• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS tentang permasalahan sosial melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS tentang permasalahan sosial melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PLAOSAN

I MLATI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Mareta Puspitasari

081134104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Persembahan

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

1.

Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, rahmat, dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

ilmiah ini

2.

Kedua orangtuaku yang tak pernah lelah memberikan

perhatian, motivasi dan do”a

(5)

v

MOTTO

1.TIDAK ADA HAL YANG MUSTAHIL SELAMA KAMU MAU

BERUSAHA

2.TENGOKlLAH SEBENTAR KE BELAKANG DAN LIHAT APA

KEKURANGANMU KEMUDIAN BERBALIKLAH KE DEPAN DAN

KOREK SERTA PUPUKLAH KELEBIHANMU

3.Awali dengan Bismillah, akhiri dengan

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PLAOSAN

I MLATI SEMESTER GENAPTAHUN PELAJARAN 2011/2012 Mareta Puspitasari

Universitas sanata Dharma 2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatakan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini dilakukan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Robin MC. Taggart, yang dilaksanakan dalam 2 siklus tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang memiliki minat belajar tinggi adalah 71%, mencapai KKM (60) adalah 86%.

(9)

ix ABSTRACT

INCREASING THE INTEREST AND LEARNING OUTCOMES IN SOCIAL SCIENCE OBOUT SOCIAL ISSUES EMPLOYING PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN THE FOURTH GRADE STUDENTS OF PLAOSAN 1 MLATI SECOND SEMESTER SCHOOL YEAR 2011/2012

Mareta Puspitasari Mlati second semester school year 2011/2012.

The research design applied Kemmis and MC.Taggrat model which consists of planning, implementation or action, observation, and reflection. It was conducted using a model of problem-based learning in two cycles, each cycle consisted of two meetings.

The results of the research showed that : (1) The application of the problem-based learning model increased learning interst social science with the topic of social issues in fourth grade students of SD Plaosan 1 Mlati second semester school year 2011/2012. In the initial condition the percentage of students who were interested in social science was 71%. The second cycle was 90% (2) The application of the problem-based learning model increased the learning interest on social science with the topic of social issues in the fourth grade students of SD Plaosan 1 Mlati second semester school year 2011/2012. In the initial condition the percentage of students who reached KKM (60) was 28,57%. In the first cycle the percentage of students who reached KKM (60) is 71,43%. In the second cycle the percentage of students who reached KKM (60) was 86%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS tentang Masalah Sosial melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun

pelajaran 2011/2012” dengan lancar.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. 2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi S-1

PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed. selaku sekertaris Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma

4. Drs. Y.B Adimassana, M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan baik dalam menyelesaikan skripsi.

5. Semua dosen dan karyawan PGSD yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

6. Semua pegawai perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada penulis dalam mendapatlan referensi.

7. Dwi Hastutiningsih selaku Kepala sekolah SD Negeri Plaosan I Mlati yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Juwadi, B.A selaku guru kelas yang bersedia bekerjasama dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Semua siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Tahun Pelajaran 2011/2012 yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

5. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 23

(13)

xiii

7. Kompetensi Dasar IPS Kelas IV semester 2 ... 30

8. Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya ... 31

(14)

xiv

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 2. Ubahan data, Pengumpulan data, instrumen penelitian ... 45

Tabel 3. Aspek yang diamati dalam diskusi kelompok ... 46

Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner minat ... 47

Tabel 5. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I ... 47

Tabel 6. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II ... 47

Tabel 7. Hasil Uji coba kuesioner minat belajar siswa ... 50

Tabel 8. Hasil uji validitas soal evaluasi siklus I ... 52

Tabel 9. Hasil Uji validitas soal evaluasi siklus II ... 53

Tabel 10. Persentase minat belajar siswa berdasarkan PAP tipe II ... 56

Tabel 11. Indikator keberhasilan penelitian ... 58

Tabel 12. Kondisi awal prestasi belajar ... 60

Tabel 13. Jumlah siswa yang mencapai KKM (60) ... 60

Tabel 14. Kondisi awal minat belajar siswa ... 61

Tabel 15. Prestasi belajar siswa siklus I ... 66

Tabel 16. Jumlah siswa yang mencapai KKM (60) ... 67

Tabel 17. Prestasi belajar siklus II ... 72

Tabel 18. Jumlah siswa yang mencapai KKM (60) ... 74

Tabel 19. Minat belajar siswa akhir siklus II ... 74

Tabel 20. Pengelompokan kondisi awal minat belajar siswa ... 76

Tabel 21. Pengelompokan minat belajar siswa akhir siklus II ... 76

Tabel 22. Perbandingan skor kuesioner minat siswa ... 77

Tabel 23. Perbandingan hasil minat belajar siswa ... 78

Tabel 24. Perbandingan prestasi belajar siswa ... 80

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 89

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan pertama 91 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Siklus I pertemuan pertama ... 95

Lampiran 4. Lembar observasi penilaian kinerja siswa pertemuan pertama ... 98

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan kedua .. 99

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 103

Lampiran 7. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Siswa Pertemuan kedua ... 107

Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal evaluasi Siklus I ... 108

Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I ... 109

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II pertemuan pertama 111 Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Siklus II pertemuan pertama ... 115

Lampiran 12. Lembar observasi penilaian kinerja siswa pertemuan pertama ... 118

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II pertemuan kedua 119 Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 123

Lampiran 15. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Siswa Pertemuan kedua ... 124

Lampiran 16. Kunci Jawaban Soal evaluasi Siklus II ... 126

Lampiran 17. Soal Evaluasi Siklus II ... 127

Lampiran 18. Kisi-kisi Kuesioner Minat ... 130

Lampiran 19. Kuesioner Minat ... 131

Lampiran 20. Foto Kegiatan ... 132

Lampiran 21. Surat Keterangan Izin Penelitian ... 134

Lampiran 22. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 135

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini disampaikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan manfaat atas penelitian yang peneliti lakukan.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Model pembelajaran inovatif merupakan salah satu hasil dari perkembangan yang membantu siswa memahami konsep-konsep serta mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran seperti itulah yang dapat mengarah pada situasi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan ( PAIKEM ) di dalam kelas. Penerapan pembelajaran yang PAIKEM di sekolah membutuhkan penguasaan suatu model pembelajaran yang inovatif dan memadahi. Salah satu contoh dari model pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran berbasis masalah.

