3.3. Konsep Karakter
3.3.12. Mockup Stage
Setelah selesai dalam perancangan karakter, maka karakter akan di implementasi kan ke dalam environtment. Hasil dari implementasi adalah sebagai berikut.
Gambar 3.82. Mockup stage 1
Gambar 3.83. Mockup stage 2
Gambar 3.84. Mockup stage 3
Perancangan karakter tidak hanya digunakan ke dalam gameplay, namun juga di implementasikan ke dalam cutscene berupa ilustrasi. Setiap ilustrasi merupakan gambaran yang menceritakan suatu kejadian berdasarkan cerita aslinya. Berikut merupakan ilustrasi beserta penjelasannya.
3.3.13. Cutscene
Gambar 3.85. Cutscene 1
Ilustrasi pertama menggambarkan peperangan yang terjadi antara Belanda dengan Kerajaan Inggris, hal ini berawal dari konflik antara Sultan Haji yang memerintahkan VOC untuk mengusir semua asing termasuk Inggris. Mendengar hal itu, Inggris pun melawan, namun sayangnya pasukan Inggris mengalami kekalahan karena tujuan Inggis datang ke Banten hanya untuk berdagang rempah.
Sedangkan Belanda didukung Sultan Haji memang telah melakukan persiapan untuk menyerang dengan persenjataan lengkap. Kekalahan yang terjadi secara perlahan membuat VOC sedikit demi sedikit dapat memonopoli perdagangan di Banten.
Ilustrasi menggambarkan dua buah kapal, yang satu bergerak kea rah kanan dan yang satunya bergerak maju seolah menghindari tabrakan yang akan terjadi.
Pada sketsa awal, lokasi kapal barada di sekitaran dermaga, namun hasil akhir di ubah menjadi di tengah lautan. Hal ini bertujuan agar perang antar kapal terkesan lebih logis.
Gambar 3.86. Cutscene 2
Beberapa waktu kemudian, Pangeran Purbaya singgah ke Keraton Surosowan untuk memantau kondisi pemerintahan. Namun yang ditemui adalah Sultan Haji menjamu VOC, hal ini menyebabkan Pangeran Purbaya sangat marah dan memberi tahu Sultan Haji bahwa yang dilakukannya tidak benar dan telah melanggar adat dan peraturan. Beberapa hal yang dilanggar oleh Sultan Haji adalah mengkonsumsi arak, merokok, makan menggunakan sendok dan yang paling parah adalah membawa orang asing ke dalam area Keraton yang seharusnya hanya boleh dimasuki oleh anggota Kerajaan.
Illustrasi menggambarkan Sultan Haji menjamu petinggi – petinggi VOC di dalam Keraton Surosowan. Mereka terlihat sedang menganggat gelas untuk bersulang, merayakan kemenangan Belanda terhadap Inggris. Pengambilan gambar difokuskan kepada tiga karakter. Yaitu Sultan Haji, anggota VOC, dan Pangeran Purbaya yang sedang memergoki mereka.
Gambar 3.87. Cutscene 3
Setelah itu, Pangeran Purbaya pun kembali ke kediaman ayahnya di Tirtayasa dan memberitahu apa yang telah terjadi di ibu kota. Pada awalnya, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Sultan Haji untuk membantu pekerjaannya di ibu kota, agar Sultan Ageng dapat sedikit beristirahat. Namun setelah Sultan Haji berkuasa, ia malah menjadi semena – mena dan secara tidak sadar malah membantu VOC untuk berkuasa di Banten.
Pada bagian ini, Pangeran Purbaya memberitahu kejadian yang dilihatnya kepada Sultan Ageng. Sketsa dan hasil akhir tampak berbeda dengan hilangnya satu jendela dan sebuah pot. Ini bertujuan agar background tidak terlalu ramai dan dapat fokus ke karakter.
Gambar 3.88. Cutscene 4
Setelah mendengar cerita dari Pangeran Purbaya, Sultan Ageng pun bergegas menuju Keraton Surosowan. Sesampainya disana, Sultan Ageng pun mendapatkan hal itu benar adanya. Seketika itu Sultan Ageng pun mengatakan langsung kepada anaknya, Sultan Haji untuk mundur dan pemerintahan akan di ambil alih kembali oleh Sultan Ageng. Setelah mengatakan hal tersebut, Sultan Ageng pun kembali ke kediamannya di Tirtayasa.
Pengambilan gambar dari samping untuk mempermudah penyampaian pesan, dimana Sultan Ageng sedang memberi perintah kepada Sultan Haji. Tangan Sultan Ageng yang berada di posisi tengah jendela untuk memberi fokus pada adegan. Pada backgound dibuat tidak terlalu ramai agar tidak menutupi karakter.
Gambar 3.89. Cutscene 5
Sultan Haji yang tidak senang dengan perkataan ayahnya pun memanggil beberapa suruhan untuk menangkap Sultan Ageng di Tirtayasa. Namun orang – orang suruhan itu pun berbalik patuh kepada Sultan Ageng. Mendengar kabar itu, Sultan Haji pun segera meminta bantuan kepada VOC untuk melakukan pengepungan dan menangkap Sultan Ageng. Ketika mengetahui dirinya terancam, Sultan Ageng segera melarikan diri Bersama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf ke dalam hutan, untuk menghindari Pasukan VOC.
Ilustrasi menggambarkan Sultan Ageng yang sedang mengerjakan sesuatu, terkejut dengan kehadiran Prajurit VOC yang ditugaskan untuk menangkapnya.
Gestur Sultan Ageng sedang menoleh ke belakang, untuk menunjukkan ekspresi terkejut. Sedangkan gestur dari prajurit VOC dibuat seolah mereka sedang bersiap untuk menangkap.
