• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Landasan Teori

5. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut pandangan para ahli, minat itu dimaknai secara beragam, berbeda-beda, sesuai dengan cara dan sudut pandang mereka masing-masing. Sebagian dari pandangan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menurut Kamisa (1997, dalam Khairani, 2014:136) Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan.

2) Menurut Gunarso (1995, dalam Khairani, 2014:136) Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar dari prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke suatu yang menarik minatnya.

3) Menurut Hurlock (1999, dalam Khairani, 2014:136). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetai minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

4) Menurut Sutjipto (2001, dalam Khairani, 2014:136) bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus

dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

5) Menurut Tampubolon (1993, dalam Khairani, 2014:136) bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

6) Menurut Crow and Crow (1984, dalam Khairani, 2014:137) minat dapat menunjukan kemampuan untuk memberi stimulasi yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalam yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan itu.

7) Ohn Holland, ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberi pengertian minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukan kinerja yang tinggi.

Berdasarkan definisi minat tersebut dapat dikemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.

c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran. d. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk

melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Akhirnya, berdasarkan beberapa pengertian minat menurut ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung terhadap obyek tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman. Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi sebab akibat dipakai lagi dalam kegiatan yang sama Crow and Crow (1973, dalam Muhibbin, 2008) Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

 The factor inner urge

Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

 The factor of social motive

Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Di samping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif social, missal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status social yang tinggi pula.

 Emosianal factor

Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula mengakibatkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkurang. Menurut Milton (1961:387, dalam Muhibbin, 2008) minat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Minat subyektif: perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan.

b. Minat obyektif: reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam lingkungannya.

Menurut Samsudin (1961:8, dalam Muhibbin, 2008) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.

2. Minat yang disengaja: minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan.

Faktor-faktor yang menimbulkan minat

Minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat merupakan sebab dan akibat dari perlatihan. Seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan menghambat. Minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang menentukan minat seseorang (H.CWetherrington, 1983:136, dalam Slameto, 1995).

3. Macam-macam Minat

Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip Carl Safran, bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat, yaitu:

A. Minat yang diekspresikan/Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Missal: seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko, dan lain-lain.

B. Minat yang diwujudkan/Manifest Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu kegiatan. Missal: kegiatan olahraga, pramuka, dan sebagainya yang menarik perhatian.

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan angket.

4. Minat Belajar Peserta Didik

Menurut Hardjana (1994, dalam Segala, 2009), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Menurut Lockmono (1994, dalam Segala, 2009) minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau tergoda untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu.

Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman Hardjana (1994, dalam Segala, 2009).

Menurut Ge (1998, dalam Segala, 2009), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya disekolah.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menentukan kesulitan-kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancer bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti Hasnawiyah (1994, dalam Segala, 2009).

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.

Minat sangat erat dengan aktifitas kejiwaan manusia. Menurut Segala (2009:124) mempelajari psikologi berarti mempelajari tingkah laku manusia baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Semua tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis, oleh sebab itu secara umum aktivitas minat itu dapat dicari hukum psikologis yang mendasari.

Berikut ini adalah beberapa aktifitas kejiwaan yang terkait dengan psikologi pendidikan:

a. Perasaan

Perasaan dapat diartikan sebagai pengalaman yang bersifat efektif yang dihayati sebagai suka atau ketidaksukaan yang timbul karena adanya perangsang-perangsang tertentu.

Perasaan yang menyenangkan adalah perasaan yang disukai, yang diinginkan, sehingga diusahakan untuk memperolehnya. Perangsang yang tidak menyenangkan adalah perasaan yang tidak disukai, tidak diinginkan sehingga diusahakan untuk dihindari.

Menurut Segala (2009:131), perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap sesuatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri.

b. Kemauan

Kemampuan adalah kekuatan atau kehendak untuk memilih dan merealisasikan suatu tujuan yang merupakan pilihan diantara beberapa tujuan yang bertentangan. Kemampuan dapat bekerja dengan baik secara paksaan maupun dalam bentuk pilihan sendiri.

Kekuatan kemampuan dapat diterangkan berupa dorongan-dorongan pemilihan yang dilatarbelakangi oleh pemilihan nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan, pengetahuan, ketrampilan sikap, dan kebiasaan yang dimiliki pribadi. Kuat atau lemahnya kemampuan seseorang dilatarbelakangi oleh hasil belajarnya sehingga pendidikan mempunyai

peran penting dalam mengendalikan kemampuan anak didik untuk belajar lebih lanjut.

c. Tanggapan

Menurut Hobart (1776-1841, dalam Segala 2009:126), tanggapan merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong, menimbulkan, merintangi maupun merusak keseimbangan.

Menanggapi dapat diartikan sebagai mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi kepada pengalaman masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan pengamatan masa yang akan dating.

d. Perhatian

Menurut Segala (2009:130) perhatian adalah cara menggerakan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Perhatian terdiri dari beberapa macam:

a. Perhatian menurut cara kerja

Menurut cara kerjanya perhatian dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Perhatian spontan yaitu perhatian yang tidak disengaja ataupun tidak sekehendak subyek.

2. Perhatian refleksif yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek.

b. Perhatian menurut luasnya

1. Perhatian terpusat atau konsentrasi yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup obyek yang sangat terbatas.

2. Perhatian terpancar yaitu perhatian yang suatu saat tertuju pada lingkup obyek yang luas dan tertuju pada bermacam-macam obyek.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru Slameto (1995).

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat Gie (1998, dalam Slameto 1995).

Menurut Gie (1998, dalam Slameto 1995) arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. 2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. 3. Minat mencegah gangguan dari luar

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pembelajaran dalam ingatan. 5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan tercapainya konsentrasi untuk waktu yang cukup lama dengan demikian, minat merupakan landasan dari konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang

lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, setra tidak mungkin berminat terhadap suatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa Gie (1995, dalam Slameto 1995).

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktof, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang social budaya Slameto (1995).

Menurut Slameto (1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat di atasi oleh guru di sekolah dengan cara:

1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni.

2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.

3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur. 4. Meningkatkan kondisi fisik siswa.

5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa. 6. Menyediakan sarana penunjang yang memadahi.

5. Fungsi Minat Dalam Belajar

Tak bisa dibantah bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih kesuksesan dalam belajar. Peranan dan fungsi penting minat dengan pelaksanaan belajar atau studi, antara lain, ialah:

1. Minat memudahkan tercapainya konsentrasi.

Minat memudahkan tercapainya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaan tenaga kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.

2. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

Minat belajar mencegah gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang bicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil. 3. Minat memperkuat melekatnya bahan pembelajaran dalam ingatan.

Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Misalnya, jika kita membaca suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat.

4. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Bahwa kebosanan melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

Dokumen terkait