Menurut Dewey (dalam Sudjana 2001:19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon yang merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari

(19)

lingkungan akan dijadikan bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

Model pembelajaran inovatif yang diterapkan dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat merupakan sumber motivasi untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu. Tidak terkecuali di dalam proses belajar, minat menjadi salah satu faktor penting dalam meraih prestasi. Adanya minat membuat belajar bukan lagi beban bagi siswa. Belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan dengan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru. Siswa yang memiliki minat belajar akan lebih tekun dalam belajar, dapat memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang baru dalam proses belajarnya.

Di Sekolah Dasar (SD) siswa dididik untuk dapat menggali pengetahuan sebanyak mungkin dengan guru sebagai pembimbingnya. Siswa dituntut untuk menguasai berbagai keterampilan dan pengetahuan. Keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh siswa dengan mempelajari berbagai mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran IPS. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang cukup dekat dengan lingkungan siswa. Idealnya materi IPS mengambil dari kehidupan nyata siswa, pengalaman pribadi, dan kehidupan masyarakat sekitar. Siswa diharapkan mampu menghadapi serta menyelesaikan masalah dalam kehidupan sosial setelah belajar IPS.

(20)

mata pelajaran IPS masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS, yaitu 60. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM (60) pada ulangan harian ke empat pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 hanya sebanyak 6 orang (28,57%) dari 21 siswa (100%) dengan rata-rata kelas sebesar 49,62.

Dari hasil observasi di kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati siswa hanya menulis dan menghafal konsep. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Guru lebih banyak menggunakan model ceramah dengan suasana kelas teacher-centered. Hal tersebut menyebabkan kurangnya minat siswa dalam belajar dan beranggapan bahwa pelajaran IPS menjadi sebuah beban.

Sebagai calon guru, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi pada mata pelajaran IPS untuk

siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I. Penelitian yang dilakukan merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memungkinkan guru mengenali

karakteristik kelas serta membantu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi

di kelas. Untuk membantu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi dalam

kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati peneliti menggunakan salah satu model

pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran berbasis masalah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan Penelitian Tindakan

Kelas dengan Judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS tentang

Permasalahan Sosial melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati Semester Genap Tahun Pelajaran

(21)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Plaosan I Mlati kelas IV semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

2. Materi yang digunakan untuk penelitian adalah Permasalahan Sosial.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

D. Pemecahan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya minat dan prestasi siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPS. Kurangnya minat dan prestasi belajar siswa diatasi dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

E. Batasan Pengertian

(22)

1. Belajar adalah perubahan tingkah laku berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi yang berasal dari pengalaman dan bersifat menetap.

2. Minat belajar adalah rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktifitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan atau menekuni hal tertentu.

3. Prestasi belajar adalah suatu bukti atau hasil yang dicapai oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang telah dicapai.

4. Pembelajaran IPS adalah kajian yang luas tentang manusia dan dunianya dengan tujuan agar dapat menemukan dan mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

5. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatau model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

F. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

(23)

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dimanfaatkan untuk

menambah wawasan mengenai salah satu metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan minat dan prestasi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Mendapat wawasan baru dalam pengalaman melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi permasalahan sosial kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati tahun pelajaran 2011/2012.

b. Bagi Siswa

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

c. Bagi Guru

(24)

d. Bagi Sekolah

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini disampaikan kajian pustaka, hasil penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis.

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Kurikulum SD (1994:85) merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang terdiri atas dua kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan kajian sejarah meliputi pengembangan masayarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini. Ciri khas mata pelajaran IPS adalah bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan pelajaran ini dapat lebih bermakna. Menurut Nursid (1984:7) “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.

Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang dapat digunakan dalam kehidupannya. Pada kurikulum 1994, materi pelajaran IPS di SD dibagi menjadi dua bagian, yakni sejarah dan materi pengetahuan sosial. Pengajaran IPS di sekolah diharapkan dapat melatih sikap peka dan tanggap untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

(26)

IPS berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggan terhadap perkembangan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS adalah kajian luas tentang manusia dan dunianya.

a. Ruang Lingkup

KTSP (2006:00) menjelaskan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD meliputi aspek-aspek manusia, tempat, lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan, sistem sosial dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut KTSP (2007:237) meliputi berbagai aspek, antara lain :

1) Manusia, tempat, dan lingkungan 2) Waktu keberlanjutan dan perubahan 3) Sistem sosial dan budaya

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan b. Tujuan IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki berbagai kemampuan sebagai berikut :

(27)

2) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

3) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

4) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

5) Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa

6) Membantu siswa memahami informasi baru dalam bidang IPTEK

2. Minat

a. Pengertian minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian minat.

(28)

perasaan. Perasaan tersebut berkaitan dengan rasa suka, senang, maupun takut dalam mengahadapi suatu keadaan. Pengertian minat yang hampir sama dengan dua pendapat di atas juga disampaikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berbunyi “minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan”.

