• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Minat

belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh mahasiswa dalam mata kuliah sosiologi antropologi.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”

E.Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat belajar terhadap hasil belajar.

b. Memberikan informasi terkait dengan apakah minat belajar dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.

c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan terkait.

2. Manfaat Akademis

a. Bagi peserta didik (mahasiswa)

Dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa/i dalam menentukan kejuruan atau konsentrasi yang diminatinya sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.

b. Bagi lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi yang diharapkan dapat mengupayakan cara-cara untuk lebih meningkatkan keterampilan mahasiswa sebagai bekal masa depan nanti.

11

A.Landasan Teori 1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang. Minat menurut Muhibbin Syah, berarti “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.1 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat diindikasikan rasa semangat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan, rasa semangat tersebut diiringi oleh kesungguhan, sehingga tercapai kebahagiaan, sebab yang dilakukan tersebut tanpa rasa terpaksa.

Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto, minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh”.2

Jadi bila seseorang itu berminat pada sesuatu ia akan tertarik atau menyenangi sesuatu itu. Kalau sesuatu benda atau keadaan menarik perhatian pasti akan menimbulkan minat.

Hal di atas juga seirama dengan apa yang dimaksud Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib tentang minat bahwa, minat adalah “suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai

perasaan senang”.3

Dapat dipahami di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha untuk mendekati, mengetahui, atau menguasai dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang.

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 136.

2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta,2010) edisi revisi, h. 180.

3Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab , Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 263.

Menurut Witherington sebagaimana dikutip oleh Buchori berpendapat

bahwa, “minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu obyek,

seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan dirinya. Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar dan kesadaran

itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu obyek”.4

Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan adanya pemusatan perhatian atau meningkatnya perhatian terhadap sesuatu, perhatian yang penuh dapat memperoleh hasil pekerjaan yang maksimal, sesuai dengan keinginan.

Sementara itu, menurut Djaali dalam buku Psikologi Pendidikan menerangkan bahwa, minat adalah “rasa lebih suka dan ketertarikan pada satu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.5 Jadi dapat dikatakan bahwa minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar penerimaannya. Segala hal yang dilakukan adalah kendali dari individu itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, minat adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendapat lain yang dikemukan oleh W.S. Winkel yang dikutip oleh Yeti bahwa minat diartikan sebagai “kecenderungan subjek yang menetap,

untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.6 Dengan kata lain segala aktivitas atau kegiatan bila dilakukan dengan minat maka akan mendatangkan perasaan senang dan tidak mudah bosan, karena aktivitas

4 M. Buchori, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Aksara Baru, 1978), h. 124. 5 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 121.

6Yeti Budiyarti, “Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 9, tidak

tersebut tidak bertentangan dengan keinginan seseorang sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi.

Sejalan dengan hal itu, Muhibbin juga mengatakan bahwa “minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu dalam bidang-bidang studi tertentu”.7 Artinya minat merupakan faktor yang sangat penting bagi individu untuk melakukan sesuatu yang disenangi, dengan adanya minat maka individu akan belajar dengan sungguh-sungguh demi tujuan yang ingin dicapainya.

Minat yang dikemukakan oleh Abdul Rohim pada dasarnya merupakan

“suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senang terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga dan memberi kepuasaan kepadanya”.8 Jadi dapat diartikan bahwa minat adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Jika mahasiswa senang dengan kegiatan belajar yang dipilih maka akan bergairah untuk menekuni kegiatan belajarnya tersebut.

Seseorang yang berminat besar dalam belajar maka akan secara senang hati melakukan kegiatan belajar tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Mahmud bahwa, minat adalah “kecenderungan dan gairah yang tinggi terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan sehingga minat dapat mempengaruhi kualitas belajar orang tersebut”.9

Pendapat tersebut dapat dipahami dengan contoh, dalam belajar misalnya seseorang yang menaruh minat besar terhadap mata kuliah sosiologi antropologi akan banyak memusatkan perhatiannya pada mata kuliah ini daripada mata kuliah lainnya. Dengan demikian minat dapat dikatakan sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan tindakan seseorang.

7Muhibbin Syah, loc.cit.

8Abdul Rohim, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Pendidikan Agama Islam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 7, tidak dipublikasikan.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Kurt Singer yang dikutip oleh Lilis Komariah dalam penelitiannya terkait Minat Belajar Sosiologi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD menjelaskan, bahwa

“minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan

suatu proses belajar”.10

Berdasarkan pernyataan di atas minat dapat dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi intrinsik yang mendorong orang untuk terus berusaha dalam belajar sehingga dapat tercapainya keberhasilan yang diharapkan dalam proses belajar.

