbulkan minat di dalamnya.

f. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus

2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati 3) Ada rasa ketertarikan pada suatu aktifitas yang diminati

4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

5) Dimanifestasikan melalui pertisipasi pada aktifitas dan kegiatan g. Faktor penyebab penurunan minat

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan minat. Faktor penyebab penurunan minat menurut Hurlock (2005: 139), yaitu : 1) Pengalaman dini di sekolah

Pengalaman yang dimiliki anak pada jenjang pendidikan sebelumnya akan berpengaruh terahadaap kesiapan fisik dan intelektual sehingga akan menumbuhkan sikap yang lebih positif. 2) Pengaruh orang tua

Orang tua mempengaruhi sikap anak baik terhadap sekoalah maupun pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, adan terhadap guru.

Perlakuan suadara kandung juga memiliki pengaruh yang sama seperti orang tua.

4) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Teman sebaya sangat berpengaruh terhadap minat dan sikap siswa disekolah secara umun. Misalnya pemilihan ekstrakurikuler pilihan.

5) Keberhasilan akademik

Jika anak memperoleh nilai akademik yang baik maka akan meningkatkan status anak dalam kelompok teman sebaya. Begitu pula sebaliknya.

6) Sikap terhadap pekerjaan

Misalnya seperti pada kenaikan kelas lebih banyak upaya dituntut untuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah.

7) Hubungan guru dan siswa

Sikap guru yang kurang menyengkan akan berpengaruh terhadap minat anak ketika disekolah.

8) Suasana emosional sekolah

Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan.

Dokumen terkait