• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada modal kerjanya. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dalam rangka pencapaian laba yang ditargetkan. Modal kerja juga harus dijaga agar tidak timbul masalah selama perusahaan menjalankan aktivitasnya. Modal kerja tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil.

Modal kerja dapat diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Menurut Harahap (2006:288) “modal kerja ini merupakan ukuran tentang keamanan dari kepentingan kreditur jangka pendek”. Harahap juga memberikan pengertian bahwa “modal kerja bisa juga dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar”. Kenaikan modal kerja dapat diakibatkan oleh oleh penurunan atau penjualan aktiva tidak lancar atau adanya kenaikan utang jangka panjang dan modal. Sebaliknya, penurunan modal kerja dapat diakibatkan adanya kenaikan aktiva tidak lancar atau penurunan utang jangka panjang dan modal.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.

USU Repository © 2009

Purba (2002: 125) menyebutkan bahwa “modal kerja adalah sama dengan aktiva lancar (current assets)”. Dimana “aktiva lancar adalah aktiva yang terdiri dari kas dan aktiva lain yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun”. Sementara modal kerja netto (net working capital) adalah “selisih aktiva lancar dengan hutang lancar (current liabilities). Hutang lancar adalah hutang atau kewajiban yang harus dibayar atau dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun”.

Menurut Syahyunan (2004:37) “modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupakan keseluruhan dari aktiva lancar, dan

net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang

lancar”. Sehubungan dengan kedua pengertian tersebut Syahyunan

mengemukakan beberapa konsep yaitu: a. Konsep kuantitatif

b. Konsep kualitatif c. Konsep fungsional

Sementara Sundjaja dan Barlian (2002:155) mendefinisikan modal kerja sebagai “aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha”. Dengan kata lain modal kerja diartikan sebagai “kas/bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (misal giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan.”

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.

USU Repository © 2009

Secara lebih sederhana, modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan pasiva lancar perusahaan. Dari pengertian tersebut, Sundjaja dan Barlian menjelaskan bahwa modal kerja bersih dapat bernilai positif ataupun negatif.

a. Modal kerja bersih perusahaan dikatakan positif jika aktiva lancar melebihi pasiva lancar, dimana umumnya modal kerja bersih adalah bagian aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang (terdiri dari hutang jangka panjang dan modal saham). Pasiva lancar menunjukkan sumber dana jangka pendek, karena itu jika aktiva lancar lebih besar dari pasiva lancar maka kelebihan itu dibiayai dengan dana jangka panjang. b. Modal kerja bersih perusahaan dikatakan negatif jika aktiva lancar lebih

kecil dari pada pasiva lancar dan itu berarti modal kerja bersih adalah bagian dari aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

Berikut ini ditunjukkan contoh modal kerja positif dan modal kerja negatif:

Tabel 2.1 PT ABC NERACA 31 Desember 2006

AKTIVA PASIVA

Aktiva lancar 175 Pasiva lancar 100

Aktiva tetap 125 Hutang jangka panjang 80

Modal 120

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 2.2 PT XYZ NERACA 31 Desember 2006 AKTIVA PASIVA

Aktiva lancar 100 Pasiva lancar 150

Aktiva tetap 200 Hutang jangka panjang 60

Modal 90

Jumlah 300 Jumlah 300

Pada neraca ABC modal kerja bersih adalah 75 yaitu 175 dikurangi 100. Ini merupakan modal kerja positif, dimana aktiva lancar lebih besar dari pada pasiva lancar sehingga modal kerja bersih dibiayai dengan hutang jangka panjang dan modal. Sementara pada neraca XYZ, modal kerja bersih adalah (50) yaitu 100 dikurangi 150. Jumlah tersebut menunjukkan modal kerja negatif, dimana aktiva lancar lebih kecil dari pada pasiva lancar sehingga modal kerja bersih merupakan bagian aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

2. Jenis-jenis modal kerja

Dalam menjalankan operasinya sehari-hari perusahaan menggunakan modal kerja dimana ada modal kerja yang sifatnya harus ada pada perusahaan, dan ada modal kerja yang sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Berdasarkan sifat tersebut jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan menjadi:

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.

USU Repository © 2009

Modal kerja ini adalah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga agar perusahaan dapat tetap menjalankan operasinya secara terus-menerus.

Modal kerja ini dapat dibedakan lagi menjadi:

1) Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2) Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi yang normal.

b Modal kerja variabel (variable working capital)

Modal kerja ini adalah modal kerja jumlah penggunaannya selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Perubahan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, karena itu modal kerja ini dapat dibedakan lagi menjadi:

1) Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya dapat

berubah-ubah sesuai flukt uasi musiman.

2) Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

3) Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya dapat berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.

Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.

USU Repository © 2009

3. Sumber Modal Kerja

Ada beberapa sumber yang dapat digunakan untuk membelanjai modal kerja. Purba (2002: 132) mengemukakan bahwa pembelanjaan modal kerja dapat berasal dari dua sumber yaitu hutang (liabilities) dan modal sendiri (net worth). “Hutang yang dapat digunakan untuk membelanjai modal kerja dapat dibentuk dari hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Modal sendiri yang digunakan untuk membelanjai modal kerja dapat berbentuk saham atau laba yang ditahan”.

Sementara Djarwanto (2004: 95-96) menyebutkan bahwa pembelanjaan modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:

a. Pendapatan bersih,

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga,

c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya,

d. Penjualan obligasi dan saham kontribusi dana dari pemilik, e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya, f. Kredit dari supplier atau trade creditor.

Dokumen terkait