• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Analisis Data .1 Location Quotient

METODE PENELITIAN

3.3 Model Analisis Data .1 Location Quotient

Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sektor) di suatu wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB (Emilia, 2006:24).

Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis pada lingkup yang lebih luas

Formulasi model Location Quotient :

LQ=

Dimana :

LQ : Location Quotient.

Yij : PDRB sektor i di Kota Medan Yj : PDRB total di Kota Medan .

Yi : PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Utara Y : PDRB total di Provinsi Sumatera Utara

Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan. Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu (Choliq, 2007:56):

a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi. Produksi sektor yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana sektor tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor) atau lapangan usaha/komoditi yang bersangkutan berspesialisasi dan terkonsentrasi di Kota Medan tersebut.

b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di tingkat provinsi. Produksi sektor yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi sektor tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain atau lapangan usaha/komoditi yang bersangkutan tidak terkonsentrasi di Kota Medan tersebut.

c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi atau

lapangan usaha/komoditi yang bersangkutan tidak berspesialisasi dan tidak terkonsentrasi di Kota Medan tersebut.

3.3.2 Analisis Shift Share

Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah di atasnya.

Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam Analisis menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar.

Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu:

a. Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN) merupakan komponen share dan sering disebut sebagai national share. KPN adalah perubahan produksi pada suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi secara umum. KPN adalah kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain yang mapu mempengaruhi sektor perekenomian dalam suatu wilayah.

b. Komponen Pertumbuhan Proposional (KPP) adalah perubahan produksi pada suatu wilayah yang disebabkan oleh komposisi sektor-sektor industri pada wilayah tersebut, perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. KPP merupakan proportional shift yaitu penyimpangan (deviation) dari national share dalam perumbuhan wilayah.

c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW) adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja pada suatu wilayah yang disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah tersebut, dukungan kelembagaan, prasarana social, ekonomi serta kebijakan lokal pada wilayah tersebut. KPPW merupakan komponen differential shift yang sering disebut sebagai komponen lokasional atau regional atau sisa lebihan.

Model analisis Shift Share adalah sebagai berikut: PE : KPN + KPP + KPPW

PE :

PE : ( Ra – 1 ) + ( Ri – 1 ) + ( ri – Ri ) Dimana:

PE : Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Lokal KPN : Komponen Pertumbuhan Nasional KPP : Komponen Pertumbuhan Proporsional KPPW : Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah

Yt : Jumlah total PDRB Provinsi Sumatera Utara akhir tahun analisis Yo : Jumlah total PDRB Provinsi Sumatera Utara awal tahun analisis Yit : Jumlah PDRB sektor i di Sumatera Utara akhir tahun analisis Yio : Jumlah PDRB sektor i di Sumatera Utara awal tahun analisis yit : Jumlah PDRB sektor i di Kota Medan akhir tahun analisis yio : Jumlah PDRB sektor i di Kota Medan awal tahun analisis

Jika KPP > 0, maka Kota Medan akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat propinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya jika KPP < 0, maka Kota Medan akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat propinsi tumbuh lebih lambat.

Bila KPPW > 0, maka pertumbuhan sektor i di Kota Medan mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) dan bila KPPW < 0, maka pertumbuhan sektor i di Kota Medan tidak mempunyai keunggulan komparati atau tidak dapat bersaing.

3.3.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.

Instrumen ini menolong para perencanaan apa yang bisa dicapai, dan hal‐hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT.

SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu.

Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi. Analisis ini berdasarkan logika

yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman.

Analisis SWOT di dalamnya terdapat Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Analisis Matrik IE (Internal dan Eksternal) digunakan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.

Tabel 3.1 Strategi Matriks STRENGTHS (S) WEAKNESSES(W) OPPORTUNITIES(O) STRATEGI-SOMenciptakan Strategi yang menggunakan strengthuntuk memanfaatkan opportunity STRATEGI-WOMenciptakan strategi yang menanggulangi weakness dengan memanfaatkan opportunity THREATS(T) STRATEGI-STMenciptakan strategi yang menggunakan

strengthuntuk mengatasi

threat

STRATEGI-WTMenciptakan strategi

yang memperkecil

weakness dan menghindari

threat

Dokumen terkait