Pengertian minat yang berbeda diungkapkan oleh Hurlock (1990:14) yang berbunyi “minat berbeda dengan kesenangan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang melakukan apa yang diinginkan”. Pengertian minat yang berbeda diungkapkan oleh Reber (dalam Muhibbin Syah, 2003) yaitu minat adalah istilah yang tidak populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal yang lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingin tahuan, dan kebutuhan. Namun mengenai masalah populer atau tidak, minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi atau mata pelajaran. Misalnya, seorang siswa menaruh minat besar terhadap mata pelajaran IPS akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain. Karena dimulai dari minat maka siswa akan belajar lebih giat dan akhirnya hasil belajar yang diinginkan akan tercapai.

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu mata pelajaran akan menimbulkan kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dengan beberapa cara. Menurut pendapat Sri Esti (2008) yang berbunyi:

“Terdapat sejumlah cara mengetahui minat siswa, antara lain

(29)

didik yang paling memperhatikan selama pembelajaran berlangsung ”. (h.365)

Selain Sri Esti, Ahmadi (1991:79) juga menyebutkan cara lain untuk mengetahui minat seseorang yaitu dengan cara melihat anak ketika mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran tertentu. Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dengan berbagai macam cara. Salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktifitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan atau menekuni hal atau aktifitas tertentu.

b. Metode pengukuran minat

Wayan Nurkancana (1983:227-229) menjelaskan beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat yaitu: 1) Observasi

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun diluar kelas. Pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi langsung.

2) Interview (wawancara)

Interview digunakan untuk mengukur minat anak-anak.

(30)

3) Kuesioner

Kuesioner dilakukan secara tertulis. Kuesioner dilakukan terhadap sejumlah anak sekaligus sehingga pengukuran dengan metode ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.

4) Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penialaian dengan menggunakan daftar pernyataan secara tertulis. Inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap sejumlah pertanyaan lengkap.

c. Fungsi pengukuran minat

Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat bahwa terdapat beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak. Antara lain sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan minat anak-anak 2) Memelihara minat yang baru timbul

3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik

4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

d. Cara membangkitkan minat

Menurut Sardiman (1986:93-94) terdapat bebrapa cara dalam membangkitkan minat antara lain :

(31)

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

e. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya minat

Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa di dalam kelas

menurut Aritonang (2008), ”(1) Cara mengajar guru, (2) karakter guru,

(3) suasana kelas tenang dan nyaman, (4) fasilitas belajar yang

digunakan”. Selain Aritonang , pendapat lain juga dikemukakan oleh

Sardiman (1986:90), minat dipengaruhi oleh beberapa faktor. : 1) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam yang mendasari timbulnya minat adanya dorongan dari dalam diri siswa dan dorongan ingin tahu.

2) Faktor motif sosial

Faktor motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melaksanakan suatu aktifitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh lingkungan sosial. Misalnya minat dalam mata pelajaran IPS muncul karena rasa senang terhadap aktifitas belajar mengajar di dalam kelas.

3) Faktor emosional

(32)

f. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus

2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati 3) Ada rasa ketertarikan pada suatu aktifitas yang diminati

4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

5) Dimanifestasikan melalui pertisipasi pada aktifitas dan kegiatan g. Faktor penyebab penurunan minat

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan minat. Faktor penyebab penurunan minat menurut Hurlock (2005: 139), yaitu : 1) Pengalaman dini di sekolah

Pengalaman yang dimiliki anak pada jenjang pendidikan sebelumnya akan berpengaruh terahadaap kesiapan fisik dan intelektual sehingga akan menumbuhkan sikap yang lebih positif. 2) Pengaruh orang tua

Orang tua mempengaruhi sikap anak baik terhadap sekoalah maupun pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, adan terhadap guru.

(33)

Perlakuan suadara kandung juga memiliki pengaruh yang sama seperti orang tua.

4) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Teman sebaya sangat berpengaruh terhadap minat dan sikap siswa disekolah secara umun. Misalnya pemilihan ekstrakurikuler pilihan.

5) Keberhasilan akademik

Jika anak memperoleh nilai akademik yang baik maka akan meningkatkan status anak dalam kelompok teman sebaya. Begitu pula sebaliknya.

6) Sikap terhadap pekerjaan

Misalnya seperti pada kenaikan kelas lebih banyak upaya dituntut untuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah.

7) Hubungan guru dan siswa

Sikap guru yang kurang menyengkan akan berpengaruh terhadap minat anak ketika disekolah.

8) Suasana emosional sekolah

(34)

3. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Gagasan yang menyatakan bahwa belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme, berarti belajar membutuhkan waktu. Perilaku berubah dari yang tadinya belum bisa menjadi bisa seiring waktu yang diberikan. Belajar sebagai hasil pengalaman, pengalaman disini membatasi macam-macam perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar.

Winkle (2004:59), menjelaskan bahwa belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap perubahan itu secara relative konstan dan berbekas.

Pengertian belajar dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Pengertian belajar dalam arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

(35)

b. Jenis-jenis belajar

Belajar dibedakan menjadi 8 jenis dan bertingkat, hal tersebut dikemukakan oleh Robert M Gagne (dalam Udin S Winataputra (2008:1.9). Kedelapan jenis tingkatan tersebut adalah :

1) Belajar isyarat

Belajar isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat. Bentuk belajar seperti ini biasanya respon diberikan secar tidak sadar.

2) Belajar stimulus-respon

Belajar seperti ini terjadi pada diri individu karena adanya rangsangan dari luar. Missalnya membalas menedang bila ditendang. 3) Belajar rangkaian

Belajar rangkaian melahirkan perilaku yang segera atau spontan seperti adik-kakak karena melalui perpaduan berbagai proses stimulu-respon.

4) Belajar Asosiasi verbal

Belajar ini terjadi bila individu mampu menangkap makna bersifat verbal. Misalnya pesawat terbang seperti burung yang sedang terbang. 5) Belajar diskriminasi

Belajar diskriminasi misanya membedakan bentuk tumbuhan, binatang dsb. Belajar seperti ini terjadi bila individu berhadapan dengan benda dan mencoba membedakannya.