Gambar 3.90. Cutscene 6
Setelah melakuan pelarian dalam waktu yang cukup lama, pada akhirnya Sultan Ageng harus tertangkap oleh pasukan VOC, sedangkan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf telah berpencar. Kemudian Sultan Ageng pun di bawa dan dipenjara di Batavia. Setelah cucu-nya, Sultan Abdul Fadhl meminta kepada VOC agar Sultan Ageng dibebaskan. Selang beberapa tahun setelah bebas, Sultan Ageng pun wafat pada tahun 1696.
Sultan Ageng bertekuk lutut pada prajurit VOC, karena telah tertangkap.
Terlihat seorang orang prajurit sedang mengarahkan senjatanya ke Sultan Ageng dan yang satunya lagi memeriksa tahanan, untuk memastikan bahwa yang ditangkap adalah Sultan Ageng. Scene diambil dari posisi samping, untuk mempermudah penggambaran adegan. Hasil akhrir dari sketsa mendapat penambahan objek siluet dan obor untuk menjelaskan kondisi pada saat itu yang menjelang malam hari.
Gambar 3.91. Cutscene 7
Syekh Yusuf yang kala itu melihat Sultan Ageng telah tertangkap, segera mencari tempat persembunyian yang aman. Namun hal itu tidak berlangsung lama, pasukan VOC segera menyusul Syekh Yusuf ke tempat persembunyiannya.
Posisi karakter Syekh Yusuf berada dibalik semak, yang menandakan bahwa ia sedang bersembunyi. Siluet karakter Sultan Ageng dibuat untuk menandakan adanya jarak yang cukup jauh antara Sultan Ageng dengan Syekh Yusuf.
Gambar 3.92. Cutscene 8
Pasukan VOC pun dengan cepat menemukan Syekh Yusuf dan langsung melakukan tindakan penangkapan. Syekh Yusuf pun dengan tergesa – gesa
langsung melarikan diri secepat mungkin agar tidak tertangkap seperti Sultan Ageng.
Sama seperti adegan sebelumnya, pada bagian ini akan berfokus kepada prajurit yang sedang memeintah bawahannya untuk menangkap Syekh Yusuf yang kabur. Pada adegan ini, terlihat tembok batu dan sungai yang menandakan Syekh Yusuf berlari ke arah kota.
Gambar 3.93. Cutscene 9
Pengejaran pun terjadi, Syekh Yusuf yang sedang berlari tertembak pada kakinya, sehingga ia tidak dapat berlari lagi. Di hadapan pasukan VOC, Syekh Yusuf sudah tidak dapat berbuat apa – apa lagi dan menyerahkan diri.
Adegan ini diambil dari posisi samping, untuk memperlihatkan adegan Syekh Yusuf yang tertembak pada bagian kakinya. Keris pada sketsa dihilangkan di hasil akhir dikarenakan pada cerita, Syekh Yusuf hanya kabur tanpa perlawanan.
Pakaian juga dibuat lebih pendek untuk memberikan ruang pada bagian yang tertembak.
Gambar 3.94. Cutscene 10
Syekh Yusuf pun di tangkap dan diasingkan ke Sri Lanka. Disana Syekh Yusuf masih melanjutkan menyebarkan ajaran Islam dan juga terus berkomunikasi dengan pengikutnya di Nusantara. Mengetahui hal tersebut, Belanda kemudian mengasingkan Syekh Yusuf lebih jauh lagi ke Afrika Selatan. Di sana, Syekh Yusuf tetap menyebarkan dakwah dan wafat pada tahun 1699.
Pengambilan gambar ¾ agar dapat memperlihatkan kondisi Syekh Yusuf yang telah tertembak, tergeletak di tanah dengan darah yang keluar dari kakinya.
Terlihat juga prajurit yang pada akhirnya berhasil menangkap Syekh Yusuf dan mengepungnya.
Gambar 3.95. Cutscene 11
Pangeran Purbaya yang telah mendengar kabar dari pengikutnya bahwa Ayahnya, Sultan Ageng dan Syekh Yusuf telah tertangkap.
Rumah pada background dihilangkan, karena sesuai dengan adegan aslinya, dimana Pangeran Purbaya dan pengikutnya lari jauh ke hutan. Disini tampak ekspresi Pangeran Purbaya marah, ketika mendengar kabar dari pengikutnya.
Pengikut atau rakyat biasa pada saat itu tidak mengenakan baju, karena memang hanya orang orang penting yang memilikinya.
Gambar 3.96. Cutscene 12
Pangeran purbaya pun menjadi sangat marah dan ingin segera melawan balik kepada VOC.
Bagian ini fokus pada golok yang dipegeng Pangeran Purbaya, dimana ia dan pasukannya akan melawan balik untuk membebaskan ayahnya dan Syekh Yusuf.
Gambar 3.97. Cutscene 13
Dalam perlawan-nya, Pangeran purbaya telah terkepung oleh banyak pasukan VOC, namun Pangeran purbaya tidak menyerah dan terus melawan.
Pengambilan gambar dari depan untuk menunjukkan ekspresi kesakitan Pangeran Purbaya ketika ia tertembak tepat di kepalanya. Detail kecil berupa cipratan darah yang keluar dari luka tembak ditambahkan agar terlihat realistis.
Gambar 3.98. Cutscene 14
Dalam perlawannya itu lah Pangeran Purbaya pun meninggal. Setelah itu, perlahan Kerajaan Banten mulai runtuh dan Banten pun dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.
Gambar di ambil dari atas, menunjukkan Pangeran Purbaya jatuh dan tergeletak di tanah dengan darah yang sudah mengalir dari kepalanya, untuk memperlihatkan kalau ia telah tewas terbunuh.