Berdasarkan uraian pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan individu dalam hal ini adalah mahasiswa, untuk memusatkan perhatian rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu dalam hal ini adalah belajar mata kuliah sosiologi antropologi. Minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diingikan, tanpa dengan minat tujuan belajar tidak akan tercapai. Pada dasarnya jika mahasiswa menaruh minat pada sesuatu, berarti mahasiswa akan menyambut baik dan bersikap positif dalam berhubungan dengan objek tersebut. Sikap positif itu ditunjukkan denga rasa sungguh-sungguh dan semangat dalam belajar sehingga mencapai hasil yang baik.

Membicarakan masalah minat harus memperhatikan aspek-aspek minat. Menurut Hurlock sebagaimana dikutip oleh Mitasari Tjandrasa membedakan aspek minat menjadi dua yaitu:

1) Aspek kognitif, aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan. 2) Aspek afektif, aspek ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang

10 Lilis Komariah, Minat Belajar Sosiologi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 12, tidak dipublikasikan.

menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.11

Dengan kata lain minat belajar mahasiswa yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Artinya jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

Dengan demikian, mahasiswa yang menaruh minat terhadap konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dalam kegiatan belajar daripada mahasiswa lainnya yang tidak memiliki minat yang tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perasaan senang dan penuh perhatian untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Begitu juga dengan pemusatan perhatian yang sedemikian itensif yang memungkinkan mahasiswa tersebut untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai hasil belajar yang maksimal.

b. Fungsi Minat

Minat merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dalam proses belajar. Seseorang akan mau dan tekun dalam belajar atau tidak sangat tergantung pada minat yang ada pada dirinya. Menurut Alisuf Sabri sebagaimana dikutip oleh Abdul Rohim minat memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Sebagai kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. Mahasiswa yang berminat terhadap konsentrasi pendidikan sosiologi antropologi akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Pendorong seseorang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. 2) Penentu arah perbuatan seseorang yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan seseorang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.12

11

Meitasari Tjandrasa, Buku Perkembangan Anak Jilid 2, Terj. dari Child Development Sixth Edition oleh Elizabeth B. Hurlock, (Jakarta: Erlangga, 1999), Cet.V, h. 116.

Hal serupa juga diungkapkan oleh E Elizabeth yang ditulis oleh Meitasari Tjandrasa tentang fungsi minat bagi kehidupan anak, yaitu: 1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. 2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.13

Terkait fungsi minat di atas dapat dipahami bahwa minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh, anak yang berminat pada olahraga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter. Selanjutnya terkait fungsi minat yang kedua yaitu sebagai tenaga pendorong yang kuat sebagai contoh minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh pengajar yang sama dan diberi pelajaran yang sama, antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas mereka. Minat yang terbentuk sejak kecil atau masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat mahasiswa, maka ,mahasiswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat mahasiswa, maka pelajaran itu akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah ketertarikan dalam kegiatan belajar.

13 Meitasari Tjandrasa, Buku Perkembangan Anak Jilid 2, Terj. dari Child Development Sixth Edition oleh Elizabeth B. Hurlock, loc. cit.

Dengan adanya minat proses belajar akan berjalan lancar dan tujuan pendidikan akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan karena minat mempunyai andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan belajar. Seseorang akan memetik hasil belajarnya ketika berminat terhadap yang pelajari dan dengan sendirinya akan menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pelajaran.

c. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongannya diantaranya berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat, sebagaimana dikatakan Abdul Rahman, yaitu: “1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a). Minat primitif; b) Minat sosial. 2) Berdasarkan arahnya, minat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) Minat intrinsik; b) Minat ekstrinsik”. 14

Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan nyaman. Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya, minat belajar individu mempunyai pengalaman bahwa lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungannya tersebut.

Minat intrinsik adalah minat yang berlangsung dengan aktivitas itu sendiri. Misalnya, seseorang belajar karena memang senang membaca bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Minat esktrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut akan hilang. Misalnya, seseorang yang belajar dengan tujuan agar lulus ujian

masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri), setelah lulus ujian tersebut maka minat belajarnya menjadi turun.

d. Unsur-unsur Minat

Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu tersebut memiliki beberapa unsur, antara lain:

1. Perasaan Senang

Menurut Wasty, “Perasaan senang dapat diartikan sebagai suasana psikis dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan dalam diri”.15 Jadi dapat dikatakan bahwa perasaan senang dapat timbul karena mengamati, mengingat atau memikirkan sesuatu.

Mahasiswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi biasanya akan memiliki perasaan senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan program studi tersebut tentunya mata kuliah sosiologi antropologi yang diajarkan, misalnya saja maka ia terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan mata kuliah sosiologi antropologi dengan sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

2. Perhatian dalam Belajar

Perhatian merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar. Dalam kajian psikologi yang dikutip oleh Fadilah Suraga dkk bahwa, perhatian merupakan “pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek tertentu”.16 Dengan kata lain seseorang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Mahasiswa yang menaruh minat pada konsentrasi bidang studi yang dikehendakinya maka secara langsung akan menaruh perhatian

15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet.V, h. 37. 16 Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 113.

yang besar pada mata kuliah atau bidang studi tesrsebut dan cenderung untuk memperhatikannya.

Selanjutnya apabila seseorang menaruh perhatian secara continue

baik secara sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada obyek tersebut. Jadi dapat dikatakan mahasiswa mempunyai minat pada mata kuliah tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika mahasiswa tidak berminat, maka perhatian pada mata kuliah atau bidang studi yang sedang diajarkan cenderung malas untuk mengerjakannya.

Dengan demikian mahasiswa yang tidak menaruh perhatian pada mata kuliah atau bidang studi yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan mahasiswa tersebut dapat belajar dengan baik.

3. Ketertarikan

Minat menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Abdul Rohim bahwa, “minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan

tersebut”.17

Hal ini menunjukkan ada yang mengembangkan minatnya terhadap mata kuliah atau bidang studi tersebut karena pengaruh dari pengajar dan bahan ajar yang menarik. Dengan adanya ketertarikan maka lama-kelamaan mahasiswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata kuliah tersebut niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong mahasiswa yang berkemampuan rata-rata.

Menurut Slameto bahwa, “pengajar yang kurang berinteraksi dengan peserta didik secara akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Begitu juga peserta didik merasa jauh dari pengajar, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar”.18

Dengan kata lain, dosen juga harus mampu membangun suasana belajar

17 Abdul Rohim, op. cit., h. 11. 18 Slameto, op. cit., h. 66.

yang menarik artinya tidak mendominasi kegiatan belajar, ada komunikasi dua arah yang dapat membangkitkan suasana interaktif dalam kegiatan belajar.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Dimyati dan Mudjiono terkait peranan pengajar dalam proses belajar, menurut mereka “pengajar yang profesional tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik yang dapat membangkitkan minat belajar peserta didik dalam hal ini mahasiswa”.19

Artinya dalam hal ini seorang pengajar baik dosen maupun guru mempunyai peranan penting dalam menemukan minat atau bahkan dapat membangkitan minat belajar para peserta didik.

4. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan perasaan tertarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini mata kuliah atau bidang studi sosiologi antropologi) juga merupakan salah satu indikator minat. Seorang mahasiswa harus mengetahui informasi terkait apa yang mereka pelajari, termasuk manfaat dari apa yang mereka pelajari, sehingga mereka tidak asal-asalan dalam menentukan minatnya dalam belajar.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat menjadi salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang antara lain:

1. Motivasi

Motivasi sangat erat kaitannya dengan minat. Minat dapat timbul dengan adanya motivasi yang kuat. Seseorang yang mempunyai keinginan atau kepentingan terhadap sesuatu maka akan merangsang

19 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. IV, h. 248.

timbulnya ketertarikan atau minat untuk melakukan kegiatan tersebut sehingga motivasinya dapat terwujud.

Menurut Hamzah motivasi adalah “dorongan dasar yang

menggerakan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai

dengan dorongan dalam dirinya”.20

Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan definisi motivasi menurut Syaiful Bahri dalam Psikologi Belajar bahwa “motivasi merupakan suatu perubahan energi

di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan”.21 Sehingga minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar.

Dengan adanya motivasi mahasiswa menjadi tekun dalam belajar. Mahasiswa yang dalam proses belajarnya mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil belajar yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bakat

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto bahwa bakat atau

aptitude adalah: “The capacity to learn”.22 Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Sejalan dengan hal di atas menurut Bigham yang dikutip oleh Sunarto bahwa, bakat adalah ”seperangkat sifat-sifat yang dianggap

20 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 1.

21Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, h. 148. 22Slameto, op. cit., h. 57.

sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan seperti

kemampuan berbahasa, musik dan sebagainya”.23

Berdasarkan definisi di atas bakat akan membentuk minat seseorang sehingga dapat mengetahui kemampuan seseorang. Memilih konsentrasi bidang studi yang sesuai dengan bakat, dan minat akan membuat mahasiswa nyaman untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan suatu kegiatan termasuk dalam belajar. Jika bahan pelajaran atau mata kuliah yang dipelajari sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan sebuah ketertarikan dengan kata lain yaitu minat. Dengan demikian diharapkan akan mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar.

3. Belajar

Menurut Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G yang dikutip

oleh Nurhidayati dalam penelitiannya bahwa, “minat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat”.24

Jadi dengan kata lain minat dapat diperoleh melalui belajar,

Dokumen terkait