(36)

Belajar konsep dipengaruhi jika individu sudah mampu melakukan diskriminasi. Contohnya adalah penggolongan mahkluk hidup.

7) Belajar pemecahan masalah

Proses memecahkan masalah selalu berkaitan dengan kecakapan memecahkan masalah serta memperbesar kemampuan individu untuk memecahkan masalah-masalah yang lain.

c. Ciri-ciri belajar

Belajar mempunyai karakteristik tertentu menurut Zainal Arifin (2010:48), antara lain yaitu :

1) Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku dari individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan (psikomotorik)

2) Belajar merupakan buah dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.

3) Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan.

Pembelajaran dalam IPS ini menggunakan ketiga ciri di atas. Diharapkan perubahan yang terjadi pada siswa meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembelajaran ini juga menggunakan pengalaman siswa sehari-hari sehingga perubahan perilaku yang terjadi dapat relatif menetap.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

(37)

1) Faktor intern (berasal dari dalam diri siswa)

1. Kemampuan intelegensi, psikomotor, sosial serta kondisi afektif dan konatif siswa

2. Kecerdasan, bakat yang dimiliki oleh siswa 3. Kelengkapan dan kesehatan panca indera siswa 4. Kondisi dan kesehatan jasmani siswa

5. Ketenangan dan ketentraman psikis juga minat siswa untuk belajar 2) Faktor ekstern (berasal dari luar diri siswa)

1) Bahan ajar 2) Suasana belajar

3) Media dan sumber belajar

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar.

(38)

aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Selanjutnya Winkel (1996:162)

mengatakan bahwa “Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang

menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya”.

Sehingga penulis dapat menyimpulkan prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi yang didapat setelah mempelajari materi dengan memenuhi tiga aspek penting yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar siswa dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor dari lingkungan atau dari luar diri siswa (faktor ekstern).

Faktor yang mempengaruhi prestasi dari dalam diri siswa (faktor intern) antara lain :

1) Minat dan Motivasi

Minat merupakan sumber motivasi untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu. Sehingga minat berpengaruh besar terhadap suatu aktifitas. Sedangkan motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Kedua hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan belajar mengajar.

(39)

Kecerdasan merupakan suatu kemampuan belajar untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Kecerdasan dipengaruhi oleh kemampuan intelegensi siswa, jika intelegensinya tinggi maka kecerdasan siswa cenderung tinggi, begitu pula sebaliknya.

3) Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika siswa sakit maka tidak dapat belajar dengan baik sehingga prestasi belajarnya akan menurun.

Selain faktor dari dalam diri siswa, terdapat faktor dari luar diri siswa atau lingkungan (faktor ekstern), antara lain :

a) Keadaan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan tumbuh besar. Keluarga seharusnya menciptakan rasa aman, sehingga siswa dapat merasa nyaman dalam proses belajar yang dilakukan di lingkungan keluarga.

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal dan tempat dimana siswa berkembang dan belajar setelah dari lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah yang baik akan mempengaruhi prestasi siswa tidak terkecuali interaksi guru dengan siswa.

(40)

Perkembangan pribadi anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat dapat membentuk seorang anak, sehingga terkadang seorang anak mengalami berbagai permasalahan dalam belajar

5. Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Sejarah Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Canada pada tahun

1970-an. Pada saat itu Pembelajaran Berbasis Masalah hanya digunakan di fakultas kedokteran. Namun dengan adanya perkembangan jaman pembelajaran berbasis masalah mulai diterapkan di sekolah dan menjadi salah satu metode yang tepat untuk mengatasi masalah yang muncul di sekolah.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah di McMaster bercirikan filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, berfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuandan belajar berdasar masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat memberikan perubahan cara pandang terhadap siswa yang tadi sebagai objek berubah menjadi subjek.

b. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

(41)

interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yamg dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Menurut Arends (dalam Trianto:2009) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

(42)

Menurut beberapa pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah menurut Arends (Trianto, 2009:93), sebagai berikut :

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan atau permasalahan pada siswa yang mengangkat pertanyaan dari kehidupan nyata.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Masalah yang dihadirkan akan diselidiki sehingga harus benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa memperoleh banyak pengetahuan baru.

3) Penyelidikan autentik

Siswa menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengumpulkan informasi, dan membuat kesimpulan

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya

Produk yang dimaksud dapat berupa laporan yang kemudian dipresentasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yag mereka pelajari.

(43)

Siswa bekerja sama satu dengan yang lainnya, biasanya secara berpasangan atau dengan cara berkelompok.

d. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah

Menurut Fogarty (dalam Rusman, 2010:243) langkah-langkah yang harus dilalui siswa dalam sebuah proses pembelajaran berbasis masalah antara lain :

1) Siswa menemukan masalah 2) Mendefinisikan masalah 3) Mengumpulkan data 4) Membuat hipotesis 5) Melakukan penelitian

6) Rephrasing masalah

7) Menyuguhkan solusi alternatif 8) Mengusulkan solusi

Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah menurut Arends (dalam Nurhayati Abbas, 2000:4) sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai sebelum pembelajaran dimulai.

2) Pembagian siswa dalam kelompok

(44)

yang memiliki intelegensi di bawahnya. 3) Masing-masing kelompok diberi masalah

Guru memberikan masalah suatu masalah, di dalam kelompok siswa berdiskusi untuk mencari fakta dan informasi.

4) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

Presentasi dilakukan agar siswa dapat menemukan pemecahan masalah melalui saran dan pendapat teman.

5) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-langkah model pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty.

e. Manfaat model pembelajaran berbasis masalah

Model pembelajaran berbasis masalah memiliki manfaat sebagai berikut : 1) Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah memberikan akibat

yang positif bagi para siswanya, yakni dari segi peningkatan pengetahuan dan perkembangan keterampilan siswa.

2) Implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah dapat memperbaiki proses belajar-mengajar, khususnya menumbuh kembangkan kemampuan berpikir formal siswa, baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir hipotetik-deduktif, berpikir proporsional, berpikir kombinatorial, maupun dalam meningkatkan kemampuan berpikir reflektif.

(45)

f. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah 1) Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah :

a) Realistik dengan kehidupan siswa b) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa c) Memupuk sifat inquiri siswa

d) Memupuk kemampuan problem solving 2) Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah :

a) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks

b) Sulitnya mencari problem yang relevan c) Sering terjadi miss-konsepsi

d) Konsusmsi waktu, membutuhkan waktu yang cukup dalam proses penyeledikan

Penilaian merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran yang dapat menjadi pendorong kuat bagi siswa untuk mencapai tujuan belajaranya. Hubungan minat, Prestasi belajar, dan model pembelajaran berbasis masalah yaitu :

1) Hubungan minat dengan prestasi belajar

(46)

sehingga akan mengalami peningkatan dalam prestasi belajar.

2) Hubungan prestasi belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah

Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dilatih untuk berfikir secara aktif dan kritis terhadap permasalahn yang ada di sekitarnya. Pembelajaran yang dirancang secara menarik akan membuat siswa merasa senang dan tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajarnya. Perasaan senang pada diri siswa dalam proses pembelajaran akan dihasilkan hasil belajar yang baik sehinga prestasi belajar juga akan meningkat.

3) Hubungan minat dengan model pembelajaran berbasis masalah Minat belajar siswa dapat dibangun dengan model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran berbasis masalah. Diharapkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatakan minat dan prestasi siswa dalam belajar. Penyampaian materi IPS yang berbeda dengan menggunakan media dan cara yang menarik dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

6. Standar Kompetensi IPS Kelas IV Semester 2

(47)

karena perubahan akan terus terjadi setiap saat.

Untuk mencapai hal tersebut, maka Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Sekolah Dasar, terutama untuk kelas IV semester genap adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi :

4) Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan propinsi

Kompetensi Dasar :

a. Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

b. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

c. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranportasi serta pengalaman menggunakannya

d. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya 7. Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester 2

(48)

mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam materi pokok masalah sosial dibahas tentang bentuk-bentuk masalah sosial dan upaya untuk mengatasi masalah sosial yang muncul. Pada bentuk-bentuk masalah sosial, masyarakat menghadapi permasalahan seperti masalah kependudukan, masalah pendidikan, masalah kesehatan, dan salah pergaulan. Sedangkan pada upaya untuk mengatasinya dilakukan berbagai macam hal sesuai dengan permasalahan yang muncul.

8. Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya

Materi permasalah sosial merupakan materi yang dekat dengan lingkungan siswa. Materi ini menunjukkan kepada siswa tentang permasalah yang terjadi di sekitarnya. Materi permasalahan sosial dalam mata pelajaran IPS untuk siswa kelas IV SD dapat diperkenalkan dengan berbagai model pembelajaran inovatif. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah.

(49)

Pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu untuk berdiskusi, melatih keberaniannya dalam menanggapi pendapat siswa yang lain. Hal tersebut akan menjadi indikator minat belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Minat yang baik, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

9. Pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat memupuk sifat inquiri pada siswa karena realistik dengan kehidupannya. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat memperbaiki proses belajar-mengajar serta mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi permasalahan.

B. Penelitian yang relevan

(50)

VII C SMP N Tejakula, dengan hasilnya peningkatan rata-rata kelas dari 64,20 menjadi 66,96. Terjadi peningkatan rata-rata kelas sebesar 2,73. Sedangkan ketuntasan belajar dari 70,00 % menjadi 95,91%.

Penelitian yang sama dilakukan pada tahun 2011 oleh Maria Yosefa Desi Hermawati dengan judul Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas V di SD Kanisius Condongcatur semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011dan hasilnya motivasi siswa mengalami peningkatan sebesar 4,16%, sedangkan prestasinya meningkat sebesar 78,125%.

Penelitian menggunakan model pembelajaran berbasis masalah juga dilakukan oleh Dwi Riyanti pada tahun 2011 dengan judul Peningkatan Partisipasi Belajar Sejarah melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Kelas VIII pada SMP Negeri 3 Cisauk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunkan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dari kondisi awal yaitu 20% meningkat menjadi sebesar 91,4 % secara klasikal.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, sehingga mendapatkan pengalaman yang menjadikannya berkembang.

(51)

Terciptannya minat dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatakan prestasi belajar siswa. Salah model pembelajaran yang meningkatkan minat belajar siswa adalah pembelajaran yang berdasarkan masalah atau Pembelajaran Berbasis Masalah.

Hasil penelitian yang lain juga menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pada penelitian sebelumnya pembelajaran berbasis masalah juga menunjukkan adanya pengaruh terhadap motivasi siswa. Penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran berbasis masalah namun dengan variabel yang berbeda yaitu minat belajar. Peneliti akan menggunakan permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012.

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini disampaikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrument, validitas dan reliabilitas, analisis data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan desain peneletian dari Kemmis dan Tagart, yaitu : beralamatkan di dusun Plaosan, Tlogodadi, Mlati, Sleman.

(53)

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan 1 Mlati yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.

3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah minat dan prestasi belajar IPS pada kompetensi dasar 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 yaitu pada bulan Januari – Agustus 2012.

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli 1 Observasi pra penelitian

2 Penyusunan Proposal 3 Permohonan ijin

penelitian 4 Pengumpulan data 5 Pengolahan data 6 Penyusunan laporan 7 Ujian skripsi 8 Revisi

9 Pembuatan artikel

C. Rencana Tindakan

(54)

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu disusun rencana tindakan yang dilakukan pada setiap siklus. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan persiapan penelitian. Uraian kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan

a) Mengurus perijinan penelitian

Untuk melaksanakan penelitian peneliti meminta ijin untuk melakukan penelitian dikelas IV kepada kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV. b) Pengamatan kondisi sekolah

Observasi bertujuan untuk mendapatkan data baik minat maupun prestasi belajar siswa. Hasil observasi berupa daftar nilai dan pengamatan kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS kelas IV semester II SD Negeri Plaosan I.

c) Melakukan indentifikasi masalah

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah tentang prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV semester II. Hasil identifikasi yang diperoleh dengan wawancara dengan guru didapatkan prestasi belajar dan minat terhadap mata pelajaran IPS semester II cukup rendah. Hal ini dibuktikan dari 21 peserta didik yang nilainya di bawah KKM sebanyak 15 orang dan 6 orang lain lebih dari KKM, dengan rata-rata kelas 49,86.

(55)

masalah. Model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap pada materi permasalahan sosial.

d) Mengakaji kompetensi dasar dan materi pokok

Kompetensi dasar yang mengalami permasalahan yaitu mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

e) Mempersiapkan silabus

Silabus disusun dengna mengambil satu kompetensi dasar dari empat kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester II yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

f) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, RPP dibuat tiap pertemuan dalam tiap satu siklus.

g) Menyiapkan alat

Alat yang digunakan untuk pelaksanaan perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian.

h) Menyiapakan instrumen penelitian

Peneliti menyiapakan instrumen penelitian. Lampiran tentang instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran.

i) Mendesain ruang belajar

Posisi tempat duduk akan diubah sesuai dengan kelompok. 2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Siklus I

(56)

Rencana tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran siklus I terdiri dari dua pertemuan atau 4 jam pelajaran. Hasil dari pengamatan terhadap siswa pada siklus I digunakan sebagai dasar menentukan tindakan selanjutnya. Rencana tindakan siklus I tersebut meliputi :

1) Menentukan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi pokok pembelajaran.

2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan model pembelajaran berbasis masalah.

3) Menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan membuat LKS

4) Menyiapakan sumber dan media pembelajaran 5) Menyusun instrument penelitian.

6) Membuat soal tes evaluasi siklus I b)Pelaksanaan Tindakan siklus I

Pelaksanaan tindakan berdasarkan pada RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama

a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa (dengan menghitung 1 sampai 4)

b) Masing-masing kelompok diberikan LKS yang telah memuat wacana yang berisi masalah soaial

(57)

d) Siswa mendefinisikan masalah

e) Siswa mengumpulkan data membuat hipotesis yang berkaitan dengan masalah yang ditemukan dalam wacana

f) Siswa mencari informasi untuk mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru

g) Siswa melakukan hipotesis dengan membuat jawaban-jawaban sementara

h) Siswa melakukan penelitian dengan mengaitkan apakah jawabannya sesuai dengan permasalahn yang akan dipecahkan i) Siswa melakukan repharasing masalah dengan menyaring

jawaban yang sesuai dengan masalah

j) Setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi dari jawaban yang diperoleh

k) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi untuk memperoleh solusi dari kelompok lain

2)Pertemuan kedua

a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa (kelompok dibentuk dengan mengitung 1sampai 4)

b) Setiap kelompok dibagikan LKS

c) Setiap kelompok mencari dan menemukan masalah dari wacana yang yang terdapat pada LKS

(58)

e)Siswa mengumpulkan data dan informasi dari buku, majalah maupun koran

f) Siswa membuat hipotesis dari informasi yang telah diperoleh g)Siswa melakukan penelitian terhadap informasi yang diperoleh h)Siswa melakukan rephrasing masalah dengan menyaring informassi

yang diperoleh

i)Setiap anggota kelompok mengemukakan solusi sederhana kemudian membuat kesimpulan dan menyusun laporan

j)Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi untuk memperoleh solusi dari kelompok lain

c) Observasi Siklus I

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mencatat pengamatan pada lembar observasi. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Pada proses pengamatan, pengamat akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Mengamati kagiatan siswa di dalam kelompok selama proses pembelajaran

2) Melakukan penilaian hasil kerja kelompok dan individu

3) Melakukan pengumpulan data dan menghitung keberhasilan belajar yang dinyatakan dalam presentase.

d) Refleksi Siklus I

(59)

dilakukan dengan tujuan memahami data yang telah terkumpul untuk dijadikan sebagai bahan merevisi tindakan pada siklus I dan merancang tindakan selanjutnya. Dalam tahap refleksi hal yang perlu dilakukan pada tahap refleksi yaitu mengidentifikasi kesulitan dan hambatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I serta memperbaiki tindakan berdasarkan kesulitan dan hambatan yang ditemukan serta pengolahan nilai yang diperoleh peserta didik.

Siklus II

a) Perencanaan tindakan siklus II

Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan (4x35 menit). Rencana tindakan yang akan dilakukan, yaitu :

1) Menentukan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi pokok pembelajaran.

2) Merencanakan pembelajaran yang diterapkan dengan model pembelajaran berbasis masalah.

3) Menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan membuat LKS

4) Menyiapakan sumber dan media pembelajaran 5) Menyusun instrument penelitian.

6) Membuat soal tes evaluasi siklus II b) Pelaksanaan tindakan siklus II

(60)

a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa (pembagian kelompok dilakukan oleh guru)

b) Setiap kelompok dibagikan LKS

c) Siswa mencari dan menemukan masalah dari wacana yang terdapat pada LKS

d) Siswa mendefinisikan masalah dengan kalimatnya sendiri

e) Siswa menyaksikan pemutaran video berjudul “Remaja, Rokok, dan

Kemisikinan”

f) Siswa menumpulkan informasi dari video, maupun sumber yang lain g) Siswa membuat hipotesis dari informasi yang diperoleh

h) Siswa melakukan penelitian terhadap hipotesis yang dibuatnya

i) Siswa melakukan Repharasing masalah dengan menyaring informasi yang diperoleh

j) Setiap kelompok membuat solusi sederhana dari masalah yang ditemukan

k) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi untuk memperoleh solusi dari kelompok lain

2)Pertemuan kedua

a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa (pembagian kelompok dilakukan oleh guru)

b) Setiap kelompok dibagiakan LKS

(61)

d) Semua siswa menyaksikan pemutaran video yang berjudul

“Kompensasi BBM, Pemerintah akan beri BLT 150 ribu per bulan”

e) Setiap kelompok mendefinisikan masalah dari pemutaran video yang telah disaksikan

f) Siswa mencari dan mengumpulkan informasi siswa membuat hipotesis berdasarkan informasi yang diperoleh

g) Siswa melakukan penelitian dengan menghubungkan antara masalah dan informasi yang ditemukan

h) Siswa melakukan repharasing masalah

i) Setiap kelompok membuat solusi sederhana dan menyimpulkan hasil diskusi

j) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi untuk memperoleh solusi dari kelompok lain

c) Observasi siklus II

Seperti pada siklus I, pada siklus II ini pengamat akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Mengamati kagiatan siswa di dalam kelompok selama proses pembelajaran

2) Melakukan penilaian hasil kerja kelompok dan individu

(62)

d) Refleksi siklus II

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan selama proses belajar berlangsung. Memberikan bimbingan bagi kelompok yang mengalami kesulitan serta menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan masing-masing siklus.

D. Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Peubahan, Data, Pengumpulan Data, Instrumen

Ubahan data, pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 2

Ubahan data, Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian

Peubah Data yang

diperlukan

Pengumpulan

data Instrumen

Minat Hasil perolehan skor kuesioner

Prestasi Belajar Data awal yang diperoleh dari ulangan harian

Nilai siswa pada tes di akhir siklus

(63)

2. Penyusunan instrumen

a. Proses penyusunan instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa adalah silabus, RPP, LKS, rubrik penilaian kinerja saat diskusi kelompok, dan soal evaluasi berupa tes tertulis terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda yang sudah divalidasi serta dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas.

Untuk mengetahui peningkatan minat siswa, peneliti menggunakan kuesioner. Kuesioner disusun menggunakan kalimat pernyataan positif dan kalimat pernyataan negatif yang telah divalidasi serta dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Berikut ini tabel-tabel yang akan digunakan dalam penelitian :

1) Pedoman penilaian kinerja saat diskusi kelompok dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

Tabel 3

Aspek yang diamati dalam diskusi kelompok

No. Nama

Rumus mencari nilai kinerja siswa saat diskusi :

(64)

2) Kisi-kisi kuesioner minat

Tabel 4

Kisi-kisi kuesioner minat

Indikator No. item positif No. Item negatif

Total

a. Menunjukkan minat

terhadap pelajaran 2, 3 6 3

b. Mempunyai antusias yang

tinggi dalam belajar di kelas 1,5,8 13 4

c. Tekun menghadapi tugas

10, 12 9 3

d. Selalu mengingat pelajaran

dan mempelajari kembali 14, 16 4, 20 4

e. Perasaan hati setelah belajar

15, 17 7 3

f. Keinginan kuat untuk

mencapai keberhasilan 18, 19 11 3

3) Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II

Tabel 5

Kisi-kisi soal evaluasi siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar Indikator No. Soal

Kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar Indikator No. Soal

(65)

daya alam, kegiatan mengatasi masalah sosial

Menurut Masidjo (1995:242) validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini akan menggunkaan validitas isi dan validitas konstruk agar instrumen yang digunakan dapat tepat sesuai dengan apa yang akan diukur. Pada validitas konstruk peneliti menggunakan expert judgment. Peneliti bertanya pada dosen pembimbing dan guru kelas IV.

Validitas isi adalah validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Sedangkan validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut. Menurut Masidjo (1995:142) untuk mengetahui digunakan dengan rumus korelasi Product Moment yaitu :

(66)

Keterangan :

rxy : koefisien validitas

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (item skor perbutir)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (item skor total)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan

∑x2 : jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran x

∑y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N : banyaknya subyek

c. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara membagi butir perangkat tes hasil belajar menjadi dua belahan, selanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan. Besarnya tingkat reliabilitas dinyatakan dengan menggunakan koefisien reliabilitas (

r

tt).

Reliabilitas soal menggunakan tehnik belah dua. Pembelahan dapat dilakukan dengan membelah butir dalam butir genap dan butir ganjil. Kemudian jumlah skor kedua belahan selanjutnya dikorelasikan. Korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus product moment, yaitu :

r

xy

=

Keterangan :

rxy : koefisien validitas

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (item skor perbutir)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (item skor total)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan

∑x2 : jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran x

(67)

N : banyaknya subyek

Penghitungan menggunakan product moment baru menunjukkan taraf

reliabilitas setengah tes karena hasil dari suatu tes dibagi menjadi dua. Maka taraf

reliabilitas satu tes akan diperoleh dengan menggunakan formula koreksi dari

Spearman Brown yang merupakan koreksi dari koefisien kerelasi product

moment. Dalam Masidjo (1995 :219) rumus koefisien korelasi Spearman Brown

yaitu :

Keterangan :

: koefisien realibilitas

: Koefisien belah dua

d. Uji validitas dan reliabilitas 1) Uji validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada kuesioner minat, soal evaluasi siklus I dan soal evaluasi siklus II. Instrumen diujikan pada siswa yang sudah pernah memperoleh materi tersebut kemudian dihitung dengan bantuan program SPSS 20. Hasil-hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

a) Uji validitas instrumen minat

Validasi dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Dadapayu I sebanyak 26 siswa. Hasil dari uji validitas instrumen minat dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 7

Hasil uji coba kuesioner minat belajar siswa No.

Item soal

r Hitung r Tabel Keterangan

(68)

2 0,468 0,388 Valid yang dinyatakan valid sebanyak 24 butir soal. Penghitungan validitas soal menggunakan bantuan program SPSS 20.

b) Uji validitas soal evaluasi siklus I

(69)

dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang dan SD Negeri Dadapayu II kelas V yang berjumlah 18 orang. Hasil uji validitas yaitu :

Tabel 8

(70)

43 0,294 0,304 Tidak Valid yang diuji coba terdapat 22 butir soal yang dinyatakan valid. Dari 22 butir soal yang dinyatakan valid peneliti menggunakan 20 soal sebagai soal evaluasi siklus I kemudian peneliti juga melakukan revisi dan menguji ulang melalui expert judgment dengan dosen pembimbing dan guru kelas IV.

c) Uji validitas soal evaluasi siklus II

Uji validitas untuk soal evaluasi siklus II dilakukan di SD Negeri Plaosan I kelas V, dengan jumlah siswa yang mengikuti uji coba sebanyak 22 siswa. Peneliti menyediakan 50 butir soal yang akan di uji validitas. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 9

(71)

12 0,389 0,423 Tidak Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 50 butir soal yang disediakan terdapat 20 butir soal yang dinyatakan valid. 2) Uji reliabilitas

(72)

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat berikut ini :

a) Kuesioner minat

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 di atas dapat diketahui bahwa intrumen tersebut memiliki kriteria sangat tinggi, yaitu sebesar 0, 962

b) Soal evaluasi siklus I

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 di atas dapat diketahui bahwa intrumen tersebut memiliki kriteria sangat tinggi, yaitu sebesar 0, 936.

c) Soal evaluasi siklus II

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 di atas dapat diketahui bahwa intrumen tersebut memiliki kriteria sangat tinggi, yaitu sebesar 0, 959.

3. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara membandingkan sebelum diberikan tindakan dengan sesudah diberikan tindakan dengan mengacu pada indikator yang telah disusun peneliti dan kualitatif dengan cara mendiskripsikan data dengan kalimat-kalimat yang bermakna.

a) Mengukur minat siswa

(73)

merupakan passing score adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai (Masidjo, 1995:157). Yaitu :

Tabel 10

Persentase Minat Belajar Siswa berdasarkan PAP tipe II Persentase Minat Siswa Nilai Huruf Kriteria

81 % - 100 % A

2) Penelitian ini akan menggunakan kuesioner yang berisi empat tingkat jawaban, yaitu :

Jawaban untuk pernyataan positif : Sangat Setuju diberi skor 4

Setuju diberi skor 3

Tidak Setuju diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Jawaban untuk pernyataan negatif : Sangat Setuju diberi skor 1

Setuju diberi skor 2

Tidak Setuju diberi skor 3

Sangat Tidak Setuju diberi skor 4

Total skor dalam pengisian kuesioner : 4 x 20 pernyataan = 80 3) Membuat pengelompokan skor minat belajar siswa

4) Menentukan kriteria tinggi atau rendah berdasarkan skor minat 5) Menentukan persentase jumlah siswa yang memiliki minat tinggi

menggunakan rumus :

(74)

6) Membandingkan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi pada sebelum pelaksanaan siklus (kondisi awal) dengan akhir siklus II, untuk mengetahui ada peningkatan atau tidak.

b) Mengukur peningkatan prestasi belajar siswa

Analisis prestasi belajar menggunakan tes dengan bentuk soal pilihan ganda. Setelah soal selesai diujikan maka nilai dihitung dengan cara sebagai berikut :

1) Rumus menghitung nilai evaluasi siswa : Nilai evaluasi siswa = Jumlah jawaban benar x 10

2

2) Rumus menghitung nilai kinerja kelompok siswa : Nilai kinerja siswa = jumlah skor siswa x 100

Total skor maksimal 3) Rumus menghitung nilai akhir prestasi siswa

Nilai akhir = Penilaian proses + Penilaian hasil

= ( 40% x Nilai kinerja siswa ) + (60%x nilai evaluasi siswa )

4) Rumus menetukan nilai rata-rata kelas Rata-rata kelas = N1+N2+N3+…….+N21

Jumlah siswa

5) Rumus menentukan persentase ketuntasan adalah sebagai berikut: Pk = x 100%

Keterangan:

Pk = persentase ketuntasan

Ʃt = jumlah seluruh siswa yang tuntas Ʃn = jumlah siswa

Gambar

Gambar 3. Diagram persentase siswa yang mencapai KKM (60)  .......................
Gambar 1.  Desain penelitian
 Tabel 1  Jadwal Penelitian
Tabel 2 Ubahan data, Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

mda dasl@kat sungai Jambua. Bcrdasrkm kel,*insn ,vde didut olch m5slamlal didaedh ini maka tEdhi ,u,ya@n Dada ul)un kemaiiai adatah. $suri ahu ridak bcncnbnge

relir K€rojuu Mudr d@ lnu

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Bagi banyak spesies, terutama yang tidak dianggap penting atau tidak memiliki nilai komersial yang cukup untuk menarik minat dari lembaga lain, CITES akan terus

(political will) pemerintah dalam memberi peluang bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat. Masyarakat khususnya akan dapat menunaikan tanggung jawab

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara fungsi kognitif terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi pada pasien lanjut usia di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat penyertaan dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Analisis Reservoir Karbonat: Diagenesa

Hubungan Antara Intensitas Persaingan Dengan Kinerja Organisasi Melalui Delegasi Wewenang Dan Perubahan Dalam Management Accounting and Control Systems Sebagai